Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

MENDENGARKAN PENGUJI

 Gema suara Illahi

Yeremia 6:20-30

“Aku telah mengangkat engkau di antara umat-Ku sebagai penguji, engkau harus tahu bagaimana menyelidikinya dan harus menguji tingkah laku mereka.” (Yer. 6:27)

Dosen penguji skripsi adalah dosen yang ditugaskan oleh kampus untuk menguji skripsi mahasiswa. Dosen penguji skripsi bertugas untuk menguji tingkat penguasaan mahasiswa atas skripsinya, mengevaluasi naskah skripsi, memberikan masukan perbaikan, dan memberikan penilaian. Dosen penguji terkadang menjadi salah satu sosok yang dihindari mahasiswa. Namun, sebetulnya, keberadaan dosen penguji skripsi penting demi memastikan mahasiswa mengerjakan tugas akhirnya itu dengan baik.

Di dalam teks Alkitab hari ini, Tuhan menempatkan Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel. Kata “penguji” dalam bahasa Ibrani digunakan terkait dengan pengujian logam mulia melalui peleburan. Tugas Yeremia tidak hanya menguji tingkah-tingkah umat Allah, kemudian melaporkannya kepada Allah. Ia juga mencoba “meleburnya”. “Meleburnya” di sini memiliki arti menolong kehidupan umat agar seturut firman Tuhan. Sayangnya, umat Israel tidak berhasil diuji dan dilebur. Mereka menjadi seperti perak yang tidak murni yang ditolak. Akibatnya, mereka harus menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka. Bangsa lain kemudian menyerbu dan menghancurkan bangsa Israel.
Sepenggal lagu ... Ujilah aku Tuhan
 Kaulah yang layak terima pujian kami ya Tuhan
Oh Kau ditidikan
Oh-oo
Ujilah aku Tuhan
Cobalah aku Tuhan
Selidiki batinku dan hatiku
Mataku tertuju pada-Mu
Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Pembaca yang berbahagia, Tuhan juga menempatkan penguji seperti Yeremia di sekitar kita. Mereka adalah orang-orang yang hadir untuk menolong kita agar kita dapat berjalan seturut dengan kehendak Allah. Mereka mengingatkan dan menguji kita. Mari kita berjuang untuk tidak menolak penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Sebaliknya, mari kita belajar untuk berjalan seturut kehendak Allah melalui kehadiran mereka.

1. Apakah tugas Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel?
2. Bagaimanakah kita memaknai kehadiran penguji-penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita?

Pokok Doa: Kerendahan hati untuk menjalani pembelajaran dari Tuhan.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Panggilan Menjadi Murid

Menjadi Murid Kristus
Matius 4:18-22

Yesus berkata kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Matius 4:19

Amanat Agung yang disampaikan Tuhan Yesus sesaat sebelum naik ke sorga, menitikberatkan kepada setiap orang Kristen untuk melakukan pemuridan (Mat. 28:19). Pergi, baptis, dan ajarlah adalah suatu amanat yang harus dilakukan setiap orang yang percaya untuk menjadi murid Kristus. Yesus melibatkan manusia dalam meneruskan karya Allah di dunia ini. Allah memakai manusia untuk memberitakan kabar baik, melaksanakan sakramen baptis, dan mengajar kebenaran firman Tuhan kepada mereka yang mau percaya kepada-Nya.

Perikop hari ini menceritakan pemanggilan pertama murid-murid Yesus. Menjadi murid Yesus, bukanlah inisiatif manusia, melainkan inisiatif Tuhan.
Tidak ada di antara keempat murid Yesus ini, Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, yang mengajukan dan menawarkan diri, Yesus, ini kami, terimalah jadi murid-Mu. Yesus-lah yang terlebih dahulu memanggil, Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia. Ikutlah Aku adalah sebuah panggilan kepada mereka untuk hidup lebih dekat di dalam persekutuan dengan Yesus. Panggilan ini mengantarkan mereka untuk hidup bersama Yesus sehingga dapat dididik sebagai murid agar kelak dapat meneruskan karya-Nya.

Keempat murid Yesus ini berprofesi sebagai nelayan, menjala ikan merupakan pekerjaan mereka sehari-hari. Di dalam kalimat kamu akan kujadikan penjala manusia, Yesus sedang memanggil mereka untuk berubah dari profesi mereka sekarang menjadi penjala manusia. Mereka dipanggil untuk sebuah tujuan mulia, yaitu memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi Tuhan. Respons mereka terhadap panggilan Yesus adalah mengikut Yesus dan meninggalkan pekerjaan mereka. Meninggalkan pekerjaan menggambarkan suatu wujud hidup yang mau mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Mereka kelak akan menggetarkan dunia, bagaimana dari seorang nelayan, pekerja kasar dan tidak berkedudukan di masyarakat, di tangan Yesus diubahkan dengan dididik, lalu dipakai untuk menyelamatkan jiwa banyak orang.

Melalui perenungan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi murid itu bukan masalah latar belakang atau kemampuan kita. Menjadi murid adalah soal respons panggilan kita terhadap panggilan Tuhan. Panggilan yang begitu mulia karena kita dipersiapkan untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam memenangkan dunia bagi-Nya. Saat Tuhan Yesus memanggil, Dia juga akan mempersiapkan Anda dengan cara-Nya sendiri, sehingga Anda dapat menjadi berkat bagi dunia.

MENJADI MURID KRISTUS BUKANLAH MASALAH KEMAMPUAN, MELAINKAN MASALAH RESPONS TANGGAPAN ANDA ATAS PANGGILAN TERSEBUT.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Tuhan Maha Tahu kita Sok Tahu.

Salom gimana kabarnya hari ini, sehat pastinya bukan, selamat berkarya dan selamat beribadah. 

Amos 1:3 2:3

Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru seru kepada Ku dengan nyaring.
— Keluaran 22:23

Judul di atas adalah slogan yang berkali kali diucapkan guru agama saya sewaktu SMP dan saya pikir sebuah slogan yang tepat untuk memulai pembacaan kita terhadap kitab Amos. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan menjatuhi hukuman hukuman yang mengerikan kepada bangsa bangsa, bahkan termasuk umat Nya sendiri. Inilah kadang kala penyebab munculnya pemikiran, Kok Tuhan di Perjanjian Lama beda banget dengan di Perjanjian Baru? Slogan guru agama saya sepertinya tepat menjawab pertanyaan tersebut.

Cobalah merenungkan perikop yang kita baca hari ini. Apa yang disampaikan Nabi Amos tentunya lebih mengerikan daripada film film thriller seperti Saw dan Final Destination. Ada Kerajaan Damsyik yang mengirik orang dengan besi (ay. 3), Gaza dan Tirus yang melakukan perbudakan (ay. 6; 9), Edom yang menghabisi bangsa yang sebenarnya satu nenek moyang dengannya (ay. 11), Amon yang membelah perut ibu ibu hamil (ay. 13), dan Moab yang bahkan tidak berbelas kasihan dengan mayat (Am. 2:1)—pada zaman itu, membakar mayat bukan dianggap hal yang wajar tetapi merupakan sebuah penghinaan terhadap jenazah tersebut.

Oh, ternyata itu alasan Tuhan terlihat begitu kejam. Bukan karena Tuhan adalah Tuhan yang haus darah, melainkan karena Dia berbelaskasihan kepada korban dari kekejaman kekejaman tersebut. Bangsa bangsa yang disebutkan pada ayat ayat di atas adalah kerajaan kerajaan berlimpah. Namun, kelimpahan yang mereka miliki diperoleh karena menindas dan memperbudak kerajaan kerajaan yang lebih lemah.

Di dalam hidup ini, orang percaya sekalipun dapat berbuat seperti bangsa bangsa pada bagian ini. Menindas orang lain demi keuntungan pribadi. Contohnya, bagaimana kita memperlakukan pegawai pegawai kita? Tanpa disadari, mungkin kita menindas mereka ketika kita tidak memberikan salary yang memadai demi kepentingan bisnis. Atau, kita hanya memberi asisten rumah tangga kita mie instan (itu pun yang sudah hampir kadaluarsa) untuk makan sehari hari demi penghematan. Inilah bentuk penindasan zaman modern. Terlepas dari apa pun keyakinan mereka, Tuhan Yesus tidak akan membela para penindas.

Refleksi diri:

Bagaimana Anda memperlakukan orang orang yang lebih lemah (bawahan di kantor, asisten rumah tangga, dll.) daripada Anda?

Apakah mereka bisa melihat belas kasih Kristus melalui diri Anda atau justru sosok penindas?


Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.
Share:

SABAT

Salom gimana kabarnya hari ini, sehat pastinya bukan, selamat berkarya dan selamat beribadah. 

Lukas 13:10-17
“Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.” (Luk. 13:13)

Di dalam salah satu kelas katekisasi salah seorang katekisan pernah bertanya, “Apakah kita boleh melakukan kegiatan di hari Sabat? Bukankah ada perintah Tuhan untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak hanya timbul di benak katekisan. Dalam berbagai kesempatan, pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh anak Sekolah Minggu, pemuda, bahkan orang dewasa. Lalu pertanyaannya, bagaimanakah seharusnya sikap kita?

Di dalam Lukas 13:10-17 kita juga diajak untuk melihat bahwa pertanyaan itu juga merupakan salah satu pertanyaan di masa Yesus. Yesus, di dalam kisah Alkitab, menyembuhkan orang pada hari Sabat. Satu hal yang dilarang di masa itu oleh orang-orang Yahudi terkait dengan beraktivitas di hari Sabat. Orang Yahudi memang punya aturan yang ketat terkait hari Sabat karena berhubungan dengan hukum Taurat mengenai “ingat dan kuduskanlah hari Sabat”. Lalu mengapa Yesus melanggar hukum Taurat? Sebetulnya, apa yang dilakukan oleh Yesus bukanlah melanggar hukum Taurat. Yesus justru ingin mengingatkan kepada orang-orang di rumah ibadat bahwa yang utama dari mengingat dan menguduskan hari Sabat adalah melakukan tindakan yang memuliakan Allah. Maka, bukan aturannya, melainkan tindakan yang memuliakan Allah.

Pembaca yang berbahagia, marilah kita memaknai setiap aturan agama dengan baik. Yang terutama bukan sekadar mengikuti aturan agama, melainkan bagaimana tindakan kita memuliakan Allah.
1. Mengapa Yesus mengatakan kepala rumah ibadat sebagai seorang yang munafik?
2. Apakah tindakan yang ingin kita lakukan untuk memuliakan Allah?
Pokok Doa: Ibadah Minggu yang dijalani di berbagai tempat.

Jangan lupa tetap proses ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.
Share:

SEMUA PERLU YESUS

 
Yohanes 10:7-10

NATS: Setiap orang yang percaya kepada-Nya [tidak binasa, melainkan] beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:15)

Dosen Universitas Cambridge, J.S. Whale, suatu hari menerima sebuah surat. Seorang pria menulis bahwa setelah ia dan istrinya kini memasuki usia 60-an, ia merasa tidak ada gunanya percaya kepada Yesus. Meskipun tak pernah ke gereja, tidak mempercayai Allah maupun kehidupan yang akan datang, tetapi mereka menjalani hidup pernikahan dengan bahagia selama 40 tahun. Mereka pun sangat dihormati dan selalu berbuat baik. Oleh karena itu si penulis surat bertanya-tanya apa yang dapat ditawarkan agama kepada mereka.

Saya tidak tahu bagaimana Dr. Whale menjawab surat itu. Yang saya tahu adalah Yesus berkata bahwa Dia datang untuk menawarkan "hidup" yang lebih berkelimpahan dari apa pun yang dapat diberikan dunia ini (Yohanes 10:10). Tidak seperti hal-hal bersifat sementara yang kita jumpai sekarang ini. Dia menawarkan hidup yang kekal (Yohanes 3:15,16).

Seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat kekuatan kita akan berkurang. Kita dapat mengalami penyakit yang parah atau bahkan kelumpuhan. Atau, kita tak dapat lagi mengurus orang lain dan diri sendiri, kehilangan orang-orang yang kita kasihi, dan terancam bayangan maut yang semakin mendekat.

Tatkala samudera kehidupan terlihat tenang, tampaknya kita tidak memerlukan "sang Kapten" yang mampu mengatasi badai yang dapat menyerang kapal kecil kita. Namun yang pasti kesulitan dan kematian pasti akan datang. Menyangkal kebutuhan kita akan Allah berarti menyangkal kenyataan. Semua orang memerlukan Yesus -VCG


LANGKAH PERTAMA UNTUK HIDUP BERKELIMPAHAN DALAM KRISTUS
ADALAH MENGAKUI BAHWA KITA MEMERLUKAN-NYA

Jangan lupa tetap proses ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Dijajah atau Merdeka


Galatia 5:1 15


Saudara saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Galatia 5:13a

Menjelang peringatan kemerdekaan RI biasanya sering muncul kalimat berikut dalam pidato pidato yang disampaikan: Kita sudah merdeka sekian tahun tetapi banyak orang yang mentalnya masih mental jajahan. Kalimat ini cukup akrab dalam kehidupan orang Kristen. Banyak orang yang mengaku percaya Tuhan Yesus tetapi hidupnya masih senang dengan dosa. Hidupnya masih dijajah dosa.

Ketika seseorang menerima keselamatan, tidak berarti ia punya kemerdekaan melakukan dosa lagi. Perhatikan apa yang dikatakan Rasul Paulus, Saudara saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, Status orang Kristen di dalam Tuhan Yesus adalah orang merdeka, bukan lagi budak dosa, orang bebas yang bisa hidup benar. Sebuah peringatan serius bagi kita bahwa hidup sebagai orang merdeka bukanlah memakai kesempatan itu untuk berbuat dosa. Kita memang tidak lepas dari godaan dosa dan dosa akan selalu berusaha untuk menjatuhkan dan menyeret kita kembali ke dalam kubangan dosa yang kotor. Jangan meremehkan anugerah keselamatan yang diterima. Kita memang tidak membayarnya tetapi anugerah itu tidak murahan, melainkan dibayar dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus Yesus.

Hidup dalam dosa menandakan betapa egoisnya seseorang, memusatkan segalanya hanya untuk dirinya. Keselamatan memanggil kita untuk bisa hidup melayani seorang akan yang lain dengan kasih. Sebagai orang merdeka yang menerima kasih yang besar dari Kristus, sudah seharusnya orang orang percaya hidup di dalam kasih Tuhan. John Piper berkata, Ketika kita mengasihi, dimotivasi oleh kepenuhan kita akan kasih dari Allah, sedangkan dosa atau perbuatan daging, dimotivasi untuk mengisi kekosongan hidup kita. Orang yang dimerdekakan oleh Kristus adalah orang yang tidak kekurangan kasih Allah, orang yang sudah penuh akan kasih Allah.

Kemerdekaan di dalam Yesus bukan recehan. Karena itu, orang percaya harus menghidupinya dengan sungguh sungguh, hidup benar di hadapan Nya. Jangan berdalih Ah cuma dosa segini aja. Harga penebusan dosa nilainya tak terhingga dan tidak ada dosa segini aja. Jika Anda masih sering bermain main dengan dosa, bertobatlah sekarang. Mari sebagai orang yang sudah merdeka, jangan lagi hidup seperti orang jajahan.

Refleksi diri:

Apa artinya kemerdekaan di dalam Kristus bagi Anda?

Dosa apa yang paling sulit Anda lepaskan? Sudahkah Anda meminta pertolongan Tuhan untuk melepaskannya?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Memaknai kemerdekaan

 Galatia 5:1 15

janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Galatia 5:13 15


Ketika seseorang sudah mengakui semua dosa, mohon ampunan Tuhan, dan mengalami kemerdekaan dari dosa oleh Kristus maka hendaklah ia memaknai kemerdekaan tersebut dengan benar. Bagaimana caranya?

Pertama, jangan menyalahgunakannya sebagai kesempatan berbuat dosa. Toh Tuhan Yesus sudah ampuni dosa saya dan semua yang sudah diselamatkan akan tetap selamat karena di dalam Tuhan sekali selamat tetap selamat. So, mumpung sudah diselamatkan maka saya bisa lebih bebas melakukan dosa, karena dosa masa lalu, masa kini, bahkan dosa saya yang akan datang, semua sudah diampuni oleh Tuhan. Ini pemahaman yang keliru dari ajaran Alkitab dan juga sangat salah pengaplikasiannya. Kebenarannya semua yang mengalami kemerdekaan dalam Kristus, dengan kekuatan Tuhan dan usaha sangkal diri sedemikian rupa, ia akan waspada dan sekeras mungkin berusaha meninggalkan kebiasaan dosa.

Kedua, hendaklah kita belajar melayani orang lain dengan kasih yang telah Yesus teladankan. Kita sudah dikasihi terlebih dulu oleh Yesus, kiranya orang lain dapat merasakan kasih, perhatian, dan pertolongan Tuhan melalui diri kita.

Ketiga, jangan menjadi alat setan untuk menggigit, menelan, dan membinasakan orang lain. Murid Kristus sejati tidak akan melakukannya. Jika Anda melihat orang Kristen yang saling gigit, fitnah, dan menjatuhkan untuk merebut kedudukan atau keuntungan dari perusahaan, itu adalah persaingan yang tidak sehat dan pasti ia bukan murid Tuhan sejati. Jika Anda menyaksikan pemilihan majelis dengan saling mempromosikan orang yang dekat tanpa memperhatikan ketentuan Alkitab, apalagi meninggikan seseorang dan menjatuhkan orang lain berdasarkan like or dislike, pastilah majelis tersebut bukan sungguh pengikut Kristus. Jika Anda menemukan penginjil dan pendeta yang saling menjelekkan satu sama lain, demi jabatan atau demi menjilat majelis yang kaya (umumnya orang kaya senang berlaku seperti Tuhan di dalam gereja, tidak belajar merendahkan diri seperti Kristus) pasti ia bukan hamba Tuhan sejati. Jika kita sendiri yang melakukan salah satunya, mari bertobat dan menjadi anak Tuhan sejati.

Mari maknai kemerdekaan kita dengan bertanggung jawab, serta tetap setia pikul salib dan sangkal diri. Amin. Salam memaknai kemerdekaan.

Rrefleksi diri:

Adakah sikap Anda yang keliru selama ini dalam memaknai kemerdekaan dari dosa yang Tuhan Yesus telah karuniakan?

Apakah Anda sudah belajar lebih baik dalam mengasihi orang lain seperti yang Yesus teladankan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Janji Tuhan memberi Berkat

Kejadian 12:1 3

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Kejadian 12:2 3

Kitab Suci mengungkapkan bagaimana janji janji besar kepada Abraham ditepati oleh Tuhan, Sang Pemelihara Janji yang Agung, yang memberkati suatu bangsa dan semua keluarga di bumi. Mungkin kita berpikir betapa enaknya Abraham karena semua janji berkat besar dari Tuhan digenapi dalam hidupnya dan keturunannya. Padahal seperti air yang jernih selalu keluar melalui pipa yang bersih, demikianlah sebenarnya di balik janji Tuhan kepada Abraham, ada kewajiban yang juga tidak kalah besarnya. Abraham harus belajar taat, belajar berkorban, belajar percaya akan semua janji Allah, dan semua itu tidak mudah. Melalui Abraham, bangsa bangsa mengalami berkat Tuhan. Sebuah pertanyaan umum muncul: apakah Tuhan benar benar mencintai semua bangsa dan bisa memakai pribadi sebagai saluran berkat Tuhan untuk suatu bangsa? Kebanyakan orang Kristen akan menjawab pertanyaan, Ya, tentu saja! Memang mereka akan setuju bahwa inti dari Injil adalah Allah begitu mengasihi seluruh dunia sehingga Dia memberikan Anak Nya untuk membuat keselamatan tersedia bagi setiap orang dari segala bangsa.

God Bless America adalah lagu patriotik yang ditulis oleh Irving Berlin selama Perang Dunia I pada tahun 1918 dan direvisi olehnya menjelang Perang Dunia II pada tahun 1938. Irving Berlin tiba di New York pada usia lima tahun. Nama aslinya Israel Baline, putra seorang penyanyi yang melarikan diri dari penganiayaan terhadap orang orang Yahudi di Rusia. Lagu God Bless America mengobarkan semangat untuk tidak menyerah dan percaya bahwa Tuhan mengasihi Amerika sebagai satu bangsa, bahkan mau memakai bangsa Amerika untuk bangsa bangsa lain. Hari ini, lagu tersebut sering digunakan sebagai simbol dukungan dalam perang, olah raga, atau apa pun kegiatan untuk mengobarkan semangat Amerika.

Saudara, percayakah kita bahwa Allah juga mau memberkati bangsa Indonesia sebagai satu bangsa? Maukah kita dipakai oleh Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa Indonesia? Tuhan menepati janji Nya kepada Abraham, Dia juga akan menggenapi janji janji Nya kepada kita yang sungguh sungguh mau taat kepada Nya. Bukankah Tuhan Yesus sudah berjanji akan menyertai kita sampai pada kesudahannya?

Salam berkati bangsa Indonesia.

Refleksi diri:

Bagaimana Anda melihat Tuhan memberkati bangsa Indonesia? Apa saja bukti berkat Nya yang Anda rasakan?

Apa yang ingin Anda lakukan sebagai warga negara yang baik, agar bisa menjadi berkat bagi bangsa Indonesia?




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Tetap Kokoh bersama Kristus.

Matius 7:24 27

Setiap orang yang mendengar perkataan Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Matius 7:24 25

Saya pernah menyaksikan tayangan video sebuah rumah yang terbawa arus kuat. Rumah yang terbuat dari kayu tersebut hanyut ketika arus air sangat deras menghantamnya.

Tuhan Yesus dalam perikop bacaan juga memberikan perumpamaan serupa. Dikisahkan seorang bijaksana membangun rumahnya di atas pondasi yang kokoh, yaitu batu. Ketika rumah tersebut dihantam banjir dahsyat, rumah tersebut tetap berdiri dengan kokoh. Berbeda dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir yang mudah hanyut oleh air. Ketika banjir datang menerjang menghanyutkan segala yang dilewatinya maka hanyut pula rumah yang ia bangun.

Perumpamaan ini menggambarkan iman kita. Jika kita membangun iman di atas dasar yang kokoh, yaitu firman Tuhan, maka ketika badai pencobaan dan pergumulan menghantam iman kita, kita tetap kokoh berdiri. Firman yang menjadi dasar kokoh tersebut adalah Kristus Yesus, Sang Batu Karang nan teguh. Orang yang bijak tahu bahwa saat ia menghadapi pergumulan hidup, selalu ada Tuhan Yesus yang siap menolong dan menyertai.

Berbeda dengan orang bodoh yang membangun imannya di atas segala apa yang dimilikinya. Ia berpikir dengan kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dipunyainya, ia bisa menghadapi semua tantangan dan permasalahan hidup. Namun kenyataaannya, ketika badai permasalahan hidup datang tampaklah bahwa semua yang ia miliki tidak membuatnya bertahan menghadapi terjangan badai tersebut. Ketika semua yang diandalkannya hilang maka hilang pula iman yang dimilikinya.

Ingat lagu Engkaulah kekuatanku Tempat perlindunganku 

Saat badai menerpa aku tak akan goyah aku  tak akan Goyah sbab kau sertaku.
Sejauh langit dari bumi
Begitu besarNya KasihMu. Penuhi hati kami yang Rindu menyembahmu Yesus
Sejauh langit dari bumibumi. Begitu besarnya kasihMu kaulah Tuhan kekuatanku Sukacitaku

Saudara saudaraku yang terkasih, milikilah dasar iman yang kokoh, yaitu Sang Batu Karang, Yesus Kristus di dalam hidup kita. Saat kita membangun iman di atas dasar Kristus maka kita akan tetap bertahan dan memiliki pengharapan. Namun, bagi kita yang menaruh harapannya kepada harta, kekuatan fisik, kepandaian, dan kehebatan diri, maka pasti akan tergeletak jatuh. Taruhlah segala aspek kehidupan hanya di dalam kendali tangan Nya. Niscaya, kita akan tetap kokoh dan tangguh menghadapi badai apa pun. Hidup memang penuh tantangan dan pergumulan tetapi bersama Kristus, Sang Imanuel, kita pasti sanggup bertahan sampai akhir hidup yang Tuhan izinkan.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah membangun dasar iman hanya kepada Yesus Kristus?

Apa komitmen yang ingin Anda lakukan membangun iman semakin bertumbuh dan selalu memiliki pengharapan di dalam Kristus?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.