Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

ORANG MERDEKA

Galatia 5:1-15
"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."  Galatia 5:13

Sebagai orang Kristen atau pengikut Kristus kita dituntut memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang di luar Tuhan, karena status kita adalah orang-orang percaya.  Sedangkan orang-orang di luar Tuhan tidak disebut sebagai orang percaya.  Apakah orang percaya hidup setali tiga uang dengan orang tidak percaya?  Tentu tidak.  Karena itu kita harus mempertanggungjawabkan 'status' istimewa ini.  Akankah kita menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja dan menjalani hidup ala kadarnya tanpa menyadari untuk apa kita dipanggil sebagai orang percaya?

     Rasul Paulus menegaskan bahwa kita ini adalah orang-orang yang merdeka, karena  "...Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan."  (Galatia 5:1).  Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawaNya di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita.  Melalui pengorbanNya kita diselamatkan, dilepaskan dari segala kutuk dosa dan bukan lagi menjadi hamba dosa,  "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."  (Roma 6:18).  Jadi ayat nas di atas jelas menyatakan bahwa kita dipanggil untuk merdeka.

     Apa arti merdeka?  Merdeka berarti bebas dari perhambaan, penjajahan;  terbebas dari tuntutan;  tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang atau pihak lain.  Berarti tidak terbelenggu oleh segala sesuatu yang menghamba atau memperbudak.  Dalam kata merdeka terkandung dua pengertian, yaitu merdeka secara de jure (hukum) dan merdeka secara de facto (nyata).  Contohnya adalah keberadaan negara kita ini yang secara de jure telah merdeka pada 17 Agustus 1945, tetapi secara de facto (kenyataannya) masyarakat Indonesia belum benar-benar merdeka, masih terjajah secara ekonomi sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin kian dalam, ketidakadilan di bidang hukum juga masih terjadi.  Pada saat seseorang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, secara de jure ia sudah dimerdekakan dari dosa.  Tapi secara de facto masih banyak orang percaya yang belum merdeka, masih saja terikat oleh berbagai macam keinginan daging.  Amin.
Share:

Adakah yang lebih berharga ?

Markus 14:1-7

Jika Anda sangat mengasihi seseorang, akankah Anda memberi sesuatu yang kurang berharga kepada dia? Tentu tidak. Lalu seberapa besar Anda mengasihi Kristus? Pernahkah Anda memberi sesuatu yang sangat berharga kepada Dia?

Sementara para pemimpin agama Yahudi merencanakan pembunuhan Yesus, di tempat lain Yesus menerima peng-hormatan. Penghormatan seperti apa? Seorang wanita mengurapi Yesus dengan menuangkan minyak narwastu murni ke atas kepala-Nya. Mengurapi kepala seorang tamu memang merupakan tanda penghormatan. Namun yang dipakai adalah minyak narwastu murni seharga 300 dinar. Nilai itu setara dengan upah seorang pekerja selama setahun. Betapa mahal! Walau demikian si wanita tidak memperhitungkannya. Apakah kita dapat menyebut tindakan si wanita sebagai pemborosan? Menurut beberapa orang disitu: ya (ayat 4). Mereka tidak melihat alasan yang masuk akal untuk pemborosan itu. Menurut mereka uangnya lebih baik diberikan kepada orang miskin. Lalu apa yang mendorong wanita itu mengorbankan minyak yang berharga demikian mahal? Ia menghormati dan mengasihi Yesus. Ia tidak peduli seberapa banyak yang harus dia korbankan untuk menunjukkan penghormatannya. Lantas bagaimana pendapat Yesus? Ia sangat menghargai tindakan wanita itu. Menurut Yesus, ia telah melakukan yang seharusnya (ayat 6-8). Maka selama Injil diberitakan, peristiwa ini akan selalu diingat (ayat 9).


Bila Anda ada disitu saat itu, bagaimana penilaian Anda terhadap si wanita? Samakah pendapat Anda dengan pendapat para murid? Kita perlu memahami bahwa jika seseorang menyadari keberdosaannya dan memahami anugerah Kristus yang telah mati bagi dia, ia pasti tidak akan lagi merasa bahwa sesuatu terlalu besar atau terlalu mahal untuk dipersembahkan pada Kristus (Mzm. 116:12). Ia tidak akan takut kehilangan segala sesuatu yang sebelumnya dianggap berharga, bila itu dipersembahkan bagi Kristus.

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah. Amin

Share:

Iman : Ucapan Syukur

Mazmur 136:1

Ucapan syukur terdengar sepele, mudah dan bahkan sangat mudah untuk diucapkan saat hidup kita berada dalam titik terbaik. Bahkan, ada yang sampai bersorak, berlari-lari kegirangan, melompat-lompat dengan nada lantang menyerukan ucapan syukur bahwasanya Tuhan itu baik. Tidak ada yang salah dengan semua ekspresi ini, dan memang seharusnya demikian. Akan tetapi, masih adakah sorakan ucapan syukur saat kita kehilangan pekerjaan, dilukai, terancam bahaya ,dan dilupakan?  Kalaupun masih ada, masih lantang dan berapi-apikah ucapan syukur kita? Perlukah mengucap syukur dan mengatakan Tuhan baik saat kita ada di titik terendah dalam hidup? Terlebih dalam badai pandemik Covid-19 ini? Lantas mengapa ucapan syukur begitu penting dan apa hubungannya dengan iman?.

Setiap kali mengucap syukur, kita tidak sedang berkata-kata untuk diri kita sendiri ataupun manusia lain. Ungkapan “trima kasih Tuhan”, “Tuhan Yesus baik”, “Tuhan Yesus penyembuh”, hanya “Tuhan satu-satunya penolong”, dan ungkapan syukur lainnya adalah bentuk pengagungan kita untuk Tuhan.  Tidak hanya itu, ketika kita mengucap syukur, terlebih dalam titik terendah, kita sebenarnya sedang menyediakan ruang bagi Tuhan di posisi pertama dan yang terutama mengatasi setiap permasalahan dan upaya-upaya mengandalkan kekuatan manusia kita. Hal ini turut menjelaskan apa yang dimaksud “Ibrani 11:1”  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.  Dasar menunjukan hal pertama, dan ucapan syukur adalah tindakan iman yang menjadikan Tuhan di posisi pertama melampaui segala yang ada ataupun terjadi  Selain itu, ucapan syukur juga menunjukan fokus kita, ke pada apa dan siapa mata kita tertuju. Kebenarannya adalah mata yang tertuju pada Tuhan, yang penuh kesempurnaan, mujizat, dan perbuatan dahsyat, hanya akan melahirkan kekaguman dan ucapan syukur bukan keluhan ataupun umpatan. Jika dikaitkan dengan “bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)” fokus dan mata yang tertuju kepada Tuhan akan membuahkan rasa percaya penuh, bukan setengah-setengah, yang memampukan kita melihat kesembuhan dalam kesakitan, sukacita di tengah badai dukacita, kelimpahan dalam kekurangan, lewat ucapan syukur. Alkitab mencatat, Tuhan tergerak oleh iman bukan kebutuhan. Dengan kata lain, jika ucapan syukur adalah bentuk iman, maka Tuhan juga tertarik dan tergerak oleh ucapan syukur kita.
Sedikit kisah saya : Pemotongan gaji semasa pandemik bukanlah hal yang mudah. Harus kuliah dengan berbagai kebutuhan dan kemungkinan ketidakcukupan, sulit rasanya untuk bersyukur jika bukan Tuhan yang menguatkan saya. Di sepanjang jalan selepas menerima keputusan, saya memutuskan untuk mengingat kebaikan Tuhan yang akhirnya membuat saya bersyukur bahwa saya masih sehat, bahwa saya masih bekerja dan masih digaji, bahwa Tuhan baik, Tuhan yang mencukupkan, dan setiap harinya saya bersyukur untuk apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Sakit? Iya karena daging saya menghendaki cacian dan umpatan. Tapi Roh Tuhan menguatkan saya untuk tetap bersyukur hingga akhirnya saya dipercayakan pekerjaan tambahan yang penghasilannya lebih dari separuh gaji yang hilang. Tidak hanya itu, saya juga tercatat sebagai penerima bantuan dari daerah saya. Seperti mimpi. Tapi itulah Tuhan, saat saya bersyukur, Ia sanggup kembalikan lebih dari yang hilang.
Bersyukurlah kepada Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!!
Amin
Share:

Kasih Allah Membuat Aku Bergembira

 (Mazmur 119:13-14)

 Kasih Allah Membuat Aku Bergembira
Ketika disiplin Allah kita mengerti sebagai perlindungan Allah untuk kita mencapai kebahagiaan seutuhnya.

Mazmur 1engan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kau ucapkan. Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.
 Mazmur 119: 13-14 

Tema besar dari Mazmur 119. Orang-orang yang berbahagia hidup berdasarkan hukum TUHAN. Setiap hal yang ada dalam diri kita selalu saja bertentangan dengan apa yang Allah mau, yaitu hukum-Nya. 
Mari kita belajar bahwa setiap hukum dan aturan yang Allah ada bukan karena Allah mau menekan kita. Justru Ia mau membuat kita bahagia, Allah jauh lebih tahu untuk apa kita berada di dunia ini. 
Sebelum kita lebih jauh, mari kita belajar motivasi Kekristen yang salah dan ini banyak diajarkan oleh para pengkotbah, “ayo lakukan kebaikan, maka kita akan diselamatkan, dan menerima berkat-berkatnya.” 
Saya akan jelaskan mengapa hukum Tuhan bila kita lakukan bukan agar Tuhan memberkati dan mengasihi kita lebih dari orang lain, hukum Tuhan bukan agar kita menjadi orang-orang yang sombong rohani. Dan ketika ada pengkotbah yang mengajarkan kepada Anda dengan melakukan hukum Tuhan maka Anda akan diberkati lebih lagi dan semua masalah Anda akan selesai semuanya. Itu motivasi yang salah dan hal itu bukan esensi Alkitab. 
Alkitab tidak mengajarkan itu. Meskipun Alkitab pada bagian yang lain merupakan motivasi.
Hukum Allah ada untuk melatih kita samakin mengasihi Allah, Allah sudah mengasihi kita bahkan waktu kita masih hidup dalam lumpur dosa. Ia bahkan karena kasih-Nya membebaskan kita dari lumpur itu, hukum Allah menolong kita untuk tidak kembali ke lumpur dosa. 
Jika Anda merasa tertekan karena hukum Allah maka kembalilah ke lumpur itu ceburkan diri Anda, dan nikmati penderitaan tanpa hadirat Allah. Allah tetap mengasihi, tetapi patanyaannya. Anda mau atau tidak Allah kasihi?
Kita mulai dari ayat 13, “dengan bibirku aku mengucapkan perintah-perintah-Mu.” Hal utama mengapa kita perlu melakukan hukum Allah adalah agar kita mengucapkan perintah-Nya, mengabarkan perintah itu kepada orang belum percaya. Perintah itu adalah kabar baik (Injil sebagai berita), Allah menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa-dosa kita semua, Yesus nama-Nya.
 Perintah Tuhan yang selalu kita kabarkan merupakan perintah yang sudah tertanam di hati kita. Perintah itu mengubahkan kita menjadi orang-orang yang bersukacita, bebas dari perbudakan dosa, perbuatan baik, dan perbuatan jahat.
Maka suatu sukacita kekal, ketika kita menyadari bahwa hukum Allah bukan untuk menekan kita melainkan menyelamatkan kita agar, karya keselamatan semakin nyata. Hukum itu menolong kita, memagari daging kita yang selalu saja ingin kembali ke perbudakan dosa, mikmati dosa-dosa yang berujung frustasi.
Hal terpenting sebelum kita mengucapkan hukum-hukum Allah, merupakan pengurapan dari Roh Kudus. Pribadi Allah inilah yang memampukan kita untuk semakin hari, semakin mengasihi Yesus, melakukan perintah-perintah-Nya merupakan sukacita. 
Setiap kegagalan akan selalu memacu kita untuk melihat kemuliaan Allah dan betapa berdosanya diri kita. Betapa tidak layaknya diri kita sebenarnya menerima kasih yang begitu tulus dan besar itu.
Suatu hal yang mustahil seorang percaya dapat bahagia secara utuh bila ia mengabaikan hukum Allah, bila ia melakukan segala sesuatu berdasarkan kemauannya sendiri. Itu mengapa begitu banyak di antara kita orang percaya merasa kering Rohani, kita sering secara sengaja mengabaikan Yesus dan hukum yang menahan kita untuk tidak kembali ke perbudakan dosa. “Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.” 

Maka seperti dalam ayat 14, mari kita selalu memandang pada Yesus, Yesus harta berharga kita. Dan Yesus tujuan kita, sukacita kita, melihat bagaimana Ia hidup. Padang pada karya salib-Nya kasih Allah dan keadilan Allah dinyatakan. 
Minta Roh Kudus mampukan kita untuk selalu hidup berdasarkan petunjuk Tuhan Yesus. Bukan l
Share:

Tuhan Memberi Kemenangan

Ulangan 20:4 – sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.

Pada masa-masa menjelang Bangsa Israel berperang untuk merebut Tanah Kanaan, Musa memberitahu Bangsa Isral mengenai hukum perang. Namun sebelum memaparkan hukum-hukum tersebut, Musa terlebih dahulu menguatkan hati orang Israel supaya mereka tidak takut atau gentar dalam menghadapi peperangan. Meskipun mereka bukanlah bangsa yang memiliki orang-orang terlatih dan berpengalaman dalam berperang. Akan tetapi mereka memiliki Tuhan yang senantiasa menyertai mereka dan dapat diandalkan. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa Allah mereka yang akan berperang dan memberikan kemenangan bagi mereka.
Pada saat ini kita harus selalu sadar bahwa kita sedang menghadapi peperangan rohani. Setiap saat iblis mencoba menjatuhkan kita ke dalam dosa melalui pencobaan. Sebagai orang percaya, kita harus menang atas godaan-godaan dosa tersebut. Akan tetapi ini bukanlah hal yang mudah. Manusia sangat lemah. Kita masih mudah jatuh di dalam dosa. Kita seringkali lebih suka menuruti keinginan daging. Oleh sebab itu kita tidak dapat mengandalkan diri kita sendiri. Kita harus memohon pertolongan Tuhan untuk menghadapi pencobaan. Hanya kuasa Tuhan yang sanggup mengalahkan kuasa dosa. Segala belenggu dosa apapun dapat dipatahkan oleh kuasa darah Yesus. Kristus telah memberikan kemenangan kepada setiap kita yang percaya.
Cara untuk mengandalkan pertolongan Tuhan adalah dengan senantiasa menghidupi Firman Allah. Kita harus memberikan waktu untuk merenungkan Firman Tuhan sehingga kita tahu kehendak Tuhan. Selanjutnya kita berkomitmen untuk hidup seturut kehendak Tuhan tersebut. Dalam suratnya, Yakobus berkata, “Karena itu tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu!” – Yakobus 4:7. Janganlah kita terbuai tipu muslihat iblis untuk menyerahkan tubuh kita ke dalam pencobaan, namun yakinlah bahwa kita bisa menaklukan keinginan dosa dengan pertolongan Tuhan.amin
Share:

BERKAT BAGI YANG TAAT

"Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya."  Amsal 10:22

Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya hidup kekurangan, Ia mau kita hidup kelimpahan  (keberkatan), karena  "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10b).  Kelimpahan bukan semata-mata berorientasi uang  (materi), namun mencakup segala aspek kehidupan ini.

     Tak bisa dipungkiri banyak orang Kristen suka sekali dengan ayat nas di atas karena berbicara tentang berkat!  Akan tetapi mereka seringkali mengartikan ayat ini sebagai alasan untuk tidak bekerja keras.  Ayat ini dipakai sebagai pembenaran bahwa seseorang tidak perlu bekerja keras karena tidak akan ada pengaruhnya dengan kelimpahan, karena Tuhanlah yang memberikan kelimpahan tersebut sehingga tidak perlu bekerja keras, bahkan pemazmur mengatakan:  "...
Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur."  (Mazmur 127:2).  Padahal tidak seperti itu!  Terjemahan bahasa Inggrisnya demikian:  "The blessing of the LORD makes one rich, And He adds no sorrow with it."  Artinya berkat Tuhan membuat seseorang menjadi kaya, dan Dia tidak menambahinya dengan kesusahan.  Kita benar-benar beroleh kesempatan menikmati kekayaan dari Tuhan tersebut.  Banyak orang kaya tidak dapat menikmati kekayaannya:  banyak masalah menimpa, sakit-penyakit, keluarga berantakan dan sebagainya.

     Yang harus diperhatikan adalah ada bagian yang Tuhan kerjakan, tetapi ada pula yang menjadi bagian kita.  Bagian Tuhan adalah memberkati kita, bagian kita adalah bekerja, menabur dan hidup seturut kehendak-Nya.  Mungkinkah kita menuai berkat jika kita sendiri tidak mau bekerja atau bermalas-malasan?  Kelimpahan  (berkat)  itu merupakan akibat dari suatu sebab.  Berkat disediakan Tuhan bagi orang-orang yang mau taat kepada-Nya!  "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:"  (Ulangan 28:1-2).

Kerjakan bagianmu, maka Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya! Amin
Share:

Taat pelayanan

“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3:8 ) 

Tuhan Yesus berkenan atas Jemaat yang menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan.
Tuhan tidak mementingkan hal apa pun yang lain termasuk jumlah anggota yang besar, gedung yang megah, harta kekayaan yang besar, pengaruh politik yang besar, potensi yang besar, uang yang berlimpah dan lain sebagainya.

Tuhan sendiri yang akan membuka peluang untuk memberitakan Injil bagi jemaat itu dan tidak ada kekuatan apa pun yang akan dapat menghalanginya.
Tuhan akan melindungi jemaat itu dari pencobaan yang bersifat global dan akan menghadapi pihak-pihak yang memusuhi jemaat itu. Tuhan akan menunjukkan kepada musuh-musuh jemaat itu bahwa Tuhan mengasihi jemaat-Nya.

Kebenaran ini seharusnya mendorong kita pengikut Kristus untuk menuruti firman Tuhan dan meninggikan nama Tuhan dalam setiap kegiatan kita sebagai persekutuan orang percaya di setiap tempat dan dalam segala keadaan.
Kita harus tetap hidup dalam ajaran yang benar, dalam kasih, dalam kekudusan dan memberitakan Injil sesuai peluang yang dibukakan Tuhan.

Kita harus meninggikan nama Tuhan Yesus saja dan bukan nama atau denominasi gereja kita. Semua gereja adalah gereja Tuhan Yesus yang bersekutu di lingkungan tertentu setempat di seluruh dunia.
Kita semua adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus, bukan pengikut tokoh, organisasi atau denominasi tertentu.
Hidup beriman kita hanya bergantung pada dan tergantung dari Tuhan Yesus bukan bergantung pada apa pun yang lain.
Urusan kita pengikut Kristus adalah melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus setiap saat dan dalam segala situasi yang Tuhan buat terjadi.
Dengan demikian kita sungguh-sungguh menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan.
Roh Kudus akan memimpin kita dengan menciptakan situasi yang diperlukan agar kita memberitakan Injil, kabar baik kepada semua orang yang Tuhan kehendaki mendengarkannya.
Tuhan juga yang akan menarik hati orang datang kepada-Nya dan diselamatkan. Segala rekayasa psikologis atau agamawi untuk menarik orang datang kepada Tuhan adalah perbuatan daging yang tidak berguna. Orang bisa bolak balik pindah agama tetapi tidak selamat jiwanya.
Kita harus bergantung penuh pada pimpinan Roh Kudus. Ketergantungan itu kita tunjukkan dengan sikap hati yang “mogok kegiatan” yakni kita tidak melakukan kegiatan kalau bukan Roh Kudus yang memimpin kita melakukan kegiatan itu.amin
Share:

JANGAN MALAS, JADILAH ORANG YANG RAJIN !

Amsal 10

"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."  Amsal 10:4

Adakah kita menemukan orang yang malas dan lamban berhasil dalam hidupnya?  Mustahil bila ada.  Alkitab jelas menyatakan bahwa  "Tangan yang lamban membuat miskin,..."  Tidak hanya itu,  "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar."  (Amsal 19:15), bahkan Alkitab mengkategorikan orang yang malas sebagai perusak.  Tertulis:  "Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak."  (Amsal 18:9).  Di mana pun berada, baik itu di kantor, di sekolah, di rumah, di gereja atau pelayanan, seorang pemalas hanya akan menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain.  Itulah sebabnya firman Tuhan menasihatkan agar kita mau belajar dari kebiasaan semut.  "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panewn.  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?  Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?  'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring' - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekuarangn seperti orang bersenjata."  (Amsal 6:6-11).
     Seorang pemalas biasanya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sehingga pekerjaannya kian menumpuk.  Prinsip mereka:  "Besok masih ada waktu, sekarang santai dulu saja!"  Orang yang lamban dan pemalas selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada seperti yang diperbuat oleh orang yang menerima satu talenta, sehingga tuannya menjadi sangat marah:  "Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,...Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."  (Matius 25:26, 30).  Jadi kemalasan dapat dikategorikan sebagai kejahatan.  Langkah untuk mengalahkan kemalasan adalah keharusan hidup disiplin dan bekerja lebih keras lagi.
     Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan!  Maka belajarlah menggunakan waktu sebaik mungkin, jangan lagi menunda-nunda mengerjakan tugas yang ada supaya tidak semakin menumpuk.  Kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan.amin
Share:

Kencan Dengan Tuhan

Amsal 21:13 
Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” 

Melakukan sesuatu untuk menolong orang lemah bukanlah perkara mudah. Kesulitan itu sebenarnya tidak terletak pada kemampuan jasmani, apalagi untuk orang yang memunyai banyak harta benda. Kesulitan itu terletak pada motivasi untuk menolong, sebab menolong orang lemah, kecil kemungkinan untuk mendapatkan balas jasa darinya. Inilah yang membuat seseorang tergoda untuk terus mengabaikan orang lemah. Ingatlah, Allah yang empunya mereka adalah Allah yang sama yang mengizinkan kita memiliki harta benda. Jika kita tidak memerhatikan orang lemah, suatu ketika saat kita mengalami hal yang sama dengan mereka, maka Allah tidak akan menolong kita, seperti tertulis dalam Amsal 21:13: “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” Oleh sebab itu, sekalipun motivasi kita bukan untuk mendapat upah dari Allah, memerhatikan orang lemah merupakan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Tuhan yang sudah lebih dulu ditolong oleh Allah. Mari kita lihat di sekitar kita, siapa yang dapat kita tolong. Tuhan memberkati. Doa: Yesus, penuhilah aku dengan roh belas kasihMu, agar aku dapat tergerak untuk melakukan suatu tindakan untuk menolong mereka yang lemah dan menderita sebagaimana Engkau telah lebih dulu mengasihi dan menolong aku. Yesus, jadikanlah hatiku seperti hatiMu. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.