Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Memaknai kemerdekaan

 Galatia 5:1 15

janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Galatia 5:13 15


Ketika seseorang sudah mengakui semua dosa, mohon ampunan Tuhan, dan mengalami kemerdekaan dari dosa oleh Kristus maka hendaklah ia memaknai kemerdekaan tersebut dengan benar. Bagaimana caranya?

Pertama, jangan menyalahgunakannya sebagai kesempatan berbuat dosa. Toh Tuhan Yesus sudah ampuni dosa saya dan semua yang sudah diselamatkan akan tetap selamat karena di dalam Tuhan sekali selamat tetap selamat. So, mumpung sudah diselamatkan maka saya bisa lebih bebas melakukan dosa, karena dosa masa lalu, masa kini, bahkan dosa saya yang akan datang, semua sudah diampuni oleh Tuhan. Ini pemahaman yang keliru dari ajaran Alkitab dan juga sangat salah pengaplikasiannya. Kebenarannya semua yang mengalami kemerdekaan dalam Kristus, dengan kekuatan Tuhan dan usaha sangkal diri sedemikian rupa, ia akan waspada dan sekeras mungkin berusaha meninggalkan kebiasaan dosa.

Kedua, hendaklah kita belajar melayani orang lain dengan kasih yang telah Yesus teladankan. Kita sudah dikasihi terlebih dulu oleh Yesus, kiranya orang lain dapat merasakan kasih, perhatian, dan pertolongan Tuhan melalui diri kita.

Ketiga, jangan menjadi alat setan untuk menggigit, menelan, dan membinasakan orang lain. Murid Kristus sejati tidak akan melakukannya. Jika Anda melihat orang Kristen yang saling gigit, fitnah, dan menjatuhkan untuk merebut kedudukan atau keuntungan dari perusahaan, itu adalah persaingan yang tidak sehat dan pasti ia bukan murid Tuhan sejati. Jika Anda menyaksikan pemilihan majelis dengan saling mempromosikan orang yang dekat tanpa memperhatikan ketentuan Alkitab, apalagi meninggikan seseorang dan menjatuhkan orang lain berdasarkan like or dislike, pastilah majelis tersebut bukan sungguh pengikut Kristus. Jika Anda menemukan penginjil dan pendeta yang saling menjelekkan satu sama lain, demi jabatan atau demi menjilat majelis yang kaya (umumnya orang kaya senang berlaku seperti Tuhan di dalam gereja, tidak belajar merendahkan diri seperti Kristus) pasti ia bukan hamba Tuhan sejati. Jika kita sendiri yang melakukan salah satunya, mari bertobat dan menjadi anak Tuhan sejati.

Mari maknai kemerdekaan kita dengan bertanggung jawab, serta tetap setia pikul salib dan sangkal diri. Amin. Salam memaknai kemerdekaan.

Rrefleksi diri:

Adakah sikap Anda yang keliru selama ini dalam memaknai kemerdekaan dari dosa yang Tuhan Yesus telah karuniakan?

Apakah Anda sudah belajar lebih baik dalam mengasihi orang lain seperti yang Yesus teladankan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Janji Tuhan memberi Berkat

Kejadian 12:1 3

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Kejadian 12:2 3

Kitab Suci mengungkapkan bagaimana janji janji besar kepada Abraham ditepati oleh Tuhan, Sang Pemelihara Janji yang Agung, yang memberkati suatu bangsa dan semua keluarga di bumi. Mungkin kita berpikir betapa enaknya Abraham karena semua janji berkat besar dari Tuhan digenapi dalam hidupnya dan keturunannya. Padahal seperti air yang jernih selalu keluar melalui pipa yang bersih, demikianlah sebenarnya di balik janji Tuhan kepada Abraham, ada kewajiban yang juga tidak kalah besarnya. Abraham harus belajar taat, belajar berkorban, belajar percaya akan semua janji Allah, dan semua itu tidak mudah. Melalui Abraham, bangsa bangsa mengalami berkat Tuhan. Sebuah pertanyaan umum muncul: apakah Tuhan benar benar mencintai semua bangsa dan bisa memakai pribadi sebagai saluran berkat Tuhan untuk suatu bangsa? Kebanyakan orang Kristen akan menjawab pertanyaan, Ya, tentu saja! Memang mereka akan setuju bahwa inti dari Injil adalah Allah begitu mengasihi seluruh dunia sehingga Dia memberikan Anak Nya untuk membuat keselamatan tersedia bagi setiap orang dari segala bangsa.

God Bless America adalah lagu patriotik yang ditulis oleh Irving Berlin selama Perang Dunia I pada tahun 1918 dan direvisi olehnya menjelang Perang Dunia II pada tahun 1938. Irving Berlin tiba di New York pada usia lima tahun. Nama aslinya Israel Baline, putra seorang penyanyi yang melarikan diri dari penganiayaan terhadap orang orang Yahudi di Rusia. Lagu God Bless America mengobarkan semangat untuk tidak menyerah dan percaya bahwa Tuhan mengasihi Amerika sebagai satu bangsa, bahkan mau memakai bangsa Amerika untuk bangsa bangsa lain. Hari ini, lagu tersebut sering digunakan sebagai simbol dukungan dalam perang, olah raga, atau apa pun kegiatan untuk mengobarkan semangat Amerika.

Saudara, percayakah kita bahwa Allah juga mau memberkati bangsa Indonesia sebagai satu bangsa? Maukah kita dipakai oleh Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa Indonesia? Tuhan menepati janji Nya kepada Abraham, Dia juga akan menggenapi janji janji Nya kepada kita yang sungguh sungguh mau taat kepada Nya. Bukankah Tuhan Yesus sudah berjanji akan menyertai kita sampai pada kesudahannya?

Salam berkati bangsa Indonesia.

Refleksi diri:

Bagaimana Anda melihat Tuhan memberkati bangsa Indonesia? Apa saja bukti berkat Nya yang Anda rasakan?

Apa yang ingin Anda lakukan sebagai warga negara yang baik, agar bisa menjadi berkat bagi bangsa Indonesia?




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Tetap Kokoh bersama Kristus.

Matius 7:24 27

Setiap orang yang mendengar perkataan Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Matius 7:24 25

Saya pernah menyaksikan tayangan video sebuah rumah yang terbawa arus kuat. Rumah yang terbuat dari kayu tersebut hanyut ketika arus air sangat deras menghantamnya.

Tuhan Yesus dalam perikop bacaan juga memberikan perumpamaan serupa. Dikisahkan seorang bijaksana membangun rumahnya di atas pondasi yang kokoh, yaitu batu. Ketika rumah tersebut dihantam banjir dahsyat, rumah tersebut tetap berdiri dengan kokoh. Berbeda dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir yang mudah hanyut oleh air. Ketika banjir datang menerjang menghanyutkan segala yang dilewatinya maka hanyut pula rumah yang ia bangun.

Perumpamaan ini menggambarkan iman kita. Jika kita membangun iman di atas dasar yang kokoh, yaitu firman Tuhan, maka ketika badai pencobaan dan pergumulan menghantam iman kita, kita tetap kokoh berdiri. Firman yang menjadi dasar kokoh tersebut adalah Kristus Yesus, Sang Batu Karang nan teguh. Orang yang bijak tahu bahwa saat ia menghadapi pergumulan hidup, selalu ada Tuhan Yesus yang siap menolong dan menyertai.

Berbeda dengan orang bodoh yang membangun imannya di atas segala apa yang dimilikinya. Ia berpikir dengan kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dipunyainya, ia bisa menghadapi semua tantangan dan permasalahan hidup. Namun kenyataaannya, ketika badai permasalahan hidup datang tampaklah bahwa semua yang ia miliki tidak membuatnya bertahan menghadapi terjangan badai tersebut. Ketika semua yang diandalkannya hilang maka hilang pula iman yang dimilikinya.

Ingat lagu Engkaulah kekuatanku Tempat perlindunganku 

Saat badai menerpa aku tak akan goyah aku  tak akan Goyah sbab kau sertaku.
Sejauh langit dari bumi
Begitu besarNya KasihMu. Penuhi hati kami yang Rindu menyembahmu Yesus
Sejauh langit dari bumibumi. Begitu besarnya kasihMu kaulah Tuhan kekuatanku Sukacitaku

Saudara saudaraku yang terkasih, milikilah dasar iman yang kokoh, yaitu Sang Batu Karang, Yesus Kristus di dalam hidup kita. Saat kita membangun iman di atas dasar Kristus maka kita akan tetap bertahan dan memiliki pengharapan. Namun, bagi kita yang menaruh harapannya kepada harta, kekuatan fisik, kepandaian, dan kehebatan diri, maka pasti akan tergeletak jatuh. Taruhlah segala aspek kehidupan hanya di dalam kendali tangan Nya. Niscaya, kita akan tetap kokoh dan tangguh menghadapi badai apa pun. Hidup memang penuh tantangan dan pergumulan tetapi bersama Kristus, Sang Imanuel, kita pasti sanggup bertahan sampai akhir hidup yang Tuhan izinkan.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah membangun dasar iman hanya kepada Yesus Kristus?

Apa komitmen yang ingin Anda lakukan membangun iman semakin bertumbuh dan selalu memiliki pengharapan di dalam Kristus?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Ku selalu memuji Tuhan

Mazmur 33:1 22

Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia Nya.

 Mazmur 33:18

Àda seoenggal lagu. Mataku tertuju padamu, segnap hidupku kuserahkan padaMu. Bimbing Aku masuk rencànamu....

Kita seringkali memandang aktivitas memuji Tuhan sebagai kegiatan yang hanya dilakukan pada waktu dan tempat tertentu. Misalnya, ketika beribadah online pada hari Minggu atau ketika dalam persekutuan melalui Zoom meeting atau memuji Tuhan ketika hidup kita lancar, tetapi ketika dalam kesulitan, kita berhenti memuji Tuhan. Dalam perikop Mazmur 33, Pemazmur mengajak kita memuji Tuhan di segala waktu dan tempat, bahkan dengan nyanyian dan alat musik. Apa alasan Pemazmur mengajak demikian?

Pertama, karena memuji Tuhan itu adalah ciri khas dari mereka yang hidup tulus atau saleh di hadapan Tuhan (ay. 1). Kedua, kita memuji Tuhan karena firman Tuhan itu benar, setia, adil, berotoritas, dan tidak berubah (ay. 4 9). Langit dijadikan hanya oleh firman Nya, air laut bisa dikumpulkan Nya, dan samudera dapat diwadahi Nya. Kekuasaan Nya dibandingkan dengan berbagai kekuatan di dunia yang sering kali diandalkan oleh manusia, tak dapat dibandingkan. Kalau raja raja dan pemerintahan memiliki kekuasaan maka kuasa Tuhan jauh melampaui mereka. Jika dibandingkan dengan kekuatan seorang pahlawan maka kekuatan Tuhan tiada batasnya (ay. 16 17). Ketiga, kita memuji Tuhan karena Dia memang layak untuk dipuji dan disembah (ay. 12 18). Tuhan memperhatikan umat Nya serta berkuasa untuk menyelamatkan dan memelihara umat Nya. Karena itu, Daud berkata, Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan… (ay. 12).

Melalui pengalaman Daud, kita belajar bahwa orang yang berelasi dekat dengan Tuhan akan berdampak dalam cara memandang hidup. Umumnya kita berpikir bahwa hidup bahagia itu adalah hidup berlimpah harta kekayaan dan kesuksesan. Namun bagi orang percaya, kebahagiaan sejati bersumber dari Tuhan dan firman Nya sehingga terekspresi melalui pujian dan penyembahan. Pujian bagi mereka adalah salah satu cara menyatakan terima kasih kepada Tuhan dan keinginan mereka untuk hidup dekat kepada Sang Pencipta. Kiranya Tuhan Yesus memampukan Anda memiliki gaya hidup yang memuji dan menyembah Dia, sehingga hidup Anda senantiasa dipenuhi kebahagiaan yang sejati.

Refleksi diri:

Apa alasan utama Raja Daud mengajak kita memuji Tuhan? Apakah karena ia memiliki harta dan kesuksesan ataukah karena Allah?

 Apakah yang Anda lakukan untuk memotivasi diri Anda terus memuji dan menyembah Tuhan?

Bagaimana cara Anda menghadapi pergumulan tersebut? Apakah Anda melewatinya dengan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Pengharapan Yang Hidup

1 Petrus 1:3 5

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat Nya yang besar telah melahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
 1 Petrus 1:3 

Harapan adalah sebuah kekuatan yang membuat seseorang dapat bertahan di dalam kesesakan. Di dunia ini, tak seorang pun yang pernah luput dari pergumulan hidup. Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang orang Kristen yang sedang dalam pergumulan.

Orang orang Kristen saat itu merantau ke berbagai tempat akibat penganiayaan yang dialami mereka di Yerusalem oleh pemerintahan Roma karena tidak mau menyembah kaisar. Merantau ke daerah yang baru bukan berarti menyelesaian pergumulan. Di tempat baru mereka harus beradaptasi dengan lingkungan dan mata pencaharian yang baru.

Surat 1 Petrus memberikan penghiburan serta kekuatan bagi mereka. Di tengah situasi sukar, mereka jadi memiliki pengharapan yang hidup. Bukan pengharapan palsu melainkan pengharapan pasti yang diterima melalui iman mereka kepada Kristus, yaitu keselamatan kekal. Pengharapan ini membuat mereka bersukacita sekalipun mengalami berbagai macam pencobaan, kesukaran, dan air mata. Kebahagiaan yang akan mereka peroleh di sorga kelak tak bisa dibandingkan dengan penderitaan di bumi saat ini.

Pengharapan memberikan mereka semangat untuk tetap bertahan dan berkarya selama di dunia. Walaupun banyak pergumulan harus dialami, akhir dari segala sesuatu adalah anugerah keselamatan yang mereka terima. Melalui pengharapan ini, mereka paham dunia bukanlah rumah permanen mereka. Rumah mereka adalah sorga bersama Bapa. Status mereka di dunia adalah pendatang yang sifatnya sementara saja.

Pergumulan yang diizinkan dialami orang orang Kristen bukan tanpa rencana Allah. Karena penganiayaan, mereka menyelamatkan diri dengan merantau ke berbagai daerah yang lebih aman sehingga Injil pun tersebar keluar Yerusalem. Mereka menjadi berkat dengan menjadi saksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi. Ini sesuai dengan amanat Yesus Kristus.

Saat ini, Anda mungkin tak mengalami pergumulan seperti yang dialami oleh penerima surat pertama Surat Petrus. Namun, Anda tak lepas dari pergumulan pergumulan hidup yang mungkin membawa Anda pada kesukaran besar. Ingatlah senantiasa akan Tuhan Yesus, Sang sumber pengharapan. Yesus pasti punya rencana di balik pergumulan Anda karena Anda adalah anak Nya dan Dia pasti akan memelihara hidup Anda.
Sepeñggal lagu dalam kidung pujian Kristen..

Pengharapanku hanya Yesus saja
Yang mati atas Golgota
Dia gembala jiwaku yang sungguh
Yesus Dia harapanku

Reff: Yesus harapan jiwaku
Yesus menebus dosaku
Dia pohon selamat
Dan kemenanganku
Yesus Dia harapanku

Memberikan kekuatan serta pengharapan yang pasti dan hidup.

Refleksi diri:

Apa pergumulan berat yang pernah Anda alami yang membuat Anda putus asa?

Bagaimana cara Anda menghadapi pergumulan tersebut? Apakah Anda melewatinya dengan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus?


Share:

ANTIKAYA

Lukas 12:32-40

“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Luk. 12:34)

Kalau kita mengetik di mesin pencarian Google: “Orang Kristen tidak boleh kaya”, maka kita akan menemukan beberapa pertanyaan terkait kekayaan dan orang Kristen. Contoh pertanyaannya adalah: Apakah/Bolehkah orang Kristen menjadi kaya? Ternyata tidak mudah untuk kita, sebagai orang Kristen, menggumuli konsep kekayaan ini. Apalagi, kalau kita membaca Lukas 12:33. Ada kemungkinan kita akan berpikir bahwa orang Kristen tidak boleh kaya. Apakah benar ketika menjadi pengikut Kristus berarti kita menjadi orang-orang yang tidak boleh kaya atau bahkan antikaya?

Jika kita membaca Lukas 12:32-40 secara utuh, setidaknya mulai dari ayat 22, maka sebenarnya kita akan menemukan bahwa maksud Yesus bukanlah mengenai menjadi kaya, punya harta milik atau tidak punya harta milik. Yesus hendak mengajarkan pada para murid bahwa kekhawatiran akan kondisi hidup dimulai karena kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan. Kekhawatiran timbul karena kita mengarahkan hati pada yang lain. Salah satunya adalah mengenai kebutuhan dan harta milik. Itulah sebabnya Yesus menutup perkataan-Nya mengenai kekhawatiran dengan mengatakan di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Yesus ingin mengingatkan pentingnya menjadikan Allah sebagai pusat hidup kita. Ketika Allah menjadi pusat hidup kita, apa pun yang kita miliki akan juga diarahkan kepada Allah.

Jadi, pembaca yang terkasih, apakah ikut Tuhan berarti antikaya? Jawabannya tidak. Mengikut Tuhan berarti apa pun dan berapa pun yang kita miliki, kita mau mengarahkannya untuk Tuhan karena semuanya berasal dari Tuhan.

1. Apa maksud perkataan Yesus untuk menjual seluruh harta milik dan memberi sedekah?
2. Apa yang dapat dilakukan agar kita dapat mengarahkan milik kita pada Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Pengharapan yang Hidup

 
1 Petrus 1:3 5

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat Nya yang besar telah melahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
 1 Petrus 1:3


Harapan adalah sebuah kekuatan yang membuat seseorang dapat bertahan di dalam kesesakan. Di dunia ini, tak seorang pun yang pernah luput dari pergumulan hidup. Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang orang Kristen yang sedang dalam pergumulan.

Orang orang Kristen saat itu merantau ke berbagai tempat akibat penganiayaan yang dialami mereka di Yerusalem oleh pemerintahan Roma karena tidak mau menyembah kaisar. Merantau ke daerah yang baru bukan berarti menyelesaian pergumulan. Di tempat baru mereka harus beradaptasi dengan lingkungan dan mata pencaharian yang baru.

Surat 1 Petrus memberikan penghiburan serta kekuatan bagi mereka. Di tengah situasi sukar, mereka jadi memiliki pengharapan yang hidup. Bukan pengharapan palsu melainkan pengharapan pasti yang diterima melalui iman mereka kepada Kristus, yaitu keselamatan kekal. Pengharapan ini membuat mereka bersukacita sekalipun mengalami berbagai macam pencobaan, kesukaran, dan air mata. Kebahagiaan yang akan mereka peroleh di sorga kelak tak bisa dibandingkan dengan penderitaan di bumi saat ini.

Pengharapan memberikan mereka semangat untuk tetap bertahan dan berkarya selama di dunia. Walaupun banyak pergumulan harus dialami, akhir dari segala sesuatu adalah anugerah keselamatan yang mereka terima. Melalui pengharapan ini, mereka paham dunia bukanlah rumah permanen mereka. Rumah mereka adalah sorga bersama Bapa. Status mereka di dunia adalah pendatang yang sifatnya sementara saja.

Pergumulan yang diizinkan dialami orang orang Kristen bukan tanpa rencana Allah. Karena penganiayaan, mereka menyelamatkan diri dengan merantau ke berbagai daerah yang lebih aman sehingga Injil pun tersebar keluar Yerusalem. Mereka menjadi berkat dengan menjadi saksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi. Ini sesuai dengan amanat Yesus Kristus.

Saat ini, Anda mungkin tak mengalami pergumulan seperti yang dialami oleh penerima surat pertama Surat Petrus. Namun, Anda tak lepas dari pergumulan pergumulan hidup yang mungkin membawa Anda pada kesukaran besar. Ingatlah senantiasa akan Tuhan Yesus, Sang sumber pengharapan. Yesus pasti punya rencana di balik pergumulan Anda karena Anda adalah anak Nya dan Dia pasti akan memelihara hidup Anda.

Lirik lagu.
DALAM S'GALA PERKARA , TUHAN PUNYA RENCANA
YANG LEBIH BESAR DARI , SEMUA YANG TERPIKIRKAN
APAPUN YANG KAU PERBUAT , TAK ADA MAKSUD JAHAT
S'BAB ITU KULAKUKAN , SEMUA DENGAN-MU TUHAN

REFF :
KU TAK AKAN MENYERAH PADA APAPUN JUGA
SEBELUM KU COBA , SEMUA YANG KU BISA
TETAPI KUBERSERAH KEPADA KEHENDAK-MU
HATIKU PERCAYA TUHAN PUNYA RENCANA

Refleksi diri:

Apa pergumulan berat yang pernah Anda alami yang membuat Anda putus asa?

Bagaimana cara Anda menghadapi pergumulan tersebut? Apakah Anda melewatinya dengan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19



Share:

IMAN DAN LOGIKA


 

Ibrani 11:17-28

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. (Ibr. 11:17a)

Ada sebuah kisah mengenai seseorang yang berdoa memohon pertolongan saat banjir. Orang itu berdoa meminta pertolongan dan yakin, dengan iman, Tuhan akan menolong. Perahu karet dan helikopter penyelamat sempat datang menolongnya, tetapi ia menolaknya. Ia beranggapan bahwa Tuhan akan menolong secara langsung melalui hal yang ajaib. Sampai akhirnya ia meninggal karena tenggelam. Ia pun bertemu Tuhan ketika ia mati. Ia menanyakan kepada Tuhan alasan Tuhan tidak langsung menolongnya. Tuhan mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sudah berusaha menolongnya melalui perahu karet dan helikopter, tetapi ia menolak. Cerita ini menunjukkan bahwa terkadang umat memandang bahwa iman akan membimbingnya mendapatkan hal spektakuler dan bertentangan dengan logika. Benarkah demikian?

Ibrani 11:17-28 sedang berbicara mengenai saksi iman. Dalam teks Alkitab ini digambarkan bahwa saksi iman yang dihadirkan adalah saksi iman yang ternyata menggunakan logika mereka. Abraham, ketika mempersembahkan Ishak, ternyata menggunakan logikanya. Ia tahu Tuhan mampu membangkitkan Ishak. Ishak, Yusuf, dan Musa pun juga demikian. Mereka memikirkan dengan sungguh-sungguh segala konsekuensi dari perbuatan mereka. Konsekuensi yang tentunya terarah kepada Allah.
Pembaca yang berbahagia, ketika kita beriman kepada Allah, mari kita tidak hanya sekadar beriman. Mari kita menggunakan logika yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman dan logika sesungguhnya tidak harus bertentangan. Salah satu cara Tuhan menolong kita adalah melalui logika kita.

1. Apa alasan Abraham mempersembahkan Ishak?
2. Apakah yang bisa kita lakukan untuk menyeimbangkan iman dan logika kita?

Pokok Doa: Hikmat dalam beriman kepada Allah

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Curahkan Saja kepada Tuhan

 Mazmur 13:1 6

Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah Mu terhadap aku?
 Mazmur 13:2

Rasa kuatir yang kita rasakan, membuat capek seseorang. dan berkata, capek Sampai kapan? Itulah seruan seruan jujur dari mereka yang mengikut Tuhan. Tidak mudah. Berdarah darah. Melelahkan. Hampir menyerah. Dan banyak di antara kita akhirnya berbincang lama. Dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Namun, firman Tuhan mengingatkan kepada peristiwa Daud juga pernah alami hal yang sama: Berapa lama lagi, Tuhan…? Itu ungkapan jujur dari Daud, seorang yang dekat dengan Tuhan. Daud mengasihi Tuhan tetapi ia mengalami juga apa itu putus asa dan bagaimana rasanya hidup dalam tekanan. Sampai ia bertanya, Berapa lama lagi? Sampai kapan, aku terlupakan begini? Kapan Engkau menjawab, Tuhan?

Ikut Tuhan tidak seperti masuk jalan tol yang kencang melaju tanpa hambatan. Ikut Tuhan kadang seperti naik odong odong, cuma gitu gitu aja dan di situ situ aja, harus bayar lagi. Ikut Tuhan kadang seperti naik roller coaster, rasanya jantung mau copot. Ikut Tuhan kadang seperti naik sepeda butuh keseimbangan dan stamina. Jangan menyerah! Kita tidak sendirian, Daud sudah mengalaminya dan ia tahu apa artinya tak berdaya.

Namun Daud tak menyerah, ia tak berhenti di tengah jalan. Daud tetap ingat Tuhan. Mazmur 16:11 jadi bukti keyakinannya kepada Tuhan saat berkata, Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan Mu ada sukacita berlimpah limpah, di tangan kanan Mu ada nikmat senantiasa. Daud percaya meskipun jalan ikut Tuhan penuh tantangan, Dia akan menyatakan jalan Nya yang berujung pada sukacita sehingga ia bisa menikmati hidup. Semua ini mungkin karena kasih setia dan kebaikan Tuhan selalu ada bagi dirinya (ay. 6).

Praktikkan itu dulu ya, man teman. Curahkan saja seluruh keresahan, kegelisahan, kegalauan, kepedihan, kesusahan, dan kesedihan yang ada di hati kita kepada Tuhan Yesus. Mari kita menutup hari ini dengan menyampaikan unek unek Anda kepada Tuhan. Berdoa, menyisihkan waktu berdua saja dengan Yesus dalam pujian dan pembacaan firman. Sampaikan apa yang menjadi kekhawatiran Anda. Lepaskan kesusahan hati Anda. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Selamat menutup hari dengan mengobrol dan mencurahkan seluruh perasaan Anda kepada Nya. Yesus selalu siap mendengar dan menolong Anda.

Refleksi diri:

Kapan terakhir kali Anda mengajukan pertanyaan yang sama seperti Daud, Berapa lama lagi, Tuhan? Apa yang Anda lakukan?

Apakah saat itu Anda sudah curhat kepada Yesus? Bagaimana jika satu saat Anda menghadapi situasi yang sama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.