Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Mencampakkan Gunung

Markus 11:20 24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini:
Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi
percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi
baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu.
Markus 11:23 24

Siapa yang tidak mau dijanjikan oleh Tuhan bahwa apa saja yang diminta dan didoakan, pasti akan dikabulkan? Ayat ini juga merupakan salah satu ayat favorit orang Kristen. Akan tetapi, dalam membaca Kitab Suci, kita tidak bisa begitu saja mencomot satu ayat kemudian mengartikan semaunya kita. Alkitab ditulis lebih kurang dua ribu tahun lalu, di negeri yang bahasa dan budayanya berbeda dengan kita di masa sekarang. Karena itu, kita harus memerhatikan beberapa faktor dalam memahami isi Alkitab.

Ucapan Tuhan Yesus pertama tama harus dipahami dari sudut gaya bahasa. Seperti orang Indonesia yang suka menggunakan gaya bahasa hiperbolis (melebih lebihkan untuk memberikan tekanan) maka orang Ibrani juga sama. Jadi, ketika Yesus mengatakan bisa memerintahkan gunung beranjak (ay. 23), tentunya harus dipahami dalam pengertian seperti itu. Jangan bayangkan gunungnya langsung meloncat.

Kedua, tujuan Tuhan Yesus mengatakan hal itu adalah memberi penguatan. Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa iman kepada Allah itu tidak sia sia. Yesus menjawab mereka: Percayalah kepada Allah! (ay. 22). Fokus iman kita adalah kepada Allah. Allah yang kita percaya adalah Allah yang berkuasa. Kita harus percaya kepada Allah yang berkuasa dan sanggup mengabulkan doa. Dengan kata lain, bukan iman kita yang menentukan tindakan Allah. Allah adalah Allah yang berdaulat. Dia sendiri yang menentukan jalan hidup manusia. Jika Dia mengabulkan doa berarti Dia adalah Allah yang baik. Namun, jika Dia tidak mengabulkan doa, Dia tetap Allah yang baik.

Bagaimana aplikasinya dalam keseharian? Belajarlah setiap hari untuk bertumbuh dalam iman percaya kepada Tuhan. Iman yang mampu menepis segala keraguan dan kebimbangan saat kita menghadapi dan mencari solusi atas permasalahan hidup kita. Yakinlah bahwa doa doa kita memiliki kuasa karena Allah berdaulat dan berkuasa atas hidup kita.

Refleksi Diri:

Apa yang menghalangi Anda untuk percaya bahwa Allah berkuasa mengabulkan doa?

Bagaimana memupuk dan menumbuhkan iman Anda agar semakin percaya kepada Allah?

Doa. 

Bapa yang baik, penuhilah diriku dengan belas kasihan-Mu dan tolonglah aku agar perbuatan dan perkataanku menjadi berkat bagi banyak orang. Oleh sebab itu aku juga berdoa untuk orang-orang yang kujumpai di sepanjang hari ini. Limpahilah mereka dengan anugerah-Mu sehingga mereka dapat mengenal kasih, kebenaran dan kehendak-Mu. Sertailah dan tuntunlah diriku serta berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan untuk dapat hidup dengan iman suka ya tidak melompati gunung, melainkan dapat berjalan seturut Firmanmu . Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan dan lindungilah diriku dari yang jahat. Karena dalam keadaan apapun dalam hidupku Tuhan tetap yang terbaik. Untuk itu ajari aku untuk bersandar padaMu dalam setiap pekerjaan serta aktifitasku, temukan aku dengan orang damai untuk semua pekerjaanku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Takut Gagal

Keluaran 4:1 17

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
2 Korintus 4:7

Di tengah dunia yang maju sedemikian pesat, setiap orang dituntut untuk menjadi lebih baik supaya tetap bisa bertahan. Di dalam situasi ini, mereka harus saling bersaing. Namun ternyata, di tengah persaingan semakin banyak juga orang memiliki ketakutan akan kegagalan. Sebagai akibatnya, mereka jadi tidak berani mencoba. Apa kata Alkitab tentang ketakutan akan kegagalan?

Satu pertanyaan yang menjadi inti dari ketakutan manusia akan kegagalan adalah: bagaimana jika? Pertanyaan ini juga mengawali kisah di dalam Keluaran pasal 4. Di tengah keraguan Musa, Allah menunjukkan kuasa Nya dengan melakukan dua tanda mukjizat, yaitu tongkat menjadi ular dan tangan yang terkena kusta disembuhkan kembali (ay. 2 8). Jika umat Israel masih tidak juga percaya kepada kedua tanda mukjizat tersebut dan menolak mendengarkan perkataan Musa, Allah memerintahkan Musa untuk mengambil air dari sungai Nil dan Dia akan mengubah air tersebut menjadi darah (ay. 9). Namun, setelah semua jaminan yang Tuhan berikan, Musa masih saja merasa takut (ay. 10, 13). Dari kisah ini kita dapat melihat bagaimana ketakutan akan kegagalan bisa begitu mencekam seseorang.

Bagaimana Tuhan merespons Musa? Tuhan menunjukkan kesabaran Nya dengan mengakomodasi rasa takut Musa. Tuhan menyarankan agar Harun menemani Musa dalam menyampaikan pesan terhadap bangsa Israel (ay. 14 16). Tuhan juga sekali lagi meyakinkan Musa dengan memberi tongkat yang akan dipakai oleh Musa untuk membuat tanda tanda mukjizat (ay. 17). Tongkat menjadi tanda bahwa Allah akan hadir bersama dengan Musa dan akan menggenapi janji Nya kepada bangsa Israel melalui Musa.

Kita melihat bahwa Allah kita adalah Allah yang memperlengkapi untuk memenuhi panggilan kita. Di tengah ketakutan dan kegagalan kita, Dia adalah Allah yang beranugerah. Bagi Allah kegagalan bukanlah akhir. Dia dapat bekerja melalui kegagalan yang kita alami supaya kita berubah dari orang yang takut gagal menjadi orang yang berani gagal serta belajar dari kegagalan tersebut. Kegagalan bisa dipakai oleh Allah untuk mendewasakan iman kita.

Beranilah mencoba dan selalu mintakan hikmat dari Tuhan Yesus dalam menghadapi setiap situasi kehidupan.

Refleksi Diri:

Apakah ada aspek aspek di dalam hidup dimana Anda merasa takut gagal? Apa yang ingin Anda lakukan setelah membaca bagian firman Tuhan di atas?

Kapan Anda mengalami kegagalan? Apa yang Tuhan kehendaki/maksudkan melalui kegagalan yang Anda alami?

Doa
Mengawali hari ini kembali aku merendahkan diriku di hadapan-Mu dengan memohon penyertaan-Mu bagi hidupku. Aku menyadari bahwa kemampuan diriku terbatas, tetapi kasih dan kuasa-Mu melampaui segala perkara. Melampaui semua tantangan di dalam kehidupanku sehingga dengan demikian senantiasa tersedia perlindungan-Mu bagi hidupku. Melampaui zaman sehingga tidak akan pernah berubah untuk selama-lamanya. Tuhan, sertailah diriku dengan keberhasilan di sepanjang hari ini dan jadikanlah diriku saluran kasih-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku. Supaya dengan demikian nama-Mu dimuliakan melalui hidupku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.

Share:

Harmoni Dalam Kehidupan

Efesus 4:1 16

Dari pada Nyalah seluruh tubuh, —yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Efesus 4:16

Dalam dunia musik kita mengenal satu istilah yang disebut harmoni. Harmoni adalah paduan dua atau lebih nada yang berbeda tinggi rendah akornya dan dibunyikan secara bersamaan sehingga menghasilkan suatu paduan bunyi yang berbeda tetapi begitu kaya. Salah satu contoh harmoni dalam musik bisa kita temukan dalam paduan suara dimana suara dengan nada nada (akor) yang berbeda satu sama lain dinyanyikan oleh orang orang yang berbeda menghasilkan satu kesatuan nyanyian yang begitu indah.

Hidup di dunia pun ibarat berada dalam sebuah harmoni. Perbedaan adalah sesuatu yang pasti adanya, masing masing bisa mengeluarkan nada yang berbeda, setiap orang berasal dari latar belakang yang berbeda, masing masing memiliki kepribadian yang unik dan khas. Namun, perbedaan tidak selalu berarti nada yang sumbang. Asalkan ditempatkan secara selaras, nada yang keluar justru bisa lebih indah dan megah.

Demikian juga kehidupan sebagai umat Tuhan. Kehidupanmu Kristen merupakan kehidupan yang menyatu dalam keberagaman. Paulus dalam surat Efesus menasihati orang orang kudus tentang bagaimana Tuhan telah memilih mereka untuk hidup bersatu (ay. 3 6). Mereka yang dulunya jauh menjadi dekat, mereka yang dulunya tidak dianggap umat Tuhan sekarang menjadi jemaat Tuhan. Tidak ada lagi yang dianggap sebagai pendatang, mereka semua menjadi kawan sewarga dari orang orang kudus dan tentunya anggota keluarga Allah. Oleh sebab itu, Paulus mendorong orang orang kudus di Efesus untuk hidup bersatu sebagai jemaat dan menjadi satu pula dalam pelayanan yang dipercayakan Kristus sesuai dengan karunia karunia yang telah diberikan Tuhan kepada mereka (ay. 16).

Kehidupan jemaat Kristus ibarat hidup di dalam suatu harmoni. Kita memang berbeda satu dengan yang lain. Namun, ketika perbedaan yang ada ditempatkan secara selaras dan dibunyikan bersamaan akan muncul nada indah yang disebut dengan pelayanan. Jangan khawatir dengan nada yang berbeda. Ingatlah kita sedang ada dalam paduan suara Allah yang bersama sama membunyikan harmoni bagi kemuliaan Nya.

Refleksi Diri:

Apa sikap yang harus Anda kembangkan agar kehidupan bersama sesama umat Tuhan dapat harmonis?

Apa wujud keharmonisan yang bisa Anda bangun dalam kehidupan bergereja?

Doa. 
Mengawali hari ini kembali aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Aku percaya masih banyak perkara besar yang Engkau akan kerjakan melalui dan di dalam hidupku. Oleh sebab itu aku menatap hari ini dengan iman dan pengharapan kepada-Mu. Aku melangkah memasukinya dengan bersandar kepada-Mu. Apabila aku berjalan bersama dengan diri-Mu maka keberhasilanlah yang akan menyertai hidupku. Tuhan, pakailah hidupku menjadi saluran kasih dan berkat-Mu bagi lingkunganku. Jadikan hidupku harmonis, dàlam kehidupan yang aku jalani hari ini, Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan tetapi lindungilah aku dari pada yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Kembali ke jalan Tuhan

3 Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, 4 dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" 5 Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. (Matius 27:3-5)

Selama kita masih hidup di dunia ini sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada jalan yang benar. Sebab pada dasarnya hidup ini merupakan anugerah Tuhan. Sehingga apabila Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk hidup di dunia, dan Roh-Nya masih menyadarkan kita bahwa kita telah menempuh jalan yang salah, hal itu menunjukkan anugerah-Nya masih terbuka bagi diri kita. Kalau Tuhan masih membuka pintu anugerah seyogianya kita tidak berkata: "Sudah terlambat, karena sudah terlanjur." Sikap fatalistik, alias menyerah kepada keadaan ini akan menghambat kita untuk mengalami anugerah pemulihan yang Tuhan sediakan.

Sikap menyerah kepada keadaan inilah yang ada pada diri Yudas Iskariot. Di dalam Matius 27 dicatat bahwa ia menyadari dirinya telah berbuat salah, yaitu dengan menyerahkan Yesus ke tangan para pemuka agama Yahudi. Ia berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Ia menyesali perbuatannya. Namun sebaliknya dari memohon anugerah Tuhan untuk mengampuni dirinya, ia justru mengakhiri hidupnya sendiri. Padahal bila ia dapat menyadari tentang keberdosaannya sesungguhnya hal itu merupakan anugerah Tuhan. Anugerah yang seharusnya ditanggapi dengan iman, yaitu dengan memohon agar Tuhan memulihkan dirinya. Sebab selama kita masih hidup di dunia ini sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada jalan yang benar.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Hari ini apakah Roh Kudus menyadarkan diri Anda tentang jalan yang salah yang telah Anda tempuh? Apakah yang harus Anda lakukan untuk menanggapi anugerah-Nya itu?

Aplikasi. 
Mari dekat Tuhan. bersyukur kalau Engkau masih mau menegur diriku ketika aku menempuh jalan yang salah dan berbuat dosa. Aku berterima kasih kepada-Mu, sebab bila Engkau masih juga menyadarkan diriku akan kesalahan yang kuperbuat, dan pelanggaran terhadap firman-Mu yang kulakukan, hal itu menunjukkan bahwa Engkau belum menutup pintu anugerah bagi diriku. Di dalam anugerah-Mu itu Engkau masih memanggil diriku untuk kembali kepada-Mu. Tuhan, aku memohon tolonglah diriku agar aku dapat kembali ke jalan yang benar. Aku merendahkan diriku dengan memohon pengampunan dan pemulihan-Mu atas hidupku.

Doa. 
Aku juga berterima kasih karena Engkau telah mengantar diriku memasuki hari ini. Aku percaya bahwa di setiap hari Engkau selalu menyediakan kebaikan dan kesempatan yang baru bagi diriku. Ajar diriku untuk bersikap peka dan mampu melihat kemungkinan-kemungkinan baru yang Engkau bukakan bagi diriku. Tolonglah diriku agar aku tidak menyia-nyiakan anugerah-Mu itu. Dengan pertolongan Roh-Mu mampukan diriku untuk mengisi setiap kesempatan yang Engkau sediakan secara bertanggung jawab, yaitu dengan seluruh kemampuan yang Engkau berikan kepadaku. Tuhan, aku mempercayakan hidupku ini ke dalam penyertaan dan tuntunan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang limpah dengan kasih setia, aku berdoa. Amin.
Share:

Identitas Kristen Dalam Kristus

Yunus 1:4 10

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
2 Korintus 5:17

Hari raya yang paling di tunggu oleh konghucu adalah Imlek. Mereka menantinya karena pada hari itu akan mendapat banyak angpao berisi uang, yang bisa di kumpulkan dan setorkan ke bank. Makin tahun, makin banyak isi rekening dan membuat aman, anak yang masih kecil, makin percaya diri untuk berbicara dengan orang orang yang lebih dewasa. Karena yang masih kecil secara tidak sadar menaruh identitas dan makna diri pada uang yang di miliki. Pertanyaannya: apa dasar identitas dan makna diri Anda?

Identitas dan makna diri Yunus terletak pada rasnya sebagai orang Ibrani, baru kemudian pada Allah yang ia sembah. Pelarian Yunus dari panggilan Tuhan kepadanya, membawa ia ke dalam perahu yang hampir karam di tengah badai. Para awak kapal menyimpulkan bahwa kondisi yang menimpa mereka disebabkan oleh dosa salah satu orang di atas kapal dan undian membawa mereka kepada Yunus (ay. 6 7). Mereka memberikan rangkaian pertanyaan untuk mengerti identitas Yunus dan pada akhirnya, Allah siapa yang ia sembah (ay. 8). Jawaban Yunus terhadap rentetan pertanyaan tersebut menunjukkan apa yang menjadi dasar identitasnya. Ia menjawab, Aku seorang Ibrani baru setelah itu menyebutkan Tuhan yang ia layani (ay. 9).

Ras menjadi dasar bagi identitas diri Yunus, dibandingkan imannya kepada Tuhan. Ini menjelaskan mengapa ia begitu enggan mengabarkan pertobatan bagi bangsa lain. Ketika dihadapkan untuk memilih antara setia pada bangsanya atau pada panggilan Tuhan bagi bangsa lain, Yunus dengan jelas memilih yang pertama.

Hal mendasar dalam identitas manusia akan menentukan tindakan yang diambilnya. Craig Groschel mengatakan dalam podcast nya, Your identity shapes your action. Apabila kita menaruh dasar identitas diri selain dari karya Tuhan dalam kita maka tentunya tindakan kita juga tidak akan sesuai dengan firman Nya. Entah hal baik atau buruk yang kita jadikan dasar identitas diri, tidak akan membuat kita semakin serupa dengan Tuhan. Mari jadikan karya Yesus yang menebus kita sebagai landasan identitas diri, maka hidup kita akan semakin berarti karena akan terus diubahkan makin serupa dengan Kristus.

Refleksi Diri:

Apakah ada sesuatu dalam hidup Anda yang tanpanya hidup terasa tidak berarti? Apakah Kristus atau malahan hal lainnya?

Apa komitmen yang Anda ingin ambil untuk menjadikan Yesus sebagai dasar identitas diri Anda?

Doa. 
Mengawali hari ini kembali aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Tuntunlah diriku dengan hikmat-Mu agar aku dapat membedakan antara hal-hal yang berkenan kepada-Mu dengan semua perkara yang tidak berkenan di hati-Mu. Anugerahi diriku dengan roh yang taat supaya aku mengikuti tuntunan Roh Kudus dan firman-Mu dengan setia. Mampukan diriku untuk mengatasi setiap bujukan yang hendak membawa hidupku keluar dari jalan-jalan-Mu. Tuhan, jadikanlah diriku terang di tengah kegelapan dan garam di tengah kehambaran dari dunia di sekitarku. Jadikan aku beridentitas Kristus dalam setiap mengambil keputusan, Berkatilah semua yang akan kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Share:

Menerima Masukan

Kisah Para Rasul 18:24 28

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Yakobus 4:1

Perikop bacaan memperkenalkan kita kepada seorang tokoh bernama Apolos. Apolos berasal dari Aleksandria. Ia fasih berbicara dan kemungkinan besar terlatih dalam ilmu retorika, yaitu seni membangun argumen atau berbicara yang efektif. Selain itu, Alkitab menggambarkan Apolos sebagai orang yang sangat mahir dalam hal Kitab Suci agama Yahudi, bahkan ia dengan berani mulai mengajar tentang Yesus di rumah ibadat. Bisa disimpulkan, Apolos seorang yang kompeten dan memiliki semangat tinggi dalam memberitakan Kristus. Seseorang yang luar biasa!

Ketika Priskila dan Akwila mendengar pengajaran Apolos, mereka menyadari ada kekurangan dalam pengajarannya. Pasangan suami istri ini mengundang Apolos ke rumah mereka dan menjelaskan dengan lebih teliti tentang ajaran Kristus. Bagaimana respons Apolos? Ia menerimanya dengan rendah hati. Setelah diperlengkapi oleh Priskila dan Akwila, Apolos melanjutkan perjalanannya ke kota lain untuk menyaksikan kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias.

Dari sepenggal kisah hidup Apolos, kita bisa belajar dari kehausannya untuk diperlengkapi lebih lanjut dalam hal pelayanan. Apolos berasal dari Aleksandria, salah satu kota pusat peradaban dan ilmu pengetahuan pada saat itu. Oleh karena itu, tidaklah mengagetkan bahwa Apolos menjadi orang yang sangat terpelajar dan mahir dalam ilmunya. Namun, kefasihan dan kemahirannya tidak serta merta membuat ia menjadi seseorang yang sombong dan menolak ajaran dari orang lain. Sebaliknya, ketika Priskila dan Akwila mendekatinya untuk mengajarkan lebih lanjut tentang Kristus, Apolos membuka diri terhadap ajaran mereka. Ini membuktikan bahwa Apolos adalah seseorang yang terus mau membangun dirinya. Ia dengan rendah hati menerima masukan tentang kekurangan dalam pengajarannya.

Sikap dan respons Apolos menjadi teladan yang sangat berguna bagi orang orang percaya (Kis. 18:27). Kerendahatian dalam menerima masukan tentang kekurangan kita adalah salah satu cara Tuhan untuk membentuk kita agar bisa dipakai secara lebih luar biasa lagi bagi Nya. Mungkin di antara kita sudah ada yang belasan tahun mengikut Kristus atau darah Kristiani kita sudah mengalir sejak kecil karena hubungan keluarga. Saat mendapatkan masukkan dari saudara seiman atau mungkin hamba Tuhan mengenai kekurangan kita, apakah kita terbuka untuk menerimanya?

Refleksi Diri:

Apakah Anda bisa melihat dan menerima kekurangan di dalam diri Anda, secara spesifik di dalam keahlian tertentu yang kita banggakan?

Apakah Anda telah rendah hati dalam menerima masukan dari orang lain tentang kekurangan diri tersebut?

Doa.
Pagi hari ini aku menyerahkan hidupku ke dalam tuntunan-Mu. Pimpinlah aku agar aku mampu mengisi waktuku dengan hal-hal yang berguna, baik bagi diriku, sesamaku dan terlebih lagi bagi kemuliaan-Mu. Aku memohon agar Engkau berkenan menyertai dan menaungi diriku dengan kasih setia-Mu. Limpahilah hidupku dengan keberhasilan dan berkatilah semua hal yang kukerjakan di sepanjang hari ini. Pakailah hidupku untuk menjadi berkat bagi semua orang kujumpai hari ini, sehingga dengan demikian hidupku dapat menjadi saksi-Mu yang memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.

Share:

Kapan Harus Berbagi

Ibrani 13:15 16

Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
 Ibrani 13:16

Suatu hari seorang pria mendatangi Mother Teresa memohon bantuan bagi keluarga Hindu yang kelaparan. Tanpa berlama lama Mother Teresa mendatangi mereka dengan sekantung beras di tangannya. Setibanya di rumah keluarga tersebut, Mother Teresa disambut oleh seorang ibu dan delapan anaknya. Tatapan mereka sayu karena kelaparan. Sang ibu segera mengambil beras dari tangan Mother Teresa, membaginya menjadi dua, lalu pergi keluar. Setelah kembali, Mother Teresa bertanya kepadanya, Kemana kamu pergi? Apa yang kamu lakukan? Sang ibu menjawab, Mereka juga kelaparan. Ibu tersebut tahu tetangganya yang Muslim juga kelaparan dan ia berbagi beras kepada mereka.

Kapan kita harus berbagi? Umumnya orang akan berbagi pada saat berlebihan dan ketika tidak kekurangan. Berbagi dalam keadaan berlebih tentu tidak sulit. Misalnya para filantropis yang dalam kelimpahan menyisihkan harta mereka untuk menyediakan pelayanan kesehatan di negara negara tertentu. Tidak sulit karena ketika mereka berbagi, masih ada harta yang tersisa bagi diri mereka sendiri. Berbeda dengan orang yang dalam keadaan pas pasan atau kurang. Berbagi adalah sesuatu yang sulit karena tidak ada jaminan bahwa ketika berbagi, itu tidak memperburuk keadaan sendiri. Bagi yang kekurangan, berbagi adalah tindakan penuh risiko. Wajar jika banyak yang memilih untuk menghindari berbagi.

Ibrani pasal 13 berisi etika praktis bagi kehidupan Kristen. Berbagi merupakan salah satu perilaku yang ditekankan. Di ayat 16 dikatakan bahwa umat Tuhan harus dikenal dengan kehidupan yang senantiasa memberi bantuan (share with others, terj. NIV). Yang sangat menarik, penulis surat Ibrani mengaitkan perilaku berbagi dengan kewajiban mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan (ay. 15). Berbagi kepada sesama merupakan bentuk persembahan yang diperkenan Tuhan, selain penyembahan yang memuliakan Nya.

Berbagi adalah bentuk ucapan syukur manusia kepada Tuhan. Ketika seorang Kristen berbagi, ia bukan hanya sedang menjalankan tanggung jawab moral kepada sesama, melainkan juga sedang melaksanakan tanggung jawab iman kepada Tuhan yang telah memelihara kehidupannya, terlebih menyelamatkan jiwanya di dalam Kristus Yesus. Oleh karena itu, terlepas dari seberapa banyak atau kurang harta yang dimiliki, ketika kita percaya dan menerima keselamatan dalam Kristus, kita harus berbagi!

Refleksi Diri:

Apakah selama ini Anda telah cukup berbagi? Apa yang selama ini menghalangi Anda untuk berbagi?

Apa yang akan Anda lakukan setelah mengetahui bahwa berbagi adalah wujud korban syukur kita kepada Tuhan Yesus Kristus?

Doa. 
Di pagi hari ini kembali aku merendahkan hatiku di hadapan-Mu, yaitu dengan menyerahkan seluruh hidupku ke dalam anugerah-Mu. Aku menyadari bahwa diriku adalah manusia yang terbatas, dan aku percaya bahwa kasih serta kuasa-Mu tidaklah terbatas. Dengan kasih setia-Mu yang tidak berkesudahan itu Engkau bersedia untuk menyertai dan menuntun hidupku. Tuhan, aku memerlukan semuanya itu. Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan dan lepaskanlah aku dari yang jahat. Tolonglah diriku agar hidupku di sepanjang hari ini dapat Berbagi kehidupan berbagi pengalaman dan kesempatan untuk menjangkau jiwa jiwa yang belum bertobat agar menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku yang setia, aku berdoa. Amin.
Share:

Tenang Dalam Rancangannya

Kejadian 25:19 27

Firman TUHAN kepadanya: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.
 Kejadian 25:23

Kita biasanya mempunyai dan membuat rancangan rancangan saat menjalani hidup, tetapi kenyataannya sebagian rancangan bisa meleset dan tidak berjalan lancar. Ini tentu membuat hati susah dan khawatir. Namun jangan cepat cepat menyerah atau putus asa, hidup kita bukan ditentukan oleh berhasil atau tidaknya rancangan kita, tetapi oleh rancangan Tuhan.

Ishak dan Ribka ketika menikah pasti mempunyai rancangan untuk cepat memiliki momongan. Namun, kenyataan berjalan berbeda. Bertahun tahun pernikahan mereka jalani, tidak ada tanda tanda Ribka hamil bahkan sampai ada yang memvonisnya mandul. Saat situasi sulit, Ishak datang kepada Tuhan dan berdoa. Tuhan lalu mengabulkan doanya. Penantian panjang selama dua puluh tahun bukanlah keterlambatan dari Tuhan, tetapi kepastian dalam rancangan Tuhan. Kehamilan Ribka terjadi bukan sekadar akibat natural dari hubungan pasangan suami istri, melainkan pemberian Tuhan dalam rancangan Nya.

Tuhan memberikan kepada Ishak dan Ribka anak kembar, Esau dan Yakub, dan rancangan Tuhan tidak berhenti di sana. Tuhan sejak awal sudah merancangkan adanya dua bangsa (ay. 23), bukan hanya dua anak. Ada perjalanan bangsa bangsa yang ditetapkan Tuhan di dalam kehidupan anak anak Ishak. Tuhan tidak asal memberikan anak anak tetapi ada rancangan yang sudah Dia persiapkan.

Lebih spesifik lagi hadirnya Yakub di dalam kehidupan Ishak dan Ribka, bukan hanya tentang kelahiran seorang anak, melainkan merupakan rangkaian dari rancangan agung Tuhan. Rancangan yang nanti sampai di puncak melalui diri Tuhan Yesus Kristus, yang akan hadir menyelamatkan setiap manusia. Rancangan keselamatan Nya tidak akan meleset dan tidak pernah gagal. Kita bisa melihat rancangan agung Tuhan dan bersyukur kita juga ada di dalam rancangan keselamatan Nya.

Rancangan kita bisa buyar tetapi ingatlah selalu, hidup kita ada dalam rancangan baik dari Tuhan. Kita tidak sanggup menentukan hari depan, bisa meleset memprediksi sesuatu, tetapi Tuhan senantiasa menuntun perjalanan hidup kita. Berdoalah selalu memohon pimpinan Yesus yang memegang rancangan untuk seluruh hidup Anda. Mintakan hikmat Tuhan untuk bisa mengerti kehendak Nya dan apa yang Dia mau Anda lakukan saat menjalani hidup.

Refleksi Diri:

Mengapa Anda bisa memercayakan hidup pada rancangan Tuhan, meskipun hidup kadang tampak tidak sesuai dengan apa yang Anda rancangkan?

Apa rancangan rancangan hidup Anda yang mau dibawa ke hadapan Tuhan Yesus?

Doa.
Di pagi hari ini kembali aku berterima kasih kepada-Mu untuk kemurahan-Mu atas diriku. Engkau menyertai diriku di sepanjang malam yang telah kulalui, dan sekarang Engkau membentangkan kesempatan-kesempatan yang baru bagi diriku di sepanjang hari ini. Tuntunlah diriku untuk berjalan di dalam kebenaran-Mu. Peringatkanlah diriku apabila aku menempuh jalan yang salah dan bimbinglah aku agar senantiasa berjalan menurut kehendak-Mu. Oleh sebab itu aku mempercayakan hidupku ini ke dalam tangan-Mu. Sertailah diriku di sepanjang hari ini dan jadikanlah semua yang aku lakukan berhasil serta menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Sang Gembala yang baik, aku berdoa. Amin.

Share:

DALAM PERJALANAN

Kisah Para Rasul 8:26-40
Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. (Kis. 8:31)

“Hidup adalah perjalanan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari kebingungan menuju kejelasan,” ujar Will Smith, seorang aktor dan produser film dari Amerika Serikat.

Ucapan Will Smith tersebut tampaknya sesuai dengan pengalaman seorang pembesar dari Etiopia dalam teks Alkitab hari ini. Ia disebut “sida-sida”, sebuah istilah yang menunjukkan bahwa ia berasal dari golongan pegawai tinggi kerajaan, sebangsa pendeta. Sekarang ia sedang dalam perjalanan pulang ke negerinya. Dalam keretanya ia duduk sambil membaca Kitab Nabi Yesaya, tetapi ia tidak dapat mengerti maknanya. Kehadiran Filipus di tengah-tengah perjalanannya ia sambut dengan tangan terbuka. Kini ia tidak lagi sendirian dalam perjalanannya. Filipus menjadi “teman diskusi” dalam menggumuli firman Tuhan. Ia pun dibimbing kepada pengertian akan firman Tuhan dan iman kepada Yesus Kristus.

Jemaat yañg terkadih, seperti halnya Filipus, kita hendaknya senantiasa siap sedia ke mana pun Roh Tuhan menuntun kita untuk memberitakan Injil. Seperti halnya sida-sida dari Etiopia, kita pun hendaknya senantiasa membuka diri terhadap kehadiran Roh Kudus dalam diri setiap orang yang kita jumpai dalam perjalanan hidup kita. Melalui merekalah kita dibimbing untuk makin mengerti kebenaran firman Tuhan dalam hidup ini. Kita menjalani hidup beriman bersama-sama: Sesama orang percaya menemani perjalanan kita dan Roh Tuhan hadir di tengah-tengah kita. Itulah yang membuat kita meneruskan perjalanan hidup ini dengan sukacita.

1. Bagaimana sida-sida dari Etiopia dapat mengerti firman Tuhan?
2. Siapa yang menolong Anda untuk memahami firman Tuhan?
Doa
Tuhan, dengan bersandar kepada kasih-Mu aku mengangkat hatiku kepada-Mu. Aku menyadari betapa aku memerlukan kasih-Mu itu. Kasih yang mengangkat harkat hidupku, untuk perjalanan imanku yang menyelamatkan jiwaku dan memberikan jaminan bagi hari esokku. Kasih yang memungkinkan diriku untuk melewati hari ini di dalam damai sejahtera. Tuntun dan sertailah diriku dengan kasih-Mu itu ya Tuhan. Mampukan diriku untuk mengasihi sesamaku, termasuk mereka yang tidak layak untuk dikasihi, sehingga diriku dapat menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang kasih-Nya tidak terbatas, aku berdoa. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.