10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; 11 sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. (Mazmur 57:10, 11)
Anugerah Tuhan mengubah masa lampau yang kelam menjadi masa depan yang indah dan gemilang. Setiap orang pasti memiliki masa lampau. Tidak jarang masa lampau tersebut bukanlah masa yang menyenangkan untuk dikenang, sehingga orang berupaya untuk menutupi dan melupakannya. Suatu upaya yang sia-sia. Sebab di saat-saat tertentu ingatan akan masa lampau yang pahit itu akan muncul kembali. Namun Tuhan di dalam anugerah-Nya sanggup menghapuskan masa lampau yang sekelam apapun juga. Di dalam kasih-Nya, Ia menerima kita secara apa adanya dan membentangkan masa depan yang baru serta cemerlang bagi kita yang hidup di dalam rencana-Nya.
Hal itulah yang dialami oleh empat, di antara lima orang perempuan yang namanya terdaftar di dalam silsilah Yesus Kristus sebagaimana yang dicatat di dalam Matius pasal 1. Mereka adalah Tamar, Rahab, Rut dan istri Uria, yaitu Batsyeba. Mereka semua memiliki masa lampau yang sangat pahit. Bahkan Rahab adalah perempuan Kanaan, dan Rut adalah perempuan Moab. Artinya mereka berdua bukan berasal dari bangsa Israel sehingga berada di luar janji Tuhan bagi keturunan Abraham. Namun Allah di dalam anugerah-Nya menerima dan melibatkan keempat perempuan tersebut di dalam rencana-Nya yang mulia, yaitu untuk menghadirkan Yesus, Sang Mesias, di dunia. Anugerah Allah yang sangat besar itu mengubah masa lampau mereka yang kelam sehingga menjadi masa depan yang indah dan gemilang.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Apa yang perlu Anda lakukan terhadap masa lampau Anda yang kelam? Mengapa demikian?
Aplikàsi aksion
Tuhan, dengan berharap kepada anugerah-Mu hari ini aku melangkah memasuki tahun yang baru. Dengan bersandar kepada kemurahan-Mu aku menatap hari esok tanpa ragu-ragu. Aku yakin, sesuai dengan firman-Mu, Engkau akan mengubah masa lampau yang kelam menjadi masa depan yang gemilang. Aku bersyukur kepada-Mu untuk semua kebaikan-Mu yang telah aku alami di tahun yang silam. Aku yakin Engkau masih terus berkarya di dalam hidupku. Masih ada banyak hal-hal besar yang akan Engkau kerjakan di dalam dan melalui diriku. Oleh sebab itu ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan hidupku.
Doa
Ya Gembala yang baik dan yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kawanan domba-Nya, aku memohon tuntunan-Mu bagi hidupku. Bimbinglah diriku di sepanjang tahun ini dengan firman-Mu agar aku dapat berjalan di jalan-jalan-Mu. Peliharalah diriku dengan kasih setia-Mu agar supaya jiwaku senantiasa di dalam keadaan yang bugar. Naungilah diriku dengan Roh-Mu sehingga kalaupun aku harus berjalan melewati lembah kekelaman aku tidak akan takut kepada bahaya, sebab Engkau selalu menyertai diriku. Tuhan, kepada-Mu aku berlindung dan aku tidak akan goyah. Di dalam nama-Mu ya Yesus Kristus, Tuhan dan Gembala jiwaku, aku memanjatkan doaku ini. Amin.
Berjalan Dalam anugerahNya
BerkatTuhan Lebih dari Cukup
18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. 20 Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin. (Filipi 4:18-20)
Allah mengetahui keperluan hidup kita dan sanggup memenuhinya sehingga kita tidak akan kekurangan apapun juga. Allah adalah pribadi yang bertanggung jawab. Sebagai akibat, Ia tidak akan pernah lalai di dalam mencukupi keperluan dari umat yang dikasihi-Nya dan yang hidup sesuai dengan rancangan-Nya. Bukan itu saja, Dia juga adalah pribadi yang mahakuasa. Oleh karena itu bukan saja kehendak-Nya bersifat baik, Ia juga sanggup melaksanakan kehendak-Nya tersebut. Termasuk Ia mampu melaksanakan keinginan hati-Nya untuk memelihara umat-Nya. Dengan demikian orang yang hidup sesuai dengan rencana Allah tidak akan kekurangan apapun yang baik yang ia perlukan bagi hidupnya.
Kesanggupan Allah di dalam memenuhi keperluan hidup kita ini diutarakan rasul Paulus di dalam Filipi 4. Di situ ia mengucap syukur kepada Tuhan karena jemaat di Filipi telah dipakai Tuhan untuk mencukupi keperluan hidupnya secara berkelimpahan. Kemudian Paulus menyatakan keyakinannya bahwa Allah juga akan memberkati jemaat Filipi dengan berkelimpahan. Ia berkata: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." Dengan menulis seperti demikian Paulus mengutarakan bahwa Allah mengetahui keperluan hidup dari umat-Nya dan Ia sanggup untuk memenuhinya sehingga mereka tidak akan kekurangan apapun juga.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Perlukah Anda merasa kuatir akan masa depan Anda? Mengapa demikian?
Aplikasiku.
Tuhan, aku bersyukur karena Engkau telah menjamin kehidupanku dengan kasih setia-Mu. Di dalam hikmat-Mu Engkau mengetahui semua hal yang kuperlukan bagi kehidupanku. Di dalam kuasa dan kesetiaan-Mu Engkau mampu dan mau untuk memenuhi semua keperluanku itu. Sehingga dengan demikian aku tidak perlu berkekurangan di dalam semua hal baik yang kuperlukan bagi hidupku. Tidak pernah Engkau mengabaikan hidupku. Namun seperti seorang bapa yang menyayangi anak-anaknya demikianlah Engkau memelihara hidupku.
Doa
Di hari yang terakhir di tahun ini kembali aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Tolonglah diriku agar aku dapat menyelesaikan tahun ini dengan mengisi hari ini sebagai waktu yang penuh makna dan tidak sia-sia. Sertailah diriku di sepanjang hari ini dengan Roh-Mu sesuai dengan janji-Mu. Sebab aku menyadari bahwa bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatanku, melainkan dengan Roh-Mu aku akan mampu mengatasi setiap tantangan dan penghalang di dalam hidupku. Dengan berpegang kepada janji firman-Mu aku menatap hari esok tanpa merasa kuatir ataupun ragu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa. Amin.
Membalas Kebaikan Tuhan
Perilaku dan Kata Kata Harus sama
Perilaku kita bersuara lebih nyaring daripada kata-kata yang kita ucapkan. Prinsip ini berlaku di dalam banyak aspek dari kehidupan. Sebagai contoh, sebaik apapun nasihat yang diberikan oleh seorang ayah sedikitpun tidak akan berdampak dalam kehidupan anak-anaknya apabila ternyata perilaku sang ayah bertolak belakang dengan nasihat yang ia ucapkan. Kata-kata bijak yang disampaikan seorang pemimpin akan dianggap seperti angin yang berlalu oleh rakyatnya apabila ternyata kehidupan yang bersangkutan tidak selaras dengan apa yang ia katakan. Demikian pula kesaksian yang kita ucapkan hanya akan didengar oleh orang apabila kita hidup di dalam kebenaran.
Prinsip tentang kesaksian yang efektif ini diutarakan rasul Paulus kepada jemaat Filipi sebagaimana yang tertulis di dalam Filipi 2. Di situ Paulus menjelaskan tentang pentingnya tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan di dalam melakukan segala sesuatu. Dengan berperilaku seperti demikian barulah para pengikut Kristus di Filipi dapat hidup sebagai "anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya." Perilaku yang membuat mereka bercahaya "seperti bintang-bintang di dunia." Dengan kata lain, mereka harus bersaksi tentang kasih dan kebenaran Kristus bukan hanya dengan perkataan, namun terlebih lagi yaitu melalui perilaku mereka sehari-hari.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Sudahkah Anda hidup sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya? Apakah bukti dari jawaban Anda tersebut?
Aksion.
Mari Tuhan, Engkau menempatkan diriku di dunia untuk menjadi duta dari kerajaan-Mu. Oleh sebab itu seyogianya aku hidup sesuai dengan nilai-nilai kasih dan kebenaran-Mu. Supaya bukan hanya dengan perkataanku, namun terlebih lagi melalui perilaku hidupku orang dapat mengenal kasih dan kebenaran-Mu. Oleh sebab itu ampunilah diriku apabila di dalam kehidupanku sehari-hari, bukannya hidup dengan bersyukur kepada-Mu aku masih suka bersungut-sungut. Bukannya hidup sebagai pembawa damai aku masih suka berbantah-bantah dengan sesamaku. Tuhan, luruskanlah hatiku agar perbuatan-perbuatanku memuliakan nama-Mu.
Doa.
Mengawali hari ini aku kembali mengucap syukur kepada-Mu untuk kehidupan yang Engkau berikan kepadaku. Sungguh limpah kebaikan-Mu yang kualami di dalam hidupku. Engkau telah menuntun dan menyertai diriku di hari-hari yang lalu. Aku yakin menjelang akhir dari tahun ini Engkau tetap bersedia melakukan hal yang sama. Aku menyerahkan waktu yang akan kulalui di sepanjang hari ini ke dalam tangan-Mu. Hanya dekat Engkau saja hatiku tenang. Berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dan jadikanlah diriku saluran berkat-Mu bagi sesamaku. Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan, dan lepaskanlah aku dari pada yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.
Dewasa Rohani
Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. 2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. 3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." 4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." (Lukas 4:1-4)
Jangan Ragu. Iblis terus mengintai
Jangan biarkan Iblis membuat kita merasa ragu terhadap identitas kita di dalam Kristus, sebab oleh pengenalan itu kita akan hidup berkemenangan. Anda pernah mendengar kisah tentang seekor rajawali yang menetas di antara para ayam? Ia tidak mengenal bahwa sesungguhnya dirinya adalah seekor rajawali. Ia berpikir bahwa ia adalah seekor ayam. Karena ia tidak mengenal identitas dirinya, maka seumur hidup ia tidak pernah mengepakkan sayapnya dan terbang sebagaimana layaknya seekor rajawali. Itulah yang dilakukan oleh Iblis, yaitu membuat kita merasa ragu bahwa kita adalah anak Allah. Sebab kalau kita mengenal identitas kita yang sebenarnya maka kita akan hidup berkemenangan.
Bahwasanya Iblis akan selalu berupaya untuk membuat kita merasa ragu terhadap identitas kita yang sebenarnya di dalam Kristus ini dapat dilihat dalam Lukas 4. Dicatat di situ ia berkata kepada Yesus: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Dengan berkata seperti itu Iblis berupaya untuk membuat Yesus merasa ragu terhadap identitas diri-Nya, yaitu sebagai Anak Allah. Kalau terhadap Yesus saja Iblis berani berbuat seperti demikian, apalagi terhadap diri kita. Oleh sebab itu seperti yang Yesus kerjakan, jangan beri kesempatan kepada Iblis untuk membuat kita merasa ragu terhadap identitas kita yang sebenarnya di dalam Kristus.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Apakah yang perlu Anda lakukan untuk mencegah Iblis membuat Anda merasa ragu terhadap identitas diri Anda di dalam Kristus? Mengapa demikian?
Aksion
Tuhan, Engkau sendiri yang berjanji bahwa semua orang yang percaya kepada-Mu akan diterima menjadi anak-anak-Mu. Di dalam anugerah-Mu itu kehidupanku yang lama dihapuskan, dan aku sekarang hidup sebagai pewaris dari kerajaan-Mu. Janji-Mu itu bersifat pasti, sehingga tidak perlu kuragukan. Dengan berpegang kepada firman-Mu itu aku akan dapat menangkal upaya Iblis untuk membuat diriku ragu terhadap identitas diriku di dalam diri-Mu. Sehingga dengan demikian aku bukan lagi berjalan di dalam keterbatasan diriku, namun di atas janji-Mu.
Doa.
Mengawali hari ini aku datang ke hadapan-Mu dengan mengucap syukur untuk kebaikan-Mu yang telah kualami di masa yang silam. Aku yakin Engkau tetap bersedia untuk melakukannya di hari-hari yang ada di hadapanku. Oleh sebab itu aku memohon agar Engkau melimpahkan berkat-Mu di dalam hidupku di sepanjang hari ini. Tuntunlah dan sertailah diriku dengan Roh-Mu. Sebab di dalam tuntunan-Mu aku akan berjalan di dalam kebenaran, dan di dalam penyertaan-Mu aku akan hidup di dalam damai sejahtera. Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan, dan lindungilah diriku dari pada yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.
Natal. Wujud kasih Allah
Kehadiran Kristus di dunia merupakan wujud dari kasih Allah yang terbesar bagi umat manusia. Apabila kasih manusia bersifat terbatas, tidak demikian halnya dengan kasih Allah. Di dalam kasihnya yang terbatas tersebut manusia membeda-bedakan orang berdasarkan tingkat sosial mereka. Orang yang kaya dan berkedudukan tinggi seringkali diperlakukan secara istimewa, sedangkan orang yang sederhana akan diabaikannya. Namun tidak demikian halnya dengan Allah. Di dalam kasih-Nya yang tidak terbatas itu Ia tidak membedakan orang berdasarkan status sosial mereka. Melalui kehadiran Kristus di dunia Ia menunjukkan bahwa Ia bersedia untuk menerima semua orang yang datang kepada-Nya.
Besarnya kasih Allah ini dicatat di dalam Lukas 2. Di situ ditulis malaikat Tuhan berkata kepada para gembala yaitu bahwa Kristus, Tuhan, telah lahir sebagai "seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Pemberitahuan ini menunjukkan bahwa Kristus telah memilih untuk lahir di tempat yang sederhana, yaitu kandang tempat palungan berada. Bila Ia lahir di istana maka hanya para bangsawan dan orang kaya yang dapat menjumpai diri-Nya. Namun karena Ia lahir di kandang maka para gembala yang sederhanapun dapat datang kepada-Nya. Hal ini menegaskan bahwa melalui kehadiran Kristus di dunia Allah bersedia menerima semua orang untuk datang dan mengalami kasih-Nya.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Apabila Allah di dalam Kristus bersedia menerima semua orang, lalu apakah yang menghalangi orang untuk mengalami kasih-Nya? Mengapa demikian?
Aksioñ
Bapa sorgawi, yañg hari ini di saat orang mengingat dan merayakan kelahiran Yesus Kristus, Putra-Mu yang tunggal di dunia, aku mengucap syukur kepada-Mu. Sebab di dalam Kristus Engkau telah menunjukkan kasih-Mu dengan menerima semua orang yang datang kepada-Mu. Aku yang tidak layak untuk menghadap kepada-Mu karena keberdosaanku telah Engkau layakkan untuk berjumpa dengan Kristus di dalam iman. Perjumpaan yang menghapuskan dosa-dosaku, membuka pintu pengampunan dan pemulihan bagi hidupku. Sungguh besar anugerah-Mu bagi diriku.
Doa
Tuhan, aku memohon pengampunan-Mu apabila kecongkakanku telah menghalangi diriku untuk datang kepada-Mu. Ubahlah hatiku, dan baharuilah hidupku dengan anugerah-Mu. Karena anugerah-Mu itu memberikan masa depan yang baru dan indah bagi hidupku. Dengan merendahkan diri di hadapan-Mu aku menyerahkan seluruh hidupku ke dalam tangan-Mu. Aku mempercayakan hari-hari yang ada di hadapanku ke dalam kemurahan-Mu. Genapilah rancangan-Mu di dalam hidupku dan bawalah diriku kepada hari esok yang telah Engkau rencanakan bagi hidupku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Doa Bapa Kami
9 Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. (Matius 6:9-13)
Hargai Anugerah Allah
Dewasa Hati
Tanda dari pola pikir yang dewasa adalah sikap tidak mementingkan diri sendiri dan hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain. Karena pada dasarnya kedewasaan bukanlah sekadar masalah usia, namun tentang sikap hati. Tidak jarang orang yang walaupun sudah berusia lanjut namun karena sikap hatinya yang egois, maka ia dipandang oleh banyak orang sebagai pribadi yang masih kekanak-kanakan. Sebaliknya walaupun seseorang masih berusia muda tetapi karena ia tidak mementingkan dirinya sendiri, maka ia akan dinilai sebagai pribadi yang dewasa. Berarti sikap hati seseorang akan menentukan apakah pola pikir yang bersangkutan masih kekanak-kanakan atau sudah dewasa.
Kaitan antara sikap hati dengan kedewasaan di dalam pola pikir ini dikemukakan oleh rasul Paulus di dalam 1Korintus 14. Di situ ia memberi nasihat dengan menulis: "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak..., tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" Nasihat ini merupakan kelanjutan dari nasihat agar orang bukan hanya berkata-kata dengan bahasa roh, namun lebih dari pada itu yaitu bernubuat. Alasannya adalah karena orang yang berbahasa roh "membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat." Artinya ia menghendaki agar orang bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, namun menjadi berkat untuk orang lain. Itulah tanda dari kedewasaan dalam pemikiran.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Sudah dewasakah pola pikir Anda? Apakah buktinya?
Aksion.
Tuhan, tolonglah diriku agar aku dapat hidup mengikuti teladan-Mu, yaitu tidak mementingkan diri sendiri namun hidup menjadi berkat bagi orang lain. Di dalam kasih-Mu yang mulia Engkau telah rela datang ke dunia menjadi sama dengan manusia. Bukan untuk kenyamanan diri-Mu, namun demi menyelamatkan manusia yang berdosa seperti diriku. Dengan mengikuti jejak kasih-Mu itu aku akan menjadi dewasa di dalam pemikiran dan tidak tinggal tetap di dalam sifat-sifat yang kekanak-kanakan. Hanya dengan demikian barulah aku dapat hidup sebagai saksi-Mu yang memuliakan nama-Mu.
Doa.
Pagi hari ini aku mengangkat ucapan syukurku kepada-Mu, karena Engkau telah menyertai diriku di hari-hari yang lalu. Aku menyambut hari yang baru yang Kauberikan kepadaku pada hari ini. Kesempatan yang baru yang Kauanugerahkan kepadaku untuk memuliakan nama-Mu. Tolonglah diriku agar aku tidak mengisi hari ini dengan kesia-siaan, namun dengan kehidupan yang penuh dengan makna dan berkenan kepada-Mu. Berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Jadikanlah diriku saksi-Mu di manapun diriku berada. Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan, dan lepaskanlah aku dari pada yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa. Amin