Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Disalibkan Bersama Kristus

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini

Galatia 2:15 21

Aku telah disalibkan dengan Kristus, dan bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku 
Galatia 2:20 (terj. NET)

Ketika Kristus mati di kayu salib, pekerjaan keselamatan telah usai dan Kristus menyediakan akses bagi semua orang percaya untuk masuk ke hadirat Allah yang kudus.

Selanjutnya hidup kita akan dipenuhi damai sejahtera, sukacita, panjang sabar, dll. Jika tidak ada, mungkin saja kita keluar dari persekutuan atau belum masuk ke dalam relasi yang hidup dengan Tuhan karena belum sungguh percaya kepada Nya. Kita harus menghabiskan waktu di hadirat Nya setiap hari. Sangat mudah untuk mengarahkan pikiran kita pada seribu hal yang baik tetapi tidak kepada Kristus.

Ketika Kristus meminta kita untuk datang dan mengikuti, Dia meminta kita untuk datang dan mati, kata Bonhoeffer. Maksudnya, jika seseorang sungguh percaya kepada Tuhan Yesus dan mau sungguh mengikuti Nya maka perlahan namun pasti, dengan perjuangan yang rajin dan konsisten, akan menaklukkan diri sendiri dengan segala keangkuhan dan karakter dosa, berganti menjadi orang yang menampilkan buah buah roh dalam hidupnya. Yang Kristus minta dari kita adalah sangkal diri, pikul salib, dan ikut Dia. Ini syarat sebagai orang Kristen yang sungguh sungguh.

Coba lihat para pemimpin gereja, apakah mereka cukup rendah hati, cukup sabar, cukup adil? Apakah mereka sungguh hidup bersama Kristus dan bergaul erat dengan firman Tuhan? Apakah mereka menjadi teladan bagi orang percaya? Ataukah memimpin gereja seperti memimpin perusahaan? Apakah mereka mengurus pelayanan misi tetapi dalam setahun belum pernah memberitakan Injil dengan tekun dan rajin? Jika mereka dihormati karena kekayaan dan menggunakannya untuk membuat orang lain hormat, serta melayani misi tanpa sendirinya terlibat dalam misi penginjilan secara langsung, ini membuktikan bahwa mereka sedang membangun kesombongan dan belum menjadi orang Kristen yang sungguh bertobat.

Ketika kita disalibkan dengan Kristus, kita membiarkan Dia menanggalkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk memiliki persekutuan yang intim dengan Nya dan menjadi alat kesaksian demi nama Nya. Mari saudaraku, apa pun yang menghalangi kita untuk mengikuti kepenuhan hidup Nya perlu dipakukan di kayu salib setiap hari. Jika Anda belum pernah melakukannya, Anda harus melakukannya sekarang juga.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah memercayai anugerah keselamatan Nya di kayu salib dan memaku segala kesombongan pribadi Anda di kayu salib Nya?

Bagaimana Anda akan membangun relasi yang hidup dengan Yesus setiap harinya?

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Ekspresi yang Niscaya

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini

Lukas 24:50-53 

Niscaya adalah satu hal yang pasti terjadi. Misalnya, jika seseorang menabung uang sebesar seratus ribu rupiah per hari secara konsisten, maka dalam satu bulan niscaya ia mengumpulkan tiga juta rupiah. Juga, jika seseorang selalu berbuat baik, niscaya banyak orang yang menyukainya.

Dalam kekristenan, kita juga mengenal konsep keniscayaan ini. Misalnya, jika seseorang mengasihi Tuhan, niscaya dia akan menaati firman Tuhan. Keniscayaan akan mendapat respons yang spontan dalam bentuk ekspresi.

Dalam perikop ini, kita bisa melihat ekspresi para murid. Ketika Tuhan Yesus hendak naik ke surga, Tuhan Yesus memberkati mereka (50). Ketika mereka diberkati, respons mereka adalah sujud menyembah kepada Tuhan (52), menjadi penuh sukacita (52), senantiasa berada di dalam Bait Allah (53), dan senantiasa memuliakan Allah (53).

Dalam banyak kesempatan, kita mungkin sudah mendengar perkataan: "Orang yang mengasihi Tuhan dapat dilihat dari buahnya." Artinya, seberapa pun hebatnya kita mengatakan kita mengasihi Tuhan, tetapi jika tidak ada ekspresi yang selaras dengan apa yang kita ucapkan, maka kita belum mengasihi Tuhan. Ekspresi dari murid-murid muncul dengan tidak dibuat-buat. Artinya, ekspresi tersebut muncul secara niscaya. Pasalnya, mereka telah mengalami peristiwa yang luar biasa bersama Tuhan dan mereka mengasihi-Nya. Gambaran ekspresi ini juga menjadi ekspresi jemaat mula-mula dan Gereja di sepanjang zaman.

Jika kita mengaku bahwa kita diberkati oleh Tuhan, maka ekspresi yang ditunjukkan oleh murid-murid juga seharusnya menjadi ekspresi kita sekarang. Kita akan menjadi pribadi yang senantiasa menyembah Tuhan, dipenuhi sukacita, rindu beribadah, dan senantiasa memuliakan Tuhan. Jika belum, kita harus meminta kepada Tuhan dalam doa, supaya kita mengalami dan mengenal Tuhan. Pengenalan yang baik menuntun kita kepada ekspresi-ekspresi tersebut dengan niscaya, bukan ekspresi kemunafikan yang dibuat-buat agar terlihat baik di depan manusia. 


Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Diyakinkan untuk Meyakinkan

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini

Lukas 24:36-49 

Untuk melakukan sebuah hal besar, kita membutuhkan kepercayaan diri. Untuk mendapatkan kepercayaan diri, terkadang kita membutuhkan dukungan pihak lain. Itu bukan karena kita tidak mampu, melainkan karena kita membutuhkan konfirmasi agar yakin untuk melangkah.

Murid-murid telah kehilangan harapan setelah kematian Yesus. Pasalnya, Yesus, Sang Guru yang mereka kasihi serta jaminan dan harapan mereka, telah mati. Selama mereka bersama dengan Yesus ada jaminan keamanan dan harapan. Oleh karena itu, perginya Sang Guru berarti kandasnya harapan. Karena itulah, pascakebangkitan-Nya, Tuhan Yesus tidak langsung naik ke surga. Dia menggunakan waktu selama 40 hari untuk berada bersama-sama dengan para murid-Nya, agar mereka dikuatkan dan diyakinkan kembali.

Hilangnya semangat tersebut terlihat dari ekspresi para murid ketika Tuhan Yesus mendatangi mereka. Ketika mereka terkejut terhadap kedatangan Tuhan Yesus dan menyangka Yesus sebagai hantu, Yesus menyuruh mereka untuk meraba bekas luka pada kaki dan tangan-Nya, karena hantu tidak mempunyai daging dan tulang (37, 39). Setelah itu, Tuhan Yesus makan ikan goreng bersama mereka (43), membuka pikiran mereka untuk memahami kitab suci (45), juga meyakinkan mereka untuk menjadi saksi dengan jaminan janji penyertaan Roh Kudus (48-49).

Kehilangan keyakinan dan semangat sangat manusiawi. Akan tetapi, Allah tidak membiarkan hal tersebut terjadi terus-menerus. Dialah yang akan turun tangan sendiri untuk memberikan pengertian. Pasalnya, para muridlah yang akan menjadi agen-agen Kerajaan Allah. Merekalah yang akan menjadi penyambung lidah Allah. Karena itu, mereka harus terlebih dahulu diyakinkan sebelum dapat meyakinkan orang lain mengenai berita Injil.

Hal ini berlaku juga pada kita. Seperti para murid, kita juga perlu diyakinkan dan dengan seyakin-yakinnya membawakan berita firman Allah. Baru setelah itu, kita akan diutus untuk meyakinkan orang lain dengan berita yang kita percayai dan sampaikan.

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Hati yang Lamban

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini

Lukas 24:13-35 

Ada satu ironi pada zaman post truth sekarang ini. Di satu sisi, orang-orang mudah percaya kepada hoaks dan dengan cepat menyebarkannya tanpa pertimbangan. Namun, di sisi yang lain, mereka lamban untuk percaya kepada firman Tuhan.

Perikop ini terjadi setelah Tuhan Yesus bangkit. Kedua murid tidak dengan mudah percaya kepada berita tersebut. Bahkan mereka masih tidak percaya setelah ditunjukkan beberapa indikasi kebangkitan Yesus. Indikasi-indikasi tersebut tampak secara terang-terangan ketika mereka berjalan bersama-sama dengan Yesus (15), bercakap-cakap dengan-Nya (17), dan mendengar kabar kebangkitan-Nya (22-23). Bahkan kebenaran tentang kabar itu telah terkonfirmasi melalui tidak adanya tubuh Yesus di dalam kubur (24), dan mereka diajar oleh Yesus sendiri tentang Mesias yang harus menderita dan bangkit (26). Dari sederet indikasi tersebut, kedua murid masih saja belum percaya, sampai-sampai Tuhan Yesus menyebut mereka sebagai orang bodoh dengan hati yang lamban (25).

Dalam iman Kristen, kita setuju bahwa Allahlah yang berinisiatif mencari manusia. Manusia tidak mampu mencari Allah, bahkan kemauan pun tidak ada. Kita membaca bahwa Yesuslah yang mencari murid-murid-Nya, bahkan dengan penuh kesabaran dalam memberikan pengertian kepada kedua murid mengenai kebangkitan-Nya.

Kelambanan hati kedua murid menjadi gambaran hati kita semua. Kita lebih senang mendengar berita yang menyenangkan telinga daripada firman Tuhan. Mungkin saja Tuhan telah memberikan indikasi-indikasi dalam kehidupan, agar kita percaya kepada firman-Nya. Namun, kita sering kali mengeraskan hati.

Tuhan memang senantiasa mencari kita serta memberi kita pengertian. Namun, kita juga harus peka. Kita harus mempunyai hati yang mudah percaya. Jika kita dapat dengan mudah percaya kepada berita hoaks dan tulisan purbakala, mengapa kita sulit memercayai Alkitab? Jika kebebalan seperti itu terus berlanjut, maka tak salah jika Tuhan menyebut kita sebagai orang bodoh dengan hati yang lamban. 

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Kebangkitan Yesus

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini


Matius 28:1-10
Hari minggu adalah hari yang spesial bagi anak Tuhan. Hari ini menjadi spesial bukan 
karena kita libur, tidak melakukan pekerjaaan apapun. Tetapi hari ini menjadi hari yang 
spesial karena Yesus, Allah yang kita yakini dan percayai bangkit dari kematian. Bahkan 
dalam catatan Kisah Para Rasul hari minggu dikatakan sebagai hari pertama dalam minggu 
ini. Jadi kebangkitan Kristus menjadi momen dan tonggak penting dalam ziarah iman kita.
Hari yang ketiga, para murid wanita yang pertama kali datang ke kubur Yesus. 
Alangkah terkejutnya mereka ketika sampai di kubur gurunya, jenasah gurunya sudah tidak 
ada lagi di sana. Mereka bisa saja berpikir bahwa jenasah guru mereka telah dicuri. Akan 
tetapi, peristiwa yang terjadi, yaitu: gempa bumi dan kehadiran Malaikat yang 
menyampaikan bahwa Yesus telah bangkit membuat para murid ini menjadi bersukacita 
dan bergembira. Kebangkitan Kristus disaksikan oleh para murid wanita.
Selain para wanita, kebangkitan Yesus juga disaksikan oleh para penjaga kubur yang 
notabene adalah bukan pengikut Kristus. Mereka menjadi takut dan menjadi seperti orang￾orang yang mau mati. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan para penjaga ini setelah 
mereka berjumpa dan melihat peristiwa kebangkitan Yesus dalam hidupnya. 
Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Yesus, iman kita akan kebangkitan 
Yesus bukanlah iman yang membabi buta. Iman kita bukan didasarkan atas kata 
“pokoknya.” Namun, iman kita didasarkan atas sebuah fakta kebangkitan Yesus Kristus. 
Dari peristiwa kebangkitan yang dicatat oleh Matius, kita dapat melihat bahwa fakta 
kebangkitan tidak pernah ditentukan bahkan diubah oleh respon dari penerima fakta. 
Renungan hari ini saya tutup dengan mengutup sebuah lagu yang menegaskan akan 
kebangkitan Kristus. Kiranya refrain dari lagu KPPK 134 ini sekali lagi boleh meneguhkan 
iman dan pengharapan kita.
Kristus, hidup! Kini tetap hidup.
Ia dekatku, Ia sertaku, jalan yang kutempuh.
Kristus, hidup! 'Ku memasyurkan-Nya,
kau bertanya, "Ia hidupkah?"
Benar, Kristus hidup!
Soli Deo Gloria.


Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Kesunyian dari Lubang Kubur

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini

Matius 27:57-66
Setelah Yesus dipastikan mati di atas kayu salib, maka jenasah Yesus segera 
diturunkan dan diserahkan kepada Yusuf Arimatea, seorang murid Yesus untuk mengurus 
jenasah Yesus. Hal ini dilakukan karena Ulangan 21:22-23 yang mengharuskan supaya 
jenasah orng yang dihukum mati dikubur pada hari itu juga. Peraturan ini berbeda dengan 
tradisi orang Romawi yang membiarkan jenasah orang yang dihukum mati tergantung 
diatas kayu salib sampai membusuk atau dimakan hewan buas/burung. Selain itu, jenasah 
Yesus harus segera dikuburkan karena sesaat lagi mereka akan masuk ke dalam hari sabat, 
di mana mereka tidak dapat melakukan beragam aktivitas.
Di saat-saat seperti inilah, Yusuf Arimatea, seorang murid Yesus meminta ijin supaya 
ia mengurusi jenasah dari gurunya. Ia adalah seorang Yahudi yang baik dan benar. Lukas 
juga mencatat bahwa ia adalah seorang yang menantikan Kerajaan Allah (Luk. 23:50-51). Ia 
jarang diketahui sebagai murid Yesus, karena ia mengikut Yesus secara diam-diam dan 
takut kepada orang-orang Yahudi (Yoh. 19:38). Ia adalah seorang yang kaya, karena ia 
memiliki kuburan pribadi yang belum pernah dipakai dan ia menggunakan kuburannya 
untuk meletakkan jenasah dari gurunya. 
Setelah proses penguburan Yesus selesai, kubur Yesus tidak dibiarkan tanpa penjaga. 
Hal ini dikarenakan ketakutan dari para pemimpin Agama akan pernyataan tegas dari Yesus 
bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga. Selain itu, ketakutan terhadap pencurian 
jenasah Yesus juga telah diantisipasi oleh para pemimpin agama. Atas seijin Pilatus, maka 
kubur Yesus telah dijaga untuk mencegah penyesatan yang lebih buruk akan terjadi.
Dalam peringatan paskah ini, kita mengingat akan kisah penguburan Tuhan Yesus dan 
melihat bagaimana seorang murid Yesus masih memberikan perhatian kepada guru-Nya. Di 
masa-masa akhir hidup guru-Nya, ia masih memberikan pelayanan yang baik kepada guruNya. Di sabtu yang sunyi ini, mari kita coba melihat pelayanan apa yang saat ini dapat kita 
lakukan untuk mengingat akan kematian Yesus? Apakah kita semakin giat dalam melayani 
Dia, raja di atas segala raja? Atau kita semakin mundur dalam melayani Tuhan? Mari kita 
belajar dari Yusuf Arimatea, murid Yesus yang mau melayani guru-Nya sampai pada 
akhirnya.


Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Kehendakku atau Kehendak-Mu?

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Lukas 22:39-46

Ada sebuah lagu dalam Kidung Puji-pujian Kristen (KPPK) yang berjudul Pimpin ke 
Kalvari. Dalam bagian refrain lagu ini terdapat kalimat yang indah, yaitu: 
Jangan lupa getsemani, 
Jangan lupa sengsara-Nya. 
Jangan lupa cinta Tuhan, 
Pimpin ke Kalvari
Peristiwa khusus apa yang membuat pencipta lagu ini mengajak kita untuk tidak 
melupakan Getsemani? Padahal Getsemani hanyalah sebuah taman yang dipakai oleh 
Yesus untuk bergumul sebelum Ia disalibkan. 
Ya, di taman Getsemani ada sebuah peristiwa yang tidak mungkin untuk dilupakan, 
yaitu pergumulan Tuhan Yesus ketika Ia hendak naik ke atas kayu salib untuk 
menggenapkan misi Allah, yaitu: menebus dosa umat manusia. Pergumulan ini tidak sama 
dengan pergumulan kita yang saat ini mungkin mengalami kesusahan karena kanaikan 
harga minyak goreng yang diikuti oleh kenaikan harga beberapa barang kebutuhan pokok. 
Pergumulan ini tidak sama dengan pergumulan kita yang mau menghadapi ujian dan 
penilaian-penilaian dalam studi kita. Pergumulan ini adalah pergumulan ketika Yesus akan 
ditinggalkan oleh Allah Bapa untuk menerima cawan murka dari Allah atas dosa umat 
manusia. 
Pergumulan berat yang Yesus alami membuat peluh-Nya menjadi titik-titik darah 
yang bertetesan ke tanah. Dalam pergumulannya yang berat ini, Yesus tidak mengandalkan 
kekuatan-Nya sendiri. Ia datang dalam doa kepada Bapa. Ia memohon sekiranya boleh 
cawan ini lalu dari pada-Nya. Apakah yang terjadi ketika Yesus Berdoa? Lukas mencatat 
bahwa ada Malaikat dari langit yang menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi 
kekuatan kepada-Nya. Kekuatan itu menjadi nyata ketika Ia memilih taat kepada kehendak 
Bapa dan bukan kepada kehendak diri-Nya. Ia tahu dan sadar bahwa kedatangan-Nya ke 
dalam dunia ini adalah untuk menjalankan dan menyelesaikan misi dari Bapa-Nya.
Dalam memperingati akan kematian Kristus esok hari, mari kita merenungkan 
kembali kehidupan kita. Apakah setiap kali kita menghadapi pergumulan dan kesulitan 
hidup kita, kita datang kepada-Nya dalam doa-doa kita? Apakah kita benar-benar 
mengharapkan kekuatan yang berasal dari pada-Nya? Jika kita berdoa, apakah kita dengan 
berani mengatakan biarlah kehendak-Mu yang jadi bukan kehendakku? Kiranya Tuhan 
menolong setiap kita sekalian.

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Teladan dari sang Hamba

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Yohanes 13:1-20
Sebuah peribahasa “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan 
belang, manusia mati meninggalkan nama” adalah sebuah peribahasa yang kita ketahui. 
Peribahasa ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap kali hal baik atau perbuatan baik 
yang kita lakukan akan diingat oleh orang yang pernah berinteraksi dengan kita. Bukan 
hanya hal baik, tetapi juga hal buruk yang kita pernah perbuat. Sebagai seorang guru, Yesus 
telah meninggalkan sebuah teladan yang baik ketika Ia membasuh kaki para murid-Nya. 
Pembasuhan kaki pada waktu itu adalah sebuah kegiatan yang umum dilakukan oleh 
setiap orang Israel pada waktu itu. Hal ini dilakukan karena orang-orang Israel, seperti 
semua orang-orang Timur lainnya, tidak menggunakan sepatu tertutup dalam aktivitas 
mereka melainkan memakai sandal. Bahkan, mereka terbiasa untuk berjalan di rumah 
tanpa menggunakan alas khaki. Oleh karena itu ketika orang Israel diundang untuk 
menghadiri sebuah perjamuan atau pesta, maka tugas pertama dari tuan rumah untuk 
memberikan air kepada tamu-tamu undangannya untuk mencuci kakinya (Kej. 18:4, 19:2, 
24:32; Hak. 19:21). Ketika si tuan rumah tidak menyediakan air cuci untuk mencuci kaki, ini 
adalah pertanda tidak bersahabat.
Pembasuhan kaki dari para tamu tidak dilakukan oleh Sang tuan rumah. Ia dapat 
meminta budaknya untuk membasuh khaki para tamu yang datang pada perjamuan atau 
pesta yang diadakan. Sebuah kegiatan yang “umum” menjadi istimewa karena dilakukan 
dalam kondisi yang tidak umum. Yesus yang menjadi guru seharusnya tidak melakukan 
pembasuhan itu, mengingat Ia bukanlah seorang budak. Kaki-Nya yang seharusnya dicuci 
oleh para murid, tapi Ia yang mencuci kaki para murid-Nya. Kisah pembasuhan kaki yang 
dilakukan oleh Yesus tidak hanya dilihat sebagai sebuah kisah yang menunjukkan 
kerendahan hati dari Tuhan Yesus semata, namun kisah ini bertujuan untuk mengajak para 
pembaca kitab Yohanes melihat Yesus sebagai korban yang akan mati di atas kayu salib 
untuk menebus dosa umat manusia. 
Hari ini, ketika kita merenungkan akan kisah mengenai pembasuhan kaki yang 
dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya, apa yang menjadi refleksi bagi diri 
kita. Ketika kita mengikut Tuhan dan melayani-Nya, apa yang telah kita “korbankan” bagi 
diri-Nya? Waktu, tenaga, pikiran, uang, apa lagi? Pengorbanan yang kita lakukan bukanlah 
sesuatu yang layak untuk dipuji melainkan adalah sebuah keharusan yang kita lakukan 
karena kita adalah murid-murid-Nya.

Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

BERIBADAH BERARTI MENGINGAT KEBAIKAN ALLAH

Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firmannya hari ini

Imamat 23:1-8

“... tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus ....” (Im. 23:3)

Kesan saya saat pertama kali membaca Kitab Imamat adalah membosankan. Isinya hanya peraturan disertai larangan. Tidak menarik sama sekali! Namun, seiring berjalannya waktu, penilaian saya berubah. Judul kitab ini dalam bahasa Ibrani terdiri dari satu kata yang berarti “Ia memanggil”. Dalam bahasa Latin, kata itu menjadi Leviticus. Jika membaca Kitab Imamat, ingatlah akan “panggilan” yang merupakan isi dan jiwa dari kitab ini.

Imamat 23 berisi tentang hari-hari raya. Hari-hari raya tersebut ditetapkan oleh Tuhan sebagai waktu pertemuan kudus (Im. 23:2). Apa waktu-waktu perayaan yang ditetapkan? Pada ayat 3 disebutkan, “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat ….” Mengapa ada hari-hari raya yang ditetapkan? Jawabannya ada pada Imamat 22:32–33, “... sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu ... supaya Aku menjadi Allahmu; Akulah TUHAN.” Penetapan hari raya haruslah ditempatkan dalam pemaknaan bahwa Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari Mesir adalah Allah mereka sehingga mereka perlu memaknai jati diri sebagai umat. Mereka harus menetapkan waktu yang khusus yang dikuduskan bagi mereka untuk bertemu dan berkumpul. Hari mereka bertemu dan berkumpul menjadi hari pertemuan kudus untuk beribadah.

Jemaat yang terkasih..sebagai bagian dari persekutuan, kita perlu mengkhususkan waktu berkumpul, bertemu dengan sesama dalam persekutuan. Kesibukan dengan pekerjaan jangan menjadikan kita melupakan waktu kita untuk bersekutu. Dalam bersekutu kita mengingat akan rahmat kebaikan Allah.

1. Apa yang mendasari orang Israel menetapkan waktu sabat bagi mereka beribadah?
2. Apa yang mendasari kita mengkhususkan waktu beribadah bersama?

Pokok Doa: Mengkhususkan waktu beribadah bersama saudara dalam persekutuan.


Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.