Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

PERTARUNGAN SEUMUR HIDUP

BACAAN ALKITAB HARI INI
Galatia 5:16-25

Kita semua yang percaya kepada Kristus memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Namun selama kita hidup di bumi ini, kita tak hanya memiliki Roh Kudus, kita juga memiliki daging yang masih bersama kita dengan segala keinginannya untuk memuaskan diri kita sendiri. Seperti kata Pendeta J.C. Ryle, bahwa anak Tuhan memiliki dua tanda besar dalam dirinya, ia mungkin dikenal dengan peperangan batinnya, dan juga dengan kedamaian batinnya. Hidup ini menjadi arena pertarungan terus menerus antara keinginan untuk melakukan segala sesuatu dengan cara kita atau dengan cara Kristus.
Ketika Paulus mengingatkan jemaat di Efesus, kita membaca ada pilihan yang saling bertentangan, yaitu mabuk oleh anggur atau penuh dengan Roh (Efesus 5:18). Kata “penuh” sama dengan diarahkan atau dikendalikan oleh Roh, maka kita tidak akan menuruti keinginan daging. Kita harus tahu bahwa Roh Kudus memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari sifat lama kita. Memilih untuk mendengar dan mengikuti pimpinan-Nya akan selalu menjadi pilihan yang tepat. Sama seperti ketika kita baru pertama kali belajar menyetir, pasti tidak ada dari kita yang bertindak semaunya, kita akan sangat berhati-hati memperhatikan dan mengikuti instruksi dari pelatih kita, kita menyetir dengan pelan karena tahu risikonya besar. Begitu pula kehidupan seseorang yang dikendalikan Roh, mereka akan berhati-hati dan tunduk pada pimpinan-Nya. Sebab firman Tuhan ingatkan risiko orang-orang bebal yang membiarkan dirinya dikuasai keinginan daging, yaitu tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Ini serius, jangan lagi bermain-main dengan hal-hal yang cabul, sikap yang kotor dan tidak patut, mencintai barang-barang berlebihan, bermusuhan, sirik, cepat marah, suka menghasut, pesta pora serta mabuk-mabukan. Atau perbuatan daging yang tersamar seperti fantasi yang menyanjung diri sendiri, penilaian spontan terhadap orang lain, atau pikiran-pikiran jahat lainnya. Sekali lagi, ini memang pertarungan seumur hidup. Tidak perlu terkejut, justru dengan mengetahuinya, kita siap mawas diri setiap saat. Sebab beriman kepada Kristus adalah bagaimana kita mempercayai-Nya dan menyerahkan hidup kita kepada Roh hari demi hari untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah. 
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana Anda melihat kehidupan Kristen sebagai perjuangan seumur hidup? Ceritakan pergumulan atau pengalaman Anda.
2. Jika kehidupan Kristen adalah perjuangan seumur hidup, sikap konkrit apa yang akan Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
YANG HARUS DILAKUKAN
Tidak lagi dikendalikan keinginan daging, melainkan menyerahkan diri kita untuk dipimpin Roh hari demi hari untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah.
POKOK DOA
Tuhan Yesus, ampuni aku untuk segala keinginanku berdosa. Aku akan memberi diri untuk dipimpin oleh Roh. Aku akan mengandalkan Roh-Mu untuk memperjuangkan iman percayaku kepada-Mu. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Jangan terkejut ketika kita menemukan dorongan yang sangat kuat untuk tidak berdoa ketika kita tahu kita harus berdoa. Sebaliknya, kita harus mengambil keberanian untuk menyatakan “saya bukan kawanan Setan, saya dipimpin oleh Roh”.
Share:

MENIKMATI HIDUP DI HARI INI

BACAAN ALKITAB HARI INI
Matius 6:31-34
Dokter dan penulis Don Colbert, dalam bukunya The Seven Pillars of Health menyatakan bahwa salah satu cara alami untuk menuju kesehatan yang semakin baik adalah hidup dengan menikmati saat sekarang. Katanya, “Saat saya mulai melatih kesadaran dengan menikmati saat sekarang dan membingkai kembali keadaan-keadaan dengan menikmati rasa syukur, tanggapan-tanggapan dan reaksi saya berubah dan saya mampu menerima keadaan saya.” Hal ini senada dengan pandangan umum yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk menciptakan kebahagiaan adalah menikmati hidup di hari ini.
Memang setiap kita tak lepas dibentuk oleh masa lalu dan dimotivasi oleh kehidupan di masa mendatang. Namun masalah yang sering terjadi adalah fokus di masa lalu dan masa depan membuat kita kehilangan makna dan rasa di masa sekarang, masa yang benar-benar kita hidupi. Tuhan Yesus sendiri mengajar kepada kita konsep untuk menaruh perhatian terhadap kehidupan di saat ini dengan berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34). Di sisi lain, Rasul Paulus juga mengajak kita untuk melupakan hal-hal yang ada di belakang, yaitu masa lalu agar kita fokus dan menaruh perhatian pada kehidupan masa sekarang. Ini artinya kita tidak harus terikat pada pemikiran apa pun yang tidak berhubungan dengan saat ini dan menemukan sesuatu untuk dinikmati pada saat ini. Pemazmur juga melantunkan syairnya, “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.” Menikmati saat sekarang berarti belajar menaruh sikap penuh perhatian pada apa yang sedang terjadi di saat ini. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan sesekali mengurangi mobilitas, menikmati momen demi momen dengan hati yang tenang, serta kewaspadaan penuh pada kegiatan yang sedang dilakukan dan pengalaman hati kita tentang kegiatan itu. Mensyukuri apa pun yang ada pada kita di saat sekarang dan tidak mengeluh atas apa yang tidak kita miliki, serta hidup dengan sikap terbaik kita di masa sekarang. 

REFLEKSI DIRI 
1. Apa pandangan firman Tuhan mengenai cara hidup dengan menikmati saat ini?
2. Bagaimana cara kita menikmati saat ini?

YANG HARUS DILAKUKAN
Nikmati saat ini dengan sesekali mengurangi mobilitas, menenangkan hati agar bisa menikmati setiap momen yang ada. Mensyukuri apa pun yang ada pada kita di saat sekarang, serta hidup dengan sikap terbaik kita di masa sekarang.

POKOK DOA
Bapa yang baik, inilah hari yang Engkau jadikan, aku mau bersorak-sorak dan bersukacita karenanya. Terima kasih Tuhan. Dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
“Jika suatu pemikiran yang penuh stress masuk ke dalam pikiran Anda, pilihlah untuk pindah ke pemikiran yang berhubungan dengan apa yang sedang Anda lihat, dengar, cium, atau rasakan.” – Don Colbert
Share:

Pamer

Zefanya 3:11-15
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
- Yakobus 4:6
Kita hidup di zaman pamer. Orang-orang memakai topeng tebal untuk menggembar-gemborkan pencapaiannya atau menampilkan gambaran ideal tentang dirinya sendiri. Padahal zaman ini penuh dengan stres, depresi, dan berbagai isu kesehatan mental lainnya. Hal-hal ini bukannya membuat orang menjadi rendah hati, tetapi makin pamer.
Rupanya, keadaan ini tidak jauh berbeda dari keadaan umat Tuhan yang kita baca. Tidak banyak orang yang rendah hati, oleh sebab itulah mereka dikatakan “sisa Israel” (ay. 12-13a). Mengapa kerendahan hati dikaitkan dengan berbicara jujur dan lidah yang tidak menipu (ay. 13b)? Tentu saja karena orang-orang sombong dianggap sebagai penipu! Lihat saja foto-foto pamer yang ada media sosial. Apakah itu kenyataan yang sebenarnya dari mereka yang mengunggah foto? Seringkali tidak. Mereka ingin menampilkan keadaan yang lebih baik daripada yang sebenarnya. Entah berapa banyak orang yang sampai pinjam uang sana-sini untuk bisa membeli barang-barang branded atau jalan-jalan ke tempat-tempat wisata yang kemudian dipamerkan di akun media sosial mereka. Entah berapa banyak gadis (bahkan para pria) yang menggunakan filter untuk merubah wajah mereka agar kelihatan lebih cantik/ganteng sebelum ditampilkan di internet. Apa ini bukannya penipuan?
Sebaliknya, orang-orang yang rendah hati tidak perlu melakukan hal ini. Untuk apa? Mereka memang tidak merasa butuh memamerkan apa pun kepada orang lain. Mereka tahu keadaan mereka, baik kelebihan maupun keterbatasan, dan tidak masalah kalau orang lain mengenal mereka yang sesungguhnya.
Apakah ini berarti, kita tidak boleh mengunggah foto kita sedang berbahagia dan menggunakan filter? Tentu saja bukan itu maksudnya. Kita ingin membagikan kebahagiaan dan kenangan manis dengan cara mengunggah foto di media sosial. Kita bermain-main dengan filter untuk tujuan iseng saja. Jika memang hanya ini, tidak masalah. Namun acap kali, apa yang berawal dengan tujuan yang positif akan berubah menjadi negatif. Ada keinginan untuk menampilkan yang baik saja, yang berujung kepada menciptakan gambaran diri yang palsu.
Tidak ada gunanya menjadi congkak. Orang lain bahkan diri sendiri bisa ditipu. Tetapi Tuhan Yesus tahu keadaan kita sesungguhnya.
Refleksi Diri:
Apa gambaran diri yang ingin orang lain lihat tentang Anda? Apakah gambaran ini akurat dengan diri Anda yang sesungguhnya?
Apa motivasi Anda ketika mengunggah foto di media sosial? Apakah berbagi pengalaman atau menceritakan kebaikan Tuhan atau hanya untuk pamer?
Share:

Bibir Yang Memanggil Tuhan

Zefanya 3:9-10

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Roma 10:13-14
Anda yang sering membaca dan merenungkan kitab nabi-nabi tentunya akan menemukan pola yang seringkali muncul, yakni sesudah pengumuman mengenai penghukuman dan kehancuran, nubuatan para nabi diakhiri dengan berita anugerah, yakni Tuhan akan memberikan pemulihan.
Demikian pula dengan kitab Zefanya. Namun, ada satu hal yang menarik di sini. Pada umumnya, Tuhan akan memberitakan pemulihan umat-Nya dulu, baru sesudah itu diikuti pemulihan bangsa-bangsa lain. Kenyataannya, terjadi hal yang sebaliknya dalam kitab Zefanya. Bagian yang kita baca, yakni berita anugerah yang pertama ditujukan kepada bangsa-bangsa lain dahulu! Tuhan mengatakan bahwa Dia akan memberikan bibir yang memanggil nama Tuhan sehingga mereka dapat beribadah dan memberikan persembahan kepada satu-satunya Allah yang benar.
Kita tahu bagian ini telah digenapi. Mengapa? Karena kita, orang-orang non-Yahudi, orang-orang yang tergolong sebagai bangsa lain, kini berdoa memanggil nama Tuhan dan beribadah kepada-Nya. Kita memberikan persembahan, tidak hanya berupa materi, tetapi juga segenap keberadaan kita kepada-Nya!
Sebagaimana keadilan Tuhan tidak pandang bulu, demikian pula anugerah-Nya. Fakta bahwa Kerajaan Yehuda adalah kerajaan yang dipilih Tuhan tidak membuat mereka luput dari keadilan-Nya. Sebaliknya, fakta bahwa kita adalah golongan bangsa-bangsa lain tidak membuat Tuhan melupakan kita.
Sayang sekali, anugerah yang indah ini belum didengar dan diterima semua orang. Lebih ironis lagi, mungkin mereka adalah orang-orang yang sebenarnya dapat kita jangkau. Di manakah mereka? Mungkin asisten rumah tangga kita? Mungkin orangtua atau saudara- saudara kita? Mungkin karyawan atau rekan kerja kita? Teman kuliah? Teman main bulu tangkis?
Kita berutang kepada orang-orang yang darinya kita mendengar Injil, mulai dari para rasul dan martir di zaman gereja mula-mula yang rela mati demi Injil, para reformator yang dengan gigih menyuarakan Injil yang benar, dan para misionaris yang pergi jauh-jauh untuk menyampaikan Injil di tanah air kita. Satu-satunya cara bagi kita untuk membalas mereka adalah dengan meneruskan Injil yang kita terima.
Refleksi Diri:
Siapa orang-orang di sekeliling Anda yang belum menerima Injil?
Apa hambatan Anda dalam mengabarkan Injil kepada mereka? Apa Anda sudah meminta hikmat Yesus, kapan dan bagaimana cara menyampaikannya?"
Share:

LEBIH DARI SEKADAR PERCAYA!

Ibrani 4:16
Matius 11:28 (TB)  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Dalam sebuah acara, pembicara bertanya kepada para audiens, “Apakah Anda semua percaya air ini bisa menghilangkan rasa haus?”, “Percaya”, jawab audiens serempak. “Apakah rasa haus Anda akan hilang ketika Anda percaya?” Tanya pembicara itu kembali. Pertanyaan itu kemudian menjadi kesimpulan dari sang pembicara untuk menjelaskan tentang kepercayaan kepada Tuhan. Kita bisa katakan bahwa kita percaya kepada Tuhan. Namun kepercayaan tersebut tak lantas menjawab berbagai “kebutuhan”, “pertanyaan”, dan “masalah” dalam kehidupan kita. Bukannya Tuhan tak mampu menolong, permasalahannya adalah apakah kita mau datang dan menyambut pertolongan tersebut. Seperti halnya rasa haus akan hilang ketika kita mulai mengambil dan meminum air, maka kita pun bisa menikmati bagaimana Tuhan yang kita percayai itu ketika kita “merasakan Tuhan” secara nyata di dalam kehidupan kita. Singkatnya, kita harus “mengalami Tuhan” sebagai pengalaman-pengalaman rohani dalam perjalanan iman kita. Ketika susah, kita merasakan Tuhan menghibur. Saat sakit, kita mengalami bagaimana Tuhan menyembuhkan. Tatkala lemah, kita menikmati bagaimana Tuhan menguatkan, dan berbagai macam keadaan di mana Tuhan selalu bisa menolong dan bisa kita andalkan, asalkan kita menghampiri-Nya. 
Inilah yang Yesus katakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Yesus mengajak kita agar datang menghampiri-Nya, sehingga kita mendapat kelegaan. Sayangnya, banyak orang percaya yang ahirnya berpikir Tuhan tidak bisa dipercayai hanya karena Ia tidak menolong hidupnya. Lebih dari percaya, kitalah yang seharusnya datang dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia Tuhan, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Hanya karena tidak langsung menerima pertolongan, bukan berarti Tuhan tidak layak kita percayai. Jangan-jangan masalahnya karena kita tidak datang dan meminum air dari Tuhan. [RS]

REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda pernah meragukan Tuhan? Apa alasannya?
2. Lebih dari sekadar percaya, bagaimana seharusnya sikap kita dalam mengharapkan pertolongan Tuhan?

YANG HARUS DILAKUKAN
Lebih dari percaya, datanglah kepada Tuhan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia Tuhan, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
POKOK DOA
Bapaku yang baik dan penuh dengan kasih karunia. Pada-Mu tersedia segala rahmat dan pertolongan, asalku datang dan menghampiri takhta kasih karunia-Mu. Terima kasih ya Tuhan. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
“Percaya saja tidak cukup! Itu memang baik, tetapi setan-setan pun percaya.”
Share:

Tuhan Yang Berusaha?!

Zakharia 1:7-17
Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,
- Zakharia 1:14b
Jika ada satu hal yang Tuhan tidak perlu lakukan, hal itu adalah berusaha. Untuk apa? Dia adalah Allah yang Mahakuasa! Untuk apa berusaha? Jika ini adalah pikiran kita, kita harus siap-siap terkejut.
Bagian ini memulai serangkaian penglihatan yang Tuhan berikan kepada Nabi Zakharia. Penglihatan pertama adalah empat penunggang kuda yang menggambarkan mata Tuhan yang mengawasi keempat penjuru mata angin. Seluruh bumi berada dalam keadaan aman. Apakah ini sesuatu yang baik? Rupanya tidak! Bangsa-bangsa di dunia merasa tenang-tenang saja, padahal mereka hidup di dalam kejahatan. Terlebih, mereka baru saja menindas umat Tuhan dengan kejam di dalam pembuangan.
Menarik sekali bahwa hal ini membuat Tuhan murka. Israel berada di bawah payung penghukuman. Dia marah karena dosa-dosa mereka. Bahkan ketika Tuhan tengah menghukum umat-Nya, Dia tetap tidak rela bangsa-bangsa lain memperlakukan mereka semena-mena! Ibaratnya Anda sedang menghukum anak Anda, kemudian teman-temannya ikut menjahatinya. Tidak peduli bahwa anak Anda tengah dihukum, Anda akan marah kepada mereka, bukan? Demikian pula Tuhan. Meskipun umat-Nya telah berdosa dan sedang di bawah hukuman, Tuhan tidak mengabaikan mereka di tangan penjajah. Inilah sebabnya Tuhan berjanji akan melimpahi mereka dengan kebajikan dan menghibur mereka (ay. 17).
Firman Tuhan kemarin telah memperingatkan kita untuk mawas diri akan dosa-dosa kita. Namun, bagian hari ini menjadi penghiburan bagi kita. Di dalam dosa-dosa kita, tentu Tuhan tetap akan mendisiplin kita. Pada saat itulah kita mungkin menjadi putus asa dan berpikir, “Tuhan marah padaku. Tuhan meninggalkan aku.”
Hari ini kita belajar bahwa justru ketika Tuhan mendisiplin kita dengan keras, saat itulah Dia sebenarnya sedang berusaha mati-matian agar kita berubah! Justru kalau Tuhan tidak mendisiplin kita, berarti Dia mengabaikan kita. Lihat saja perkataan Tuhan di ayat 14, “Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion.” Di balik ketegasan Tuhan dalam menghajar umat-Nya, sebenarnya Tuhan sedang berusaha untuk mereka.
Tuhan bisa saja membuat kita langsung berubah dengan satu jentikan jari, seperti tukang hipnotis. Namun, Tuhan kita bukan tukang hipnotis. Dia adalah Bapa kita yang berusaha keras mendidik kita menjadi pribadi yang semakin baik.
Refleksi Diri:
Apakah Anda pernah/sedang putus asa dan merasa Tuhan tengah menghukum Anda di tengah segala kesulitan hidup yang dihadapi?
Bagaimana Firman Tuhan hari ini menghibur dan memotivasi Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi?"
Share:

SPIRIT OF WISDOM

Efesus 1:17-18.
Yesaya 11:2 (TB)  Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; Yesaya 11:2 (JAWA81)  Iku bakal katedhakan Rohe Sang Yehuwah, rohing kawicaksanan lan pambudi, rohing pitutur lan kasantosan, rohing kawruh lan wedi-asih marang Sang Yehuwah;
Yesaya 11 adalah nubuatan mengenai Yesus. Di sana tertulis bahwa di dalam pribadi-Nya, berdiam Roh Kudus dengan atribut yang salah satunya adalah Roh hikmat. Selama Yesus di dunia, Roh hikmat bekerja dalam diri-Nya, yang menunjukkan kebenaran, pengertian, dan juga menghasilkan kebijaksanaan. Misalnya saja ketika ahli Taurat dan orang Farisi datang mencobai Yesus dengan membawa seorang yang kedapatan berbuat zinah (Yohanes 8:1-11), Yesus memutuskan dengan tepat dan cepat. Dia menunjukkan keadilan, kebenaran, dan solusi dari peristiwa tersebut. Roh hikmat juga ada dalam diri Raja Salomo. Ia harus menghadapi situasi sulit dimana dua orang wanita datang kepadanya untuk mendebatkan dan mengaku mereka adalah ibu kandung dari bayi yang mereka bawa (1 Raja-raja 33:16-28). Roh Hikmat bekerja melalui ide brilian Salomo untuk menguji kebenaran setiap saksi dari kedua wanita tesebut. Sehingga, dengan cepat Salomo dapat mengetahui bahwa wanita yang memohon untuk menyelamatkan bayi adalah ibu kandungnya.
Saat dihadapkan pada beberapa pilihan atau keputusan yang harus kita ambil dengan cepat, kita ini lemah, kita tidak tahu semua hal, kita bisa panik dan takut, sehingga kita cenderung keliru memutuskan. Namun ketika kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita juga dapat memiliki atribut yang sama, yaitu Roh hikmat. Sebagai orang percaya, ini adalah hak istimewa kita untuk meminta Roh hikmat bekerja di dalam diri kita. Dengan begitu kita memiliki kebijaksanaan untuk mengambil keputusan dan tindakan dengan cara yang benar. Roh hikmat membimbing kita untuk bertindak dengan cara yang tepat dan memperoleh damai sejahtera. Karena itu, rendahkan hati kita dan mintalah kepada Roh Kudus yang pasti akan memberi dengan murah hati. 
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana supaya Roh Hikmat memenuhi dan bekerja dalam hidup Anda?
2. Bagaimana pengalaman Anda yang dipenuhi Roh Hikmat dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan dalam hidup Anda?
YANG HARUS DILAKUKAN
Berdoalah setiap hari untuk meminta Roh Hikmat ada dalam hidup Anda. Baca Firman Tuhan secara teratur untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kehendak-Nya. Juga, belajarlah dari orang-orang yang lebih tua tentang pengalaman dan pengetahuan mereka untuk meningkatkan hikmat dan pemahaman kita.
POKOK DOA
Ya Allahku, aku merendahkan diri memohon hikmat dan kebijaksanaan dalam hidup ini. Bimbinglah aku melalui doa dan bacaan Firman-Mu untuk mengambil keputusan yang benar di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
"Jika kamu merasa kurang hikmat, mintalah kepada Allah, yang akan memberikannya dengan sukacita." - Charles Spurgeon
Share:

JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN TUHAN!

Hakim-Hakim 10:6-14

Pepatah “kacang lupa kulitnya” sering disematkan pada seseorang yang melupakan jasa baik orang lain. Mengingat jasa baik yang pernah kita terima adalah tindakan yang sepatutnya kita lakukan. Kita akan termotivasi untuk menebarkan kebaikan pula kepada orang tersebut, mau pun kepada orang lainnya. Dengan mengingat kebaikan orang juga kita dapat terus menjaga hubungan baik dengan orang tersebut.
Dalam bacaan firman Tuhan hari ini, kita mendapati bagaimana Tuhan menegur orang Israel, “Bukankah Aku yang telah menyelamatkan kamu… ketika kamu berseru kepada-Ku?” (Hakim-hakim 10:11-12). Mereka lupa akan pertolongan Tuhan, bahkan meninggalkan Tuhan dengan beribadah kepada allah lain. Hal itu membuat Tuhan murka dan menyebabkan mereka ditindas oleh orang Filistin dan bani Amon. Kesesakan itu membuat orang Israel meminta tolong kembali kepada Tuhan. Lalu Tuhan menjawab “Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak.” (Hakim-hakim 10:14). Walau akhirnya Tuhan menyelamatkan mereka kembali, tetapi sikap mereka yang melupakan kebaikan Tuhan telah membuat mereka mengalami penindasan. Hal yang tidak seharusnya mereka alami jika saja mereka tidak melupakan kebaikan Tuhan. Mengingat kebaikan Tuhan, itulah yang seharusnya kita lakukan, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” demikian firman Tuhan. Dengan mengingat segala kebaikan Tuhan, hati kita senantiasa takjub, bersyukur, dan membuat iman kita tetap tegar di kala menghadapi kesulitan. Misalnya saja hari ini kita sedang mengalami kesulitan, kebaikan Tuhan yang pernah kita alami tentu akan menguatkan dan membuktikan bahwa Tuhan selalu bersama kita. Mulai hari ini mari belajarlah mengingat kebaikan Tuhan. Tulislah kebaikan-kebaikan Tuhan yang membekas di hati Anda di dalam catatan harian. Jika memungkinkan buatlah sesuatu yang menjadi tanda, pengingat atau peringatan akan penyertaan, pertolongan, dan mujizat Tuhan di dalam hidup Anda. [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Kapan terakhir kali Anda mengingat dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup Anda? Bagaimana cara Anda mengingat kebaikan Tuhan?
2. Mengapa kita harus mengingat kebaikan Tuhan selama hidup kita?
YANG HARUS DILAKUKAN
Tuliskanlah kebaikan-kebaikan Tuhan yang membekas di hati Anda dan jika memungkinkan buatlah sesuatu yang menjadi tanda, pengingat atau peringatan akan penyertaan, pertolongan, dan mujizat Tuhan di dalam hidup Anda.
POKOK DOA
Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dalam hidupku. ‘Ku mau bersyukur dan senantiasa mengingat segala kebaikan-Mu. Terimakasih ya Bapa. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
“Rahasia kebahagiaan adalah hidup saat demi saat dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua kebaikan yang Ia kirimkan kepada kita hari demi hari.” – St Gianna Molla
Share:

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Zefanya 3:1-4

Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
- 1 Petrus 5:3

Kok bisa ada orang yang ingin jadi pemimpin? Jika Anda adalah seorang pemimpin, entah di dalam keluarga, gereja, tempat kerja, organisasi kampus, dan lain sebagainya, tolong jelaskan pada saya. Memang, sebagai pemimpin Anda boleh memberi perintah kepada bawahan. Memang, sebagai pemimpin Anda lebih tenar daripada orang-orang lain. Tapi, apa enaknya semua ini dibandingkan dengan tanggung jawab besar yang harus Anda emban sebagai pemimpin? Anda bertanggung jawab atas mereka yang di bawah Anda! Bertanggung jawab atas diri sendiri saja susah, apalagi orang lain. Bagaimana jika Anda melakukan kesalahan atau memberi perintah yang tidak tepat? Semua orang terkena dampaknya.
Pemimpin-pemimpin Kerajaan Yehuda, orang-orang yang bertanggung jawab atas umat Tuhan, menjadi fokus di dalam bagian yang kita baca hari ini. Namun, para pemimpin politik, dalam hal ini raja, penasihat, bangsawan, dan sebagainya, malah menjadi pemangsa yang memeras rakyatnya (ay. 3). Para nabi, yakni penyambung lidah Allah, malah bernubuat palsu (ay. 4a). Para imam, kaum rohaniawan yang bertanggung jawab atas kekudusan umat, malah menajiskan ibadah dan menyelewengkan hukum Tuhan (ay. 4b). Tidak heran Kerajaan Yehuda begitu bejat. Rupanya mereka dipimpin oleh pemimpin-pemimpin seperti ini. Memang, semakin besar pengaruh seorang pemimpin, semakin banyak orang yang terkena imbasnya jika mereka melakukan kesalahan. Seorang pemimpin tidak bisa mencuci tangan ketika orang-orang yang ia pimpin melakukan kesalahan, lebih-lebih jika kesalahan itu disebabkan olehnya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
Menarik sekali bahwa di dalam doktrin Reformed, Tuhan Yesus menduduki tiga jabatan pemimpin, yakni raja, nabi, dan imam. Sebagai Allah, Tuhan Yesus bisa saja memimpin dari surga dan main perintah. Namun, Dia turun ke dunia dan menjadi teladan kepemimpinan yang baik. Tidak sampai di sana, Yesus bahkan rela berkorban dan mati menanggung dosa yang dilakukan mereka yang dipimpin-Nya. Dengan kata lain, Dia bersedia bertanggung jawab penuh atas umat tebusan-Nya.
Suka tidak suka, kita adalah pemimpin. Kalau tidak sekarang, mungkin di masa depan. Siapkah kita mengembang tanggung jawab ini?
Refleksi Diri:
Jika Anda seorang pemimpin, bagaimana cara Anda memperlakukan mereka yang Anda pimpin? Apakah Anda lebih banyak main perintah atau memberi teladan?
Bagaimanakah keadaan orang-orang yang Anda pimpin? Apakah mereka menjadi pribadi yang lebih baik di bawah pimpinan Anda?
"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.