Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Tidak di Perhitungkan

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Hakim hakim 3:12 30

Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal.
Hakim hakim 3:15a

Dulu sempat populer sebuah film seri yang kemudian dibuat lagi versi terbarunya, berjudul MacGyver. MacGyver, tokoh utama film ini, adalah seorang pemuda yang dapat menggunakan barang barang yang tampaknya biasa bahkan tidak terpakai, menjadi mempunyai fungsi dan berguna, serta memberikan solusi di tengah tengah kesulitan yang dihadapinya. Di tangan MacGyver benda benda tersebut bisa dikreasikan menjadi benda yang berguna. Benda benda yang ia ciptakan sama sekali di luar pemikiran kita. Pernah nggak Anda berpikir demikian saat Tuhan memakai Anda atau seseorang? Tuhan seringkali memakai seseorang yang tidak diperhitungkan untuk menjadi alat kemuliaan Nya. Salah satu contohnya adalah Ehud.

Ehud hidup pada masa orang Israel menderita di bawah pemerintahan Eglon, raja Moab. Israel saat itu sedang mendambakan seorang pembebas. Orang seperti apa yang mereka harapkan? Seharusnya seseorang yang cukup lengkap kemampuannya, bukan yang dianggap kurang. Namun tanpa terduga, Tuhan membangkitkan Ehud yang tidak diperhitungkan. Coba perhatikan profilnya, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Ia seorang kidal. Pada masa itu seorang kidal dicap sebagai orang yang cacat, sehingga pasti tidak dipandang sebaik orang orang lainnya. Siapa sangka, karena Ehud kidal justru bisa menyembunyikan pedangnya di tempat yang tidak biasa untuk mengambilnya dan mengalahkan raja musuh (ay. 16, 21). Sebagian besar orang mungkin tidak menyangka Ehud akan dipakai Tuhan, tetapi Tuhan berencana memakainya untuk menyelamatkan orang Israel.

Keselamatan juga datang hanya di dalam Tuhan Yesus. Apa yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia, apa yang jauh dari bayangan manusia, itu yang dilakukan Tuhan Yesus, menyelamatkan manusia melalui kematian yang mengerikan di kayu salib sehingga kita beroleh keselamatan. Hendaklah kita ingat hal hal ini, jangan memandang rendah diri sendiri atau orang lain karena Tuhan Yesus tidak memandang kita demikian. Jangan sia siakan juga kesempatan yang Tuhan berikan, layanilah Tuhan Yesus sebaik baiknya.

Refleksi diri:

Apa yang sering membuat Anda merasa rendah diri saat melakukan pekerjaan Tuhan?

Apakah Anda tahu apa yang Tuhan kehendaki untuk Anda kerjakan bagi Nya? Bagaimana Anda akan mempraktikkannya?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Tenang dekat Tuhan

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Mazmur 62:1 13

Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada Nyalah keselamatanku.
Mazmur 62:2

Kehidupan kita di tengah pandemi penuh dengan permasalahan, mulai dari aspek ekonomi, kesehatan, sosial, dan keamanan. Hal ini menyebabkan kita mudah khawatir, takut, cemas dan tidak tenang. Di dalam situasi seperti ini, kemana Anda mencari ketenangan? Apa yang Anda lakukan untuk mendapatkan kedamaian?

Mazmur 62 adalah nyanyian dan doa Daud. Di tengah pergumulan dan kesulitan, ia tetap bisa merasa tenang. Daud membagikan kepada kita rahasia agar hidup tenang di saat susah. Pertama, ia tetap percaya kepada Tuhan. Ayat 9 berbunyi, Percayalah kepada Nya setiap waktu, hai umat . Daud percaya Allah tempat perlindungan yang kokoh. Di tengah berbagai masalah dan tekanan batin, ia menyerahkan dan memercayakan diri dalam naungan Nya. Di sana ia menemukan ketenangan batin. Pengenalan Daud akan Tuhan, membuat ia tetap percaya Allah dan memercayakan totalitas hidupnya kepada Nya.

Kedua, Daud percaya keselamatan itu datangnya dari Tuhan. Ayat 2 menegaskannya, Dari pada Nyalah keselamatanku. Dauh menghadapi musuh musuh yang tidak hanya mau merebut kedudukannya, tetapi juga ingin mencabut nyawanya. Dalam kondisi terdesak, Daud tidak menjauh dari Tuhan melainkan justru semakin mendekat kepada Tuhan, Sang gunung batu dan kota benteng yang kokoh (ay. 3). Daud percaya bahwa Tuhan lah satu satunya sumber keselamatan jiwanya.

Ketiga, Daud berdoa dan berharap hanya kepada Tuhan. Ayat 6 , Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada Nyalah harapanku. Walaupun Daud memiliki banyak pengalaman berperang dan punya banyak prajurit setia, tetapi ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Daud tetap berharap dan percaya kepada Tuhan, satu satunya sumber keselamatan.

Agustinus pernah berdoa, Ya Tuhan, Engkau telah menjadikan kami untuk dirimu sendiri dan jiwa kami gelisah sampai kami menemukan ketenangan di dalam Engkau. Jika saat ini Anda sedang takut dan gelisah, carilah rasa damai dan ketenangan hanya di dalam Tuhan Yesus. Hanya di dalam Kristus Anda akan menemukan ketenangan dan kedamaian sebab Dialah Sang Raja Damai (Yoh. 14:27).

Refleksi diri:

Bagaimana sikap Anda ketika menghadapi kesulitan hidup? Apakah Anda masih percaya dan berharap kepada Tuhan Yesus?

Apa yang Anda lakukan untuk menumbuhkan iman dan rasa percaya Anda kepada Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

NYANYIAN SYUKUR

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Mazmur 30

TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu. (Mzm. 30:13)

Dalam buku Gratefulness: The Heart of Prayer, David Steindl-Rast mengatakan bahwa sukacita (joy) lebih dari sekadar kebahagiaan (happiness). Kebahagiaan tergantung pada situasi yang kita alami, sedangkan sukacita tidak demikian. Kita berbahagia hanya dalam situasi-situasi tertentu, misalnya ketika kita beruntung, sukses, dan seterusnya. Namun, kita dapat bersukacita dalam segala situasi, bahkan ketika kita mengalami kegagalan, kesulitan, dan masalah. Menurut Steindl-Rast, hal ini dikarenakan sukacita berakar pada rasa syukur. Jadi, ada kaitan erat antara sukacita dan syukur.
Pemazmur bersyukur kepada Tuhan atas berbagai pertolongan yang telah diterimanya. Ia diselamatkan dari musuh, disembuhkan dari penyakit, dan dilindungi dari ancaman maut. Tidak hanya itu. Pada bagian akhir, ia pun berkata, “... untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.” Itu berarti ia tidak hanya bersyukur atas pertolongan yang telah dialaminya di masa lalu, tetapi juga atas kebaikan Tuhan yang diterimanya pada saat ini dan di masa depan. Di sini tampak keyakinan iman pemazmur: Tuhan itu baik dan akan selalu baik. Demikianlah, kini pandangannya terarah kepada Tuhan yang selalu memelihara hidupnya, bukan lagi pada situasi atau peristiwa yang terjadi.

Jemaat oh jemaat yang terkasih. biasakanlah bersyukur dalam segala hal. Setiap hari, dalam doa, arahkanlah diri kepada Tuhan sambil meyakini kebaikan dan kasih-Nya dalam segala situasi. Itulah yang akan memenuhi hati kita dengan nyanyian pujian dan sukacita, “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Rat. 3:22-23).

1. Apa yang mendorong pemazmur untuk bersyukur kepada Tuhan?
2. Bagaimana Anda mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan saat ini?

Pokok Doa: Agar bersyukur dan bersukacita dalam segala hal.


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Jaga HLM (Hati.Lidah.Mulut)

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Lukas 6:43 45

Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.
 Lukas 6:45b

Lidah sapi kalau pintar ngolahnya jadi nikmat. Kue lidah kucing mmhh.. enak rasanya. Tanaman lidah buaya juga enak dijadikan minuman dan lendirnya bagus untuk pertumbuhan rambut. Tanaman lidah mertua berfungsi sebagai antiseptik alami yang membunuh kuman.

Semua lidah di atas ada gunanya, hanya lidah manusia saja yang mengerikan jika salah penggunaannya. Alkitab berkata lidah itu bagaikan api, buas dapat mematikan (Yak. 3:5 6). Lidah lebih cepat dari otak. Banyak orang sering bicara tanpa berpikir terlebih dahulu. Ceplas ceplos, asal ngomong, tidak memikirkan bagaimana perasaan orang lain.

Lihat orang foto makanan, langsung komen, Makan mulu! Lihat orang pake tas baru, langsung sinis, KW aja pamer. Lihat orang punya pacar, langsung nyinyir, Pake pelet tuh! Lihat orang di rumah aja tapi duit banyak, langsung nuduh, Pasti piara tuyul atau babi ngepet. Duh.. jangan sampai ngaku orang Kristen tapi dari lidahnya hanya ada gunjingan, sindiran atau cemoohan.

Pada perikop disebutkan lidah itu bagaikan pohon. Baik tidaknya suatu pohon dilihat dari buah yang dihasilkan. Seandainya pohon itu baik, maka buah yang dihasilkan juga baik. Demikian pula dengan lidah, jika yang keluar dari lidah kata kata baik, maka bisa dipastikan pohonnya—dalam hal ini hatinya—juga baik. Sumber utamanya hati. Ucapan itu cerminan hati. Untuk tahu hati seseorang perhatikan ucapannya. Hati yang baik akan mengeluarkan tutur kata yang baik. Demikian pula sebaliknya. Mulut hanya mengeluarkan apa yang ada di dalam hati. Jadi, jangan lagi percaya ucapan orang, Dia mulutnya saja jahat tapi hatinya baik.

Karena itu jagalah selalu hati kita dengan menyeleksi, memilah dan memilih, apa yang kita dengar, baca, dan lihat. Contohnya, apa kita sering dengar khotbah, baca firman Tuhan, dan lihat tontonan baik. Inilah salah satu cara jaga hati dan jaga lidah kita.

Hati hati dengan lidah ya. Teladani Yesus yang kata kata Nya selalu lembut dan penuh kasih. Minta Roh Kudus untuk bantu menjaga hati dan perkataan kita. Selamat JaBir (Jaga bibir), selamat JaLi (Jaga Lidah), selamat JaMu (Jaga Mulut).

Refleksi diri:

Bagaimana ucapan lidah Anda selama ini? Apakah lebih banyak mengucapkan perkataan baik?

Apa yang ingin Anda lakukan untuk menjaga hati dan lidah Anda?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

JALAN TUHAN

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Mazmur 77:2-3, 12-21
Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. (Mzm. 77:20)
Dalam kehidupan beriman sehari-hari, ada kecenderungan untuk memahami mukjizat atau keajaiban sebagai “solusi cepat” atas masalahmasalah hidup yang sedang dihadapi. Bahkan, ada kalangan-kalangan tertentu yang sangat suka membicarakan tentang topik ini. Dengan sangat yakin mereka mengajarkan kepada umat bahwa mukjizat dapat terjadi bila kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan. Ungkapan yang sering digunakan adalah, “Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya” (Mrk. 9:23). Persoalan muncul ketika mukjizat yang diharapkan tidakterjadi dan masalah hidup pun tak kunjung selesai.
Di tengah-tengah kesulitan hidup yang sedang dihadapinya, pemazmur berseru-seru dengan nyaring kepada Allah. Ia pun berdoa hingga malam. Namun, pertolongan dari Tuhan tak kunjung tiba. Itulah sebabnya, ia makin patah semangat dan gelisah (Mzm. 77:4-5). Kemudian ia mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan di masa lalu. Ia mengingat bagaimana Tuhan menolong umat-Nya secara ajaib sehingga mereka dapat menyeberangi Laut Teberau (Kel. 14:15-31). Demikianlah, ia pun dikuatkan untuk terus meyakini tuntunan dan penyertaan Tuhan di tengah-tengah kesulitan hidup yang dialaminya.
Saudaraku yang terkasih, jalan Tuhan memang penuh dengan keajaiban. Namun, jalan Tuhan bukanlah jalan pintas. Berjalan di jalan Tuhan bukan berarti kita tidak akan mengalami kesulitan dan masalah. Sebaliknya, dengan berjalan di jalan Tuhan, kita diundang untuk memaknai masalah dan kesulitan hidup sebagai momen untuk mengalami tuntunan dan penyertaan Tuhan yang ajaib.
1. Bagaimana pemazmur dikuatkan di tengah-tengah kesulitan yang dialaminya?
2. Apa makna berjalan di jalan Tuhan?
Pokok Doa: Agar meyakini penyertaan Tuhan di tengah-tengah kesulitan hidup.




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Menghadapi kekawatiran

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Filipi 4:6 9

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
 Filipi 4:6

Kekhawatiran selalu menjadi bagian hidup kita sehari hari. Kita khawatir tidak bisa bangun pagi karena harus bekerja atau melakukan aktivitas harian. Kita khawatir sakit tatkala badan terasa kurang fit atau saat pekerjaan atau usaha tampak tidak berjalan lancar. Apakah khawatir itu salah? Sebenarnya perasaan khawatir tidaklah salah, tetapi kekhawatiran yang terlalu berlebihan, sampai sampai merasa tidak ada lagi masa depan, inilah yang salah.

Paulus pada perikop bacaan, memberikan nasihat bagaimana menghadapi kekhawatiran:

(1) Menyerahkan kekhawatiran kepada Tuhan. Kita tidak tahu masa depan, hanya Tuhan yang tahu. Karena itu, nyatakan apa yang menjadi kekhawatiran kita di masa depan kepada Tuhan. Saat menyatakan kekhawatiran, kita belajar berserah kepada Tuhan, yaitu percaya bahwa apa yang akan Tuhan nyatakan di masa depan adalah yang terbaik bagi kita. Memikirkan masa depan pasti melelahkan tetapi cobalah menaruh hidup kita kepada Sang Gembala yang baik, yang akan memelihara hidup kita. Itu akan menenangkan kita.

(2) Mengucap syukur atas apa yang Tuhan telah dan akan berikan. Mengucap syukur atas berkat dan pertolongan Tuhan di masa lalu membawa kita memiliki pengharapan di masa depan. Percayalah Allah juga akan selalu menyertai di masa depan. Kekhawatiran menunjukkan bahwa kita kurang beriman kepada Tuhan. Dengan memiliki keyakinan kepada Allah, kita belajar mengucap syukur atas apa yang akan Tuhan berikan kepada kita di masa depan. Dengan mengucap syukur, kita menyerahkan masa depan kita kepada Allah yang Mahakuasa sehingga kita akan merasakan damai sejahtera.

(3) Memikirkan yang indah dan mulia. Kekhawatiran umumnya dimulai karena memikirkan hal hal buruk yang belum tentu terjadi. Cobalah melihat hal hal baik yang ada di dalam kehidupan kita (ay. 8). Daripada tidak bisa tidur karena memikirkan hal buruk yang belum tentu terjadi esok hari, lebih baik menikmati tidur dengan perasaan sukacita karena hal hal baik yang bisa kita nikmati bersama Tuhan dan orang orang yang kita kasihi. Memikirkan hal yang indah dan mulia, dapat mengalahkan pikiran pikiran yang buruk dan menghindari kita dari kekhawatiran berlebihan.

Yuk, saudaraku terkasih, hadapilah rasa khawatir Anda bersama Yesus yang akan selalu memelihara dan menyertai Anda.

Refleksi diri:

Apa kekhawatiran berlebihan akan masa depan yang membuat Anda tidak tenang? Sudahkah Anda menyatakan kekhawatiran Anda kepada Tuhan?

Apa dari ketiga nasihat Paulus menghadapi kekhawatiran yang ingin Anda terapkan? Mengapa?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

BERSAMA YESUS

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Lukas 9:51-62

Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” (Luk. 9:59)

Salah satu kecenderungan hidup beragama yang berkembang pada masa kini adalah adanya kesadaran untuk memperhatikan kebutuhan umat. Pengajaran agama makin sering membahas hal-hal praktis yang memotivasi umat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Persoalan muncul ketika hal ini tidak diimbangi dengan pemahaman tentang tanggung jawab umat atas panggilan iman mereka. Akibatnya, gaya hidup beragama yang narsistik makin subur: Umat hanya sibuk memikirkan dirinya sendiri. Keberadaan Tuhan pun dianggap tidak lebih sebagai Pribadi yang menjamin terpenuhinya keinginan umat
Teks Alkitab hari ini memberikan kesan yang sama sekali berbeda. Dua kali disebutkan tentang orang yang mengatakan bahwa mereka hendak mengikut Yesus. Dua kali pula Yesus menanggapi dengan sebuah tantangan yang serius. Mengikut Yesus berarti berjalan bersama Yesus. Bukan berarti lantas semuanya beres dan tanpa masalah. Sejak awal telah disebutkan bahwa jalan yang ditempuh Yesus bukanlah jalan yang selalu mulus, melainkan jalan yang tidak lepas dari berbagai tantangan (Luk. 9:53, 58). Karena itu, mengikut Yesus tidak bisa dilakukan dengan sikap asal-asalan.
Jemaat yang dikàsihi Tuhan., beriman berarti meyakini bahwa Yesus bersama kita. Pertanyaannya, “Apakah kita sungguh-sungguh mau bersama Yesus?” Kesungguhan tersebut akan tampak dalam kesediaan kita untuk menjawab panggilan mengikut Yesus. Itu berarti kita diajak meninggalkan gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri sambil terus mengarahkan seluruh hidup kita kepada Yesus. Ya, memang Yesuslah yang seharusnya menjadi pusat hidup kita.
1. Mengapa mengikut Yesus tidak bisa dilakukan dengan sikap asal-asalan?
2. Apa makna mengikut Yesus dalam hidup sehari-hari?
Pokok Doa: Agar setia mengikut Yesus.

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Menjadi Lebih Kuat

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

1 Petrus 5:6 14

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
1 Petrus 5:10

Seorang filsuf mengatakan, Apa pun yang tidak membunuh saya, akan membuat saya lebih kuat. Yang dimaksud dengan ucapan itu adalah bahwa seseorang bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih baik, lebih cerdas melalui penderitaan yang dialaminya. Penderitaan apa pun jenisnya, seberat apa pun, sejauh itu tidak merenggut nyawa, bisa membuat hidup manusia lebih kokoh. Tentu saja ada syaratnya, yaitu disikapi dengan benar dan tepat. Bandingkan dengan pepatah Indonesia: pengalaman adalah guru yang terbaik. Melalui pengalaman (apalagi yang pahit), kita belajar hal hal baru yang menjadikan diri kita lebih baik.

Rasul Petrus berbicara tentang penderitaan sebagai bagian dari perjalanan iman. Panggilan ikut Tuhan Yesus mencakup panggilan menderita bersama Yesus. Jalan menuju sorga adalah jalan salib. Dalam perjalanan itu, Allah akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita. Kita bertambah kuat bukan karena kesanggupan kita tetapi karena kesanggupan dari Allah. Jadi, faktor utama dari bertambah kuatnya diri kita bukan dari dalam diri kita sendiri, juga bukan karena kita berhasil menarik pelajaran dari pengalaman itu tetapi dari Allah, sumber segala kasih karunia. Dia empunya kuasa sampai selama lamanya (1Ptr. 5:11). Bahkan di dalam penderitaan yang paling berat pun, kasih karunia Allah tidak pernah habis, seperti sumur yang tidak pernah kering.

Penderitaan itu memang buruk tetapi kalau harus dialami, ya, hadapi saja. Mau kita hindari pun tetap tidak bisa. Rasul Petrus menyebut Iblis sebagai salah satu penyebab penderitaan. Sikap kita adalah lawanlah ia dengan iman yang teguh (1Ptr. 5:9). Apa pun penderitaannya, siapa pun penyebabnya, jangan menyerah tetapi lawan dengan iman yang teguh. Pada saat yang sama, kita berserah di bawah tangan Tuhan yang kuat, yang memelihara kita (1Ptr. 5:7). Jadi, jika disikapi dengan benar, penderitaan tidak akan menghancurkan hidup kita, tetapi akan membuat kita lebih kuat.

Refleksi diri:

Apa pengalaman penderitaan masa lalu yang justru setelah Anda renungkan membuat Anda lebih kuat? Mengapa Anda bisa kuat saat itu?

Sebagai seorang pengikut Kristus, apakah Anda siap menderita bagi Yesus?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

JALAN TUHAN

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan ni perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Mazmur 77:2-3, 12-21

Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. (Mzm. 77:20)

Dalam kehidupan beriman sehari-hari, ada kecenderungan untuk memahami mukjizat atau keajaiban sebagai “solusi cepat” atas masalahmasalah hidup yang sedang dihadapi. Bahkan, ada kalangan-kalangan tertentu yang sangat suka membicarakan tentang topik ini. Dengan sangat yakin mereka mengajarkan kepada umat bahwa mukjizat dapat terjadi bila kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan. Ungkapan yang sering digunakan adalah, “Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya” (Mrk. 9:23). Persoalan muncul ketika mukjizat yang diharapkan tidakterjadi dan masalah hidup pun tak kunjung selesai.

Di tengah-tengah kesulitan hidup yang sedang dihadapinya, pemazmur berseru-seru dengan nyaring kepada Allah. Ia pun berdoa hingga malam. Namun, pertolongan dari Tuhan tak kunjung tiba. Itulah sebabnya, ia makin patah semangat dan gelisah (Mzm. 77:4-5). Kemudian ia mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan di masa lalu. Ia mengingat bagaimana Tuhan menolong umat-Nya secara ajaib sehingga mereka dapat menyeberangi Laut Teberau (Kel. 14:15-31). Demikianlah, ia pun dikuatkan untuk terus meyakini tuntunan dan penyertaan Tuhan di tengah-tengah kesulitan hidup yang dialaminya.

Youth, jalan Tuhan memang penuh dengan keajaiban. Namun, jalan Tuhan bukanlah jalan pintas. Berjalan di jalan Tuhan bukan berarti kita tidak akan mengalami kesulitan dan masalah. Sebaliknya, dengan berjalan di jalan Tuhan, kita diundang untuk memaknai masalah dan kesulitan hidup sebagai momen untuk mengalami tuntunan dan penyertaan Tuhan yang ajaib.

1. Bagaimana pemazmur dikuatkan di tengah-tengah kesulitan yang dialaminya?
2. Apa makna berjalan di jalan Tuhan?

Pokok Doa: Agar meyakini penyertaan Tuhan di tengah-tengah kesulitan hidup.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.