Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Kisah Para Rasul 15:36-41 (39) 
Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam .... 
“Mau makan apa?” tanya seorang ibu kepada dua orang anaknya. “Aku mau mie,” jawab si sulung. “Aku mau soto,” jawab si bungsu. “Soto lagi, soto lagi!” tanggapan si sulung. “Kapan terakhir makan soto?” respons si bungsu dengan nada yang mulai meninggi. Perbedaan pendapat seperti ini menjadi potensi konflik dalam hubungan persaudaraan. Tidak hanya dalam keluarga, dalam dunia pelayanan pun acap kali terjadi konflik karena perbedaan pendapat. Salah satunya adalah kisah dalam teks Alkitab hari ini.

Dikisahkan Paulus dan Barnabas yang awalnya adalah rekan sepelayanan diperhadapkan pada perbedaan pendapat. Barnabas hendak mengajak Yohanes/Markus (Kis. 15:37), tetapi Paulus tidak menyetujuinya. Paulus berpendapat bahwa Markus bukanlah orang yang tepat untuk diajak kerja sama. Terjadilah konflik, olah konflik, dan kesepakatan. Mereka sepakat untuk menghormati pilihan masing-masing. Barnabas tetap membawa Markus, sedangkan Paulus membawa Silas. Selain itu, mereka juga tidak menyimpan dendam antara satu dengan yang lain. Terbukti di kemudian hari mereka tidak pernah menyebutkan kelemahan orang lain.
Bapak ibu hari ini kita melihat bahwa terkadang konflik tak terhindarkan dalam hidup. Di sinilah kita diingatkan untuk mengolah konflik dengan cara bersedia untuk mendengarkan, berdiskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Konflik justru menjadi sarana yang membangun untuk lebih mengenal satu sama lain. Walaupun begitu, ini sama sekali tidak boleh menjadi pembenaran bagi kita untuk dengan sengaja mencari konflik dengan orang lain.

1. Mengapa Paulus dan Barnabas mau menerima perbedaan pendapat?
2. Mengapa kita tidak mau menerima perbedaan pendapat?

Pokok Doa: Mau belajar mengolah konflik

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Nikmati hidup jalani hidup

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Pengkhotbah 3:1

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
Pengkhotbah 3:1

Hidup ini memang menyajikan beragam pelajaran. Nah hari ini, kita belajar bahwa semua akan tua pada waktunya dan kita perlu hikmat untuk menikmati hidup. Pengalaman saya ini mungkin bisa menggambarkannya.

Suatu hari sewaktu di parkiran, mobil di depan kami nampak kesulitan untuk mengambil posisi. Sudah maju mundur lebih dari tiga kali belum bisa juga. Bapak satpam sampai membantu mengarahkan. Suara klakson mobil tak sabar bersahutan dari belakang. Saya keluar untuk melihat, oh rupanya pasangan suami istri berusia sekitar 70 an. Sang suami nampak kesulitan dan sang istri tampak tegang di sebelahnya. Tukang parkir mengarahkan, Kiri pol, Pak. Kiri kiri, ya balas… Akhirnya bisa juga.

Antre parkir beres, kami masuk belanja ke supermarket. Sewaktu mau bayar, eeeh harus antri lagi! Ada seorang ibu usia 60 70 tahun sedang kebingungan mencari belanjaannya. Rupanya tadi setelah bayar, ia langsung jalan tanpa membawa belanjaan. Kasir membantu mencari belanjaannya. Saya bilang kepada suami sambil tersenyum, Nanti kita gitu juga.

Seperti yang dikatakan Pengkhotbah tadi, segala sesuatu ada waktunya dan kita perlu hikmat untuk menghadapinya. Jika kita berhikmat maka kita akan tahu diri, tahu waktu, tahu batas, tahu malu, tahu menikmati, dan tahu mensyukuri. Waktu bisa di luar nikmatilah, waktu tidak bisa keluar (di rumah saja) ya dinikmati juga. Waktu sehat syukuri, waktu terpaksa terbaring sakit ya dinikmati. Waktu untung puji Tuhan, waktu buntung segala sesuatu ada maksud Nya. Waktu lancar haleluya Tuhan baik, waktu antre mari latih kesabaran. Karena semua ada masanya. Inilah yang saya pahami mengenai hikmat dalam menikmati hidup.

Nikmati dan jalani hidup karena tidak akan terus terusan kita muda, sehat, kuat, dan segar. Ada masanya akan berlalu. Akan tiba waktunya kita tua, sakit, lemah dan layu. Pasti , nikmatilah hidup. Jangan hidup di masa lalu. Jangan terobsesi dengan masa depan sampai lupa menikmati masa kini. Mintalah hikmat kepada Tuhan Yesus supaya kita bisa menikmati hidup.

Refleksi diri:

Bagaimana selama ini Anda menjalani hidup? Apakah Anda bisa menikmatinya?

Sudahkah Anda memintakan hikmat dari Tuhan Yesus supaya bisa menikmati setiap situasi kehidupan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

PUJILAH TUHAN

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Mazmur 148

Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN .... (Mzm. 148:13)
Kekristenan tanpa puji-pujian bagaikan sayur tanpa garam. Ibadah, persekutuan, pembinaan, Sekolah Minggu, dan acara gereja pada umumnya tidak bisa dilepaskan dari pujipujian. Berbagai suasana dalam ibadah juga tak bisa dilepaskan dari puji-pujian. Dalam ibadah kedukaan, pemakaman, penghiburan, puji-pujian kerap disenandungkan. Dalam ibadah syukur memasuki rumah baru dan ibadah syukur pembukaan kantor baru, ada puji-pujian yang dinyanyikan. Dalam ibadah syukur ulang tahun pun ada puji-pujian. Puji-pujian tak bisa dilepaskan dari berbagai acara seremonial Kristen.
Mazmur 148 juga menekankan pentingnya memuji Tuhan. Pujian kepada Tuhan merupakan sebuah ritual umum pada zaman kuno. Biasanya, seseorang akan memuja dewa agar dewa tersebut memberikan sesuatu atau agar dewa tersebut tidak murka. Dengan demikian, pujian yang dilakukan bisa saja merupakan pujian dengan ketakutan dan kekhawatiran jikalau berkatnya atau rezekinya dihambat.
Saudaraku yang terkasih. hari ini kita diingatkan untuk memuji Tuhan dengan tulus, bukan karena ketakutan dan kekhawatiran. Kita memuji Tuhan karena kebaikan Tuhan yang kita terima; memuji Tuhan dengan ketulusan hati kita. Selain itu, kita juga diingatkan untuk memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh; bukan sekadar kebiasaan kosong dalam ritual Kekristenan, melainkan kita memang memuji Tuhan dengan hati dan dengan iman. Kita mengucapkan tiap kata dalam pujian tersebut dengan sadar dan dengan iman. Melalui puji-pujian itu kita makin membangun relasi kita dengan Tuhan.
1. Mengapa pemazmur meminta pendengarnya untuk memuji Tuhan?
2. Mengapa kita sulit untuk memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh?
Pokok Doa: Memuji Tuhan dengan hati dan kesungguhan.

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Tidak di Kuasai ketakutan

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Lukas 2:8 14

Lalu kata malaikat itu kepada mereka, Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa
Lukas 2:10

Cobalah membayangkan jika Anda menjadi salah satu gembala? Anda sedang duduk di ladang pada malam hari bersama beberapa gembala lain. Anda mengawasi kawanan domba, saat mereka tidur di sekitar Anda. Anda mungkin siap untuk tertidur, tiba tiba muncul seorang malaikat, dan kemuliaan Tuhan ada di mana mana! Ketakutan akan menjadi salah satu emosi yang Anda rasakan saat itu.

Hal yang baik bahwa malaikat memulai pesan kepada para gembala dengan berkata, Jangan takut. Reaksi awal para gembala mungkin melarikan diri atau mengayunkan tongkat ke arah malaikat. Ketakutan bisa sangat melumpuhkan sehingga membuat momen apa pun yang terjadi setelahnya sulit untuk diingat. Dalam ketakutan, para gembala sangat mungkin tidak mendengar kabar baik yang disampaikan malaikat. Karena itu malaikat berkata, Jangan takut, aku memberitakan kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Ini sejalan dengan yang dikatakan Yesus di dalam Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini supaya setiap orang yang percaya kepada Nya Yesus tidak berbicara tentang tanah perjanjian, melainkan tentang dunia. Yesus juga tidak berbicara hanya bagi umat pilihan Allah, Israel, melainkan bagi setiap orang yang percaya kepada Nya 

Kesukaan atau sukacita bukanlah bersumber pada lingkungan, situasi, dan keadaan yang menyenangkan atau menguntungkan, melainkan pemberian Allah di dalam Yesus Kristus kepada setiap orang yang percaya kepada Nya, yang memimpin mereka pada pengampunandosa dan perubahan hidup.

Saudaraku, ketakutan sering menyebabkan kita berhenti mendengar kabar baik juga. Ketika kita begitu sibuk dengan hal hal di dalam kehidupan yang menyebabkan ketakutan, kita sering kehilangan banyak pesan dan kesempatan lainnya.

Jika para gembala tetap dalam ketakutan, mereka tidak akan mendengar berita tentang kelahiran Yesus, lalu pergi dan menemui Sang Bayi unruk mendapatkan kedamaian yang Dia bawa. Jika Anda dikuasai ketakutan, mungkin akan menghentikan Anda untuk mendengar kabar baik yang Tuhan sediakan pada hari ini. Cobalah belajar menyendengkan telinga kepada Tuhan yang sering berkata kepada kita, Jangan takut. Tuhan sungguh akan menolong Anda lepas dari siksaan dan kerugian akibat ketakutan.

Salam lepas dari ketakutan.

Refleksi diri:

Apa ketakutan yang pernah menghalangi Anda untuk mendengar kabar kesukaan Tuhan Yesus Kritus?

Jika Anda sudah menerima berita kesukaan dan percaya kepada Nya, apa perubahan hidup yang Anda rasakan saat ini?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Kesetiaan: Kualitas Penting bagi Tuhan

Gema suara Illahi. 
Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Yeremia 35 

Kesetiaan merupakan salah satu kualitas yang sangat disukai dan dihargai oleh Tuhan, seperti yang akan kita lihat pada orang-orang Rekhab.

Nas kita hari ini berbicara tentang kesetiaan kaum Rekhab, yang tetap menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh bapa leluhur mereka. Mereka harus tinggal di kemah-kemah. Mereka tidak boleh memiliki kebun anggur atau ladang serta benih, dan tidak boleh meminum anggur. Sejak diberikannya perintah itu hingga masa Yeremia, mereka terus menaatinya (6-10).

Tuhan memuji kesetiaan keturunan Rekhab dan membandingkannya dengan bangsa Israel yang tidak mau mendengarkan Tuhan (16). Untuk itu, Tuhan akan menghukum umat-Nya yang tidak taat dan menyatakan "keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa" (19).

Tidak semua hukum Tuhan sama tingginya. Kita tahu bahwa hukum kasih merupakan hukum tertinggi. Selain itu, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa ada tiga hukum yang sangat penting, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (Mat 23:23). Jadi, selain hukum kasih, kesetiaan adalah salah satu hukum yang sangat penting.

Allah kita sendiri adalah Allah yang setia dengan perjanjian dan pilihan-Nya. Paulus berkata: "Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya" (2Tim 2:13). Jadi, jika keturunan Rekhab dapat melakukan perintah bapa leluhurnya dengan begitu setia, maka kita harus lebih setia melakukan perintah Tuhan.

Allah kita adalah Allah yang setia. Karena itu, kita juga harus hidup dengan setia. Kita perlu setia dalam menjalankan prinsip-pinsip kebenaran firman Tuhan dalam segala aspek hidup kita. Kita juga perlu setia dalam mengerjakan segala pekerjaan dan tugas kita. Dengan kata lain, melakukan tanggung jawab kita dengan baik, sehingga dengan kesetiaan kita Bapa kita di surga akan dipermuliakan.

Tuhan sangat menghargai kesetiaan. Jadi, jika kita setia, sama seperti Tuhan terus memakai keturunan Rekhab, Dia pasti akan terus memakai kita. [INT]

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Tidak mengecewakan

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Ibrani 6:9 20

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
 Ibrani 6:19

Sebagai orang Kristen Anda tentu tidak asing dengan kalimat berikut: pengharapan di dalam Tuhan tidak mengecewakan. Namun faktanya, banyak orang Kristen yang merasa kecewa kepada Tuhan karena apa yang menjadi harapannya tidak menjadi kenyataan atau tampaknya tidak ada yang berubah dari pergumulan yang dialaminya. Kalau begitu, bisakah kita katakan bahwa pengharapan di dalam Tuhan ada kalanya mengecewakan? Atau jangan jangan justru kita yang mempunyai pengharapan yang tidak tepat?

Dalam perikop bacaan hari ini, kita akan temukan bahwa Tuhan itu penepat janji bukan pengingkar janji. Saat Allah berjanji, Dia tidak pernah menarik kembali perkataan Nya dan tidak mungkin mengingkarinya. Apa yang dijanjikan Nya pasti baik bukan mencelakakan. Orang orang Kristen pada masa itu diingatkan untuk tetap berjalan dengan iman di dalam Tuhan Yesus sampai akhir. Meskipun mereka tidak tahu kapan kesulitan yang dialami akan berakhir, tetapi mereka yakin pada akhirnya ada pengharapan terbesar hidup kekal bersama Yesus.

Pengharapan kita di dalam Kristus adalah pasti, kokoh, dan tidak mengecewakan. Kata kuat pada ayat emas bisa diterjemahkan sebagai unshakable, yang artinya tidak bisa digoyahkan oleh apa pun dan siapa pun, termasuk diri kita sendiri. John Piper berkata, Pada akhirnya apa yang sesungguhnya kita butuhkan adalah Kristus. Ya pasti! Kristus tidak pernah mengecewakan.

Jadi apakah pernah pengharapan di dalam Tuhan mengecewakan? Tentu tidak pernah. Yesus sudah menyelamatkan dan menjamin hidup kita. Bukan hanya itu saja, Dia pun menjamin penyertaan Nya sampai akhir hidup kita. Selama kita hidup di dunia, tangan Nya tidak pernah lepas dari kita. Betul terkadang ada pengharapan yang tidak jadi kenyataan.

Namun, bukan berarti Tuhan tidak peduli. Justru karena Dia terlalu peduli dengan kita, Dia tahu yang paling baik untuk kita. Pengharapan kita bisa saja salah. Untuk Anda yang berpikir saya sudah tidak punya pengharapan lagi dalam hidup, ada satu harapan pasti. Berharaplah kepada Tuhan Yesus. Orang percaya selalu memiliki pengharapan. Jika Anda mau punya pengharapan yang tidak pernah mengecewakan datanglah pada Tuhan Yesus, di luar itu pasti satu saat akan mengecewakan.

Refleksi diri:

Menurut Anda, mengapa pengharapan di dalam Tuhan Yesus tidak mengecewakan?

Mengapa karya Kristus di kayu salib menyatakan jaminan pengharapan Anda?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Mutiara yang berharga

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Matius 13:45 46

Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
 Matius 13:45

Mutiara merupakan perhiasan indah yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Mutiara terbentuk di dalam tubuh tiram laut hidup dengan proses pembentukan yang butuh waktu lama. Kualitas tiram juga menentukan mutiara yang dihasilkan.

Pada zaman Yesus, mutiara juga sangat bernilai sehingga banyak orang meminatinya. Ini menjadi dorongan kuat bagi para pedagang untuk mencarinya. Seorang pedagang rela menempuh perjalanan jauh, dari Laut Merah, Teluk Persia, dan sampai ke India demi mendapatkannya. Dibutuhkan keahlian dan kejelian mata untuk menemukan mutiara bermutu baik. Seorang pedagang mutiara juga harus pintar memanfaatkan waktu sebaik baiknya agar mutiara yang bermutu itu tidak jatuh ke tangan pedagang lain. Di saat seorang pedagang berhasil menemukan mutiara bermutu tinggi dan langka, ia akan sangat senang. Seperti seseorang yang menemukan harta terpendam, dirinya rela pergi menjual seluruh kepunyaannya lalu membeli mutiara tersebut.

Mutiara yang berharga ini diumpamakan Yesus sebagai Kerajaan Sorga. Betapa berharganya Kerajaan Allah, sehingga manusia digambarkan harus menjadi seperti pedagang yang mencari mutiara bermutu tinggi. Pencariannya tidak dilakukan secara biasa biasa saja, tetapi dengan sungguh sungguh dan segala upaya. Di dalam Matius 6:33, Yesus mengajarkan, Tetapi carilah Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.

Di dalam realita kehidupan sehari hari, sungguh disayangkan karena manusia sering lupa mencari Kerajaan Allah. Padahal Kerajaan Allah memuat begitu banyak kekayaan rohani dan di dalamnya Allah yang berdaulat bertakhta. Manusia lebih banyak mencari hal hal duniawi ketimbang Kerajaan Allah. Manusia cenderung menghabiskan waktunya untuk mencari uang. Uang bukannya tidak penting, tetapi jangan sampai hal yang terpenting
tereleminasi oleh hal lain yang tak sepenting Kerajaaan Allah. Yesus menggunakan materi, yakni mutiara untuk mengajarkan bahwa Kerajaan Allah merupakan hal terpenting yang harus dicari manusia, khususnya orang percaya.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda menghabiskan hari demi hari dengan selalu memberikan waktu terbaik untuk mencari Allah yang bertahta di dalam Kerajaan Allah? Atau Anda hanya memberikan waktu sisa untuk mencari Allah? Ayo, berusahalah dengan sungguh mencari kebenaran Allah melalui firman dan perenungan Anda.

Refleksi diri:

Apakah selama ini Anda telah menjadikan Allah sebagai mutiara kesayangan Anda atau hanya sebagai pelengkap semata?

Apa langkah konkret yang Anda lakukan agar dapat semakin mengenal Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Mutiara Yang Berharga

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Matius 13:45 46

Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
 Matius 13:45

Mutiara merupakan perhiasan indah yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Mutiara terbentuk di dalam tubuh tiram laut hidup dengan proses pembentukan yang butuh waktu lama. Kualitas tiram juga menentukan mutiara yang dihasilkan.

Pada zaman Yesus, mutiara juga sangat bernilai sehingga banyak orang meminatinya. Ini menjadi dorongan kuat bagi para pedagang untuk mencarinya. Seorang pedagang rela menempuh perjalanan jauh, dari Laut Merah, Teluk Persia, dan sampai ke India demi mendapatkannya. Dibutuhkan keahlian dan kejelian mata untuk menemukan mutiara bermutu baik. Seorang pedagang mutiara juga harus pintar memanfaatkan waktu sebaik baiknya agar mutiara yang bermutu itu tidak jatuh ke tangan pedagang lain. Di saat seorang pedagang berhasil menemukan mutiara bermutu tinggi dan langka, ia akan sangat senang. Seperti seseorang yang menemukan harta terpendam, dirinya rela pergi menjual seluruh kepunyaannya lalu membeli mutiara tersebut.

Mutiara yang berharga ini diumpamakan Yesus sebagai Kerajaan Sorga. Betapa berharganya Kerajaan Allah, sehingga manusia digambarkan harus menjadi seperti pedagang yang mencari mutiara bermutu tinggi. Pencariannya tidak dilakukan secara biasa biasa saja, tetapi dengan sungguh sungguh dan segala upaya. Di dalam Matius 6:33, Yesus mengajarkan, Tetapi carilah Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.

Di dalam realita kehidupan sehari hari, sungguh disayangkan karena manusia sering lupa mencari Kerajaan Allah. Padahal Kerajaan Allah memuat begitu banyak kekayaan rohani dan di dalamnya Allah yang berdaulat bertakhta. Manusia lebih banyak mencari hal hal duniawi ketimbang Kerajaan Allah. Manusia cenderung menghabiskan waktunya untuk mencari uang. Uang bukannya tidak penting, tetapi jangan sampai hal yang terpenting
tereleminasi oleh hal lain yang tak sepenting Kerajaaan Allah. Yesus menggunakan materi, yakni mutiara untuk mengajarkan bahwa Kerajaan Allah merupakan hal terpenting yang harus dicari manusia, khususnya orang percaya.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda menghabiskan hari demi hari dengan selalu memberikan waktu terbaik untuk mencari Allah yang bertahta di dalam Kerajaan Allah? Atau Anda hanya memberikan waktu sisa untuk mencari Allah? Ayo, berusahalah dengan sungguh mencari kebenaran Allah melalui firman dan perenungan Anda.

Refleksi diri:

Apakah selama ini Anda telah menjadikan Allah sebagai mutiara kesayangan Anda atau hanya sebagai pelengkap semata?

Apa langkah konkret yang Anda lakukan agar dapat semakin mengenal Tuhan?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Jadilah penolong bukan perongrong

Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. 

Ayub 2:1 13

Maka berkatalah isterinya kepadanya: Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!
 Ayub 2:9

Kita tentu pernah mendengar kisah tentang suami atau istri yang meninggalkan pasangannya justru saat kehadiran mereka paling dibutuhkan. Seorang suami menelantarkan istrinya ketika sang istri divonis sakit tertentu. Atau seorang istri yang meninggalkan suaminya saat bisnis sang suami bangkrut. Kisah kisah seperti ini banyak terjadi di sekitar kita. Ketika pasangan sehat dan produktif, karier naik, bisnis lancar, dapat diandalkan secara materi, maka banyak pasangan yang sepertinya hidup saling mencintai dan harmonis sekali.

Namun ketika hal sebaliknya terjadi, kasih dan kesetiaan pasangan sungguh diuji. Istri Ayub gagal dalam ujian ini. Ayub adalah seorang yang saleh dan takut akan Tuhan. Ia punya tujuh putra dan tiga putri, dan semuanya hidup rukun (Ayb. 1:2, 4). Hartanya melimpah.

Namun, semua itu musnah dalam sekejap ketika pasukan musuh merampas segalanya. Bencana tiba tiba menerpa yang membuat Ayub kehilangan segala miliknya, termasuk anak anaknya. Bahkan Ayub mengalami penyakit yang mengerikan dan menjijikkan. Dalam situasi yang demikian istrinya bangkit tetapi bukan untuk menopang atau menguatkan Ayub melainkan justru merongrongnya. Istri Ayub mendesak Ayub untuk meninggalkan hidupnya yang saleh, mengutuki Allah, dan mati saja. Padahal sebagai orang yang paling dekat dengan Ayub, seharusnya ia berperan menjadi penolong yang sepadan buat suaminya (Kej. 2:18). Syukurlah Ayub tetap teguh dalam imannya.

Bercermin dari kegagalan istri Ayub, hendaklah jangan menjadi perongrong bagi pasangan kita, melainkan penolong di saat orang yang kita kasihi paling memerlukan kehadiran kita. Hal ini berlaku bagi seorang istri dan juga sebaliknya, suami terhadap istrinya. Dalam segala situasi hidup, baik itu suka dan duka, sehat dan sakit atau kaya dan miskin, ingatlah selalu pesan Kristus yang disampaikan melalui hamba Nya Rasul Paulus, Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri Nya baginya untuk menguduskannya (Ef. 5:25 26). Demikian pula berlaku sebaliknya istri terhadap suaminya. Amin.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah menjadi seorang penolong ataukah perongrong bagi pasangan Anda selama ini?

Langkah konkrit apa yang Anda lakukan untuk menjadi penolong bagi pasangan Anda?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.