Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Teladan dari sang Hamba

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Yohanes 13:1-20
Sebuah peribahasa “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan 
belang, manusia mati meninggalkan nama” adalah sebuah peribahasa yang kita ketahui. 
Peribahasa ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap kali hal baik atau perbuatan baik 
yang kita lakukan akan diingat oleh orang yang pernah berinteraksi dengan kita. Bukan 
hanya hal baik, tetapi juga hal buruk yang kita pernah perbuat. Sebagai seorang guru, Yesus 
telah meninggalkan sebuah teladan yang baik ketika Ia membasuh kaki para murid-Nya. 
Pembasuhan kaki pada waktu itu adalah sebuah kegiatan yang umum dilakukan oleh 
setiap orang Israel pada waktu itu. Hal ini dilakukan karena orang-orang Israel, seperti 
semua orang-orang Timur lainnya, tidak menggunakan sepatu tertutup dalam aktivitas 
mereka melainkan memakai sandal. Bahkan, mereka terbiasa untuk berjalan di rumah 
tanpa menggunakan alas khaki. Oleh karena itu ketika orang Israel diundang untuk 
menghadiri sebuah perjamuan atau pesta, maka tugas pertama dari tuan rumah untuk 
memberikan air kepada tamu-tamu undangannya untuk mencuci kakinya (Kej. 18:4, 19:2, 
24:32; Hak. 19:21). Ketika si tuan rumah tidak menyediakan air cuci untuk mencuci kaki, ini 
adalah pertanda tidak bersahabat.
Pembasuhan kaki dari para tamu tidak dilakukan oleh Sang tuan rumah. Ia dapat 
meminta budaknya untuk membasuh khaki para tamu yang datang pada perjamuan atau 
pesta yang diadakan. Sebuah kegiatan yang “umum” menjadi istimewa karena dilakukan 
dalam kondisi yang tidak umum. Yesus yang menjadi guru seharusnya tidak melakukan 
pembasuhan itu, mengingat Ia bukanlah seorang budak. Kaki-Nya yang seharusnya dicuci 
oleh para murid, tapi Ia yang mencuci kaki para murid-Nya. Kisah pembasuhan kaki yang 
dilakukan oleh Yesus tidak hanya dilihat sebagai sebuah kisah yang menunjukkan 
kerendahan hati dari Tuhan Yesus semata, namun kisah ini bertujuan untuk mengajak para 
pembaca kitab Yohanes melihat Yesus sebagai korban yang akan mati di atas kayu salib 
untuk menebus dosa umat manusia. 
Hari ini, ketika kita merenungkan akan kisah mengenai pembasuhan kaki yang 
dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya, apa yang menjadi refleksi bagi diri 
kita. Ketika kita mengikut Tuhan dan melayani-Nya, apa yang telah kita “korbankan” bagi 
diri-Nya? Waktu, tenaga, pikiran, uang, apa lagi? Pengorbanan yang kita lakukan bukanlah 
sesuatu yang layak untuk dipuji melainkan adalah sebuah keharusan yang kita lakukan 
karena kita adalah murid-murid-Nya.

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

BERIBADAH BERARTI MENGINGAT KEBAIKAN ALLAH

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Imamat 23:1-8

“... tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus ....” (Im. 23:3)

Kesan saya saat pertama kali membaca Kitab Imamat adalah membosankan. Isinya hanya peraturan disertai larangan. Tidak menarik sama sekali! Namun, seiring berjalannya waktu, penilaian saya berubah. Judul kitab ini dalam bahasa Ibrani terdiri dari satu kata yang berarti “Ia memanggil”. Dalam bahasa Latin, kata itu menjadi Leviticus. Jika membaca Kitab Imamat, ingatlah akan “panggilan” yang merupakan isi dan jiwa dari kitab ini.

Imamat 23 berisi tentang hari-hari raya. Hari-hari raya tersebut ditetapkan oleh Tuhan sebagai waktu pertemuan kudus (Im. 23:2). Apa waktu-waktu perayaan yang ditetapkan? Pada ayat 3 disebutkan, “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat ….” Mengapa ada hari-hari raya yang ditetapkan? Jawabannya ada pada Imamat 22:32–33, “... sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu ... supaya Aku menjadi Allahmu; Akulah TUHAN.” Penetapan hari raya haruslah ditempatkan dalam pemaknaan bahwa Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari Mesir adalah Allah mereka sehingga mereka perlu memaknai jati diri sebagai umat. Mereka harus menetapkan waktu yang khusus yang dikuduskan bagi mereka untuk bertemu dan berkumpul. Hari mereka bertemu dan berkumpul menjadi hari pertemuan kudus untuk beribadah.

Jemaat yang terkasih..sebagai bagian dari persekutuan, kita perlu mengkhususkan waktu berkumpul, bertemu dengan sesama dalam persekutuan. Kesibukan dengan pekerjaan jangan menjadikan kita melupakan waktu kita untuk bersekutu. Dalam bersekutu kita mengingat akan rahmat kebaikan Allah.

1. Apa yang mendasari orang Israel menetapkan waktu sabat bagi mereka beribadah?
2. Apa yang mendasari kita mengkhususkan waktu beribadah bersama?

Pokok Doa: Mengkhususkan waktu beribadah bersama saudara dalam persekutuan.


Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Kebutuhan akan juru selamat

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

 Efesus 2:1 10

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran pelanggaran dan dosa dosamu.
Efesus 2:1

Pengikut Kristus tahu pentingnya diselamatkan, itulah sebabnya Rasul Paulus berkata, Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran pelanggaran dan dosa dosamu. Jemaat Efesus diajarkan bagaimana mereka bisa diselamatkan dan hidup di dalam keselamatan, serta apa tujuan setelah mereka diselamatkan. Namun, dunia tidak melihat perlunya penyelamatan oleh Juruselamat karena kebanyakan dari mereka berpikir bahwa keselamatan diperoleh karena amal dan perbuatan baik. Bahkan mereka yang lebih ekstrim percaya bahwa dengan membela agama, mereka akan diselamatkan. Padahal sesungguhnya Allah sejati tidak butuh pembela, justru Allah yang membela umat Nya.

Sebagian besar orang tidak menyadari perlunya Tuhan yang menyelamatkan lebih daripada usaha pribadi. Mereka sesungguhnya tidak memiliki hubungan pribadi dengan Allah Bapa melalui Anak Nya Yesus. Keadaan ini membuat kondisi mereka:

Mati secara rohani. Kematian rohani pertama kali terjadi di Taman Eden. Ketidaktaatan memutuskan hubungan Adam dan Hawa dengan Tuhan dan menyebabkan semua keturunan mereka termasuk kita, terpisah dari Allah (Rm. 5:12). Artinya, kita dilahirkan sebagai orang yang membutuhkan kehidupan baru. Sayangnya, mereka yang menolak Yesus sebagai Juruselamat di akhir zaman akan mengalami kematian lagi ketika mereka dibuang dari Tuhan (Mat. 25:41; Why. 20:14).

Hidup dalam dosa. Sifat kita adalah memberontak melawan Tuhan. Inilah dosa. Berkali kali kita memilih apa yang menyenangkan diri, bukan Dia, dan segala upaya yang kita lakukan untuk membebaskan diri dari dosa adalah sia sia (Yoh. 8:34).

Di bawah murka Ilahi. Manusia berdosa tidak memiliki apa pun yang dapat diterima untuk dipersembahkan kepada Allah yang kudus. Tidak ada cara untuk mendapatkan persetujuan Nya dan lolos dari hukuman.

Meskipun dosa dosa kita layak mendapatkan murka Nya, Tuhan membuat jalan bagi kita untuk menghindari murka Nya. Tuhan menyediakan Juruselamat supaya setiap orang yang percaya kepada Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Karena itu saudaraku, marilah kita memperkenalkan orang pada Sang Juruselamat dan memberitahukan kepada mereka bahwa kita tidak sanggup menyelamatkan diri sendiri.

Salam butuh Juruselamat.

Refleksi diri:

Apakah Anda pernah/sedang berada dalam salah satu kondisi yang disebutkan di atas? Sudahkah Anda menerima keselamatan dari Yesus?

Siapa orang yang kepadanya Anda ingin perkenalkan mengenai Yesus?


Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Memandang Kerapuhan

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Lukas 22:54-62 

Akhirnya, Kristus ditangkap. Petrus mengikuti dari jauh. Ada rasa takut dan khawatir yang menggelayuti hatinya. Tiga kali orang mengenalinya sebagai pengikut Kristus, tiga kali pula ia menyangkal. Begitu penyangkalan ketiga diucapkan, seketika itu juga ayam berkokok tiga kali, seperti yang pernah Kristus katakan. Pada saat itu pula berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Hancurlah hati Petrus mengingat kata-kata pongahnya dan apa yang pernah Sang Guru ucapkan. Ia pun keluar dan menangis dengan amat sedih.

Dari keempat Injil, hanya Injil Lukas yang menulis bahwa Kristus memandang Petrus. Pandangan mata itu seketika membuat Petrus sadar akan kerapuhan dan penyesalannya (61-62). Pandangan itu mengingatkannya betapa Tuhan sudah memberi tahu tentang kerapuhan yang akan muncul di tengah kondisi sulit yang akan ia hadapi. Tatapan itu membuatnya sadar bahwa bersumpah jauh lebih mudah daripada menepatinya. Tatapan itu sangat menohok hatinya agar belajar tidak sesumbar lagi di masa yang akan datang. Tatapan mata Kristus itu menolong Petrus dan juga kita di masa kini untuk mampu memandang kerapuhan di dalam diri kita. Inilah yang kemudian kita jadikan titik balik dalam hidup, tepatnya titik balik dari arogansi menjadi kerendahan hati, agar kita menerima dan mengakui kerapuhan diri serta hidup dengan lebih baik dan bijak.

Dalam hidup ini Tuhan selalu berkenan memandang kerapuhan diri dan hidup kita melalui berbagai peristiwa agar kita mampu memandang, menerima, dan mengakui kerapuhan diri kita. Berbagai masalah dalam kesehatan, keuangan, pekerjaan, dan studi, juga masalah yang muncul dari orang-orang terdekat kita, sering menjadi cara Tuhan memandang kita. Tujuannya adalah agar kita mampu melihat kerapuhan diri dan hidup kita, lalu bertobat di hadapan Tuhan.

Tatapan mata Kristus itu juga adalah tatapan mata penuh belas kasih. Tatapan itu tidak hanya mengingatkan kita, tetapi juga menawarkan belas kasih untuk menolong kita. Mari kita buka hati kita agar terbuka bagi tatapan mata Tuhan atas kerapuhan kita. [MTH]


Pokok Doa:
Mohon agar Tuhan memenuhi kita dengan kebaikan, kasih, dan penghormatan terhadap Tuhan serta sesama.

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Di Selamatkan Untuk Berbuah

Halllo gimana kabar Bpk ibu jemàat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Titus 2:11 15

yang telah menyerahkan diri Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri Nya suatu umat, kepunyaan Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Titus 2:14

Pernahkah Anda bertanya: apa tujuan Tuhan menyelamatkan Anda? Apakah hanya sekadar terbebas dari kematian kekal di neraka dan bisa masuk sorga? Ataukah hanya untuk menikmati semua berkat jasmani dan rohani di sorga? Pada ayat 13 14, Paulus menjelaskan tujuan Allah menyelamatkan kita, yaitu untuk menguduskan bagi diri Nya suatu umat, kepunyaan Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Kata berbuat baik atau pekerjaan baik diulangi sebanyak empat kali (2:14; 3:1, 8, 14). Ini menjadi penekanan Paulus bahwa keselamatan mempunyai arti praktis, yaitu tidak hanya berbalik dari cara hidup yang lama (bertobat), tetapi juga beriman, hidup benar, dan rajin berbuat baik. Misalnya dalam hal mematuhi pemerintah, yaitu dengan taat membayar pajak, memiliki sikap sebagai pembawa damai, atau saling menolong di tengah lingkungan kita berada (3:1 14).

Pertanyaan selanjutnya adalah apa tujuan kita berbuat baik? Pertama, untuk memuliakan Allah. Paulus menulis, dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, (ay. 10). Yesus berkata, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Mat. 5:16). Hendaklah hidup kita memancarkan kemuliaan Allah sehingga orang orang memuji Allah, serta menjadi percaya kepada Nya.

Kedua, berbuat baik merupakan bukti keselamatan, bukan untuk Mendapatkan keselamatan. Kita diselamatkan hanya oleh anugerah Allah (2:11; 3:5; Ef. 2:8 9). Namun, Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati, (Yak. 2:17b). Jadi, iman sejati itu pasti menghasilkan perbuatan baik, bukan sebaliknya.

Keselamatan yang sudah kita terima adalah anugerah yang sangat mahal karena dibayar dengan pengorbanan Yesus. Karena itu, marilah kita melakukan pekerjaan pekerjaan baik dan menjadikannya sebagai gaya hidup setiap hari. Saat ini, ada banyak orang hidup dalam kesusahan, keputusasaan, ketakutan, dan kebingungan. Mereka membutuhkan Kristus sebagai jawaban atas dosa dan pergumulan mereka. Mari kita luangkan waktu untuk mendoakan, membantu dan menceritakan Injil kepada mereka.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah menerima anugerah keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus?

Apa pekerjaan baik yang sudah Anda lakukan sebagai respons terhadap pengorbanan Kristus bagi Anda?

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

TEKUN MENANTI PERTOLONGAN TUHAN

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Mazmur 126
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. (Mzm. 126:5)
Era teknologi yang menyediakan beragam kemudahan dan kecepatan telah memberi dampak positif bagi banyak orang. Dengan mudah kita mendapatkan informasi, berbelanja, bepergian, dan sebagainya. Namun, kita juga tidak dapat menyangkal adanya dampak negatif dari teknologi. Kecepatan dan kemudahan yang diberikan oleh teknologi telah membentuk cara berpikir dan bertindak dari para pengguna teknologi. Tidak sedikit orang merasa sulit untuk berproses demi meraih sesuatu yang diinginkan. Mengapa enggan berproses? Sebab, berproses mengandaikan seseorang bersedia untuk bertekun sehingga tidak menuntut hasil yang cepat.

Kesediaan bertekun, tidak menyerah, dan terus berdoa walau berada di tengah penderitaan adalah pesan penting yang ditekankan oleh pemazmur. Dalam Mazmur 126 digambarkan keyakinan umat Israel atas pertolongan Tuhan yang membawa mereka pulang dari pembuangan di Babel. Keyakinan iman umat Israel berangkat dari ingatan bahwa Tuhan menyertai umat. Karena itu, umat meyakini bahwa harapan mereka akan membuahkan kebahagiaan. Mereka tidak berputus asa. Mereka berpengharapan bahwa Tuhan akan melepaskan mereka dari belenggu.
Saudaraku yang terksih, realitas dunia yang kita hidupi tidak selalu tampak indah. Realitas dunia yang kita hidupi justru menghadirkan rupa-rupa persoalan, termasuk ketidakadilan di dalamnya. Walau demikian, sejarah dunia selalu membuktikan bahwa Tuhan selalu beserta dengan orang-orang yang bertekun dan tidak berhenti berharap di dalam doa kepada Tuhan.
1. Bagaimana umat Israel menyikapi penderitaan?
2. Apa yang menjadi kendala dalam bertekun dan menanti pertolongan Tuhan?

Pokok Doa: Pantang menyerah dan tekun menanti pertolongan Tuhan.



Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Bukan Kebetulan

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Mazmur 74:12 17

Engkaulah yang menetapkan segala batas bumi, musim kemarau dan musim hujan Engkaulah yang membuat Nya.
Mazmur 74:17

Tahun lalu semasa pandemi, banyak jemaat yang merasa tskut dan kuatir sehingga banyak yang  mengadu kepada saya dan minta didoakan. Situasi dan kondisi yang tak karuan telah membuat banyak orang mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Berita tentang  desa dan kabupaten yang merah setiap hari bahkan  yang masuk zona hitam dan rekor angka tembus puluhan ribu yang terjangkit positif Covid dalam sehari, membuat kita semua khawatir dan ketar ketir. 

Terkadang ada orang bertanya kepada saya, Bagaimana cara  menghadapi situasi sulit ini? Saya selalu jawab, Datang kepada Tuhan Yesus, baca firman Tuhan, dan bicara dengan Nya. Di dalam Yesus ada pengharapan dan kekuatan., firman. Firman Tuhan selalu baru setiap pagi. Nggak percaya? Pagi ini Tuhan menyapa kita dengan Mazmur 74:17. Simpan ayat ini di dalam hati dan cobalah memikirkannya kembali: Tuhan tahu batasnya karena Dia lah yang menetapkan.

Kalau Bapak, Ibu, Saudara, anak anak kita mengalami masa pandemi Covid 19, apakah itu kebetulan saja? Apakah Tuhan nggak sengaja menempatkan Anda pada situasi tersebut? Setiap musim ada kesusahannya masing masing tapi tidak selamanya. Semua ada batasnya, ada masanya, ada waktunya. Memang situasi dan kondisi pandemi yang lalu berat, ada yang sembrono, ada yang parno, dan ada juga yang masa bodoh. Tapi ingat, tidak kebetulan Anda dan saya hidup di zaman ini. Tuhan selalu hadir di setiap zaman. Tuhan tahu batas kekuatan Anda. Jalani, jangan malah frustrasi dan membiarkan diri dikuasai emosi.

Mari ingat selalu Tuhan Allah Bapa kita. Andalkan Dia Sang Penguasa Zaman. Tuhan menolong Daud hadapi Goliat. Tuhan menolong Daniel hadapi singa. Tuhan menolong janda miskin dan anaknya. Dan semua itu ada pada zamannya. Tuhan yang sama juga hadir menolong teman teman dan saya mengarungi pandemi ini.

Refleksi diri:

Apa rencana baik yang Tuhan Yesus rancangkan di balik situasi pandemi yang Anda telah lalui?

Bagaimana Tuhan menolong Anda melewati waktu ke waktu? Apa hikmat yang Anda dapatkan melalui penyertaan Nya?

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

TEKUN MENANTI PERTOLONGAN TUHAN

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Mazmur 126
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. (Mzm. 126:5)
Era teknologi yang menyediakan beragam kemudahan dan kecepatan telah memberi dampak positif bagi banyak orang. Dengan mudah kita mendapatkan informasi, berbelanja, bepergian, dan sebagainya. Namun, kita juga tidak dapat menyangkal adanya dampak negatif dari teknologi. Kecepatan dan kemudahan yang diberikan oleh teknologi telah membentuk cara berpikir dan bertindak dari para pengguna teknologi. Tidak sedikit orang merasa sulit untuk berproses demi meraih sesuatu yang diinginkan. Mengapa enggan berproses? Sebab, berproses mengandaikan seseorang bersedia untuk bertekun sehingga tidak menuntut hasil yang cepat.
Kesediaan bertekun, tidak menyerah, dan terus berdoa walau berada di tengah penderitaan adalah pesan penting yang ditekankan oleh pemazmur. Dalam Mazmur 126 digambarkan keyakinan umat Israel atas pertolongan Tuhan yang membawa mereka pulang dari pembuangan di Babel. Keyakinan iman umat Israel berangkat dari ingatan bahwa Tuhan menyertai umat. Karena itu, umat meyakini bahwa harapan mereka akan membuahkan kebahagiaan. Mereka tidak berputus asa. Mereka berpengharapan bahwa Tuhan akan melepaskan mereka dari belenggu.
Saudara yang Ter kasih dalam kristus. 
realitas dunia yang kita hidupi tidak selalu tampak indah. Realitas dunia yang kita hidupi justru menghadirkan rupa-rupa persoalan, termasuk ketidakadilan di dalamnya. Walau demikian, sejarah dunia selalu membuktikan bahwa Tuhan selalu beserta dengan orang-orang yang bertekun dan tidak berhenti berharap di dalam doa kepada Tuhan.
1. Bagaimana umat Israel menyikapi penderitaan?
2. Apa yang menjadi kendala dalam bertekun dan menanti pertolongan Tuhan?
Pokok Doa: Pantang menyerah dan tekun menanti pertolongan Tuhan.

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Pelanggaran

Halllo gimana kabar Bpk ibu jemaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini


Amsal 28:13

Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Amsal 28:13

Adolf Eichmann adalah salah seorang perwira Nazi di zaman Perang Dunia ke 2 yang sangat berperan terhadap tewasnya orang orang Yahudi di kamp konsentrasi. Singkat cerita sesudah Jerman kalah, ia melarikan diri, mengganti namanya, hidup sederhana, bahkan pindah negara agar tidak ada orang yang bisa menangkapnya. Namun, badan inteligen Israel tidak tinggal diam. Mereka terus mencarinya, sampai Adolf ditangkap dan diadili di tahun 1961 dengan vonis hukuman mati karena kejahatan terhadap kemanusiaan. Adolf sekalipun berusaha menyembunyikan dirinya akhirnya tertangkap dan dihukum.

Demikian pula manusia di hadapan Tuhan. Kita tidak bisa menyembunyikan diri dari pelanggaran pelanggaran kita yang tampak jelas di hadapan Tuhan. Firman Tuhan mengatakan, Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (Ams. 28:13). Menarik karena dikatakan menyembunyikan pelanggaran akan tidak beruntung. Bukankah kalau menyembunyikan berarti tidak ada yang tahu? Mengapa hasilnya menjadi tidak beruntung? Jangan lupa sekalipun kita berusaha menutupi pelanggaran kita tetapi Tuhan tetap tahu.

Hidup orang yang menyembunyikan pelanggaran bisa dua macam. Pertama, orang yang memang hidupnya tidak percaya Tuhan Yesus dan tetap hidup dalam dosanya. Akhir hidupnya akan berada pada kebinasaan. Kedua, orang yang sudah percaya Tuhan Yesus. Orang percaya masih mungkin jatuh ke dalam dosa dan itu situasi yang paling tidak mengenakkan. Mungkin kita tetap berusaha untuk tampil baik di depan orang, menambah waktu pelayanan, untuk bisa mendapatkan damai. Namun, jika kita tidak bertobat, hidup tidak menjadi tenang.

Maka Amsal mengatakan tetapi siapa mengakui pelanggarannya dan meninggalkannya akan disayangi. Ini jalan keluar pertama dari hukuman dosa, yaitu mengakuinya. Jangan berdalih lagi dari hadapan Tuhan. Kedua, meninggalkannya. Tindakan ini satu paket dengan mengakui. Mengakui tetapi tidak pernah punya niat meninggalkannya, sama saja bohong. Meninggalkan perlu pertolongan Tuhan, memang tidak mudah. Kita tidak berdaya untuk membebaskan diri dari belenggu dosa maka Kristus yang menebus kita. Saat kita menjadi anak Tuhan kita tidak mau kembali lagi melakukan dosa yang sama. Ingat mengakui dan meninggalkan adalah satu paket pertobatan.

Refleksi diri:

Apa dosa pelanggaran yang selama ini membelenggu Anda?

Apa komitmen Anda untuk meninggalkan dosa tersebut? Sudahkah Anda meminta pertolongan Tuhan untuk melepaskannya?

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.