Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Diet vs Puasa

Zakharia 7:1-7
Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.

— Imamat 16:31
Seorang teman non-Kristen pernah bertanya kepada saya, “Kenapa kamu juga berpuasa? Kan tidak diwajibkan di agamamu?” Saya yang saat itu masih belum menjadi hamba Tuhan, menjawab setengah bercanda, “Sekalian diet.” Apa sebenarnya tujuan berpuasa? Di bagian ini, orang-orang Israel yang telah mendengar penglihatan-penglihatan Zakharia, bertanya kepada Tuhan, “Apakah kami perlu berpuasa untuk menunjukkan pertobatan kami?” Jawaban Tuhan pada ayat 5-7 bernada sarkastik sekali. Tuhan seolah bertanya balik, “Memangnya selama ini kamu benar-benar berpuasa?”

 Puasa bukanlah untuk mengurangi kalori, tetapi untuk merendahkan diri. Demikianlah yang dikehendaki Tuhan. Coba saja baca perintah Tuhan di dalam Imamat 16:29, 31; 

23:27, 29, 32 dan sebagainya. Frasa yang banyak digunakan pada ayat-ayat tersebut adalah “merendahkan diri dengan berpuasa”. Yang penting adalah sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan. Puasa hanyalah ekspresi sikap tersebut.

 Namun kenyataannya, puasa yang selama ini dilakukan umat Tuhan hanyalah rutinitas rohani belaka. Tidak ada kesungguhan hati untuk bertobat. Apa bedanya dengan diet?

 Orang Kristen zaman Perjanjian Baru seperti kita memang tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, esensinya tetap berlaku, yakni bahwa kita harus merendahkan diri di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya Imamat 16:31 mengatakan bahwa merendahkan diri adalah ketetapan untuk selama-lamanya.

 Malah, tuntutan kepada kita lebih tinggi. Meski tidak ada puasa wajib, Tuhan meng-hendaki kita agar senantiasa merendahkan diri di hadapan-Nya, tidak hanya satu kali se-tahun atau sebelum Perjamuan Kudus saja, tetapi setiap saat ketika kita memikirkan atau melakukan dosa. Sayangnya, seringkali kita sudah menyiapkan seribu satu alasan untuk berdalih di hadapan Tuhan. “Kenapa kamu marah kepada istrimu?” “Karena dia terlambat menyiapkan makan, padahal aku sudah lapar sehabis pulang kerja.” “Kenapa kamu mendiamkan suamimu?” “Karena dia lupa memperbaiki pipa ledeng.” Kita selalu bisa berdalih di hadapan Tuhan.

 Bagian ini tidak hanya mengajarkan tentang puasa, tetapi prinsip tentang merendahkan diri. Merendahkan diri berarti sadar bahwa dosa adalah dosa. Sudahlah, tidak perlu mencari seribu satu alasan seolah-olah Tuhan tidak tahu keadaan kita. Tuhan Yesus memang mengerti keadaan kita, tetapi ini tidak berarti Dia memberi lampu hijau untuk dosa.

Refleksi Diri:

• Cobalah menghitung dosa yang Anda lakukan dalam sehari. Bandingkan berapa kali Anda secara jujur merendahkan diri dan berapa kali Anda berdalih kepada Tuhan.

• Mana yang lebih banyak? Maukah Anda belajar merendahkan diri di hadapan Tuhan?"
Share:

ROH KUDUS YANG MENGHIBUR KITA

BACAAN ALKITAB HARI INI
Yohanes 16:1-13 Yohanes 16:7

Saat akan mengungkap mengenai Roh Kudus, pendeta dan teolog Sinclair Ferguson mengatakan ada sesuatu yang sangat misterius tentang Dia. Dia adalah pribadi ketiga dari Trinitas, yang “tidak menonjolkan diri”. Namun Ia selalu bekerja seiring dengan firman Tuhan, dan Ia adalah salah satu sumber penghiburan terbesar orang Kristen.
Menjelang akhir hidup Rasul Paulus, saat-saat dia akan dipenggal mati dan seorang diri dalam penjara, isi hatinya ia tuangkan dalam suratnya. Katanya, “Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku … tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku.” (2 Timotius 4:16-17). Mustahil bagi Paulus bisa kuat dan bertahan sampai akhir hidupnya, jika Tuhan tidak menguatkannya. Begitu pula halnya dengan Yesus, yang dalam keadaan-Nya sebagai manusia. Menjelang detik-detik kematian-Nya, Yesus harus menghadapi masa di mana orang terdekat, yaitu para murid-Nya meninggalkan dan mengkhianati-Nya. Di masa-masa itulah Roh Kudus berjalan bersama-Nya menuju lembah kematian maut (Ibrani 9:14). Bagi para murid, kenaikan Tuhan Yesus menjadi pukulan bagi mereka. Apalagi sesaat sebelum naik, Yesus memberitahu bagaimana para murid akan mengalami hal-hal mengerikan, dikucilkan, dan akan datang saatnya setiap orang yang membunuh mereka akan menyangka bahwa mereka berbuat bakti bagi Allah. Hal ini tentu menimbulkan ketakutan di dalam diri mereka. Tuhan memahami betul keadaan ini, mereka bisa menjadi sedih, putus asa, sampai-sampai ada yang ingin kembali ke kehidupan masa lalunya. Karenanya Tuhan memberikan Roh Kudus. Sampai tiga kali Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Penghibur (Yohanes 14:26; 15:26; 16:7), yang menunjukkan betapa pentingnya peran itu. Dalam hidup ini, akan ada saat-saat di mana kita berjalan sendiri. Saat itu adalah saat di mana tak seorang pun dapat menolong, termasuk orang-orang terdekat sekalipun. Saat itu bisa jadi momen ketika kita berada di ruang operasi, saat dikecewakan, dikhiniati di mana tiada seorang pun yang dapat memahami kita. Manakala kita melalui masa-masa itu, alamilah kebenaran ini, “Roh Kudus adalah Sahabat yang menghiburku!” [RS]

REFLEKSI DIRI 
1. Apa peran Roh Kudus yang Anda dapati dalam bacaan REVIVE hari ini?
2. Apakah Anda pernah merasa seorang diri menjalani kehidupan ini, sudahkah Anda merasakan bagaimana Roh Kudus menjadi Sahabat sejati yang menghibur Anda?
YANG HARUS DILAKUKAN
Saat merasa seorang diri menjalani kehidupan, mintalah melalui doa agar Roh Kudus menghibur Anda.
POKOK DOA
Roh Kudus, Engkaulah sahabat sejati yang menghiburku. Engkau ada di setiap musim hidupku, dan Engkau hadir di saat-saat terberat kehidupanku. Ingatkanku selalu bahwa aku memiliki-Mu di dalam hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
“Roh Kudus adalah Sahabat yang berharga dan menyertai dalam hidup saya. Dia memberikan penghiburan.” – John Bevere
Share:

Hidup dalam keputusasaan

10 Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. 11 Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, 12 untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. (Mazmur 145:10-12)
Waktu Teduh
Meneduhkan, menenangkan, dan memusatkan hati kepada Tuhan (1 menit)
Pujian kepada Tuhan
Memuji Tuhan dengan satu lagu pujian yang Anda pilih sendiri.
Bacaan Alkitab
22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:22, 23)
Pengantar untuk Renungan
Kesadaran bahwa Allah menyertai kita akan mengubah keputusasaan menjadi hidup yang penuh dengan pengharapan. Memang keputusasaan merupakan salah satu masalah terbesar yang dialami oleh manusia. Tidak sedikit orang yang mengakhiri hidupnya sendiri karena di dalam rasa putus asa ia beranggapan bahwa dirinya tidak lagi memiliki masa depan. Di sinilah pentingnya kehadiran Allah di dalam hidup kita. Dia adalah pribadi yang kasih dan kuasa-Nya tidak terbatas. Oleh karena itu penyertaan-Nya yang kita alami di dalam Yesus Kristus akan menghapus keputusasaan di dalam diri kita, dan menggantikannya dengan pengharapan yang tidak mengecewakan.
Pengharapan di dalam Kristus itulah yang disampaikan malaikat Tuhan sebagaimana yang dicatat di dalam Matius 1. Malaikat itu menyebut bahwa Yesus adalah pribadi yang dinubuatkan di dalam Yesaya 7, yaitu Imanuel, "yang berarti: Allah menyertai kita." Nabi Yesaya menyampaikan nubuatan ini kepada Ahas, raja Yehuda yang sedang ketakutan oleh karena ancaman kerajaan Aram. Melalui nubuatan itu Allah meneguhkan hati Ahas dengan berjanji bahwa Ia akan menyertai dan melindungi umat-Nya dari tentara Aram. Singkat kata, penyertaan Allah melalui Yesus Kristus akan menghapus keputusasaan dari hidup kita, dan mengubahnya dengan hidup yang penuh pengharapan.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Apakah Anda sedang mengalami keputusasaan? Apakah yang perlu Anda lakukan untuk mengatasi keputusasaan tersebut?
Doa Menanggapi Bacaan Alkitab
Tuhan, aku berterima kasih kepada-Mu karena Engkau bersedia hadir di dalam hidupku. Penyertaan-Mu memungkinkan diriku untuk memandang masa depan tanpa kekuatiran. Kasih setia-Mu menjamin bahwa Engkau tidak akan pernah meninggalkan diriku. Kuasa-Mu yang tidak pernah berubah memberi kepastian bahwa tidak ada rencana-Mu yang gagal. Engkau sanggup melaksanakan janji-Mu dan menggenapi firman-Mu. Di dalam Engkau aku dapat hidup dengan penuh pengharapan dan bukan di dalam keputusasaan.

Mengawali hari ini aku menyerahkan seluruh hidupku ke dalam tangan-Mu. Sertailah diriku di sepanjang hari ini. Tuntunlah aku untuk berjalan di jalan-jalan-Mu, dan bawalah diriku untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Tolonglah aku di dalam semua hal yang harus kukerjakan, dan mampukan aku untuk meraih keberhasilan oleh anugerah-Mu. Jauhkanlah diriku dari yang jahat, dan jadikanlah hidupku berkat bagi orang-orang yang ada di sekelilingku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Sumber pengharapan yang tidak pernah mengecewakan, aku berdoa. Amin.
Waktu Teduh
Meneduhkan hati di hadapan Tuhan (2 menit).
Share:

Tuhan Dan Pemerintahan

Zakharia 6:1-8

Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa,
- Titus 3:1a

Masih mengikuti struktur paralel terbalik, penglihatan yang terakhir ini paralel dengan penglihatan pertama. Di bagian perikop ini, empat kereta menggambarkan Tuhan yang mengawasi seluruh penjuru mata angin. Perbedaan dengan penglihatan pertama adalah kali ini kita diberitahukan salah satu cara Tuhan mengawasi bumi.
Ahli biblika sepakat bahwa keempat kereta kuda yang diutus ke seluruh bumi sesudah menghadap Tuhan (ay. 5) menggambarkan institusi pemerintahan yang ditunjuk Tuhan untuk menegakkan keadilan-Nya di atas negara-negara di bumi. Meski terjemahan LAI tidak menggunakan huruf kapital, kata “ia” di ayat 6 dan 7 merujuk kepada Raja di atas segala raja, yakni Tuhan Yesus sendiri. Dari Dia-lah penguasa-penguasa di bumi memiliki otoritas untuk menjalankan pemerintahan.
Seorang psikolog Kanada bernama Jordan Peterson pernah menuturkan mimpinya di mana ia melihat ribuan kuburan dari raja-raja dan penguasa-penguasa di masa lalu. Tiba-tiba saja para pemimpin masa lalu ini bangkit keluar dari liang kubur, kemudian saling memerangi satu sama lain. Bagaimana tidak? Mereka adalah penguasa yang haus akan kekuasaan. Namun, Peterson menceritakan, mendadak sesosok Figur muncul di tengah-tengah mereka. Saat itu juga, mereka semua menjatuhkan senjata mereka dan bertekuk lutut. Figur tersebut adalah Yesus Kristus.

Yang menarik adalah, saat menceritakan mimpi ini, Peterson bukanlah seorang Kristen. Ia menafsirkan mimpi tersebut bahwa setiap penguasa mewakili satu kualitas moral seorang pemimpin. Tuhan Yesus-lah, Raja di atas segala raja, yang memiliki seluruh kualitas moral tersebut. Meski yang dikatakan Peterson benar, kita tahu bahwa realitanya jauh lebih daripada penafsiran moralistiknya. Tuhan Yesus memang adalah Pemberi kuasa bagi pemerintahan dunia (Kol. 1:16) dan dengan menjalankan keadilan-Nya, secara tidak langsung mereka bertelut kepada-Nya.

Apa artinya ini bagi kita? Seperti yang dikatakan Rasul Paulus, kita sebagai orang Kristen harus taat kepada pemerintah selama mereka menjalankan fungsinya menegakkan keadilan. Bagaimanapun, merekalah yang ditunjuk oleh Sang Raja segala raja untuk mengawasi bumi. Jadi, menaati rambu lalu lintas, membayar pajak tepat pada waktunya, menjaga lingkungan hidup, berpartisipasi dalam pemilu, dan lain sebagainya, bukan hanya kewajiban kita sebagai Warga Negara Indonesia, tetapi juga kewajiban kita sebagai Warga Kerajaan Allah.
Refleksi Diri:
Dari hal-hal yang disebutkan di atas, apa kewajiban yang paling Anda abaikan sebagai warga negara? Mengapa?
Sebagai pengikut Kristus, apa sumbangsih sederhana yang dapat Anda berikan kepada negara Indonesia?
"
Share:

Tetapi Jangan Sekarang!

Zakharia 5:5-11

sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
- Mazmur 103:12

Sebagaimana penglihatan keempat paralel dengan penglihatan kelima, dan penglihatan ketiga dengan keenam, demikian pula penglihatan yang kita baca hari ini paralel dengan penglihatan kedua. Jika penglihatan kedua berbicara tentang lingkaran dosa yang akan Tuhan putuskan, penglihatan ini seolah melanjutkan dengan mengisahkan bahwa dosa-dosa ini akan dibuang jauh-jauh dari umat-Nya.
Perempuan dalam gantang menggambarkan kejahatan dan kefasikan umat Tuhan. Ia dibawa ke tanah Sinear, yakni salah satu kota besar di Babel. Para ahli biblika berbeda pendapat soal bagaimana menafsirkan penglihatan ini. Ada yang mengatakan bahwa untuk menghilangkan kefasikan, Tuhan harus menghukum umat-Nya dahulu dengan cara membuang mereka ke tanah Babel. Yang lain mengatakan bahwa karena Sinear adalah tempat penyembahan berhala, dan berhala-berhala adalah setan-setan, maka penglihatan ini mengenai Tuhan yang mengembalikan dosa kepada sumbernya. Ada pula yang menafsirkan bahwa Tuhan membuang dosa dan kejahatan jauh-jauh dari umat-Nya secara permanen, oleh karena itulah perempuan tersebut diberi rumah.
Apa pun penafsirannya, poinnya adalah bahwa Tuhan tidak ingin umat-Nya hidup berdampingan dengan dosa. Sayang sekali, seringkali yang ingin hidup berdampingan dengan dosa adalah umat-Nya sendiri! Saya jadi ingat doa Bapa Gereja Agustinus ketika masih bergumul dengan dosa seksualnya, berikan kepadaku kesucian seksual dan penguasaan diri, tetapi jangan sekarang! (give me chastity and continence, but not yet!)
Kita semua punya dosa-dosa favorit yang tidak rela kita lepaskan. Apakah itu dosa seksual, seperti Bapa Gereja Agustinus, atau hal-hal lain yang membawa nikmat kini tetapi laknat di masa depan. Berjudi, hidup foya-foya, menghabis-habiskan waktu, kemalasan, memeras mereka yang secara status berada di bawah kita, menghina orang, berbohong, menipu rekan bisnis, bersungut-sungut, dan sebagainya. Tuhan rindu menjauhkan semua ini dari hidup kita. Namun, kita sendiri harus mau berubah dan berhenti mengatakan, “Tetapi jangan sekarang, Tuhan!”
Mintalah kekuatan dari Penebus kita, Tuhan Yesus, untuk mengambil komitmen tidak melakukan dosa favorit Anda hari ini. Jika Anda berhasil, bersyukurlah dan lanjutkan komitmen Anda seterusnya mulai esok hari. Jika Anda gagal, mohon ampun kepada-Nya dan jangan putus asa. Tuhan pasti akan menjauhkan Anda dari dosa Anda.
Refleksi Diri:
Apa dosa-dosa favorit yang Anda nikmati ketika melakukannya? Apakah Anda sudah meminta Tuhan untuk menjauhkan dosa-dosa tersebut?
Apa komitmen yang bisa Anda lakukan untuk berhenti melakukannya?
"
Share:

Pencuri Dalam Rumah

Zakharia 5:1-4
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.
- 1 Petrus 4:17a

Beberapa hari yang lalu, kita merenungkan penglihatan tentang Yerusalem yang tidak bertembok (Zak. 2:1-5). Seolah menjadi kelanjutan bagian tersebut, penglihatan yang keenam ini paralel dengan bagian tersebut.
Jika pada penglihatan ketiga kita belajar mengenai Tuhan yang akan melindungi umat-Nya dari luar, kini kita membaca mengenai Tuhan yang akan melindungi umat-Nya dari dalam. Gulungan kitab menggambarkan firman dan ketetapan-ketetapan yang Tuhan telah berikan bagi umat-Nya, sekaligus peringatan akan hukuman yang akan menimpa mereka yang sudah mengetahui kebenaran, tetapi tetap melanggar. Mengapa masih perlu ada peringatan akan penghukuman? Karena rupanya di dalam kumpulan orang-orang yang mengaku percaya pada Tuhan pun, masih ada musuh dalam selimut! Mereka digambarkan dalam penglihatan ini sebagai pencuri.
Ahh, yang benar? Mana mungkin ada orang-orang seperti ini di gereja? Jangan terlalu naif. Sekadar peringatan saja, banyak orang yang berada di dalam gereja, tetapi sebenarnya membenci gereja, entah secara sadar maupun tidak. Mereka yang memecah-belah gereja, yang bisanya hanya mengkritik dan menjelek-jelekkan gereja, bahkan yang merasa gereja tidak akan berjalan jika mereka tidak ada. Mereka-mereka inilah yang dikatakan “pencuri”.
Seorang hamba Tuhan pernah mengatakan kepada saya bahwa ia berencana menulis buku berjudul “dibohongi gereja” yang berisi kesaksian tentang kepahitan-kepahitan yang dialaminya selama berjemaat dan melayani sebagai hamba Tuhan gereja. Saya tahu ia tidak sedang bercanda. Kebodohan saya pada waktu itu adalah tidak menegurnya. Saya hanya mengatakan, “Tidak semua gereja seperti itu.” Seharusnya saya mengingatkan bahwa ia adalah hamba Tuhan yang harus mencintai gereja. Jika melihat ada kekurangan dalam gereja, kita seharusnya mempelajari lebih dalam mengapa kekurangan tersebut terjadi, sekaligus berusaha memperbaikinya.
Tidak ada gereja yang sempurna. Inilah mengapa penglihatan keenam ini diberikan. Selama masih di bumi, lalang masih tumbuh bersama gandum (Mat. 13:24-30). Jangan-jangan kita yang merasa dikelilingi terlalu banyak lalang di gereja, lantas menjelek-jelekkan dan memecah-belah tubuh Kristus yang dikasihi-Nya, justru adalah lalang-lalang itu sendiri. Jika iya, segeralah bertobat. Penglihatan ini berbicara tentang kita, para “pencuri” di rumah Tuhan yang masih bebas dari hukuman.
Refleksi Diri:

Apakah Anda memiliki pengalaman-pengalaman pahit selama bergereja? Mengapa pengalaman tersebut terjadi? Apakah semata-mata karena kesalahan orang lain ataukah Anda memiliki andil di dalamnya?
Bagaimana selama ini cara Anda mengkritik gereja tempat Anda berjemaat? Apakah Anda sudah memberikan andil membangun gereja dari kritikan Anda?
"
Share:

MENGURAI KECEMASAN

Matius 26:36-46

Kecemasan adalah bentuk emosi yang bisa dirasakan oleh siapa pun, biasanya ditandai dengan perasaan tidak nyaman, takut, dan gelisah. Yesus sendiri pernah merasakan kecemasan yang begitu dahsyat. Di Bukit Zaitun, hati Yesus begitu sedih. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tentu saja Yesus cemas. Kecemasan Yesus rupa-rupanya tersingkap dalam kata-kata dan tindakan-Nya menjelang detik-detik penangkapan-Nya. Dengan merebahkan diri ke tanah Yesus berdoa, “Ambillah cawan ini dari-Ku!”. Sampai tiga kali Yesus memohon agar penderitaan itu dilalukan. Ia berdoa sampai peluh-Nya menetes menjadi seperti titik-titik darah. Alkitab memberitahu keadaan Yesus dalam menghadapinya, yaitu berdoa dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut (Ibrani 5:7). Di taman Getsemani itu, kenyataan bak bom waktu yang berdetak begitu kencang. Tetapi melalui doa itulah Yesus menjadi kuat. 
Dalam menghadapi kecemasan-Nya, kita melihat bahwa cara Yesus merespon penderitaan ternyata tak jauh berbeda dengan cara kita merespon. Yesus takut dan ingin penderitaan itu disingkirkan. Kita dibuat mengerti bahwa kecemasan harus diuraikan. Jika pada umumnya kita dilatih untuk meniadakan kecemasan, tetapi dari Yesus kita belajar untuk menyingkapkan kecemasan di dalam doa, bila perlu dengan ratap tangis dan keluhan. Karena setelah kecemasan itu diungkapkan, Yesus benar-benar menjadi siap menghadapi kenyataan, sekalipun doanya tidak didengarkan, sekalipun cambuk, mahkota duri, salib yang kasar telah menanti-Nya, dan Bapa-Nya berpaling dari-Nya. Sebagai manusia, salah satu hal yang harus kita terima dalam hidup adalah tak selamanya apa yang kita harap menjadi kenyataan. Itu sebabnya dibutuhkan mental yang kuat untuk menghadapi kenyataan. Namun yang pasti adalah Tuhan melimpahkan kekuatan kepada kita yang berteriak meminta tolong kepada-Nya. Dengan begitu, kita dapat mengurai kecemasan. 
REFLEKSI DIRI 
1. Kecemasan apa yang Anda alami saat-saat ini? Jika ada hal-hal yang mencemaskan, apa yang biasa Anda lakukan untuk mengatasinya? 
2. Melalui kebenaran firman Tuhan hari ini, bagaimana seharusnya respon kita terhadap hal-hal yang mencemaskan?
YANG HARUS DILAKUKAN
Belajarlah menyingkapkan kecemasan Anda di dalam doa, bila perlu dengan ratap tangis dan keluhan kepada-Nya. Percayalah Anda akan beroleh kekuatan.
POKOK DOA
Bapa, belakangan ini aku sedang takut dan cemas akan hal … (sebutkan). Jika mungkin ya Bapa, aku ingin ini dilalukan, tetapi biarlah kehendak-Mu yang jadi di dalam hidupku. Dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
Kecemasan adalah pintu pertemuan bagi hati kita dan hati Tuhan.
Share:

PERTARUNGAN SEUMUR HIDUP

BACAAN ALKITAB HARI INI
Galatia 5:16-25

Kita semua yang percaya kepada Kristus memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Namun selama kita hidup di bumi ini, kita tak hanya memiliki Roh Kudus, kita juga memiliki daging yang masih bersama kita dengan segala keinginannya untuk memuaskan diri kita sendiri. Seperti kata Pendeta J.C. Ryle, bahwa anak Tuhan memiliki dua tanda besar dalam dirinya, ia mungkin dikenal dengan peperangan batinnya, dan juga dengan kedamaian batinnya. Hidup ini menjadi arena pertarungan terus menerus antara keinginan untuk melakukan segala sesuatu dengan cara kita atau dengan cara Kristus.
Ketika Paulus mengingatkan jemaat di Efesus, kita membaca ada pilihan yang saling bertentangan, yaitu mabuk oleh anggur atau penuh dengan Roh (Efesus 5:18). Kata “penuh” sama dengan diarahkan atau dikendalikan oleh Roh, maka kita tidak akan menuruti keinginan daging. Kita harus tahu bahwa Roh Kudus memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari sifat lama kita. Memilih untuk mendengar dan mengikuti pimpinan-Nya akan selalu menjadi pilihan yang tepat. Sama seperti ketika kita baru pertama kali belajar menyetir, pasti tidak ada dari kita yang bertindak semaunya, kita akan sangat berhati-hati memperhatikan dan mengikuti instruksi dari pelatih kita, kita menyetir dengan pelan karena tahu risikonya besar. Begitu pula kehidupan seseorang yang dikendalikan Roh, mereka akan berhati-hati dan tunduk pada pimpinan-Nya. Sebab firman Tuhan ingatkan risiko orang-orang bebal yang membiarkan dirinya dikuasai keinginan daging, yaitu tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Ini serius, jangan lagi bermain-main dengan hal-hal yang cabul, sikap yang kotor dan tidak patut, mencintai barang-barang berlebihan, bermusuhan, sirik, cepat marah, suka menghasut, pesta pora serta mabuk-mabukan. Atau perbuatan daging yang tersamar seperti fantasi yang menyanjung diri sendiri, penilaian spontan terhadap orang lain, atau pikiran-pikiran jahat lainnya. Sekali lagi, ini memang pertarungan seumur hidup. Tidak perlu terkejut, justru dengan mengetahuinya, kita siap mawas diri setiap saat. Sebab beriman kepada Kristus adalah bagaimana kita mempercayai-Nya dan menyerahkan hidup kita kepada Roh hari demi hari untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah. 
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana Anda melihat kehidupan Kristen sebagai perjuangan seumur hidup? Ceritakan pergumulan atau pengalaman Anda.
2. Jika kehidupan Kristen adalah perjuangan seumur hidup, sikap konkrit apa yang akan Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
YANG HARUS DILAKUKAN
Tidak lagi dikendalikan keinginan daging, melainkan menyerahkan diri kita untuk dipimpin Roh hari demi hari untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah.
POKOK DOA
Tuhan Yesus, ampuni aku untuk segala keinginanku berdosa. Aku akan memberi diri untuk dipimpin oleh Roh. Aku akan mengandalkan Roh-Mu untuk memperjuangkan iman percayaku kepada-Mu. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Jangan terkejut ketika kita menemukan dorongan yang sangat kuat untuk tidak berdoa ketika kita tahu kita harus berdoa. Sebaliknya, kita harus mengambil keberanian untuk menyatakan “saya bukan kawanan Setan, saya dipimpin oleh Roh”.
Share:

MENIKMATI HIDUP DI HARI INI

BACAAN ALKITAB HARI INI
Matius 6:31-34
Dokter dan penulis Don Colbert, dalam bukunya The Seven Pillars of Health menyatakan bahwa salah satu cara alami untuk menuju kesehatan yang semakin baik adalah hidup dengan menikmati saat sekarang. Katanya, “Saat saya mulai melatih kesadaran dengan menikmati saat sekarang dan membingkai kembali keadaan-keadaan dengan menikmati rasa syukur, tanggapan-tanggapan dan reaksi saya berubah dan saya mampu menerima keadaan saya.” Hal ini senada dengan pandangan umum yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk menciptakan kebahagiaan adalah menikmati hidup di hari ini.
Memang setiap kita tak lepas dibentuk oleh masa lalu dan dimotivasi oleh kehidupan di masa mendatang. Namun masalah yang sering terjadi adalah fokus di masa lalu dan masa depan membuat kita kehilangan makna dan rasa di masa sekarang, masa yang benar-benar kita hidupi. Tuhan Yesus sendiri mengajar kepada kita konsep untuk menaruh perhatian terhadap kehidupan di saat ini dengan berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34). Di sisi lain, Rasul Paulus juga mengajak kita untuk melupakan hal-hal yang ada di belakang, yaitu masa lalu agar kita fokus dan menaruh perhatian pada kehidupan masa sekarang. Ini artinya kita tidak harus terikat pada pemikiran apa pun yang tidak berhubungan dengan saat ini dan menemukan sesuatu untuk dinikmati pada saat ini. Pemazmur juga melantunkan syairnya, “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.” Menikmati saat sekarang berarti belajar menaruh sikap penuh perhatian pada apa yang sedang terjadi di saat ini. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan sesekali mengurangi mobilitas, menikmati momen demi momen dengan hati yang tenang, serta kewaspadaan penuh pada kegiatan yang sedang dilakukan dan pengalaman hati kita tentang kegiatan itu. Mensyukuri apa pun yang ada pada kita di saat sekarang dan tidak mengeluh atas apa yang tidak kita miliki, serta hidup dengan sikap terbaik kita di masa sekarang. 

REFLEKSI DIRI 
1. Apa pandangan firman Tuhan mengenai cara hidup dengan menikmati saat ini?
2. Bagaimana cara kita menikmati saat ini?

YANG HARUS DILAKUKAN
Nikmati saat ini dengan sesekali mengurangi mobilitas, menenangkan hati agar bisa menikmati setiap momen yang ada. Mensyukuri apa pun yang ada pada kita di saat sekarang, serta hidup dengan sikap terbaik kita di masa sekarang.

POKOK DOA
Bapa yang baik, inilah hari yang Engkau jadikan, aku mau bersorak-sorak dan bersukacita karenanya. Terima kasih Tuhan. Dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
“Jika suatu pemikiran yang penuh stress masuk ke dalam pikiran Anda, pilihlah untuk pindah ke pemikiran yang berhubungan dengan apa yang sedang Anda lihat, dengar, cium, atau rasakan.” – Don Colbert
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.