Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Menyerah Untuk Menang

Yunus 1:4 16

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada Nya, dan Ia akan
bertindak;
Mazmur 37:5

Lose a battle to win the war. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa ada kekalahan atas peperangan yang harus dialami untuk mendapatkan kemenangan besar. Namun, di sisi yang lain kita juga diajarkan untuk semangat terus berjuang dalam menjalani hidup. Lantas, sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus menjalani hidup?

Para awak kapal di kapal yang ditumpangi oleh Yunus belajar mengenai arti perjuangan hidup dengan cara yang tidak enak. Para awak kapal adalah pelaut yang sangat hebat, tetapi mereka mengalami badai yang luar biasa sampai membuat mereka takut (ay. 5). Mereka melakukan segala cara untuk bertahan hidup, dari berteriak kepada setiap allah yang mereka tahu, membuang barang barang bawaan, mencari biang kerok dari masalah yang dialami, dan mendengarkan solusi atas masalah mereka (ay. 12). Namun, setelah mendengar cara untuk keluar dari kondisi tersebut, mereka masih menolak untuk mengikutinya.

Para awak kapal tersebut memang menunjukkan kasih kepada Yunus dengan menolak mencampakkannya ke laut, tetapi cara yang Tuhan berikan bukan demikian. Akhirnya, setelah memberikan usaha terbaik untuk mendayung, mereka sampai ke titik balik dalam hidup mereka, yaitu mereka tidak sanggup. Para pelaut itu menyadari bahwa mereka tidak mampu dan menyerahkan hidup mereka ke dalam tangan Tuhan (ay. 14 15). Perjalanan ke titik terendah membawa mereka berjumpa secara pribadi dengan Allah pencipta langit dan bumi. Mereka pun akhirnya mengakui dan menyembah Tuhan.

Kita sebagai orang Kristen pun dapat terjebak dalam pikiran bahwa Tuhan berkenan hanya jika kita telah berbuat sesuatu bagi Nya. Padahal, Dia berkenan kepada kita bukan karena perbuatan perbuatan kita, melainkan karena karya Kristus di dalam diri kita. Mari belajar hidup berserah kepada Allah dan mengikuti cara Nya yang Tuhan telah sediakan bagi kita. Allah mampu memelihara hidup kita (Mat. 6:25). Demikian juga saat kita menghadapi badai kehidupan yang membuat kita berada di titik terendah dalam hidup, mari berserah kepada Nya dalam doa. Hanya dalam penyerahan diri kepada Tuhan kita akan mengalami kemenangan sejati dalam kehidupan.

Refleksi Diri:

Apa bagian bagian dalam hidup Anda yang susah untuk Anda serahkan kepada Tuhan?

Kapan Anda pernah mengalami titik terendah dalam kehidupan? Apakah Anda berjumpa Tuhan Yesus pada titik tersebut?
                                               Doa. Tuhan yang baik, ajari aku untuk menjadi alatMu untuk kasih dan anugerahMu. Ajari aku untuk menjadi kemuliaanmu di sepanjang hidupku, untuk menemukan orang damai di sekitarku. Agar dapat berguna bagi orang lain. Amin
Share:

Bukan karena pakaian

Matius 22:1 14
Jadi hasilkanlah buah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Lukas 3:8a

Bagi kita yang hidup di zaman ini, agak sulit mengerti mengapa hanya gara gara tidak berpakaian pesta seorang tamu dihukum berat. Sebenarnya apa yang dimaksud Tuhan Yesus dengan perumpamaan ini?

Pesta pernikahan, di negara atau budaya mana pun adalah acara penting bagi tuan rumah. Ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar tamu tamunya puas. Sebagai tanggapan para tamu, mereka juga akan mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadiri pesta, yaitu dengan berpakaian yang pantas. Pakaian pantas yang dimaksud bukanlah pakaian mewah tetapi pakaian bersih dan rapih. Berpakaian kotor adalah penghinaan bagi sang tuan rumah.

Mari kita telaah maksud kisah ini. Pakaian pesta adalah simbol dari pertobatan. Tuhan mengundang banyak orang datang kepada Nya seperti tuan yang mengadakan pesta mengundang tamu. Akan tetapi, tidak semua orang bersikap baik dan menghargai undangan itu. Seorang yang mengaku Kristen tetapi tidak berpakaian pertobatan adalah sama dengan orang yang tidak menghargai anugerah keselamatan Allah. Ia hanya mengaku Kristen tetapi tidak menunjukkan tanda tanda pertobatan. Ia tetap berpakaian kotor, simbol dari kehidupan di dalam dosa. Jika demikian, nasibnya adalah menerima penghukuman kekal.

Keselamatan adalah anugerah Allah. Anugerah diberikan secara cuma cuma. Namun, setelah menerima keselamatan kelanjutan hidup seorang murid Kristus adalah usaha dan perjuangan. Banyak orang Kristen puas menjadi pengikut Kristus tanpa beranjak menjadi murid Kristus. Mengharapkan berkat berkat Allah tetapi tidak mau berkomitmen berjalan bersama Yesus. Sejatinya, kita harus menunjukkan buah pertobatan. Tidak bisa diam diam saja. Orang yang datang ke pesta dengan tidak berpakaian pantas itu ketika ditegur ternyata diam saja, artinya ia sudah tahu aturannya tetapi sengaja melanggar. Demikian pula, seseorang mungkin saja ada di dalam gereja berpuluh tahun, tetapi itu bukan jaminan ia adalah sungguh anak Allah. Seseorang bisa saja sudah menjadi orang Kristen sejak dalam kandungan, tetapi itu bukan jaminan dirinya benar benar murid Kristus. Iman harus nyata dalam perbuatan. Pertobatan harus tampak dalam buah buah yang dihasilkan. Iman tanpa perbuatan adalah mati.

Sekarang, apakah Anda sudah berpakaian pantas saat datang ke pesta perjamuan Allah?

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah beranjak dari seorang pengikut menjadi seorang murid Kristus? Apa wujud nyatanya?

Apa arti iman tanpa perbuatan adalah mati bagi Anda?
                                                Doa.                                      Tuhan Yesus Kami bersyukur dan berterima kasih atas kasihMu. Pagi hari ini aku menyerahkan  segala bentuk pertolongan dan mujizat bagi semua pembaca renungan ini Di jamah dan di pimpin Tuhan Yesus. Jadikan iman mereka bertumbuh dan bertambah dewasa sesuai Kristus. Amin
Share:

iman dari pandang Tuhan

 "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. (Markus 5:38-42)

Iman adalah kesanggupan untuk melihat keadaan dengan mata Tuhan, dan bukan sekadar dengan pandangan manusiawi saja. Apabila kemampuan manusia untuk memahami situasi yang ia hadapi bersifat terbatas dan seringkali meleset dari kenyataan, maka tidak demikian halnya dengan Tuhan. Ia adalah pribadi yang mahatahu dan sanggup melihat apa yang tidak dapat kita lihat. Apabila kita sungguh-sungguh mempercayai Dia maka kita akan menilai apa yang kita hadapi bukan sekadar dengan pandangan manusiawi kita, tetapi dengan sudut pandang Tuhan. Dengan kata lain, melalui iman kita melihat keadaan di sekitar kita dan menilainya sesuai dengan bagaimana Allah memahaminya.

Bahwasanya dengan iman kita akan dapat melihat keadaan berdasarkan sudut pandang Tuhan ini dicatat di dalam Markus 5. Ditulis di situ bahwa banyak orang sedang menangis karena kematian anak Yairus. Kepada mereka Yesus berkata: "Anak ini tidak mati, tetapi tidur." Mendengar perkataan itu mereka menertawakan Dia. Karena mereka memandang keadaan dari sudut pandang manusiawi mereka. Sedangkan Yesus melihat bahwa sebentar lagi anak tersebut akan bangkit dari kematian karena Ia akan membangkitkannya. Kalau saja orang banyak tersebut percaya kepada perkataan Yesus mereka tidak akan menertawakan Dia. Iman mereka kepada Yesus akan memampukan mereka untuk melihat dari sudut pandang Tuhan. Dengan kata lain, iman adalah kesanggupan untuk melihat keadaan dengan mata Tuhan, dan bukan sekadar dengan pandangan manusiawi saja.
refleksi. 
Mengapa Anda perlu untuk melihat keadaan berdasarkan sudut pandang Tuhan? Agar dapat melihat dari sudut pandang Tuhan, apakah yang Anda perlukan?

unjuk kerja. 
Tuhan, tolonglah diriku agar aku dapat hidup di dalam iman dan bukan semata-mata karena melihat dengan pandangan secara jasmaniah belaka. Sebab aku menyadari bahwa pemahamanku secara manusiawi adalah terbatas dan jauh dari sempurna. Sedangkan iman kepada-Mu akan memampukan diriku untuk melihat keadaan dari pandangan-Mu. Engkau dapat melihat dengan sempurna, karena Engkau mahatahu dan tidak ada apapun yang tersembunyi dari mata-Mu. Penilaian-Mu tidak pernah keliru karena sesungguhnya hikmat-Mu tidak terbatas. Oleh sebab itu, ya Tuhan, teguhkanlah imanku dan ajarlah diriku untuk semakin berserah kepada-Mu.

 Doa 
Kembali pada pagi hari ini aku datang merendahkan diri di hadapan-Mu. Aku menyerahkan hidupku di sepanjang hari ini ke dalam anugerah-Mu. Tolonglah diriku agar aku dapat mengisi hari ini bukan dengan kesanggupanku belaka, namun dengan bersandar kepada kuasa-Mu. Sebab kuasa-Mu tidak akan terhentikan oleh penghalang yang sebesar apapun, sehingga tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Demikian pula orang yang hidup mengandalkan diri-Mu juga tidak akan mengenal kemustahilan. Bersama dengan-Mu aku akan sanggup melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa yang melampaui keterbatasan diriku. Sertailah diriku di setiap hidupku. Amin
Share:

Orang Hidup punya Rencana

Pengkhotbah 9:1 10

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang
hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
 Pengkhotbah 9:4

Jika meneliti lebih dalam kitab Pengkhotbah, kita akan menemukan hal menarik. Pembacaan sekilas kitab ini akan membawa kita pada kesimpulan bahwa nada kitab Pengkhotbah itu pesimis, ditandai dengan pengulangan kata sia sia sampai 79 kali. Namun, sebenarnya Pengkhotbah tidak mengajarkan pesimisme. Di antara ayat ayat yang berkesan pesimis justru kita menemukan ayat yang optimis seperti ayat di atas.

Pada ayat 1 3 perikop bacaan, Pengkhotbah mengatakan bahwa semua manusia pada dasarnya menuju tujuan yang sama, yaitu alam orang mati. Seolah olah tak ada bedanya antara orang baik dan orang jahat. Sampai di sini kita masih melihat nada pesimis. Akan tetapi, Pengkhotbah 9:4 menandai awal perspektif yang berbeda. Ia menekankan keberhargaan kehidupan dibandingkan kematian. Bahwa hidup, sekalipun dalam keadaan menderita atau dianggap hina (seperti anjing), masih lebih baik daripada kematian. Sekadar catatan, pada masa kitab Pengkhotbah ditulis, ajaran tentang kehidupan setelah kematian belum sejelas pada masa Perjanjian Baru sehingga mereka menganggap kematian sebagai akhir segala kehidupan (bdk. Pkh 9:5).

Seseorang disebut hidup jika ia mempunyai harapan. Harapan akan sesuatu yang lebih baik, harapan menjalani hidup yang bermakna, harapan melakukan sesuatu bagi kemuliaan Allah sebelum menghadap takhta pengadilan Nya (Pkh. 12:14). Seorang yang berpengharapan tidak akan berdiam diri. Ia akan berusaha sebaik baiknya menjalani kehidupan ini (Pkh. 9:10). Selaras dengan yang dikatakan Rasul Paulus, Pergunakanlah waktu yang ada (dengan sebaik baiknya—tambahan penulis), karena hari hari ini adalah jahat (Ef. 5:16).

Harapan juga membuat perbedaan di dalam seseorang menghadapi tantangan kehidupan. Selama seseorang masih punya harapan, ia akan sanggup menjalani kehidupan, betapa pun beratnya. Dengan demikian, pengkhotbah ingin menyampaikan pesan, Jangan menyerah, jangan berputus asa. Meskipun hidup ini sia sia, tidak berarti tidak ada harapan dalam hidup. Hidup adalah berkat yang Tuhan berikan pada manusia. Kehidupan itu lebih baik daripada kematian. Karena itu, selama masih hidup, jadikanlah hidupmu berarti.

Refleksi Diri:

Mengapa harapan sangat penting bagi hidup kita?

Bagaimana menyatakan sikap hidup berpengharapan di dalam hidup sehari hari Anda? Doa. Bapa Terima Kasih pagi ini kami datang kehadapanmu dengan segala anugerahmu harapanku bukanlah harapanmu, tapi harapan Mu sungguh luar biasa, bahwa segala rencanamu itu bagiku harapan seumur hidupku. Apapun rencanaku hari ini ada pada kuasamu. Amin
Share:

Upah buat Yang Bertahan

Yakobus 1:12 18

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
 Yakobus 1:12

Beberapa tahun yang lalu sempat booming satu jenis makanan yang populer, yakni pisang keju. Saya perhatikan banyak orang yang rela tahan mengantre hanya untuk bisa membeli pisang keju yang dijual di sebuah toko makanan. Ketika saya tanya kepada seorang yang sudah berhasil membeli pisang keju, ia menjawab, Ya senang saja, rasanya puas kalau makan pisang keju dari toko ini. Hanya untuk kepuasan orang rela bertahan dan tidak merasakan capek mengantre sekian lama. Kepuasan itulah upahnya! Memang kadang kelihatan aneh, hanya untuk upah yang bersifat sementara saja banyak orang rela bertahan mengantre.

Bagaimana untuk upah yang bersifat kekal? Bukankah seharusnya kita lebih rela bertahan ketika menghadapi pencobaan dalam hidup? Sepatutnya demikian sebab ada upah yang Tuhan sediakan untuk kita, yaitu mahkota kehidupan. Kata mahkota diterjemahkan dari kata Yunani, stephanos, yaitu merujuk pada mahkota yang dibagikan ketika seseorang berhasil menyelesaikan lomba lari. Dalam konteks surat Yakobus, ini adalah upah buat mereka yang menang di dalam ujian iman. Mahkota kehidupan bersifat kekal dan tidak diberikan kepada sembarangan orang. Upah mahkota disediakan Tuhan secara khusus bagi mereka yang bertahan dan menang di dalam pencobaan, tetapi tidak mungkin diberikan kepada yang kalah dalam pencobaan. Karena itu, ketika kita menghadapi berbagai pencobaan, kesulitan, penderitaan, dan penganiayaan saat mengikut Yesus Kristus, jangan menyerah. Akan tetapi, hendaklah tetap setia sampai mati dan Tuhan akan mengaruniakan kepada kita mahkota kehidupan (Why. 2:10). Upah yang Tuhan janjikan nilainya jauh lebih tinggi dan lebih mulia daripada upah yang ditawarkan dunia, yaitu berupa uang, harta, atau jabatan.

Oleh sebab itu, marilah kita mulai fokus kepada upah yang bersifat kekal dan yang tidak kelihatan secara kasat mata yang akan kita terima ketika kita bertemu dengan Tuhan nanti di surga. Ketika perhatian kita tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan mahkota kehidupan maka kita akan sanggup bertahan menghadapi pencobaan apa pun juga. Tetaplah berdoa, mohon Tuhan memberikan kekuatan untuk menang atas setiap pencobaan supaya kita dilayakkan menerima mahkota kehidupan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda tetap bertahan atau menyerah ketika menghadapi pencobaan pencobaan yang menimpa hidup Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan agar memiliki jiwa yang bertahan dan keluar sebagai pemenang sehingga berhak menerima mahkota kehidupan?
Share:

Taat dalam panggilan Tuhan

Lukas 1:26 38

…. sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.
 Lukas 1:38

Menjadi seorang ibu dari anak yang dikandungnya sendiri merupakan suatu kehormatan yang bisa diterima oleh seorang wanita. Seorang ibu juga akan merasakan kebahagiaan penuh saat bisa menjalani kehamilannya selama sembilan bulan sampai anaknya lahir dengan sehat. Ini adalah hak istimewa dan panggilan seorang ibu. Maria terpilih sebagai wanita spesial yang akan menerima anugerah Allah. Ia akan menjadi ibu Sang Mesias. Mengapa Tuhan memilih Maria? Apakah ia wanita yang pandai dan cakap dalam merawat bayi? Bukan itu alasan utamanya.

Maria adalah wanita sederhana yang tinggal di kota kecil Nazareth. Ia bukan dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi. Anugerah yang Tuhan berikan kepada Maria, bukanlah hal yang mudah. Maria belum menikah, baru bertunangan, tetapi sudah harus mengandung anak. Sangat mungkin ia akan menghadapi gunjingan orang karena dianggap mengkhianati calon suaminya. Tekanan yang akan dialami Maria bukan hanya dari hati nuraninya, tetapi juga dari keluarga dan masyarakat sekitar. Wajar jika Maria ragu akan mampu menghadapi panggilan yang sedemikian berat. Namun, apakah Maria menolak anugerah yang Tuhan berikan kepadanya? Tidak. Ia justru menjalani panggilannya dengan taat dan setia.

Kita melihat pada ayat di atas bahwa Maria menyadari dirinya hanyalah seorang hamba dan Tuhan berhak untuk melakukan apa saja atas hidupnya. Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan memercayai rencana Nya. Dengan sukarela ia menerima, baik kehormatan maupun celaan yang mungkin dialaminya akibat menjadi ibu dari Anak yang kudus. Maria menunjukkan ketaatan dan kesetiaan dalam menjalani panggilan yang penuh risiko dari Tuhan. Ia memahami panggilan yang Tuhan berikan bukanlah panggilan yang biasa biasa saja. Maria sadar semua diberikan karena kasih karunia Allah, bukan karena kelayakan dirinya.

Allah bukan hanya memanggil Maria, Dia juga memanggil setiap kita untuk turut berbagian dalam rencana Nya yang agung dan mulia. Janganlah enggan untuk menjalankan panggilan Allah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. Allah memanggil dan dapat memakai siapa pun yang mau Dia pakai untuk bekerja di ladang Nya. Milikilah hati seorang hamba yang taat untuk melakukan kehendak Tuhan sekalipun Anda harus menempuh berbagai kesulitan.

Refleksi Diri:

Apa hal hal yang membuat Anda sulit untuk menaati panggilan Allah?

Apa komitmen yang mau Anda ambil agar memiliki hati seorang hamba yang taat dan setia terhadap panggilan Nya?
Doa. Ajari aku untuk Taat kepadamu Ya Tuhan dalam segala sesuatu, engkau yang menolong dan menjaga dalam sepanjang lakuku. Apapun yang ku rencanakan dan kerjakan hari ini, adalah kebesaranmu. Amin
Share:

Malas atau sibuk

2Tesalonika 3:6 13
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal hal yang tidak berguna.
2 Tesalonika 3:11

Jika diminta untuk membayangkan orang yang malas, apakah yang ada di dalam benak Anda? Kemungkinan besar Anda akan membayangkan orang yang tidak bekerja, yang menghabiskan waktu dengan tidur tiduran atau duduk duduk nonton seharian.

Rasul Paulus, melalui bagian Alkitab yang kita baca hari ini, memberi peringatan kepada jemaat di Tesalonika agar tidak bermalas malasan. Paulus melakukan hal ini karena beberapa anggota jemaat Tesalonika memutuskan untuk berhenti bekerja. Jemaat beranggapan tidak perlu lagi bekerja karena mereka percaya, kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi sesegera mungkin (baca 2Tes. 2:1 2 untuk lebih memahami konteksnya). Tentu saja kemalasan mereka menimbulkan dampak negatif. Orang orang yang menolak untuk bekerja ini telah menguras sumber daya gereja sehingga tersedia lebih sedikit dana untuk memperhatikan orang orang yang benar benar miskin, kelaparan, dan membutuhkan.

Orang orang malas ini telah membatasi kemampuan gereja untuk menjangkau lebih banyak orang bagi Kristus. Mereka telah menjadi penghalang bagi orang orang percaya untuk mengerjakan kehendak Allah dengan lebih luas lagi. Dilihat dari sudut pandang ini, dapatlah kita simpulkan bahwa kemalasan berarti membuang buang hidup kita dengan hal hal yang tidak mencapai kehendak Allah atau yang menghalangi misi Allah (ay. 11).

Melalui penjelasan di atas, kita bisa melihat sisi lain dari kemalasan. Orang yang malas di mata Allah bukan saja mereka yang tidak bekerja, tetapi juga mereka yang terlalu fokus atau memberhalakan pekerjaannya sehingga lalai atau malas untuk memperhatikan kerohaniannya. Mereka hanya rajin memikirkan kepentingan dirinya sehingga tidak ada waktu lagi untuk menjangkau orang orang bagi Kristus. Mereka hanya peduli dengan kenyamanan hidup dan tidak berpikir untuk memperhatikan, serta membantu sesama. Orang orang seperti ini termasuk orang orang yang malas. Mereka malas mengerjakan hal hal yang rohani untuk dipersembahkan bagi Kristus karena sibuk dengan hal hal yang tidak berguna bagi Kerajaan Allah.

Marilah semakin giat melakukan pekerjaan Tuhan. Jangan enggan bekerja bagi Tuhan dan membangun kerohanian kita. Lakukan dengan semangat supaya kerajaan Allah berkembang, serta semakin banyak orang mendengar tentang kasih Yesus dan kabar keselamatan Nya.

Refleksi Diri:

Apakah Anda malas atau menghindar untuk melakukan hal hal yang bisa membangun kerohanian Anda?

Apakah Anda terlalu sibuk dengan urusan Anda sehingga lalai untuk memperhatikan kebutuhan orang orang di sekitar?

Doa. Pagi hari ini aku bersyukur karena, perbuatanmu yang besar, hanya ada di dalam Yesus, ajari aku untuk selalu hidup dengan selalu taat kepadamu dengan segala hal yang menyertaiku. Apapun yang kulakukan semua untuk kemulyaanmu. Amin
Share:

Kebenaran penangkal Hoaxs

Matius 5:1 12

Berbahagialah orang yang haus dan lapar akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan.
 Matius 5:6

Kebenaran hanya ada di langit dan dunia adalah palsu dan palsu. Ini adalah perkataan khas dari Soe Hok Gie. Gie merupakan seorang aktivis Indonesia Tionghoa yang semasa hidupnya begitu gencar menentang kediktatoran para penguasa orde lama dan orde baru. Selama hidupnya, Gie begitu rindu keadilan dan kebenaran yang murni dapat terwujud di tanah air Indonesia. Namun fakta berkata lain, kebenaran begitu sulit ia perjuangkan karena di satu sisi kepalsuan juga terus diperlihatkan.

Ketika melihat dunia hari ini, tidak salah jika kita mengatakan Kebenaran sepertinya hanya ada di langit dan dunia adalah HOAKS dan HOAKS. Hari ini hoaks begitu merajalela. Mungkin kita sudah terbiasa dengan hoaks, ada berita berita palsu, akun akun palsu, gambar gambar palsu, email email palsu, dan masih banyak hal hal palsu lainnya. Entah disadari atau tidak, mungkin kita mulai menganggap kepalsuan sebagai sesuatu yang normal.

Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang berbahagia (ay. 6). Hari ini kita melihat orang orang lapar dan haus akan banyak hal: kekuasaan, otoritas, kesuksesan, kenyamanan, dst. Tetapi berapa banyak orang yang kelaparan dan kehausan akan kebenaran. Pesan firman Tuhan sangat jelas bahwa kebenaran adalah yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Kristus ingin umat Nya hidup dalam kebenaran, senantiasa haus dan lapar akan kebenaran. Kebenaran adalah makanan bagi hidup orang percaya, kebutuhan primer yang tidak bisa tidak ada, yang mana hidup orang percaya akan mulai lemas, tidak berenergi, bahkan mati tanpanya.

Tuhan tidak ingin kita hidup dalam kepalsuan. Dia datang agar kita bisa mengenal kebenaran dan hidup di dalam Nya. Yesus berkata, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) Yesus lah kebenaran sejati, Yesus lah makanan yang paling tepat dan paling baik nutrisinya bagi hidup kerohanian kita. Tubuh Nya terpecah, darah Nya tercurah, memberi kehidupan dan kebahagiaan sejati. Dunia penuh dengan kepalsuan, oleh sebab itu datanglah kepada Yesus karena hanya Dia yang dengan jelas mengatakan, Akulah Kebenaran, Kebenaran dari surga yang turun ke dunia.

Refleksi Diri:

Apakah Anda pernah menyebarkan atau termakan hoaks? Apa sikap yang Tuhan inginkan dalam menghadapi hoaks?

Bagaimana sikap Anda terhadap Yesus mengetahui Dia adalah kebenaran sejati yang kita butuhkan di dalam hidup?
Share:

Berharga kok Malah di buang

Matius 25:14 30

Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Matius 25:29

Nigel Reynold adalah jurnalis pertama yang mewawancarai J. K. Rowling (penulis buku Harry Potter) yang saat itu belum terkenal. Rowling kemudian memberikan buku edisi pertama Harry Potter and The Philosopher’s Stone kepada Nigel. Namun, karena merasa buku itu akan menjadi produk gagal maka Nigel membuangnya. Padahal buku cetakan edisi pertama tersebut di kemudian hari menjadi barang langka yang berharga, pernah dihargai sekitar 975 juta rupiah. Sayang sekali yah barang seberharga itu dibuang layaknya sampah. Kita pun sebagai orang percaya, sungguh disayangkan jika tidak melakukan apa pun yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Tiga orang dipercayakan sejumlah talenta untuk dikembangkan. Masing masing lima, dua, dan satu talenta. Satu talenta itu sama dengan 6.000 dinar atau upah 20 tahun kerja. Jadi satu talenta saja jumlahnya sangat banyak untuk bisa dikembangkan. Namun dari tiga orang itu, hanya dua orang yang mengusahakannya, sementara orang yang memiliki satu talenta tidak berbuat apa apa. Tuannya berkata, Kalau kamu tidak mau juga suruh saja orang menjalankannya, kamu juga akan dapat hasilnya, (Luk. 19:23a) tetapi ia malah diam tidak melakukan apa apa. Maka hamba yang diam saja itu disebut sebagai hamba yang jahat dan malang. Sayang sekali bukan, punya modal dan kesempatan tetapi tidak pernah dikembangkan. Akhir hidupnya sia sia.

Segala sesuatu yang kita lakukan sebelum di dalam Kristus bisa dihitung hanya sebagai kesia siaan saja. Kita tidak tahu arah, tujuan hidup salah, akhir hidup pun akan binasa, tetapi di dalam Tuhan Yesus semuanya berubah. Kita diberikan kehidupan baru dan jaminan keselamatan. Orang percaya pasti diberikan karunia untuk bisa berkarya buat Tuhan. Karunia itu begitu berharga, jangan diabaikan atau didiamkan. Ingat selalu ayat emas di atas, baca sekali lagi dan resapi di dalam hati.

Jika sudah percaya Yesus, Anda diberikan tugas untuk mengembangkan karunia yang Tuhan berikan untuk menjadi berkat buat orang lain. Ayo jangan disimpan saja. Kalau Anda dipercayakan sesuatu, jangan mudah menolaknya. Berdoalah minta pimpinan Tuhan. Jalanilah bersama dengan Tuhan. Setiap hembusan napas kita begitu berharga untuk kita jalani hidup bagi kemuliaan Tuhan.

Refleksi Diri:

Mengapa orang percaya seringkali enggan mempergunakan karunia yang Tuhan percayakan kepadanya?

Apa tindakan Anda untuk mengembangkan karunia yang Tuhan sudah berikan dengan sebaik baiknya? , Doa. Tuhan Terima kasih buat anugerahmu sepanjang hari ini, ajari aku untuk selalu menjadi yang terbaik, atas waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan, Terima kasih buat talenta yang Tuhan percayakan untuk aku kembangkan sebagai mata pencaharian ku, untuk itu apa yang menjadi hakku aku lakukan dengan sukacita untuk selanjutnya Hak Tuhan yang selalu kunantikan, apapun yang Tuhan berikan kepadaku, aku selalu bersukur dan bersukacita. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.