Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Identitas Kristen Dalam Kristus

Yunus 1:4 10

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
2 Korintus 5:17

Hari raya yang paling di tunggu oleh konghucu adalah Imlek. Mereka menantinya karena pada hari itu akan mendapat banyak angpao berisi uang, yang bisa di kumpulkan dan setorkan ke bank. Makin tahun, makin banyak isi rekening dan membuat aman, anak yang masih kecil, makin percaya diri untuk berbicara dengan orang orang yang lebih dewasa. Karena yang masih kecil secara tidak sadar menaruh identitas dan makna diri pada uang yang di miliki. Pertanyaannya: apa dasar identitas dan makna diri Anda?

Identitas dan makna diri Yunus terletak pada rasnya sebagai orang Ibrani, baru kemudian pada Allah yang ia sembah. Pelarian Yunus dari panggilan Tuhan kepadanya, membawa ia ke dalam perahu yang hampir karam di tengah badai. Para awak kapal menyimpulkan bahwa kondisi yang menimpa mereka disebabkan oleh dosa salah satu orang di atas kapal dan undian membawa mereka kepada Yunus (ay. 6 7). Mereka memberikan rangkaian pertanyaan untuk mengerti identitas Yunus dan pada akhirnya, Allah siapa yang ia sembah (ay. 8). Jawaban Yunus terhadap rentetan pertanyaan tersebut menunjukkan apa yang menjadi dasar identitasnya. Ia menjawab, Aku seorang Ibrani baru setelah itu menyebutkan Tuhan yang ia layani (ay. 9).

Ras menjadi dasar bagi identitas diri Yunus, dibandingkan imannya kepada Tuhan. Ini menjelaskan mengapa ia begitu enggan mengabarkan pertobatan bagi bangsa lain. Ketika dihadapkan untuk memilih antara setia pada bangsanya atau pada panggilan Tuhan bagi bangsa lain, Yunus dengan jelas memilih yang pertama.

Hal mendasar dalam identitas manusia akan menentukan tindakan yang diambilnya. Craig Groschel mengatakan dalam podcast nya, Your identity shapes your action. Apabila kita menaruh dasar identitas diri selain dari karya Tuhan dalam kita maka tentunya tindakan kita juga tidak akan sesuai dengan firman Nya. Entah hal baik atau buruk yang kita jadikan dasar identitas diri, tidak akan membuat kita semakin serupa dengan Tuhan. Mari jadikan karya Yesus yang menebus kita sebagai landasan identitas diri, maka hidup kita akan semakin berarti karena akan terus diubahkan makin serupa dengan Kristus.

Refleksi Diri:

Apakah ada sesuatu dalam hidup Anda yang tanpanya hidup terasa tidak berarti? Apakah Kristus atau malahan hal lainnya?

Apa komitmen yang Anda ingin ambil untuk menjadikan Yesus sebagai dasar identitas diri Anda?

Doa. 
Mengawali hari ini kembali aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Tuntunlah diriku dengan hikmat-Mu agar aku dapat membedakan antara hal-hal yang berkenan kepada-Mu dengan semua perkara yang tidak berkenan di hati-Mu. Anugerahi diriku dengan roh yang taat supaya aku mengikuti tuntunan Roh Kudus dan firman-Mu dengan setia. Mampukan diriku untuk mengatasi setiap bujukan yang hendak membawa hidupku keluar dari jalan-jalan-Mu. Tuhan, jadikanlah diriku terang di tengah kegelapan dan garam di tengah kehambaran dari dunia di sekitarku. Jadikan aku beridentitas Kristus dalam setiap mengambil keputusan, Berkatilah semua yang akan kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Share:

Menerima Masukan

Kisah Para Rasul 18:24 28

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Yakobus 4:1

Perikop bacaan memperkenalkan kita kepada seorang tokoh bernama Apolos. Apolos berasal dari Aleksandria. Ia fasih berbicara dan kemungkinan besar terlatih dalam ilmu retorika, yaitu seni membangun argumen atau berbicara yang efektif. Selain itu, Alkitab menggambarkan Apolos sebagai orang yang sangat mahir dalam hal Kitab Suci agama Yahudi, bahkan ia dengan berani mulai mengajar tentang Yesus di rumah ibadat. Bisa disimpulkan, Apolos seorang yang kompeten dan memiliki semangat tinggi dalam memberitakan Kristus. Seseorang yang luar biasa!

Ketika Priskila dan Akwila mendengar pengajaran Apolos, mereka menyadari ada kekurangan dalam pengajarannya. Pasangan suami istri ini mengundang Apolos ke rumah mereka dan menjelaskan dengan lebih teliti tentang ajaran Kristus. Bagaimana respons Apolos? Ia menerimanya dengan rendah hati. Setelah diperlengkapi oleh Priskila dan Akwila, Apolos melanjutkan perjalanannya ke kota lain untuk menyaksikan kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias.

Dari sepenggal kisah hidup Apolos, kita bisa belajar dari kehausannya untuk diperlengkapi lebih lanjut dalam hal pelayanan. Apolos berasal dari Aleksandria, salah satu kota pusat peradaban dan ilmu pengetahuan pada saat itu. Oleh karena itu, tidaklah mengagetkan bahwa Apolos menjadi orang yang sangat terpelajar dan mahir dalam ilmunya. Namun, kefasihan dan kemahirannya tidak serta merta membuat ia menjadi seseorang yang sombong dan menolak ajaran dari orang lain. Sebaliknya, ketika Priskila dan Akwila mendekatinya untuk mengajarkan lebih lanjut tentang Kristus, Apolos membuka diri terhadap ajaran mereka. Ini membuktikan bahwa Apolos adalah seseorang yang terus mau membangun dirinya. Ia dengan rendah hati menerima masukan tentang kekurangan dalam pengajarannya.

Sikap dan respons Apolos menjadi teladan yang sangat berguna bagi orang orang percaya (Kis. 18:27). Kerendahatian dalam menerima masukan tentang kekurangan kita adalah salah satu cara Tuhan untuk membentuk kita agar bisa dipakai secara lebih luar biasa lagi bagi Nya. Mungkin di antara kita sudah ada yang belasan tahun mengikut Kristus atau darah Kristiani kita sudah mengalir sejak kecil karena hubungan keluarga. Saat mendapatkan masukkan dari saudara seiman atau mungkin hamba Tuhan mengenai kekurangan kita, apakah kita terbuka untuk menerimanya?

Refleksi Diri:

Apakah Anda bisa melihat dan menerima kekurangan di dalam diri Anda, secara spesifik di dalam keahlian tertentu yang kita banggakan?

Apakah Anda telah rendah hati dalam menerima masukan dari orang lain tentang kekurangan diri tersebut?

Doa.
Pagi hari ini aku menyerahkan hidupku ke dalam tuntunan-Mu. Pimpinlah aku agar aku mampu mengisi waktuku dengan hal-hal yang berguna, baik bagi diriku, sesamaku dan terlebih lagi bagi kemuliaan-Mu. Aku memohon agar Engkau berkenan menyertai dan menaungi diriku dengan kasih setia-Mu. Limpahilah hidupku dengan keberhasilan dan berkatilah semua hal yang kukerjakan di sepanjang hari ini. Pakailah hidupku untuk menjadi berkat bagi semua orang kujumpai hari ini, sehingga dengan demikian hidupku dapat menjadi saksi-Mu yang memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.

Share:

Kapan Harus Berbagi

Ibrani 13:15 16

Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
 Ibrani 13:16

Suatu hari seorang pria mendatangi Mother Teresa memohon bantuan bagi keluarga Hindu yang kelaparan. Tanpa berlama lama Mother Teresa mendatangi mereka dengan sekantung beras di tangannya. Setibanya di rumah keluarga tersebut, Mother Teresa disambut oleh seorang ibu dan delapan anaknya. Tatapan mereka sayu karena kelaparan. Sang ibu segera mengambil beras dari tangan Mother Teresa, membaginya menjadi dua, lalu pergi keluar. Setelah kembali, Mother Teresa bertanya kepadanya, Kemana kamu pergi? Apa yang kamu lakukan? Sang ibu menjawab, Mereka juga kelaparan. Ibu tersebut tahu tetangganya yang Muslim juga kelaparan dan ia berbagi beras kepada mereka.

Kapan kita harus berbagi? Umumnya orang akan berbagi pada saat berlebihan dan ketika tidak kekurangan. Berbagi dalam keadaan berlebih tentu tidak sulit. Misalnya para filantropis yang dalam kelimpahan menyisihkan harta mereka untuk menyediakan pelayanan kesehatan di negara negara tertentu. Tidak sulit karena ketika mereka berbagi, masih ada harta yang tersisa bagi diri mereka sendiri. Berbeda dengan orang yang dalam keadaan pas pasan atau kurang. Berbagi adalah sesuatu yang sulit karena tidak ada jaminan bahwa ketika berbagi, itu tidak memperburuk keadaan sendiri. Bagi yang kekurangan, berbagi adalah tindakan penuh risiko. Wajar jika banyak yang memilih untuk menghindari berbagi.

Ibrani pasal 13 berisi etika praktis bagi kehidupan Kristen. Berbagi merupakan salah satu perilaku yang ditekankan. Di ayat 16 dikatakan bahwa umat Tuhan harus dikenal dengan kehidupan yang senantiasa memberi bantuan (share with others, terj. NIV). Yang sangat menarik, penulis surat Ibrani mengaitkan perilaku berbagi dengan kewajiban mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan (ay. 15). Berbagi kepada sesama merupakan bentuk persembahan yang diperkenan Tuhan, selain penyembahan yang memuliakan Nya.

Berbagi adalah bentuk ucapan syukur manusia kepada Tuhan. Ketika seorang Kristen berbagi, ia bukan hanya sedang menjalankan tanggung jawab moral kepada sesama, melainkan juga sedang melaksanakan tanggung jawab iman kepada Tuhan yang telah memelihara kehidupannya, terlebih menyelamatkan jiwanya di dalam Kristus Yesus. Oleh karena itu, terlepas dari seberapa banyak atau kurang harta yang dimiliki, ketika kita percaya dan menerima keselamatan dalam Kristus, kita harus berbagi!

Refleksi Diri:

Apakah selama ini Anda telah cukup berbagi? Apa yang selama ini menghalangi Anda untuk berbagi?

Apa yang akan Anda lakukan setelah mengetahui bahwa berbagi adalah wujud korban syukur kita kepada Tuhan Yesus Kristus?

Doa. 
Di pagi hari ini kembali aku merendahkan hatiku di hadapan-Mu, yaitu dengan menyerahkan seluruh hidupku ke dalam anugerah-Mu. Aku menyadari bahwa diriku adalah manusia yang terbatas, dan aku percaya bahwa kasih serta kuasa-Mu tidaklah terbatas. Dengan kasih setia-Mu yang tidak berkesudahan itu Engkau bersedia untuk menyertai dan menuntun hidupku. Tuhan, aku memerlukan semuanya itu. Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan dan lepaskanlah aku dari yang jahat. Tolonglah diriku agar hidupku di sepanjang hari ini dapat Berbagi kehidupan berbagi pengalaman dan kesempatan untuk menjangkau jiwa jiwa yang belum bertobat agar menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku yang setia, aku berdoa. Amin.
Share:

Tenang Dalam Rancangannya

Kejadian 25:19 27

Firman TUHAN kepadanya: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.
 Kejadian 25:23

Kita biasanya mempunyai dan membuat rancangan rancangan saat menjalani hidup, tetapi kenyataannya sebagian rancangan bisa meleset dan tidak berjalan lancar. Ini tentu membuat hati susah dan khawatir. Namun jangan cepat cepat menyerah atau putus asa, hidup kita bukan ditentukan oleh berhasil atau tidaknya rancangan kita, tetapi oleh rancangan Tuhan.

Ishak dan Ribka ketika menikah pasti mempunyai rancangan untuk cepat memiliki momongan. Namun, kenyataan berjalan berbeda. Bertahun tahun pernikahan mereka jalani, tidak ada tanda tanda Ribka hamil bahkan sampai ada yang memvonisnya mandul. Saat situasi sulit, Ishak datang kepada Tuhan dan berdoa. Tuhan lalu mengabulkan doanya. Penantian panjang selama dua puluh tahun bukanlah keterlambatan dari Tuhan, tetapi kepastian dalam rancangan Tuhan. Kehamilan Ribka terjadi bukan sekadar akibat natural dari hubungan pasangan suami istri, melainkan pemberian Tuhan dalam rancangan Nya.

Tuhan memberikan kepada Ishak dan Ribka anak kembar, Esau dan Yakub, dan rancangan Tuhan tidak berhenti di sana. Tuhan sejak awal sudah merancangkan adanya dua bangsa (ay. 23), bukan hanya dua anak. Ada perjalanan bangsa bangsa yang ditetapkan Tuhan di dalam kehidupan anak anak Ishak. Tuhan tidak asal memberikan anak anak tetapi ada rancangan yang sudah Dia persiapkan.

Lebih spesifik lagi hadirnya Yakub di dalam kehidupan Ishak dan Ribka, bukan hanya tentang kelahiran seorang anak, melainkan merupakan rangkaian dari rancangan agung Tuhan. Rancangan yang nanti sampai di puncak melalui diri Tuhan Yesus Kristus, yang akan hadir menyelamatkan setiap manusia. Rancangan keselamatan Nya tidak akan meleset dan tidak pernah gagal. Kita bisa melihat rancangan agung Tuhan dan bersyukur kita juga ada di dalam rancangan keselamatan Nya.

Rancangan kita bisa buyar tetapi ingatlah selalu, hidup kita ada dalam rancangan baik dari Tuhan. Kita tidak sanggup menentukan hari depan, bisa meleset memprediksi sesuatu, tetapi Tuhan senantiasa menuntun perjalanan hidup kita. Berdoalah selalu memohon pimpinan Yesus yang memegang rancangan untuk seluruh hidup Anda. Mintakan hikmat Tuhan untuk bisa mengerti kehendak Nya dan apa yang Dia mau Anda lakukan saat menjalani hidup.

Refleksi Diri:

Mengapa Anda bisa memercayakan hidup pada rancangan Tuhan, meskipun hidup kadang tampak tidak sesuai dengan apa yang Anda rancangkan?

Apa rancangan rancangan hidup Anda yang mau dibawa ke hadapan Tuhan Yesus?

Doa.
Di pagi hari ini kembali aku berterima kasih kepada-Mu untuk kemurahan-Mu atas diriku. Engkau menyertai diriku di sepanjang malam yang telah kulalui, dan sekarang Engkau membentangkan kesempatan-kesempatan yang baru bagi diriku di sepanjang hari ini. Tuntunlah diriku untuk berjalan di dalam kebenaran-Mu. Peringatkanlah diriku apabila aku menempuh jalan yang salah dan bimbinglah aku agar senantiasa berjalan menurut kehendak-Mu. Oleh sebab itu aku mempercayakan hidupku ini ke dalam tangan-Mu. Sertailah diriku di sepanjang hari ini dan jadikanlah semua yang aku lakukan berhasil serta menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Sang Gembala yang baik, aku berdoa. Amin.

Share:

DALAM PERJALANAN

Kisah Para Rasul 8:26-40
Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. (Kis. 8:31)

“Hidup adalah perjalanan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari kebingungan menuju kejelasan,” ujar Will Smith, seorang aktor dan produser film dari Amerika Serikat.

Ucapan Will Smith tersebut tampaknya sesuai dengan pengalaman seorang pembesar dari Etiopia dalam teks Alkitab hari ini. Ia disebut “sida-sida”, sebuah istilah yang menunjukkan bahwa ia berasal dari golongan pegawai tinggi kerajaan, sebangsa pendeta. Sekarang ia sedang dalam perjalanan pulang ke negerinya. Dalam keretanya ia duduk sambil membaca Kitab Nabi Yesaya, tetapi ia tidak dapat mengerti maknanya. Kehadiran Filipus di tengah-tengah perjalanannya ia sambut dengan tangan terbuka. Kini ia tidak lagi sendirian dalam perjalanannya. Filipus menjadi “teman diskusi” dalam menggumuli firman Tuhan. Ia pun dibimbing kepada pengertian akan firman Tuhan dan iman kepada Yesus Kristus.

Jemaat yañg terkadih, seperti halnya Filipus, kita hendaknya senantiasa siap sedia ke mana pun Roh Tuhan menuntun kita untuk memberitakan Injil. Seperti halnya sida-sida dari Etiopia, kita pun hendaknya senantiasa membuka diri terhadap kehadiran Roh Kudus dalam diri setiap orang yang kita jumpai dalam perjalanan hidup kita. Melalui merekalah kita dibimbing untuk makin mengerti kebenaran firman Tuhan dalam hidup ini. Kita menjalani hidup beriman bersama-sama: Sesama orang percaya menemani perjalanan kita dan Roh Tuhan hadir di tengah-tengah kita. Itulah yang membuat kita meneruskan perjalanan hidup ini dengan sukacita.

1. Bagaimana sida-sida dari Etiopia dapat mengerti firman Tuhan?
2. Siapa yang menolong Anda untuk memahami firman Tuhan?
Doa
Tuhan, dengan bersandar kepada kasih-Mu aku mengangkat hatiku kepada-Mu. Aku menyadari betapa aku memerlukan kasih-Mu itu. Kasih yang mengangkat harkat hidupku, untuk perjalanan imanku yang menyelamatkan jiwaku dan memberikan jaminan bagi hari esokku. Kasih yang memungkinkan diriku untuk melewati hari ini di dalam damai sejahtera. Tuntun dan sertailah diriku dengan kasih-Mu itu ya Tuhan. Mampukan diriku untuk mengasihi sesamaku, termasuk mereka yang tidak layak untuk dikasihi, sehingga diriku dapat menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang kasih-Nya tidak terbatas, aku berdoa. Amin
Share:

Melayani Itu Sukacita

26b Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:26b-28)

Hidup melayani Tuhan itu adalah sukacita yang luar biasa, kenapa bersukacita, karena yang kita layani adalah Tuhan. Untuk itu sysratnya adalah kerendahan hati. 

Tuhan adalah pribadi yang rendah hati, itu sebabnya semakin kita merendahkan hati maka Ia akan semakin meninggikan kita. Adalah hal yang lumrah apabila orang menghargai orang lain yang memiliki sikap hati seperti yang ada pada dirinya. Seorang yang rajin akan menghargai orang lain yang bersikap rajin, dan tidak akan menghargai orang yang bersikap malas. Seorang yang jujur akan menghargai orang lain yang bersikap jujur, dan tidak akan menyukai orang yang suka berbohong. Demikian pula halnya dengan diri Tuhan. Karena Ia adalah pribadi yang rendah hati, itu sebabnya Ia juga akan menghargai mereka yang bersifat rendah hati. 

Penghargaan Tuhan kepada mereka yang bersifat rendah hati ini dicatat di dalam Matius 20. Di situ ditulis tentang kerendahan hati-Nya, yaitu sebagaimana yang Ia katakan: "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani." Perkataan-Nya ini berarti bahwa Ia menghendaki agar para pengikut-Nya hidup sama seperti diri-Nya, yaitu dengan rendah hati. Lalu Ia berkata: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu." Kalimat ini mengungkapkan penghargaan-Nya kepada mereka yang rendah hati. Oleh sebab itu semakin kita merendahkan hati maka Ia akan semakin meninggikan kita.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Apakah yang perlu Anda lakukan untuk hidup di dalam kerendahan hati? Mengapa demikian?

Tindakan. 
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah datang di dunia dan menjadi seorang manusia. Di dalam keadaan-Mu sebagai seorang manusia Engkau telah rela mengorbankan diri-Mu untuk menyelamatkan manusia yang hina dan berdosa. Kerelaan-Mu ini mengajar diriku agar aku juga rela merendahkan hati dan melayani sesamaku manusia. Roh Kudus, tolonglah diriku agar di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabku aku bersikap, bertutur kata dan berperilaku dengan rendah hati seperti seorang pelayan, dan bukan bersikap pongah bagaikan seperti seorang tuan. Supaya dengan demikian Engkau dimuliakan melalui hidupku.
 
Doa. 
Tuhan yang penuh dengan kasih, pimpinlah diriku agar semua yang kulakukan pada hari ini sesuai dengan kehendak-Mu. Berkatilah diriku dengan anugerah-Mu, sehingga semua yang kurencanakan, ku programkan, kukerjakan tersebut mengalami keberhasilan. Dengan Roh Kudus dan firman-Mu tuntunlah diriku agar aku sanggup membuat keputusan-keputusan yang benar dan yang memuliakan nama-Mu. Pakailah diriku menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Bukalah kesempatan bagi diriku untuk berjumpa dengan orang-orang yang memerlukan kasih-Mu dan jadikan diriku sebagai kepanjangan tangan-Mu untuk melayani mereka. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku menyerahkan doaku ini. Amin.
Share:

Mengasihi Allah lebih dari Pada Dunia

21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku." 22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Matius 19:21, 22)

Mengikut Yesus itu membutuhkan komitmen yang tulus, kalau kita lihat dari bacaan di atas, apakah rela kita menjual semua milik kita dan menyerahkan hidup kepada Tuhan, banyak orang gak mau untuk hal ini. Pasti hitung hitungan dulu. 
 
Kristus memanggil orang untuk mengasihi diri-Nya dengan sepenuh hati, oleh sebab itu orang yang mendua hati tidak akan dapat menjadi pengikut-Nya yang sejati. Karena untuk menjadi pengikut-Nya orang harus menempatkan Kristus sebagai pribadi yang paling utama di dalam hidupnya. Untuk itu ia harus mengasihi dan menghormati Kristus lebih daripada yang lain. Apabila orang tersebut menganggap harta, kedudukan, ketenaran atau hal lain yang ada pada dirinya lebih penting dan lebih berharga, atau sama penting dan sama berharganya dengan Yesus maka yang bersangkutan telah mendua hati. Oleh karena itu ia tidak akan dapat menjadi seorang pengikut Kristus yang sejati. 
Hal itulah yang terjadi atas diri anak muda yang kaya sebagaimana yang dicatat di dalam Matius 19. Yang bersangkutan tidak bersedia mengikuti perintah Yesus agar ia menjual segala miliknya, memberikan itu kepada orang-orang miskin dan kemudian mengikut Kristus. Yesus menyampaikan perintah ini bukan karena Ia tidak menghendaki orang memiliki harta benda, namun Ia hendak menguji siapa dan apakah yang paling penting bagi orang muda tersebut. Ketidaksediaan yang bersangkutan untuk menaati perintah Yesus itu menunjukkan bahwa bukan saja dirinya mendua hati, bahkan ia lebih menghargai hartanya dibandingkan Kristus. Itu sebabnya yang bersangkutan tidak dapat menjadi pengikut Kristus yang sejati.
 
Pertanyaan untuk Direnungkan

Sudahkah Anda tidak lagi hidup mendua hati terhadap Kristus? Apakah buktinya?

Aplikasi
Màri datang kepada Allah, tolonglah diriku agar aku benar-benar menjadikan Engkau sebagai satu-satunya Tuhan di dalam hidupku. Ampunilah aku apabila aku masih memiliki berhala di dalam hidupku. Entah berhala itu berupa karier, kebanggaan diri, maupun pendapat yang bertentangan dengan firman-Mu, dan yang lebih aku utamakan dari diri-Mu. Tuhan, tolonglah diriku agar memiliki kepekaan sehingga dapat mengetahui bilamana yang ada padaku telah berubah menjadi berhala bagi hidupku.

Doa. 
Bapa yang baik, aku bersyukur untuk hari ini. Engkau memberikan kesempatan yang baru bagi diriku untuk hidup berkenan kepada-Mu, dan mengalami semua kebaikan-Mu. Tolonglah aku agar dapat berjalan sesuai dengan kehendak-Mu dan jadikanlah semua yang aku kerjakan hari ini memuliakan nama-Mu. Aku yakin kalau aku melakukannya untuk menyenangkan hati-Mu maka Engkau pasti akan menjadikannya berhasil. Tolonglah diriku agar aku dapat hidup memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku memanjatkan doaku ini. Amin.
Share:

Identitas Diri

Matius 5:13 16

Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
 Matius 5:16

Orang Kristen tidak hanya memiliki kartu tanda pengenal yang menunjukkan identitas warga dari negara tertentu, tetapi juga diberikan dua identitas baru, yaitu menjadi garam dan terang dunia.

Garam pada zaman dahulu digunakan bukan hanya sebagai pengasin makanan, tetapi juga pengawet makanan. Yesus berkata kita adalah garam dunia (ay. 13). Hal yang harus senantiasa diingat adalah kita memiliki rasa asin yang dibutuhkan dunia. Kita dipanggil untuk menjadi garam dunia yang berarti dunia sedang dalam keadaan yang tidak baik, yaitu cepat busuk dan tidak ada rasa. Sebagai orang Kristen, kita bisa memengaruhi dunia sehingga tidak cepat membusuk (rusak dan cemar) dan memberikan rasa (membawa perbedaan ke arah yang positif) supaya orang lain bisa menikmatinya.

Selanjutnya, Yesus juga mengatakan kepada murid murid bahwa mereka adalah terang dunia (ay. 14 16). Di Perjanjian Baru, Yesus dilambangkan sebagai terang sejati sehingga murid murid diharapkan untuk memancarkan Sang Terang ke seluruh dunia. Orang percaya sebagai murid murid Nya pada zaman sekarang, sekaligus warga negara Kerajaan Allah, dipanggil juga untuk menjadi terang bagi dunia. Kita dipanggil untuk memainkan peran di tengah kegelapan dunia. Identitas sebagai terang yang dimaksudkan adalah supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak anak Allah yang tidak bercela di tengah tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang bintang di dunia, (Flp. 2:15).

Terang tidak dapat disembunyikan, bahkan oleh gelap sekalipun. Sebagai Warga Kerajaan Allah, kita tidak bisa menutupi nutupi apa yang kita lakukan karena apa yang kita lakukan mencerminkan siapa diri kita sebenarnya. Kita tidak dipanggil untuk menerima terang dan menyimpannya sendiri di dalam kehidupan kita, melainkan dipanggil untuk memancarkan terang tersebut ke seluruh dunia sehingga orang lain bisa melihat bahwa kita memiliki sumber terang yang sejati, yaitu Yesus Kristus.

Mari hidupi identitas diri kita sebagai Warga Kerajaan Allah dengan menjadi garam dan terang dunia melalui perkataan dan perbuatan kita sehingga nama Tuhan dipermuliakan di seluruh muka bumi.

Refleksi Diri:

Apakah identitas sebagai garam dan terang dunia sudah terlihat dalam kehidupan Anda?

Apa kendala yang membuat Anda sulit menunjukkan identitas sebagai garam dan terang dunia? Bagaimana cara Anda mengatasinya?

Doa. 
Di pagi hari ini aku membaharui penyerahan diriku kepada-Mu. Aku yakin orang yang berharap kepada-Mu tidak akan pernah Engkau kecewakan. Apabila orang yang berharap kepada manusia, dirinya sendiri dan ilah-ilah yang palsu akan berakhir dengan rasa sesal yang mendalam, maka orang yang menaruhkan kepercayaannya kepada-Mu akan beria-ria di dalam segala keadaan. Ya Tuhan, tuntun dan sertailah diriku senantiasa. Jadikan identitas diriku Di bawah naungan sayap-Mu aku berlindung dan kepada kemurahan-Mu aku berharap. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Lari Dari Hadapan Tuhan


Selidilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran pikiranku; lihatlah, apakah jalanku seorang, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139:23 24

Pernahkah bermain  petak unpet waktu kecil dan bersama anak di rumah.  sedang bersembunyi, menunggu untuk ditemukan. Sambil memanggil manggil namanya, berkeliling rumah, meski sebetulnya kepala  terlihat di balik sesuatu. Mungkin seperti itulah ketika manusia mencoba lari dari hadapan Tuhan. Kita bisa saja merasa sudah menyembunyikan diri dengan baik seperti seorang ninja, tetapi sebenarnya ujung kepala kita tetap terlihat oleh Tuhan.

Yunus juga mencoba untuk melarikan diri jauh dari hadapan Tuhan setelah dipanggil untuk menyuarakan pertobatan bagi musuh Israel. Ia lari ke Tarsis. Hal menarik bahwa Tarsis sampai disebutkan tiga kali dalam satu ayat (ay. 3). Kota ini berada di ujung barat peta pada masa itu. Orang orang pada masa itu memahaminya sebagai ujung dunia. Jadi, Yunus benar benar memberikan usaha terbaiknya untuk dapat lari jauh dari hadapan Tuhan. Usaha untuk lari dari hadapan Tuhan sampai ke ujung dunia juga pernah dilakoni oleh Raja Daud. Ia mengatakan, Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan Mu memegang aku. (Mzm. 139:9 10). Daud yang mengenal Tuhan sadar bahwa manusia tidak dapat lari dari hadapan Nya yang Mahatahu.

Yunus belajar dengan cara yang keras tentang kebenaran ini, meski telah mengerahkan usaha terbaiknya untuk lari, tetapi Tuhan tetap menuntunnya dengan angin ribut dan badai besar (ay. 4) sehingga akhirnya ia kembali pada panggilan Nya. Kita pun tidak dapat lari dari Tuhan. Dia akan terus menggaungkan panggilan Nya dalam hidup kita, apakah itu panggilan melayani secara khusus atau panggilan untuk bertobat dari dosa yang terus kita lakukan. Apabila Tuhan Yesus memanggil Anda hari ini, entah berupa panggilan pelayanan atau teguran keras dari Nya atas perbuatan dosa Anda, jangan keraskan hati. Mari jawab panggilan Nya di dalam karya keselamatan Yesus Kristus.

Refleksi Diri:

Apa panggilan khusus yang Tuhan berikan dalam hidup Anda? Apakah itu panggilan melayani atau pertobatan?

Apa hal yang menghalangi Anda untuk menjawab panggilan Tuhan? Segera doakan di hadapan Nya.

Doa. 
Tuhan, di pagi hari ini kembali aku mengangkat doa dan permohonanku kepada-Mu. Dengan penuh iman dan pengharapan aku menyerahkan hari yang akan kulalui ini ke dalam tangan-Mu. Bimbinglah diriku dengan Roh Kudus-Mu dan tuntunlah diriku agar senantiasa berjalan di jalan-jalan kebenaran. Sebab aku menyadari bahwa Engkau memanggil diriku untuk hidup menyenangkan hati-Mu dan menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Aku berdoa sertailah diriku di setiap waktu dan berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Jauhkanlah diriku dari pencobaan dan lindungilah aku dari pada yang jahat. Kepada-Mu aku berharap, dan di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.