Gema Suara Illahi
Mungkin
MENJADI MEMPELAI ALLAH
Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin ....” (Yer. 2:2)
Pada tahun 1981 Ted Huston dari University of Texas melakukan penelitian mengenai pernikahan. Ia menemukan bahwa usaha yang dibangun dalam dua tahun pertama pernikahan akan menentukan lama pernikahan pasangan tersebut. Ia mengamati 156 pasangan. Ia menemukan bahwa setelah 13 tahun menikah, 68 pasangan menikah dengan bahagia, 32 pasangan menikah dengan tidak bahagia, 56 pasangan telah bercerai. Semua penemuan ini menunjukkan bahwa pernikahan yang bahagia adalah pernikahan yang diperjuangkan sejak tahun pertama. Hal ini terjadi karena banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pernikahan.
Yeremia 2 juga berbicara mengenai pernikahan. Sekalipun demikian, pernikahan yang dimaksud adalah pernikahan Allah dengan umat-Nya. Gambaran umat Allah sebagai mempelai perempuan dari Allah adalah salah satu gambaran umat di Alkitab. Sayangnya, gambaran Israel sebagai mempelai perempuan di Yeremia adalah mempelai yang tidak setia. Israel menyerahkan dirinya pada godaan di sekitarnya. Mereka gagal untuk setia kepada Allah. Mereka menyerahkan diri pada ketidaksetiaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bersama dengan Allah juga dipenuhi tantangan. Ada perjuangan yang harus dilakukan umat Allah untuk dapat membangun cinta kasih kepada Allah.
Pembaca yang dimuliakan Tuhan, , membangun cinta kasih kepada Allah adalah hal yang sangat penting. Kita perlu untuk terus mengupayakan hubungan yang baik dengan Allah. Ada banyak tantangan dalam hubungan dengan Allah. Mari kita berupaya menjadi mempelai Allah yang mengasihi dan setia kepada-Nya.
1. Apa yang menyebabkan Allah begitu kecewa dengan Israel sebagai pengantin-Nya?
2. Apakah yang dapat kita usahakan untuk menjaga hubungan kita dengan Allah?
Pokok Doa: Upaya membangun hubungan pribadi dengan Allah.
Jangan lengah, covid19 belum selesai, tetap pakai masker saat bepergian, tetap prokes, dan selalu menjaga kesehatan dengan maksimal, Serta tetap berserah amdalkan Tuhan
RASI BINTANG ALLAH
Mengampuni dan melupakan
Tidak Tahu Diri
Terusno AE
MENJADI MEMPELAI ALLAH
Yeremia 2:1-3, 14-22
Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin ....” (Yer. 2:2)
Pada tahun 1981 Ted Huston dari University of Texas melakukan penelitian mengenai pernikahan. Ia menemukan bahwa usaha yang dibangun dalam dua tahun pertama pernikahan akan menentukan lama pernikahan pasangan tersebut. Ia mengamati 156 pasangan. Ia menemukan bahwa setelah 13 tahun menikah, 68 pasangan menikah dengan bahagia, 32 pasangan menikah dengan tidak bahagia, 56 pasangan telah bercerai. Semua penemuan ini menunjukkan bahwa pernikahan yang bahagia adalah pernikahan yang diperjuangkan sejak tahun pertama. Hal ini terjadi karena banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pernikahan.
Yeremia 2 juga berbicara mengenai pernikahan. Sekalipun demikian, pernikahan yang dimaksud adalah pernikahan Allah dengan umat-Nya. Gambaran umat Allah sebagai mempelai perempuan dari Allah adalah salah satu gambaran umat di Alkitab. Sayangnya, gambaran Israel sebagai mempelai perempuan di Yeremia adalah mempelai yang tidak setia. Israel menyerahkan dirinya pada godaan di sekitarnya. Mereka gagal untuk setia kepada Allah. Mereka menyerahkan diri pada ketidaksetiaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bersama dengan Allah juga dipenuhi tantangan. Ada perjuangan yang harus dilakukan umat Allah untuk dapat membangun cinta kasih kepada Allah.
Pembaca yang terkasih dan dikasihi Tuhàn membangun cinta kasih kepada Allah adalah hal yang sangat penting. Kita perlu untuk terus mengupayakan hubungan yang baik dengan Allah. Ada banyak tantangan dalam hubungan dengan Allah. Mari kita berupaya menjadi mempelai Allah yang mengasihi dan setia kepada-Nya.
1. Apa yang menyebabkan Allah begitu kecewa dengan Israel sebagai pengantin-Nya?
2. Apakah yang dapat kita usahakan untuk menjaga hubungan kita dengan Allah?
Pokok Doa: Upaya membangun hubungan pribadi dengan Allah.
Berkat terselubung
Gema Suara Illahi
Kejadian 50: 15 26
Memang kamu telah mereka rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Kejadian 50:20
Ini salah satu lagu yang sangat saya sukai, baik musik maupun syairnya. Judulnya Blessings, dinyanyikan oleh Laura Story. Laura Story menikah dengan Martin. Dua tahun setelah pernikahan mereka, Martin terkena tumor otak. Dalam penderitaan itu, Laura belajar bahwa sekalipun dalam penderitaan, Allah tetap menyatakan kemurahan Nya, kemurahan yang terselubung oleh penderitaan. Dalam suatu wawancara, Laura mengatakan bahwa ketika menulis lagu tersebut, ia menghadapi dua pilihan: menghakimi Allah karena keadaan yang tidak bisa ia mengerti atau tetap percaya kepada Nya meskipun Allah tidak selalu mengabulkan doanya.
Yusuf mengalami kehidupan yang naik turun. Dari anak kesayangan yang dimanja ayahnya kemudian menyandang status budak, narapidana, sampai kemudian menjadi perdana menteri. Setelah ayahnya, Yakub, meninggal dunia, saudara saudaranya yang pernah berlaku buruk kepadanya berpikir ia akan membalas dendam. Akan tetapi Yusuf tidak pernah melihat kepahitan di balik pengalaman masa lalunya. Sebaliknya, yang dilihat Yusuf adalah berkat Allah, berkat terselubung.
Tidak mudah untuk tetap beriman pada Allah di masa masa yang sulit. Kalau Allah menyatakan secara jelas kepada kita bahwa nanti semua pasti akan menjadi indah atau baik, kita akan bersemangat menjalaninya. Kenyataannya, ketika dalam penjara Yusuf tidak pernah diberitahu bahwa ia nanti akan menjadi seorang perdana menteri. Oleh sebab itu, kita butuh kekuatan Allah di dalam beriman kepada Nya. Beriman bahwa Allah menyediakan berkat berkat bagi orang yang bertahan dalam iman.
Kalimat terakhir dari syair lagu Blessings adalah intisari lagu ini. What if trials of this life. The rain, the storms, the hardest nights are your mercies in disguise (Bagaimana jika pencobaan dalam hidup ini. Hujan, badai dan malam malam yang paling berat adalah berkat yang terselubung). Mari kita mohon Tuhan Yesus menambahkan anugerah dalam hidup kita agar kita tetap percaya kepada Nya meskipun berada dalam masa masa sulit.
Refleksi diri:
Adakah pengalaman pengalaman di masa sulit yang sepertinya Tuhan tidak menyatakan rencana indah di baliknya? Apa yang Anda pelajari dari kejadian tersebut?
Apa berkat terselubung yang Tuhan sediakan melalui pengalaman tersebut?