Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Jangan lari dari masalah

 2Tawarikh 14:2 15

Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat.
2 Tawarikh 14:11a

Ada orang yang seringkali lari dari masalah yang dihadapi, salah satu alasannya adalah karena takut. Merasa bahwa tidak mempunyai kekuatan untuk bisa menghadapi masalah tersebut. Ketika orang percaya lari dari masalah yang dihadapinya, sebenarnya ia sedang mengandalkan diri sendiri dan tidak mau memercayakan kehidupannya kepada Tuhan.

Asa sedang berada di tengah situasi yang menggentarkan dirinya. Bagaimana tidak gentar ketika menghadapi kekuatan musuh yang jauh lebih besar darinya. Musuh yang akan dihadapinya mempunyai jumlah pasukan dua kali lipat lebih daripada yang dimilikinya. Di dalam situasi ini Asa berseru kepada Tuhan, dia menaikkan permohonan dengan sungguh sungguh. Apa yang kita bisa pelajari dari Asa? Pertama, ia menyadari bahwa memang dirinya lemah jika dibandingkan lawannya. Asa tahu kekuatannya tidak seberapa. Kedua, ia mengakui bahwa Tuhan adalah tempat pertolongan yang kuat dan tepat. Tuhan adalah satu satunya tempat ia bisa menghadapi musuhnya. Tuhan bukan pilihan dari sekian banyak yang sanggup menolong dia, tetapi satu satunya. Asa mengenal baik siapa Tuhannya, yaitu Tuhan yang Mahakuasa. Di dalam situasi genting justru tempat perlindungan teraman hanya kepada Tuhan saja. Dan Tuhanlah yang menyelamatkan Asa dari tangan musuhnya, bukan karena kuat dan hebatnya Asa, tetapi karena Tuhan.

Hidup kita tidak bisa tanpa Tuhan. Satu satunya yang sanggup dan bersedia setiap saat menyelamatkan kita hanyalah Tuhan Yesus. Manusia terlalu lemah untuk bisa membebaskan diri kita dari permasalahan yang kita hadapi. Satu satunya penolong kita adalah Kristus Yesus. Dialah pembebas sejati di dalam hidup kita. Banyak situasi di hadapan kita bagaikan raksasa dan kita sering melihat diri seperti liliput, tetapi ingatlah kita menghadapi semua hal yang menakutkan itu bersama dengan Sang Raja di atas segala raja. Serahkan semua kekhawatiran dan ketakutan Anda kepada Tuhan. Tuhan pasti akan menyertai Anda. Lari dari masalah tidak selalu menyelesaikan masalah, malah akan menyakitkan jiwa. Saat menghadapi masalah larilah hanya kepada Tuhan Yesus saja di mana kita menemukan kekuatan.

Refleksi Diri:

Apa langkah yang biasanya Anda ambil ketika menghadapi masalah?

Apakah Anda sudah menyerahkan permasalahan Anda kepada Tuhan ketika merasa takut dan khawatir menghadapinya?
Share:

Bapa sekaligus Hakim

1 Petrus 1:17 21

Dan jika kamu menyebut Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
1 Petrus 1:17

Hidup kudus adalah panggilan orang Kristen. Penulis Jerry Bridges mengatakan, Kekudusan tak lain adalah kesesuaian dengan karakter Allah. Tujuan utama hidup orang percaya bukanlah kebahagiaan, melainkan kekudusan, karena itulah yang berkenan di hadapan Allah. Tidak ada kebahagiaan di luar kekudusan. Kebahagiaan sejatinya hanya ada dalam hidup yang berkenan kepada Allah.

Dalam 1 Petrus 1:17, Rasul Petrus memberikan alasan lain tentang pentingnya hidup kudus, yaitu penghakiman Allah. Ia menjelaskan bahwa kita sering memanggil Allah sebagai Bapa dan berseru kepada Nya meminta tolong. Ini menandakan hubungan yang dekat. Allah itu Bapa yang penuh kasih. Hal ini tentu baik baik saja. Akan tetapi, Petrus mengingatkan bahwa Allah adalah Bapa sekaligus Hakim. Hakim yang menghakimi orang berdosa.

Apakah penghakiman yang dimaksud adalah penghakiman pada akhir zaman nanti? Tentu saja akan ada penghakiman pada akhir zaman nanti, tetapi yang dimaksud di sini adalah penghakiman dalam arti disiplin pada masa sekarang ini. Dengan kata lain, tidak ada perbuatan dosa yang dibiarkan begitu saja, akan selalu ada konsekuensi yang harus ditanggung si pendosa. Oleh sebab itu, orang percaya harus hidup dalam ketakutan. Ini bukan berarti ketakutan yang merenggut damai sejahtera, melainkan dalam arti menghormati Allah. Takut untuk berbuat dosa. Takut akan Allah adalah sisi lain dari kasih kepada Allah sehingga tidak mau menyakiti hati Nya. Ibarat seorang anak mengasihi orangtuanya, tetapi pada saat yang sama juga hormat kepada mereka.

Konsep Allah sebagai Hakim itu nyata dalam Alkitab, tetapi seringkali tertutup oleh konsep Allah sebagai Bapa. Padahal, keduanya adalah dua sisi yang tidak terpisahkan. Allah yang memperlakukan kita sebagai anak adalah Allah yang juga mendisiplin kita jika berdosa. Kita bukanlah anak anak manja. Kesadaran ini harus meresap dalam kehidupan kita sehingga kita menjaga kekudusan hidup setiap saat. Hiduplah senantiasa dalam takut akan Tuhan dengan menghomati Allah sebagai Bapa sekaligus mengasihi Tuhan Yesus Kristus sebagai Sahabat.

Refleksi Diri:

Apa perasaan Anda mengetahui bahwa Allah adalah Hakim?

Bagaimana sikap Anda jika Allah mendisiplin karena dosa yang Anda perbuat?
                                               Doa                                        Tuhan Allah yang baik dan mengasihi berikanlah kami hari ini hikmatmu yang ada dalam hidupku, engkau sebagai hakim yang akan menghakimi kami. Amin
Share:

Tunduk Kepada Allah

Yakobus 4:1 10

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari
padamu!
Yakobus 4:7

Sebagai seorang penderita asam lambung, saya perlu berhati hati dalam mengonsumsi beberapa makanan, seperti santapan yang pedas, mie, kopi, teh, cokelat, susu, dan lainnya. Sayangnya, semua makanan yang memicu asam lambung adalah makanan yang saya sangat sukai. Bakmi pedas, es kopi, kue cokelat, susu hangat, ahh semuanya nikmat. Rasanya tidak cukup untuk memuaskan keinginan saya apabila dikonsumsi secara terbatas. Saya sangat tergoda untuk mengonsumsinya banyak banyak hingga puas. Tapi, saya selalu ingat kalau dikomsumsi berlebihan, ya siap siap saja sama risikonya.

Begitu pula dengan kehidupan kita. Hari hari yang kita jalani pasti akan ada godaan godaan tertentu yang tiba tiba datang. Godaan makanan, godaan rebahan, godaan berbohong, dan lain sebagainya. Selama hidup di tengah dunia yang berdosa ini, kita tidak dapat menghindar dari godaan. Selalu ada hawa nafsu dalam diri yang dapat membuat kita terjerat dan bersahabat karib dengan dosa dunia.

Surat Yakobus memberikan peringatan agar para pembacanya tidak terjatuh pada hawa nafsu (ay. 3) dan persahabatan dengan dunia (ay. 4). Pertengkaran, perselisihan, percabulan, bisa datang menggoda diri kita. Oleh karena itu, Rasul Yakobus mengingatkan agar kita selalu tunduk kepada Allah dengan hidup menurut kebenaran firman Tuhan dan kehendak Allah. Jangan sampai kita tergoda oleh Iblis yang membuat kita jatuh ke dalam dosa. Lawan godaan! Itulah nasihat Yakobus kepada kita semua.

Patut disadari, kita tidak dapat melawan godaan Iblis dengan kekuatan diri sendiri. Pada dasarnya kita memang manusia berdosa. Kita bukan super hero seperti di film film yang bisa menang melawan kejahatan. Tapi, ingatlah selalu, kita punya Tuhan Yesus yang jauh lebih hebat dari super hero. Dia mampu menolong kita melawan godaan Iblis. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk melekatkan diri kepada Allah, tunduk terhadap kehendak Nya. Mari terus bersandar dan tunduk kepada Allah dalam keseharian hidup yang kita jalani.

Kita tidak tahu godaan apa yang akan muncul di depan. Namun, marilah belajar untuk terus mengikuti perintah Tuhan, mengakui kelemahan, dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita dalam menghadapi setiap godaan hidup yang pasti muncul.

Refleksi Diri:

Kapan terakhir kali Anda tergoda melakukan tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan? Apa akibatnya?

Apa yang akan Anda lakukan agar dapat terus tunduk kepada Allah?                      Doa                                        Tuhan aku bersyukur dan berterima kasih untuk Kasih dan Anugerahmu dalam hidupku. Dimana banyak godaan yang akan menimpa ku hari ini, untuk itu ajari ku untuk tunduk kepadaMu. Sehingga langkahku hari ini optimal dan menjadi berkat. Amin
Share:

Menyerah Untuk Menang

Yunus 1:4 16

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada Nya, dan Ia akan
bertindak;
Mazmur 37:5

Lose a battle to win the war. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa ada kekalahan atas peperangan yang harus dialami untuk mendapatkan kemenangan besar. Namun, di sisi yang lain kita juga diajarkan untuk semangat terus berjuang dalam menjalani hidup. Lantas, sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus menjalani hidup?

Para awak kapal di kapal yang ditumpangi oleh Yunus belajar mengenai arti perjuangan hidup dengan cara yang tidak enak. Para awak kapal adalah pelaut yang sangat hebat, tetapi mereka mengalami badai yang luar biasa sampai membuat mereka takut (ay. 5). Mereka melakukan segala cara untuk bertahan hidup, dari berteriak kepada setiap allah yang mereka tahu, membuang barang barang bawaan, mencari biang kerok dari masalah yang dialami, dan mendengarkan solusi atas masalah mereka (ay. 12). Namun, setelah mendengar cara untuk keluar dari kondisi tersebut, mereka masih menolak untuk mengikutinya.

Para awak kapal tersebut memang menunjukkan kasih kepada Yunus dengan menolak mencampakkannya ke laut, tetapi cara yang Tuhan berikan bukan demikian. Akhirnya, setelah memberikan usaha terbaik untuk mendayung, mereka sampai ke titik balik dalam hidup mereka, yaitu mereka tidak sanggup. Para pelaut itu menyadari bahwa mereka tidak mampu dan menyerahkan hidup mereka ke dalam tangan Tuhan (ay. 14 15). Perjalanan ke titik terendah membawa mereka berjumpa secara pribadi dengan Allah pencipta langit dan bumi. Mereka pun akhirnya mengakui dan menyembah Tuhan.

Kita sebagai orang Kristen pun dapat terjebak dalam pikiran bahwa Tuhan berkenan hanya jika kita telah berbuat sesuatu bagi Nya. Padahal, Dia berkenan kepada kita bukan karena perbuatan perbuatan kita, melainkan karena karya Kristus di dalam diri kita. Mari belajar hidup berserah kepada Allah dan mengikuti cara Nya yang Tuhan telah sediakan bagi kita. Allah mampu memelihara hidup kita (Mat. 6:25). Demikian juga saat kita menghadapi badai kehidupan yang membuat kita berada di titik terendah dalam hidup, mari berserah kepada Nya dalam doa. Hanya dalam penyerahan diri kepada Tuhan kita akan mengalami kemenangan sejati dalam kehidupan.

Refleksi Diri:

Apa bagian bagian dalam hidup Anda yang susah untuk Anda serahkan kepada Tuhan?

Kapan Anda pernah mengalami titik terendah dalam kehidupan? Apakah Anda berjumpa Tuhan Yesus pada titik tersebut?
                                               Doa. Tuhan yang baik, ajari aku untuk menjadi alatMu untuk kasih dan anugerahMu. Ajari aku untuk menjadi kemuliaanmu di sepanjang hidupku, untuk menemukan orang damai di sekitarku. Agar dapat berguna bagi orang lain. Amin
Share:

Bukan karena pakaian

Matius 22:1 14
Jadi hasilkanlah buah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Lukas 3:8a

Bagi kita yang hidup di zaman ini, agak sulit mengerti mengapa hanya gara gara tidak berpakaian pesta seorang tamu dihukum berat. Sebenarnya apa yang dimaksud Tuhan Yesus dengan perumpamaan ini?

Pesta pernikahan, di negara atau budaya mana pun adalah acara penting bagi tuan rumah. Ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar tamu tamunya puas. Sebagai tanggapan para tamu, mereka juga akan mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadiri pesta, yaitu dengan berpakaian yang pantas. Pakaian pantas yang dimaksud bukanlah pakaian mewah tetapi pakaian bersih dan rapih. Berpakaian kotor adalah penghinaan bagi sang tuan rumah.

Mari kita telaah maksud kisah ini. Pakaian pesta adalah simbol dari pertobatan. Tuhan mengundang banyak orang datang kepada Nya seperti tuan yang mengadakan pesta mengundang tamu. Akan tetapi, tidak semua orang bersikap baik dan menghargai undangan itu. Seorang yang mengaku Kristen tetapi tidak berpakaian pertobatan adalah sama dengan orang yang tidak menghargai anugerah keselamatan Allah. Ia hanya mengaku Kristen tetapi tidak menunjukkan tanda tanda pertobatan. Ia tetap berpakaian kotor, simbol dari kehidupan di dalam dosa. Jika demikian, nasibnya adalah menerima penghukuman kekal.

Keselamatan adalah anugerah Allah. Anugerah diberikan secara cuma cuma. Namun, setelah menerima keselamatan kelanjutan hidup seorang murid Kristus adalah usaha dan perjuangan. Banyak orang Kristen puas menjadi pengikut Kristus tanpa beranjak menjadi murid Kristus. Mengharapkan berkat berkat Allah tetapi tidak mau berkomitmen berjalan bersama Yesus. Sejatinya, kita harus menunjukkan buah pertobatan. Tidak bisa diam diam saja. Orang yang datang ke pesta dengan tidak berpakaian pantas itu ketika ditegur ternyata diam saja, artinya ia sudah tahu aturannya tetapi sengaja melanggar. Demikian pula, seseorang mungkin saja ada di dalam gereja berpuluh tahun, tetapi itu bukan jaminan ia adalah sungguh anak Allah. Seseorang bisa saja sudah menjadi orang Kristen sejak dalam kandungan, tetapi itu bukan jaminan dirinya benar benar murid Kristus. Iman harus nyata dalam perbuatan. Pertobatan harus tampak dalam buah buah yang dihasilkan. Iman tanpa perbuatan adalah mati.

Sekarang, apakah Anda sudah berpakaian pantas saat datang ke pesta perjamuan Allah?

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah beranjak dari seorang pengikut menjadi seorang murid Kristus? Apa wujud nyatanya?

Apa arti iman tanpa perbuatan adalah mati bagi Anda?
                                                Doa.                                      Tuhan Yesus Kami bersyukur dan berterima kasih atas kasihMu. Pagi hari ini aku menyerahkan  segala bentuk pertolongan dan mujizat bagi semua pembaca renungan ini Di jamah dan di pimpin Tuhan Yesus. Jadikan iman mereka bertumbuh dan bertambah dewasa sesuai Kristus. Amin
Share:

iman dari pandang Tuhan

 "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. (Markus 5:38-42)

Iman adalah kesanggupan untuk melihat keadaan dengan mata Tuhan, dan bukan sekadar dengan pandangan manusiawi saja. Apabila kemampuan manusia untuk memahami situasi yang ia hadapi bersifat terbatas dan seringkali meleset dari kenyataan, maka tidak demikian halnya dengan Tuhan. Ia adalah pribadi yang mahatahu dan sanggup melihat apa yang tidak dapat kita lihat. Apabila kita sungguh-sungguh mempercayai Dia maka kita akan menilai apa yang kita hadapi bukan sekadar dengan pandangan manusiawi kita, tetapi dengan sudut pandang Tuhan. Dengan kata lain, melalui iman kita melihat keadaan di sekitar kita dan menilainya sesuai dengan bagaimana Allah memahaminya.

Bahwasanya dengan iman kita akan dapat melihat keadaan berdasarkan sudut pandang Tuhan ini dicatat di dalam Markus 5. Ditulis di situ bahwa banyak orang sedang menangis karena kematian anak Yairus. Kepada mereka Yesus berkata: "Anak ini tidak mati, tetapi tidur." Mendengar perkataan itu mereka menertawakan Dia. Karena mereka memandang keadaan dari sudut pandang manusiawi mereka. Sedangkan Yesus melihat bahwa sebentar lagi anak tersebut akan bangkit dari kematian karena Ia akan membangkitkannya. Kalau saja orang banyak tersebut percaya kepada perkataan Yesus mereka tidak akan menertawakan Dia. Iman mereka kepada Yesus akan memampukan mereka untuk melihat dari sudut pandang Tuhan. Dengan kata lain, iman adalah kesanggupan untuk melihat keadaan dengan mata Tuhan, dan bukan sekadar dengan pandangan manusiawi saja.
refleksi. 
Mengapa Anda perlu untuk melihat keadaan berdasarkan sudut pandang Tuhan? Agar dapat melihat dari sudut pandang Tuhan, apakah yang Anda perlukan?

unjuk kerja. 
Tuhan, tolonglah diriku agar aku dapat hidup di dalam iman dan bukan semata-mata karena melihat dengan pandangan secara jasmaniah belaka. Sebab aku menyadari bahwa pemahamanku secara manusiawi adalah terbatas dan jauh dari sempurna. Sedangkan iman kepada-Mu akan memampukan diriku untuk melihat keadaan dari pandangan-Mu. Engkau dapat melihat dengan sempurna, karena Engkau mahatahu dan tidak ada apapun yang tersembunyi dari mata-Mu. Penilaian-Mu tidak pernah keliru karena sesungguhnya hikmat-Mu tidak terbatas. Oleh sebab itu, ya Tuhan, teguhkanlah imanku dan ajarlah diriku untuk semakin berserah kepada-Mu.

 Doa 
Kembali pada pagi hari ini aku datang merendahkan diri di hadapan-Mu. Aku menyerahkan hidupku di sepanjang hari ini ke dalam anugerah-Mu. Tolonglah diriku agar aku dapat mengisi hari ini bukan dengan kesanggupanku belaka, namun dengan bersandar kepada kuasa-Mu. Sebab kuasa-Mu tidak akan terhentikan oleh penghalang yang sebesar apapun, sehingga tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Demikian pula orang yang hidup mengandalkan diri-Mu juga tidak akan mengenal kemustahilan. Bersama dengan-Mu aku akan sanggup melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa yang melampaui keterbatasan diriku. Sertailah diriku di setiap hidupku. Amin
Share:

Orang Hidup punya Rencana

Pengkhotbah 9:1 10

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang
hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
 Pengkhotbah 9:4

Jika meneliti lebih dalam kitab Pengkhotbah, kita akan menemukan hal menarik. Pembacaan sekilas kitab ini akan membawa kita pada kesimpulan bahwa nada kitab Pengkhotbah itu pesimis, ditandai dengan pengulangan kata sia sia sampai 79 kali. Namun, sebenarnya Pengkhotbah tidak mengajarkan pesimisme. Di antara ayat ayat yang berkesan pesimis justru kita menemukan ayat yang optimis seperti ayat di atas.

Pada ayat 1 3 perikop bacaan, Pengkhotbah mengatakan bahwa semua manusia pada dasarnya menuju tujuan yang sama, yaitu alam orang mati. Seolah olah tak ada bedanya antara orang baik dan orang jahat. Sampai di sini kita masih melihat nada pesimis. Akan tetapi, Pengkhotbah 9:4 menandai awal perspektif yang berbeda. Ia menekankan keberhargaan kehidupan dibandingkan kematian. Bahwa hidup, sekalipun dalam keadaan menderita atau dianggap hina (seperti anjing), masih lebih baik daripada kematian. Sekadar catatan, pada masa kitab Pengkhotbah ditulis, ajaran tentang kehidupan setelah kematian belum sejelas pada masa Perjanjian Baru sehingga mereka menganggap kematian sebagai akhir segala kehidupan (bdk. Pkh 9:5).

Seseorang disebut hidup jika ia mempunyai harapan. Harapan akan sesuatu yang lebih baik, harapan menjalani hidup yang bermakna, harapan melakukan sesuatu bagi kemuliaan Allah sebelum menghadap takhta pengadilan Nya (Pkh. 12:14). Seorang yang berpengharapan tidak akan berdiam diri. Ia akan berusaha sebaik baiknya menjalani kehidupan ini (Pkh. 9:10). Selaras dengan yang dikatakan Rasul Paulus, Pergunakanlah waktu yang ada (dengan sebaik baiknya—tambahan penulis), karena hari hari ini adalah jahat (Ef. 5:16).

Harapan juga membuat perbedaan di dalam seseorang menghadapi tantangan kehidupan. Selama seseorang masih punya harapan, ia akan sanggup menjalani kehidupan, betapa pun beratnya. Dengan demikian, pengkhotbah ingin menyampaikan pesan, Jangan menyerah, jangan berputus asa. Meskipun hidup ini sia sia, tidak berarti tidak ada harapan dalam hidup. Hidup adalah berkat yang Tuhan berikan pada manusia. Kehidupan itu lebih baik daripada kematian. Karena itu, selama masih hidup, jadikanlah hidupmu berarti.

Refleksi Diri:

Mengapa harapan sangat penting bagi hidup kita?

Bagaimana menyatakan sikap hidup berpengharapan di dalam hidup sehari hari Anda? Doa. Bapa Terima Kasih pagi ini kami datang kehadapanmu dengan segala anugerahmu harapanku bukanlah harapanmu, tapi harapan Mu sungguh luar biasa, bahwa segala rencanamu itu bagiku harapan seumur hidupku. Apapun rencanaku hari ini ada pada kuasamu. Amin
Share:

Upah buat Yang Bertahan

Yakobus 1:12 18

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
 Yakobus 1:12

Beberapa tahun yang lalu sempat booming satu jenis makanan yang populer, yakni pisang keju. Saya perhatikan banyak orang yang rela tahan mengantre hanya untuk bisa membeli pisang keju yang dijual di sebuah toko makanan. Ketika saya tanya kepada seorang yang sudah berhasil membeli pisang keju, ia menjawab, Ya senang saja, rasanya puas kalau makan pisang keju dari toko ini. Hanya untuk kepuasan orang rela bertahan dan tidak merasakan capek mengantre sekian lama. Kepuasan itulah upahnya! Memang kadang kelihatan aneh, hanya untuk upah yang bersifat sementara saja banyak orang rela bertahan mengantre.

Bagaimana untuk upah yang bersifat kekal? Bukankah seharusnya kita lebih rela bertahan ketika menghadapi pencobaan dalam hidup? Sepatutnya demikian sebab ada upah yang Tuhan sediakan untuk kita, yaitu mahkota kehidupan. Kata mahkota diterjemahkan dari kata Yunani, stephanos, yaitu merujuk pada mahkota yang dibagikan ketika seseorang berhasil menyelesaikan lomba lari. Dalam konteks surat Yakobus, ini adalah upah buat mereka yang menang di dalam ujian iman. Mahkota kehidupan bersifat kekal dan tidak diberikan kepada sembarangan orang. Upah mahkota disediakan Tuhan secara khusus bagi mereka yang bertahan dan menang di dalam pencobaan, tetapi tidak mungkin diberikan kepada yang kalah dalam pencobaan. Karena itu, ketika kita menghadapi berbagai pencobaan, kesulitan, penderitaan, dan penganiayaan saat mengikut Yesus Kristus, jangan menyerah. Akan tetapi, hendaklah tetap setia sampai mati dan Tuhan akan mengaruniakan kepada kita mahkota kehidupan (Why. 2:10). Upah yang Tuhan janjikan nilainya jauh lebih tinggi dan lebih mulia daripada upah yang ditawarkan dunia, yaitu berupa uang, harta, atau jabatan.

Oleh sebab itu, marilah kita mulai fokus kepada upah yang bersifat kekal dan yang tidak kelihatan secara kasat mata yang akan kita terima ketika kita bertemu dengan Tuhan nanti di surga. Ketika perhatian kita tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan mahkota kehidupan maka kita akan sanggup bertahan menghadapi pencobaan apa pun juga. Tetaplah berdoa, mohon Tuhan memberikan kekuatan untuk menang atas setiap pencobaan supaya kita dilayakkan menerima mahkota kehidupan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda tetap bertahan atau menyerah ketika menghadapi pencobaan pencobaan yang menimpa hidup Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan agar memiliki jiwa yang bertahan dan keluar sebagai pemenang sehingga berhak menerima mahkota kehidupan?
Share:

Taat dalam panggilan Tuhan

Lukas 1:26 38

…. sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.
 Lukas 1:38

Menjadi seorang ibu dari anak yang dikandungnya sendiri merupakan suatu kehormatan yang bisa diterima oleh seorang wanita. Seorang ibu juga akan merasakan kebahagiaan penuh saat bisa menjalani kehamilannya selama sembilan bulan sampai anaknya lahir dengan sehat. Ini adalah hak istimewa dan panggilan seorang ibu. Maria terpilih sebagai wanita spesial yang akan menerima anugerah Allah. Ia akan menjadi ibu Sang Mesias. Mengapa Tuhan memilih Maria? Apakah ia wanita yang pandai dan cakap dalam merawat bayi? Bukan itu alasan utamanya.

Maria adalah wanita sederhana yang tinggal di kota kecil Nazareth. Ia bukan dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi. Anugerah yang Tuhan berikan kepada Maria, bukanlah hal yang mudah. Maria belum menikah, baru bertunangan, tetapi sudah harus mengandung anak. Sangat mungkin ia akan menghadapi gunjingan orang karena dianggap mengkhianati calon suaminya. Tekanan yang akan dialami Maria bukan hanya dari hati nuraninya, tetapi juga dari keluarga dan masyarakat sekitar. Wajar jika Maria ragu akan mampu menghadapi panggilan yang sedemikian berat. Namun, apakah Maria menolak anugerah yang Tuhan berikan kepadanya? Tidak. Ia justru menjalani panggilannya dengan taat dan setia.

Kita melihat pada ayat di atas bahwa Maria menyadari dirinya hanyalah seorang hamba dan Tuhan berhak untuk melakukan apa saja atas hidupnya. Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan memercayai rencana Nya. Dengan sukarela ia menerima, baik kehormatan maupun celaan yang mungkin dialaminya akibat menjadi ibu dari Anak yang kudus. Maria menunjukkan ketaatan dan kesetiaan dalam menjalani panggilan yang penuh risiko dari Tuhan. Ia memahami panggilan yang Tuhan berikan bukanlah panggilan yang biasa biasa saja. Maria sadar semua diberikan karena kasih karunia Allah, bukan karena kelayakan dirinya.

Allah bukan hanya memanggil Maria, Dia juga memanggil setiap kita untuk turut berbagian dalam rencana Nya yang agung dan mulia. Janganlah enggan untuk menjalankan panggilan Allah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. Allah memanggil dan dapat memakai siapa pun yang mau Dia pakai untuk bekerja di ladang Nya. Milikilah hati seorang hamba yang taat untuk melakukan kehendak Tuhan sekalipun Anda harus menempuh berbagai kesulitan.

Refleksi Diri:

Apa hal hal yang membuat Anda sulit untuk menaati panggilan Allah?

Apa komitmen yang mau Anda ambil agar memiliki hati seorang hamba yang taat dan setia terhadap panggilan Nya?
Doa. Ajari aku untuk Taat kepadamu Ya Tuhan dalam segala sesuatu, engkau yang menolong dan menjaga dalam sepanjang lakuku. Apapun yang ku rencanakan dan kerjakan hari ini, adalah kebesaranmu. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.