Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

IMAN DAN LOGIKA


 

Ibrani 11:17-28

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. (Ibr. 11:17a)

Ada sebuah kisah mengenai seseorang yang berdoa memohon pertolongan saat banjir. Orang itu berdoa meminta pertolongan dan yakin, dengan iman, Tuhan akan menolong. Perahu karet dan helikopter penyelamat sempat datang menolongnya, tetapi ia menolaknya. Ia beranggapan bahwa Tuhan akan menolong secara langsung melalui hal yang ajaib. Sampai akhirnya ia meninggal karena tenggelam. Ia pun bertemu Tuhan ketika ia mati. Ia menanyakan kepada Tuhan alasan Tuhan tidak langsung menolongnya. Tuhan mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sudah berusaha menolongnya melalui perahu karet dan helikopter, tetapi ia menolak. Cerita ini menunjukkan bahwa terkadang umat memandang bahwa iman akan membimbingnya mendapatkan hal spektakuler dan bertentangan dengan logika. Benarkah demikian?

Ibrani 11:17-28 sedang berbicara mengenai saksi iman. Dalam teks Alkitab ini digambarkan bahwa saksi iman yang dihadirkan adalah saksi iman yang ternyata menggunakan logika mereka. Abraham, ketika mempersembahkan Ishak, ternyata menggunakan logikanya. Ia tahu Tuhan mampu membangkitkan Ishak. Ishak, Yusuf, dan Musa pun juga demikian. Mereka memikirkan dengan sungguh-sungguh segala konsekuensi dari perbuatan mereka. Konsekuensi yang tentunya terarah kepada Allah.
Pembaca yang berbahagia, ketika kita beriman kepada Allah, mari kita tidak hanya sekadar beriman. Mari kita menggunakan logika yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman dan logika sesungguhnya tidak harus bertentangan. Salah satu cara Tuhan menolong kita adalah melalui logika kita.

1. Apa alasan Abraham mempersembahkan Ishak?
2. Apakah yang bisa kita lakukan untuk menyeimbangkan iman dan logika kita?

Pokok Doa: Hikmat dalam beriman kepada Allah

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Curahkan Saja kepada Tuhan

 Mazmur 13:1 6

Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah Mu terhadap aku?
 Mazmur 13:2

Rasa kuatir yang kita rasakan, membuat capek seseorang. dan berkata, capek Sampai kapan? Itulah seruan seruan jujur dari mereka yang mengikut Tuhan. Tidak mudah. Berdarah darah. Melelahkan. Hampir menyerah. Dan banyak di antara kita akhirnya berbincang lama. Dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Namun, firman Tuhan mengingatkan kepada peristiwa Daud juga pernah alami hal yang sama: Berapa lama lagi, Tuhan…? Itu ungkapan jujur dari Daud, seorang yang dekat dengan Tuhan. Daud mengasihi Tuhan tetapi ia mengalami juga apa itu putus asa dan bagaimana rasanya hidup dalam tekanan. Sampai ia bertanya, Berapa lama lagi? Sampai kapan, aku terlupakan begini? Kapan Engkau menjawab, Tuhan?

Ikut Tuhan tidak seperti masuk jalan tol yang kencang melaju tanpa hambatan. Ikut Tuhan kadang seperti naik odong odong, cuma gitu gitu aja dan di situ situ aja, harus bayar lagi. Ikut Tuhan kadang seperti naik roller coaster, rasanya jantung mau copot. Ikut Tuhan kadang seperti naik sepeda butuh keseimbangan dan stamina. Jangan menyerah! Kita tidak sendirian, Daud sudah mengalaminya dan ia tahu apa artinya tak berdaya.

Namun Daud tak menyerah, ia tak berhenti di tengah jalan. Daud tetap ingat Tuhan. Mazmur 16:11 jadi bukti keyakinannya kepada Tuhan saat berkata, Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan Mu ada sukacita berlimpah limpah, di tangan kanan Mu ada nikmat senantiasa. Daud percaya meskipun jalan ikut Tuhan penuh tantangan, Dia akan menyatakan jalan Nya yang berujung pada sukacita sehingga ia bisa menikmati hidup. Semua ini mungkin karena kasih setia dan kebaikan Tuhan selalu ada bagi dirinya (ay. 6).

Praktikkan itu dulu ya, man teman. Curahkan saja seluruh keresahan, kegelisahan, kegalauan, kepedihan, kesusahan, dan kesedihan yang ada di hati kita kepada Tuhan Yesus. Mari kita menutup hari ini dengan menyampaikan unek unek Anda kepada Tuhan. Berdoa, menyisihkan waktu berdua saja dengan Yesus dalam pujian dan pembacaan firman. Sampaikan apa yang menjadi kekhawatiran Anda. Lepaskan kesusahan hati Anda. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Selamat menutup hari dengan mengobrol dan mencurahkan seluruh perasaan Anda kepada Nya. Yesus selalu siap mendengar dan menolong Anda.

Refleksi diri:

Kapan terakhir kali Anda mengajukan pertanyaan yang sama seperti Daud, Berapa lama lagi, Tuhan? Apa yang Anda lakukan?

Apakah saat itu Anda sudah curhat kepada Yesus? Bagaimana jika satu saat Anda menghadapi situasi yang sama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Merespon Kasih Tuhan

Mazmur 117:1 2

Sebab kasih Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama lamanya. Haleluya!
 Mazmur 117:2

Ingat kasih Nya, ingat kebaikan Nya, dan anugerah Nya selamatkanku, sebab kasih Nya setinggi langit. Cuplikan lirik lagu tersebut mengajak kita agar selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan kepada kita. Kita ditebus dan diselamatkan, bahkan masih bisa hidup sampai hari ini dalam kecukupan karena anugerah Nya. Pemazmur mengajak kita untuk memuji Tuhan dan memegahkan Tuhan (ay. 1). Mengapa? Karena kasih Nya hebat atas kita dan kesetiaan Tuhan untuk selama lamanya (ay. 2).

Hati pemazmur berlimpah dengan pujian dan syukur yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Rasa syukur itu keluar dari sanubari pemazmur yang mengasihi Tuhan sehingga perkataan, perbuatan, dan seluruh aspek hidupnya diubahkan Nya. Pemazmur tidak berhenti sebatas memuji dan bersyukur, tapi juga rindu menyaksikan dan menceritakan kasih Tuhan kepada orang lain. Ia menceritakan segala kebaikan yang telah diterimanya dari Tuhan. Pemazmur bersemangat menyampaikan apa yang sudah dialaminya bersama Tuhan kepada orang orang yang belum merasakan kasih besar Allah.

Nah, bagaimana dengan kita? Kita pun telah mengalami kasih Tuhan dengan sangat luar biasa dalam hidup kita. Yesus Kristus rela mengorbankan nyawa Nya menebus kita, mengampuni kesalahan kita, membebaskan kita dari segala kutuk dosa dan mengangkat kita menjadi anak anak Nya (Yoh. 1:12). Belum lagi kebaikan, kemurahan, kesetiaan, pemeliharaan, dan perlindungan Tuhan atas kita sungguh tiada terbilang (Ef. 3:18). Namun, seringkali kita kurang menyadari dan mensyukurinya. Yang kita ingat hanyalah besarnya masalah dan kesulitan yang kita alami. Masalah dan kesulitan yang ada ibarat tembok tebal yang menghalangi dan menutupi pandangan mata kita untuk melihat kebesaran kasih Tuhan.

Marilah kita berkomitmen, seperti ajakan pemazmur, untuk selalu mengingat dan merespons kasih Tuhan kepada kita. Latihlah kebiasaan memuji, memuliakan, dan berusahalah menyaksikan kasih Tuhan kepada orang lain di mana pun kita berada dan kapan pun kesempatan itu ada. Kasih Tuhan Yesus sungguh besar telah kita alami. Jangan disimpan di dalam hati saja, ayo sebarkan kasih Nya kepada mereka yang belum merasakan kasih Tuhan nan ajaib dan hebat!

Refleksi diri:

Apa bukti dari kasih Tuhan yang hebat yang pernah Anda alami dalam kehidupan Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan untuk menyampaikan kasih Allah yang hebat kepada sesama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

HINDARI SIKAP TAMAK

 

Lukas 12:13-21

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ....” (Luk. 12:15)
Tak pernah puaskah kita dengan gaji yang didapatkan? Sulitkah kita mensyukuri berkat yang Tuhan berikan? Apakah kita merasa tidak rela berbagi dengan orang lain? Jika jawabannya adalah ya, maka kita perlu merenungkan baik-baik firman Tuhan dalam renungan hari ini.
Apa yang salah dengan orang kaya dalam perumpamaan Yesus? Bukankah ia punya rencana strategis, mau kerja keras membangun lumbung, dan visioner? Semua itu tentu baik. Salahnya adalah karena ia “... orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, ...” (Luk. 12:21). Ia menimbun kekayaan untuk dinikmati sendiri, melupakan orang yang membutuhkan, dan bergantung pada kekayaannya itu, bukan bergantung kepada Tuhan. Di sinilah kekayaannya menjadi salah. Perumpamaan ini merupakan teguran bagi seorang yang ingin mendapat warisan. Orang itu sedang berkonflik dengan saudaranya dan meminta Yesus membelanya. Motivasinya dapat dilihat oleh Yesus, yaitu bahwa ia tamak. Ia ingin mendapatkan apa yang semestinya bukan bagiannya. Sifat tamak itu yang hendak diperbaiki oleh Yesus.
Youth, ketika kita bekerja, ada hasil dari pekerjaan itu, entah itu gaji atau insentif. Atau, ketika kita berwirausaha, ada keuntungan yang kita peroleh. Semua itu adalah berkat yang berasal dari Tuhan. Karena itu, hidup kita bergantung kepada Tuhan, Sang Sumber Berkat, dan bukan pada berkat itu sendiri. Lagi pula, berkat yang Tuhan berikan kepada kita itu tentunya juga menjadi kepercayaan bagi kita untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
1. Apa sebutan Allah bagi orang kaya dalam perumpamaan itu?
2. Sudah tepatkah sikap kita terhadap berkat Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

HUT GKKK Tepas ke 43





































 

Share:

Menguji diri supaya Tahan

2 Korintus 13:1 10

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
 2 Korintus 13:5


Sepenggal lirik lagu berbunyi: 

Ujilah aku Tuhan. 
Cobalah aku Tuhan.
 Selidiki batinku dan hatiku.
 Mataku tertuju pada Mu.

Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Reff.
Kunyanyi Hosana
Bagi rajaku yang duduk di Tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kau layak disembah
Kunyanyi Hosana
(Kunyanyi Hosana)
Bagi rajaku (bagi rajaku)
Yang duduk di tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kaulah yang disembah

Lirik lagu diatas mengingatkan kita akan pesan firman Tuhan hari ini tentang pentingnya menguji diri sendiri sebelum diuji oleh Tuhan.

Jemaat di Korintus banyak membuat Paulus susah. Di satu sisi mereka menunjukkan semangat dan kegairahan rohani akan karunia karunia Roh Kudus. Namun di sisi lain, mereka memiliki kehidupan moral yang sangat duniawi. Itu sebabnya Paulus mendesak mereka untuk menyelidiki diri sendiri. Bukan saja sekedar tahu banyak tentang doktrin yang benar, melainkan mereka harus menghidupi kebenaran tersebut. Mereka terpukau dengan kuasa dan kekuatan Kristus tetapi tidak terkesan dengan kasih dan kelembutan Nya. Maka Paulus menantang mereka ujilah dan selidikilah diri sendiri. Perhatikan, kalimat tantangan ini berbentuk imperatif (bersifat memerintah), saat ini waktu sekarang, yang menunjuk pada sebuah tindakan menguji diri secara berulang ulang dan terus menerus. Jadi, Paulus meminta jemaat Korintus untuk saat ini segera menguji diri, jangan ditunda tunda.

Apa yang harus mereka uji? Pertama, apakah mereka tetap tegak di dalam iman di tengah kehidupan moral yang semakin bobrok? Betulkah mereka masih termasuk anggota dari kawan kawan seiman? (bdk. Gal. 6:10; Kis. 6:7; 14:22). Kedua, benarkah Yesus Kristus ada di dalam diri mereka? (bdk. Rm. 8:10; Gal. 2:20; Kol. 1:27). Jika benar Kristus ada di dalam mereka maka mereka akan hidup dalam kebenaran karena Kristus. Dari kedua hal uji ini, hasil akhir yang diharapkan adalah supaya mereka tahan uji di dalam menghadapi ujian hidup. Perlu diingat, ujian tersebut tidak akan melampaui kemampuan mereka sebab mereka dapat memahaminya sepenuhnya.

Tidak ada pengetahuan yang lebih penting bagi kita sebagai orang percaya Kristus selain memiliki kepastian bahwa kita sudah memiliki hidup yang kekal (1Yoh. 5:13). Oleh sebab itu, kita juga harus menguji diri kita sendiri untuk memastikan apakah kita sungguh sungguh sudah percaya kepada Yesus Kristus dan benarkah Dia ada di dalam diri kita?

Refleksi diri:

Apakah Anda pernah menguji diri sendiri untuk mengetahui kondisi iman dan kerohanian Anda? Bagaimana hasilnya?

Apa yang Anda lakukan untuk membenahi/meningkatkan kondisi iman dan kerohanian Anda?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19



 

Share:

Obat Yang manjur

Amsal 17

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
 Amsal 17:22

Konon di dalam dongeng atau film film suka disebutkan mengenai obat dewa, yaitu obat yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Obat langka, penawar racun yang paling berbahaya, penyembuh penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Yah semuanya hanya dongeng, kalau ada obat seperti itu maka tidak ada lagi tuh pasien pasien di rumah sakit. Namun, Amsal menyebutkan sebuah obat yang manjur dan mujarab, nama obatnya hati yang gembira.

Ada nyanyian pemazmur yang terkenal hingga hari ini.
You are here: Home / Indonesian Songs / H - Indonesian / Lirik & Chord Lagu Hati Yang Gembira
Lirik & Chord Lagu Hati Yang Gembira
August 2, 2010 By Admin Leave A Comment

HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT
S’PERTI OBAT HATI YANG SENANG
TAPI SEMANGAT YANG PATAH KERINGKAN TULANG
HATI YANG GEMBIRA TUHAN SENANG


Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Ini bukan berarti keadaan baik baik saja sehingga hatinya gembira, tetapi karena dikatakan sebagai obat yang manjur berarti ada kondisi yang sedang sakit, yang sedang tidak semestinya. Hati yang gembira bukan berarti kita menyangkali keadaan sedih atau berduka. Hati yang gembira juga bukan berarti wajah yang selalu tersenyum atau semua permasalahan beres. Hati yang gembira adalah sebuah pilihan, bukan muncul karena situasi.

Hati yang gembira bisa hadir karena kita mengingat segala perbuatan Tuhan yang telah menolong kita di masa lalu. Jika kita merenungkan dan mencatatnya, pasti banyak hal yang Tuhan sudah perbuat bagi kita. Dia selalu hadir di masa masa tersulit kita, termasuk saat kita diselamatkan Yesus dari hukuman dosa. Bukankah sebuah sukacita terbesar? Yesus menyembuhkan penyakit dosa kita yang tidak pernah bisa disembuhkan oleh siapa pun. Hati yang gembira juga bisa hadir karena kita melihat hari ini. Kalau Anda masih ada sampai saat ini, semua karena Tuhan. Semua bisa terjadi karena hari ini kita juga disertai oleh Roh Kudus.

Dan hati yang gembira juga hadir saat kita menatap ke depan. Kita tentu percaya Tuhan merancang hidup kita. Dia merancangnya secara penuh sampai di masa depan yang kita belum ketahui dan rancangan Nya adalah rancangan damai sejahtera. Anda gembira? Sukacita nggak? Iya dong harusnya. Bukan panik yah. Terlebih sukacita di masa depan yang paling membahagiakan adalah kita orang percaya pasti akan berkumpul dengan Tuhan di kekekalan, di mana kita bisa menikmati sukacita setiap saat. Semua terjadi karena ada yang namanya obat yang manjur.

Refleksi diri:

Apa yang sering merenggut sukacita Anda? Bagaimana Anda akan memelihara hati yang gembira?

Perbuatan perbuatan Tuhan apa yang mau Anda ingat hari ini yang membuat hati Anda bergembira?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Waktu Tuhan Selalu Tepat


Keluaran 3:1 22

Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.
Keluaran 3:10

Setiap orang memiliki panggilannya masing masing untuk mengerjakan bagiannya dalam Kerajaan Allah. Saat memanggil seseorang terjun mengerjakan bagiannya, Tuhan pasti memiliki waktu yang tepat. Dia akan mempersiapkan anak Nya dengan cara Nya tersendiri. Pertanyaannya sekarang: apakah orang tersebut peka atau tidak, saat dirinya dipanggil Tuhan untuk diutus mengerjakan bagiannya?

Musa adalah contoh nyata orang yang tidak peka terhadap panggilan Tuhan. Musa mendahului waktu Tuhan saat menyangka dirinya sudah siap dipakai Tuhan menyelamatkan bangsanya. Ia menolong dan membela seorang Israel yang dianiaya dengan membunuh orang Mesir yang menganiaya orang Israel tersebut. Ia menyangka bangsanya akan menerima dirinya sebagai utusan Tuhan yang menyelamatkan mereka, tetapi ternyata tidak. Musa melakukan blunder sampai akhirnya terpaksa melarikan diri ke Midian.

Selama empat puluh tahun di Midian, Musa melupakan panggilannya. Malaikat Tuhan lalu datang mengingatkannya dengan menampakkan diri di gunung Horeb melalui nyala api yang keluar dari semak duri. Tuhan memanggil kembali Musa untuk mengerjakan bagiannya, yaitu membawa umat Nya keluar dari Mesir. Waktu Tuhan telah tiba. Sayangnya, Musa tidak melihatnya demikian. Ia merasa dirinya tidak layak untuk diutus.

Tuhan sesungguhnya mempersiapkan Musa selama di Mesir dan Midian. Bahkan bukan hanya mempersiapkan, Tuhan juga memperlengkapi Musa. Hal ini tak pernah terpikirkan oleh Musa padahal semuanya sudah direncanakan Tuhan sebelum memanggil Musa.

Waktu yang dipikirkan manusia belum tentu waktunya Tuhan. Waktu Tuhan selalu yang terbaik dan tepat bagi umat Nya. Musa mungkin tidak merasa siap karena trauma masa lalu, tetapi Tuhan melihat sebaliknya. Musa akhirnya bersedia berangkat ke Mesir bersama Harun. Kesediaan Musa mengerjakan panggilan Tuhan telah menjadi berkat bagi bangsa Israel dan juga memuliakan Tuhan.

Setiap kita pasti memiliki panggilan dari Tuhan. Perlu diingat bahwa dalam mengerjakan panggilan Nya, Tuhan Yesus tak pernah mengutus tanpa melatih kita terlebih dahulu. Janganlah mendahului waktu Tuhan tetapi belajarlah peka kapan waktunya kita dipakai oleh Nya. Tak ada seorang pun layak di hadapan Tuhan tetapi bila Anda sudah terlibat dalam pekerjaan Tuhan, pasti ada rencana indah Tuhan di baliknya.


Ingat sar lagu di bawah ini.
BILA KAU IJINKAN SESUATU TERJADI
KU PERCAYA SEMUA UNTUK KEBAIKANKU
BILA NANTI TELAH TIBA WAKTU-MU
KU PERCAYA KUASA-MU
MEMULIHKAN HIDUPKU

Chorus :
WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK
WALAU KADANG TAK MUDAH DIMENGERTI
LEWATI COBAAN, KU TETAP PERCAYA
WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK

Refleksi diri:

Apa panggilan hidup Anda dalam mengerjakan bagian Kerajaan Allah? Bagaimana Anda belajar peka terhadap panggilan tersebut?

Apa yang ingin Anda lakukan agar siap melayani Tuhan Yesus sesuai profesi Anda?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

MENULIS STATUS

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Mazmur 60
Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia. (Mzm. 60:13)

Di masa kini menulis status di media sosial adalah salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh hampir semua orang yang memiliki akun media sosial. Ketika ada sesuatu yang terjadi di dalam kehidupannya, seseorang menulis atau membuat status di media sosialnya untuk menunjukkan kejadian tersebut pada orang lain. Bukan hanya peristiwa yang menyenangkan, peristiwa yang tidak menyenangkan pun biasanya dituliskan. Ini dilakukan untuk menunjukkan kondisi mereka pada orang-orang yang menjadi teman mereka di media sosial, bahkan bisa jadi pada kalangan lebih luas.

Jika di masa kini banyak orang menggunakan media sosial untuk menulis status berisi keluhan, lain halnya dengan umat Tuhan di masa pemazmur. Umat Tuhan di masa pemazmur menuliskan status mereka untuk menunjukkan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Tidak hanya dalam masa suka, tetapi juga di masa duka. Mazmur 60 adalah tulisan berisi keluhan umat Allah yang sedang menderita karena serangan bangsa lain. Menarik bahwa baik di dalam penderitaan maupun pergumulan, umat tetap menuliskan kebaikan Tuhan. Namun, tidak hanya menulis keluhan, Mazmur 60 juga memuat tentang kebaikan Tuhan dan harapan umat kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa umat Tuhan memiliki kesaksian hidup yang jujur dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pembaca yang terkasih, di dalam berbagai kondisi, marilah kita tidak hanya menuliskan status berisi keluhan. Sebaliknya, mari kita menuliskan kebaikan Tuhan sehingga status kita menjadi kesaksian yang baik bagi sesama. Status kita akan menguatkan pengharapan sesama kepada Tuhan.
1. Kondisi apa saja yang dituliskan oleh umat Tuhan di dalam Mazmur 60?
2. Status apakah yang ingin kita tuliskan agar dapat menguatkan sesama kita?
Pokok Doa: Hikmat untuk menuliskan status yang menjadi berkat bagi sesama.

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.