Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Pamer

Zefanya 3:11-15
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
- Yakobus 4:6
Kita hidup di zaman pamer. Orang-orang memakai topeng tebal untuk menggembar-gemborkan pencapaiannya atau menampilkan gambaran ideal tentang dirinya sendiri. Padahal zaman ini penuh dengan stres, depresi, dan berbagai isu kesehatan mental lainnya. Hal-hal ini bukannya membuat orang menjadi rendah hati, tetapi makin pamer.
Rupanya, keadaan ini tidak jauh berbeda dari keadaan umat Tuhan yang kita baca. Tidak banyak orang yang rendah hati, oleh sebab itulah mereka dikatakan “sisa Israel” (ay. 12-13a). Mengapa kerendahan hati dikaitkan dengan berbicara jujur dan lidah yang tidak menipu (ay. 13b)? Tentu saja karena orang-orang sombong dianggap sebagai penipu! Lihat saja foto-foto pamer yang ada media sosial. Apakah itu kenyataan yang sebenarnya dari mereka yang mengunggah foto? Seringkali tidak. Mereka ingin menampilkan keadaan yang lebih baik daripada yang sebenarnya. Entah berapa banyak orang yang sampai pinjam uang sana-sini untuk bisa membeli barang-barang branded atau jalan-jalan ke tempat-tempat wisata yang kemudian dipamerkan di akun media sosial mereka. Entah berapa banyak gadis (bahkan para pria) yang menggunakan filter untuk merubah wajah mereka agar kelihatan lebih cantik/ganteng sebelum ditampilkan di internet. Apa ini bukannya penipuan?
Sebaliknya, orang-orang yang rendah hati tidak perlu melakukan hal ini. Untuk apa? Mereka memang tidak merasa butuh memamerkan apa pun kepada orang lain. Mereka tahu keadaan mereka, baik kelebihan maupun keterbatasan, dan tidak masalah kalau orang lain mengenal mereka yang sesungguhnya.
Apakah ini berarti, kita tidak boleh mengunggah foto kita sedang berbahagia dan menggunakan filter? Tentu saja bukan itu maksudnya. Kita ingin membagikan kebahagiaan dan kenangan manis dengan cara mengunggah foto di media sosial. Kita bermain-main dengan filter untuk tujuan iseng saja. Jika memang hanya ini, tidak masalah. Namun acap kali, apa yang berawal dengan tujuan yang positif akan berubah menjadi negatif. Ada keinginan untuk menampilkan yang baik saja, yang berujung kepada menciptakan gambaran diri yang palsu.
Tidak ada gunanya menjadi congkak. Orang lain bahkan diri sendiri bisa ditipu. Tetapi Tuhan Yesus tahu keadaan kita sesungguhnya.
Refleksi Diri:
Apa gambaran diri yang ingin orang lain lihat tentang Anda? Apakah gambaran ini akurat dengan diri Anda yang sesungguhnya?
Apa motivasi Anda ketika mengunggah foto di media sosial? Apakah berbagi pengalaman atau menceritakan kebaikan Tuhan atau hanya untuk pamer?
Share:

Bibir Yang Memanggil Tuhan

Zefanya 3:9-10

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Roma 10:13-14
Anda yang sering membaca dan merenungkan kitab nabi-nabi tentunya akan menemukan pola yang seringkali muncul, yakni sesudah pengumuman mengenai penghukuman dan kehancuran, nubuatan para nabi diakhiri dengan berita anugerah, yakni Tuhan akan memberikan pemulihan.
Demikian pula dengan kitab Zefanya. Namun, ada satu hal yang menarik di sini. Pada umumnya, Tuhan akan memberitakan pemulihan umat-Nya dulu, baru sesudah itu diikuti pemulihan bangsa-bangsa lain. Kenyataannya, terjadi hal yang sebaliknya dalam kitab Zefanya. Bagian yang kita baca, yakni berita anugerah yang pertama ditujukan kepada bangsa-bangsa lain dahulu! Tuhan mengatakan bahwa Dia akan memberikan bibir yang memanggil nama Tuhan sehingga mereka dapat beribadah dan memberikan persembahan kepada satu-satunya Allah yang benar.
Kita tahu bagian ini telah digenapi. Mengapa? Karena kita, orang-orang non-Yahudi, orang-orang yang tergolong sebagai bangsa lain, kini berdoa memanggil nama Tuhan dan beribadah kepada-Nya. Kita memberikan persembahan, tidak hanya berupa materi, tetapi juga segenap keberadaan kita kepada-Nya!
Sebagaimana keadilan Tuhan tidak pandang bulu, demikian pula anugerah-Nya. Fakta bahwa Kerajaan Yehuda adalah kerajaan yang dipilih Tuhan tidak membuat mereka luput dari keadilan-Nya. Sebaliknya, fakta bahwa kita adalah golongan bangsa-bangsa lain tidak membuat Tuhan melupakan kita.
Sayang sekali, anugerah yang indah ini belum didengar dan diterima semua orang. Lebih ironis lagi, mungkin mereka adalah orang-orang yang sebenarnya dapat kita jangkau. Di manakah mereka? Mungkin asisten rumah tangga kita? Mungkin orangtua atau saudara- saudara kita? Mungkin karyawan atau rekan kerja kita? Teman kuliah? Teman main bulu tangkis?
Kita berutang kepada orang-orang yang darinya kita mendengar Injil, mulai dari para rasul dan martir di zaman gereja mula-mula yang rela mati demi Injil, para reformator yang dengan gigih menyuarakan Injil yang benar, dan para misionaris yang pergi jauh-jauh untuk menyampaikan Injil di tanah air kita. Satu-satunya cara bagi kita untuk membalas mereka adalah dengan meneruskan Injil yang kita terima.
Refleksi Diri:
Siapa orang-orang di sekeliling Anda yang belum menerima Injil?
Apa hambatan Anda dalam mengabarkan Injil kepada mereka? Apa Anda sudah meminta hikmat Yesus, kapan dan bagaimana cara menyampaikannya?"
Share:

LEBIH DARI SEKADAR PERCAYA!

Ibrani 4:16
Matius 11:28 (TB)  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Dalam sebuah acara, pembicara bertanya kepada para audiens, “Apakah Anda semua percaya air ini bisa menghilangkan rasa haus?”, “Percaya”, jawab audiens serempak. “Apakah rasa haus Anda akan hilang ketika Anda percaya?” Tanya pembicara itu kembali. Pertanyaan itu kemudian menjadi kesimpulan dari sang pembicara untuk menjelaskan tentang kepercayaan kepada Tuhan. Kita bisa katakan bahwa kita percaya kepada Tuhan. Namun kepercayaan tersebut tak lantas menjawab berbagai “kebutuhan”, “pertanyaan”, dan “masalah” dalam kehidupan kita. Bukannya Tuhan tak mampu menolong, permasalahannya adalah apakah kita mau datang dan menyambut pertolongan tersebut. Seperti halnya rasa haus akan hilang ketika kita mulai mengambil dan meminum air, maka kita pun bisa menikmati bagaimana Tuhan yang kita percayai itu ketika kita “merasakan Tuhan” secara nyata di dalam kehidupan kita. Singkatnya, kita harus “mengalami Tuhan” sebagai pengalaman-pengalaman rohani dalam perjalanan iman kita. Ketika susah, kita merasakan Tuhan menghibur. Saat sakit, kita mengalami bagaimana Tuhan menyembuhkan. Tatkala lemah, kita menikmati bagaimana Tuhan menguatkan, dan berbagai macam keadaan di mana Tuhan selalu bisa menolong dan bisa kita andalkan, asalkan kita menghampiri-Nya. 
Inilah yang Yesus katakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Yesus mengajak kita agar datang menghampiri-Nya, sehingga kita mendapat kelegaan. Sayangnya, banyak orang percaya yang ahirnya berpikir Tuhan tidak bisa dipercayai hanya karena Ia tidak menolong hidupnya. Lebih dari percaya, kitalah yang seharusnya datang dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia Tuhan, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Hanya karena tidak langsung menerima pertolongan, bukan berarti Tuhan tidak layak kita percayai. Jangan-jangan masalahnya karena kita tidak datang dan meminum air dari Tuhan. [RS]

REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda pernah meragukan Tuhan? Apa alasannya?
2. Lebih dari sekadar percaya, bagaimana seharusnya sikap kita dalam mengharapkan pertolongan Tuhan?

YANG HARUS DILAKUKAN
Lebih dari percaya, datanglah kepada Tuhan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia Tuhan, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
POKOK DOA
Bapaku yang baik dan penuh dengan kasih karunia. Pada-Mu tersedia segala rahmat dan pertolongan, asalku datang dan menghampiri takhta kasih karunia-Mu. Terima kasih ya Tuhan. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
“Percaya saja tidak cukup! Itu memang baik, tetapi setan-setan pun percaya.”
Share:

Tuhan Yang Berusaha?!

Zakharia 1:7-17
Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,
- Zakharia 1:14b
Jika ada satu hal yang Tuhan tidak perlu lakukan, hal itu adalah berusaha. Untuk apa? Dia adalah Allah yang Mahakuasa! Untuk apa berusaha? Jika ini adalah pikiran kita, kita harus siap-siap terkejut.
Bagian ini memulai serangkaian penglihatan yang Tuhan berikan kepada Nabi Zakharia. Penglihatan pertama adalah empat penunggang kuda yang menggambarkan mata Tuhan yang mengawasi keempat penjuru mata angin. Seluruh bumi berada dalam keadaan aman. Apakah ini sesuatu yang baik? Rupanya tidak! Bangsa-bangsa di dunia merasa tenang-tenang saja, padahal mereka hidup di dalam kejahatan. Terlebih, mereka baru saja menindas umat Tuhan dengan kejam di dalam pembuangan.
Menarik sekali bahwa hal ini membuat Tuhan murka. Israel berada di bawah payung penghukuman. Dia marah karena dosa-dosa mereka. Bahkan ketika Tuhan tengah menghukum umat-Nya, Dia tetap tidak rela bangsa-bangsa lain memperlakukan mereka semena-mena! Ibaratnya Anda sedang menghukum anak Anda, kemudian teman-temannya ikut menjahatinya. Tidak peduli bahwa anak Anda tengah dihukum, Anda akan marah kepada mereka, bukan? Demikian pula Tuhan. Meskipun umat-Nya telah berdosa dan sedang di bawah hukuman, Tuhan tidak mengabaikan mereka di tangan penjajah. Inilah sebabnya Tuhan berjanji akan melimpahi mereka dengan kebajikan dan menghibur mereka (ay. 17).
Firman Tuhan kemarin telah memperingatkan kita untuk mawas diri akan dosa-dosa kita. Namun, bagian hari ini menjadi penghiburan bagi kita. Di dalam dosa-dosa kita, tentu Tuhan tetap akan mendisiplin kita. Pada saat itulah kita mungkin menjadi putus asa dan berpikir, “Tuhan marah padaku. Tuhan meninggalkan aku.”
Hari ini kita belajar bahwa justru ketika Tuhan mendisiplin kita dengan keras, saat itulah Dia sebenarnya sedang berusaha mati-matian agar kita berubah! Justru kalau Tuhan tidak mendisiplin kita, berarti Dia mengabaikan kita. Lihat saja perkataan Tuhan di ayat 14, “Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion.” Di balik ketegasan Tuhan dalam menghajar umat-Nya, sebenarnya Tuhan sedang berusaha untuk mereka.
Tuhan bisa saja membuat kita langsung berubah dengan satu jentikan jari, seperti tukang hipnotis. Namun, Tuhan kita bukan tukang hipnotis. Dia adalah Bapa kita yang berusaha keras mendidik kita menjadi pribadi yang semakin baik.
Refleksi Diri:
Apakah Anda pernah/sedang putus asa dan merasa Tuhan tengah menghukum Anda di tengah segala kesulitan hidup yang dihadapi?
Bagaimana Firman Tuhan hari ini menghibur dan memotivasi Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi?"
Share:

SPIRIT OF WISDOM

Efesus 1:17-18.
Yesaya 11:2 (TB)  Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; Yesaya 11:2 (JAWA81)  Iku bakal katedhakan Rohe Sang Yehuwah, rohing kawicaksanan lan pambudi, rohing pitutur lan kasantosan, rohing kawruh lan wedi-asih marang Sang Yehuwah;
Yesaya 11 adalah nubuatan mengenai Yesus. Di sana tertulis bahwa di dalam pribadi-Nya, berdiam Roh Kudus dengan atribut yang salah satunya adalah Roh hikmat. Selama Yesus di dunia, Roh hikmat bekerja dalam diri-Nya, yang menunjukkan kebenaran, pengertian, dan juga menghasilkan kebijaksanaan. Misalnya saja ketika ahli Taurat dan orang Farisi datang mencobai Yesus dengan membawa seorang yang kedapatan berbuat zinah (Yohanes 8:1-11), Yesus memutuskan dengan tepat dan cepat. Dia menunjukkan keadilan, kebenaran, dan solusi dari peristiwa tersebut. Roh hikmat juga ada dalam diri Raja Salomo. Ia harus menghadapi situasi sulit dimana dua orang wanita datang kepadanya untuk mendebatkan dan mengaku mereka adalah ibu kandung dari bayi yang mereka bawa (1 Raja-raja 33:16-28). Roh Hikmat bekerja melalui ide brilian Salomo untuk menguji kebenaran setiap saksi dari kedua wanita tesebut. Sehingga, dengan cepat Salomo dapat mengetahui bahwa wanita yang memohon untuk menyelamatkan bayi adalah ibu kandungnya.
Saat dihadapkan pada beberapa pilihan atau keputusan yang harus kita ambil dengan cepat, kita ini lemah, kita tidak tahu semua hal, kita bisa panik dan takut, sehingga kita cenderung keliru memutuskan. Namun ketika kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita juga dapat memiliki atribut yang sama, yaitu Roh hikmat. Sebagai orang percaya, ini adalah hak istimewa kita untuk meminta Roh hikmat bekerja di dalam diri kita. Dengan begitu kita memiliki kebijaksanaan untuk mengambil keputusan dan tindakan dengan cara yang benar. Roh hikmat membimbing kita untuk bertindak dengan cara yang tepat dan memperoleh damai sejahtera. Karena itu, rendahkan hati kita dan mintalah kepada Roh Kudus yang pasti akan memberi dengan murah hati. 
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana supaya Roh Hikmat memenuhi dan bekerja dalam hidup Anda?
2. Bagaimana pengalaman Anda yang dipenuhi Roh Hikmat dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan dalam hidup Anda?
YANG HARUS DILAKUKAN
Berdoalah setiap hari untuk meminta Roh Hikmat ada dalam hidup Anda. Baca Firman Tuhan secara teratur untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kehendak-Nya. Juga, belajarlah dari orang-orang yang lebih tua tentang pengalaman dan pengetahuan mereka untuk meningkatkan hikmat dan pemahaman kita.
POKOK DOA
Ya Allahku, aku merendahkan diri memohon hikmat dan kebijaksanaan dalam hidup ini. Bimbinglah aku melalui doa dan bacaan Firman-Mu untuk mengambil keputusan yang benar di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
"Jika kamu merasa kurang hikmat, mintalah kepada Allah, yang akan memberikannya dengan sukacita." - Charles Spurgeon
Share:

JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN TUHAN!

Hakim-Hakim 10:6-14

Pepatah “kacang lupa kulitnya” sering disematkan pada seseorang yang melupakan jasa baik orang lain. Mengingat jasa baik yang pernah kita terima adalah tindakan yang sepatutnya kita lakukan. Kita akan termotivasi untuk menebarkan kebaikan pula kepada orang tersebut, mau pun kepada orang lainnya. Dengan mengingat kebaikan orang juga kita dapat terus menjaga hubungan baik dengan orang tersebut.
Dalam bacaan firman Tuhan hari ini, kita mendapati bagaimana Tuhan menegur orang Israel, “Bukankah Aku yang telah menyelamatkan kamu… ketika kamu berseru kepada-Ku?” (Hakim-hakim 10:11-12). Mereka lupa akan pertolongan Tuhan, bahkan meninggalkan Tuhan dengan beribadah kepada allah lain. Hal itu membuat Tuhan murka dan menyebabkan mereka ditindas oleh orang Filistin dan bani Amon. Kesesakan itu membuat orang Israel meminta tolong kembali kepada Tuhan. Lalu Tuhan menjawab “Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak.” (Hakim-hakim 10:14). Walau akhirnya Tuhan menyelamatkan mereka kembali, tetapi sikap mereka yang melupakan kebaikan Tuhan telah membuat mereka mengalami penindasan. Hal yang tidak seharusnya mereka alami jika saja mereka tidak melupakan kebaikan Tuhan. Mengingat kebaikan Tuhan, itulah yang seharusnya kita lakukan, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” demikian firman Tuhan. Dengan mengingat segala kebaikan Tuhan, hati kita senantiasa takjub, bersyukur, dan membuat iman kita tetap tegar di kala menghadapi kesulitan. Misalnya saja hari ini kita sedang mengalami kesulitan, kebaikan Tuhan yang pernah kita alami tentu akan menguatkan dan membuktikan bahwa Tuhan selalu bersama kita. Mulai hari ini mari belajarlah mengingat kebaikan Tuhan. Tulislah kebaikan-kebaikan Tuhan yang membekas di hati Anda di dalam catatan harian. Jika memungkinkan buatlah sesuatu yang menjadi tanda, pengingat atau peringatan akan penyertaan, pertolongan, dan mujizat Tuhan di dalam hidup Anda. [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Kapan terakhir kali Anda mengingat dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup Anda? Bagaimana cara Anda mengingat kebaikan Tuhan?
2. Mengapa kita harus mengingat kebaikan Tuhan selama hidup kita?
YANG HARUS DILAKUKAN
Tuliskanlah kebaikan-kebaikan Tuhan yang membekas di hati Anda dan jika memungkinkan buatlah sesuatu yang menjadi tanda, pengingat atau peringatan akan penyertaan, pertolongan, dan mujizat Tuhan di dalam hidup Anda.
POKOK DOA
Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dalam hidupku. ‘Ku mau bersyukur dan senantiasa mengingat segala kebaikan-Mu. Terimakasih ya Bapa. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
“Rahasia kebahagiaan adalah hidup saat demi saat dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua kebaikan yang Ia kirimkan kepada kita hari demi hari.” – St Gianna Molla
Share:

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Zefanya 3:1-4

Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
- 1 Petrus 5:3

Kok bisa ada orang yang ingin jadi pemimpin? Jika Anda adalah seorang pemimpin, entah di dalam keluarga, gereja, tempat kerja, organisasi kampus, dan lain sebagainya, tolong jelaskan pada saya. Memang, sebagai pemimpin Anda boleh memberi perintah kepada bawahan. Memang, sebagai pemimpin Anda lebih tenar daripada orang-orang lain. Tapi, apa enaknya semua ini dibandingkan dengan tanggung jawab besar yang harus Anda emban sebagai pemimpin? Anda bertanggung jawab atas mereka yang di bawah Anda! Bertanggung jawab atas diri sendiri saja susah, apalagi orang lain. Bagaimana jika Anda melakukan kesalahan atau memberi perintah yang tidak tepat? Semua orang terkena dampaknya.
Pemimpin-pemimpin Kerajaan Yehuda, orang-orang yang bertanggung jawab atas umat Tuhan, menjadi fokus di dalam bagian yang kita baca hari ini. Namun, para pemimpin politik, dalam hal ini raja, penasihat, bangsawan, dan sebagainya, malah menjadi pemangsa yang memeras rakyatnya (ay. 3). Para nabi, yakni penyambung lidah Allah, malah bernubuat palsu (ay. 4a). Para imam, kaum rohaniawan yang bertanggung jawab atas kekudusan umat, malah menajiskan ibadah dan menyelewengkan hukum Tuhan (ay. 4b). Tidak heran Kerajaan Yehuda begitu bejat. Rupanya mereka dipimpin oleh pemimpin-pemimpin seperti ini. Memang, semakin besar pengaruh seorang pemimpin, semakin banyak orang yang terkena imbasnya jika mereka melakukan kesalahan. Seorang pemimpin tidak bisa mencuci tangan ketika orang-orang yang ia pimpin melakukan kesalahan, lebih-lebih jika kesalahan itu disebabkan olehnya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
Menarik sekali bahwa di dalam doktrin Reformed, Tuhan Yesus menduduki tiga jabatan pemimpin, yakni raja, nabi, dan imam. Sebagai Allah, Tuhan Yesus bisa saja memimpin dari surga dan main perintah. Namun, Dia turun ke dunia dan menjadi teladan kepemimpinan yang baik. Tidak sampai di sana, Yesus bahkan rela berkorban dan mati menanggung dosa yang dilakukan mereka yang dipimpin-Nya. Dengan kata lain, Dia bersedia bertanggung jawab penuh atas umat tebusan-Nya.
Suka tidak suka, kita adalah pemimpin. Kalau tidak sekarang, mungkin di masa depan. Siapkah kita mengembang tanggung jawab ini?
Refleksi Diri:
Jika Anda seorang pemimpin, bagaimana cara Anda memperlakukan mereka yang Anda pimpin? Apakah Anda lebih banyak main perintah atau memberi teladan?
Bagaimanakah keadaan orang-orang yang Anda pimpin? Apakah mereka menjadi pribadi yang lebih baik di bawah pimpinan Anda?
"
Share:

JANGAN BIARKAN LUKA MENGENDALIKANMU

Kejadian 50:19-20
Mazmur 147:3 (TB)  Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; 

Adolf Hitler dikenal sebagai politisi diktaktor yang sangat kejam, ia dikenal sebagai penyulut perang dunia kedua. Jika ditulusuri masa lalunya, ia memiliki masa kecil yang suram hingga dirinya bertumbuh dalam kepahitan. Hitler kecil kepahitan dengan ayahnya yang kasar, otoriter, dan sering menganiaya dirinya. Ada yang percaya bahwa pengalaman traumatis yang dialami Adolf Hitler semasa kecilnya memberikan pengaruh besar dalam pembentukan karakter dan sikapnya terhadap kaum minoritas seperti orang Yahudi. 
Setelah mengetahui latar belakang masa kecil yang dialami Hitler, ada orang-orang yang mengasihaninya, tetapi luka masa lalunya tidak serta merta menjustifikasi tindakannya yang sangat kejam, diskriminatif, dan merugikan banyak pihak. Kita bisa lihat saksi hidup seperti Yusuf, yang walaupun sudah disakiti dan mengalami luka masa lalu akibat persaingan dan pengkhianatan dari saudara-saudaranya, ia tetap memilih mengampuni saudara-saudaranya. Yusuf percaya bahwa perbuatan menyakitkan itu adalah untuk menggenapi rencana Tuhan yang baik. Oleh karena itu, Yusuf yang bukan siapa-siapa dan mengalami penderitaan sedemikian rupa diangkat Tuhan menjadi pemimpin di Mesir. Kita melihat bahwa luka masa lalu, bila tidak dibereskan segera, bukan hanya akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar, tetapi juga terhadap diri sendiri. Karena luka, kita bisa menjadi orang yang kepahitan dan melakukan hal-hal yang tidak Tuhan kehendaki. Jangan biarkan luka masa lalu mengendalikan dan mengubah diri Anda menjadi orang yang negatif. Datanglah kepada Tuhan karena Ia-lah yang dapat menyembuhkan luka-luka batin Anda dan percayalah bahwa segala sesuatu, termasuk pengalaman menyakitkan, adalah untuk rencana masa depan Anda yang jauh lebih baik.

REFLEKSI DIRI
1. Apakah Anda masih menyimpan kepahitan atau luka masa lalu di diri Anda?
2. Apa yang akan Anda lakukan untuk melepaskan luka masa lalu tersebut?

YANG HARUS DILAKUKAN
Datang dan berdoalah kepada Tuhan meminta-Nya untuk menyembuhkan luka hati yang remuk dan merawat bekas-bekas luka Anda.

POKOK DOA
Tuhan Yesus, saat ini mungkin masih ada luka masa lalu yang menjadi kepahitan di hidupku, dan aku ingin membawanya di hadapan-Mu ya Tuhan. Tolong berikanku kemampuan untuk memaafkan orang yang telah menyakitiku dan biarlah pengalaman menyakitkan ini Kau ubahkan menjadi hal yang baik dalam hidupku. Di dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
Jangan biarkan luka masa lalu Anda mengubah Anda menjadi seseorang yang bukan Anda, hadapi mereka dan percayalah bahwa semuanya terjadi untuk tujuan yang lebih besar
Share:

JIKA ENGKAU MAU KEMBALI

Yeremia 15:11-21

Yeremia Yeremia 15:19 (TB) Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. 
Kita semua mungkin pernah mengeluh kepada Tuhan karena merasakan ketidakadilan. Mungkin kita menganggap segala kesalehan kita kepada-Nya tak berguna. Saat telah setia, berkorban, dan memberi yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, namun semua itu seakan-akan tidak membawa dampak apa-apa bagi hidup kita. Sebaliknya, hanya membuat kita menjadi pahit hati. Nyatanya, keadaan tak berubah, dan kita mulai berpikir sia-sia saja mengikut Tuhan. 
Yeremia selaku nabi Tuhan pun pernah mengalami hal serupa. Yeremia berkata, “Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya!” Yeremia mempertanyakan mengapa penderitaannya tak berkesudahan dan lukanya sangat payah, sukar disembuhkan. Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak mendengar seruannya di saat-saat ia paling membutuhkan, bahkan setelah ia setia melayani. Sampai-sampai Yeremia berkata kepada Tuhan, “Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.” (Yeremia 15:18). Menarik untuk memperhatikan tanggapan Tuhan atas keluhan Yeremia. Tuhan tidak lantas mengecam perilakunya. Sebaliknya Tuhan ingin mengembalikan fokus Yeremia pada tempatnya. “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku”, demikian kata Tuhan. Hal yang bisa dipelajari dari keadaan ini adalah kita harus mengembalikan fokus kita kepada Tuhan ketika sikap kita telah mulai menyimpang. Jangan sampai keadaan mengubah fokus kita. Kita harus kembali kepada jalur yang benar dengan tetap menjaga hati dan komitmen untuk melayani. Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, tentu kita bisa menyatakan perasaan terdalam kita kepada-Nya, namun tetaplah percaya pada Tuhan, pada kasih dan kebaikan-Nya. Jika Tuhan mengizinkan tersebut untuk menyelamatkan dan melepaskan Yeremia (Yeremia 15:20), demikian juga berlaku bagi kita. Maukah engkau kembali? [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda sedang ada di fase mengeluh dan mempertanyakan keadilan Tuhan? Bagaimana cara Anda mengatasi hal tersebut?
2. Hal apa yang bisa kita pelajari dari keadaan-keadaan yang membuat kita mengeluh kepada Tuhan?
YANG HARUS DILAKUKAN
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, cobalah untuk menyatakan perasaan terdalam kita kepada Tuhan dan kembalilah untuk mempercayakan diri kita kepada Tuhan, dan jangan lagi mengucapkan hal yang sia-sia.
POKOK DOA
Bapa yang baik, seringku tak memahami jalan-jalan-Mu dalam hidupku. Ketika aku mulai diperhadapkan dengan keraguan akan keadilan, kesetiaan, dan kebaikan-Mu, tolong aku untuk tetap percaya kepada-Mu bahwa Engkau selalu baik bagiku. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, ingatlah untuk kembali ke jalur yang tepat, dengan menjaga hati dan komitmen untuk melayani.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.