Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Kebahagiaan Orang Percaya

Wahyu 14:1-13

Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

- Wahyu 14:13

Kita pasti sering mendengar akronim RIP yaitu singkatan dari Rest In Peace atau dalam bahasa Indonesia artinya beristirahat dengan tenang. Akronim ini sering ditemukan di nisan-nisan orang Kristen ataupun saat kita mengucapkan bela sungkawa atas seseorang yang wafat. Mengapa akronim ini digunakan dalam situasi tersebut? Karena akronim ini menyatakan arti dari kematian bagi orang-orang percaya. Kematian adalah waktu beristirahat dari jerih payah mereka. Mereka beristirahat dalam damai sentosa. Kebenaran ini terungkap dengan jelas di dalam Wahyu 14.

Yohanes melihat visi di surga. Ia melihat Anak Domba, Yesus Kristus, bersama dengan 144.000 pengikutnya (ay. 1). Ini bukan angka literal, tetapi simbol keseluruhan orang percaya. Di surga, orang-orang penuh kebahagiaan dan mereka melantunkan nyanyian baru (ay. 2-3). Mereka yang diselamatkan adalah orang-orang yang mengikuti Sang Anak Domba dan tidak mencemarkan dirinya dalam dosa (ay. 4-5). Yohanes kemudian melihat seorang malaikat lain menyampaikan Injil kepada semua bangsa di dunia (ay. 6). Injil memiliki dua aspek: keselamatan bagi yang menerima dan kebinasaan bagi yang menolak. Karena itu, malaikat memproklamasikan penghakiman bagi Babel, simbol bagi semua bangsa yang menolak Injil (ay. 7-8). Mereka yang menolak Allah dan menjadi pengikut Si Jahat akan mendapatkan penyiksaan kekal (ay. 11). Sebaliknya, bagi yang setia sampai mati di dalam Tuhan, yakni mereka yang menuruti perintah Allah dan beriman kepada Yesus, mereka disebut berbahagia karena sekarang boleh beristirahat dari segala jerih payah mereka di bumi (ay. 12-13).

Penggambaran ini menjadi pelajaran yang indah bagi setiap kita orang-orang percaya hari ini. Selama di dunia, kita memang harus berjerih payah, bahkan harus siap menderita, memikul salib, dan mengikuti Yesus setiap hari. Namun, semua usaha kita tidak akan sia-sia. Penderitaan sementara kita akan dibalas dengan kebahagiaan kekal. Dengan catatan, kita harus setia bertahan sampai akhir.

Refleksi Diri:

Apakah Anda telah siap untuk berjerih lelah dalam penderitaan selama di dunia ini? Apa janji yang bisa menguatkan Anda saat menghadapinya?

Siapa orang-orang yang masih ragu-ragu akan jaminan keselamatan di dalam Yesus yang ingin Anda doakan"

Share:

Sang Firman Mengalahkan Bangsa-bangsa

Wahyu 19:11-21

Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
- Wahyu 19:15

Yesus masuk kota Yerusalem naik keledai. Namun, ketika waktu-Nya telah tiba, Dia akan datang kembali dengan menunggang kuda putih. Orang Kristen adalah pembawa damai (Mat. 5:9), tetapi mereka sekaligus juga adalah prajurit-prajurit Kristus (2Tim. 2:3). Sebagai pembawa damai, mereka harus naik keledai seperti Kristus; dan sebagai prajurit Kristus, mereka akan menunggang kuda putih bersama-Nya. Orang Kristen selalu dalam kondisi peperangan rohani melawan Iblis dan pengikut-pengikutnya (2Kor. 10:3-4). Namun, mereka akan menang karena Kristus Yesus telah menang.
Wahyu 19 menyatakan kemenangan Kristus atas musuh-musuh-Nya. Yohanes melihat Yesus Kristus datang kembali, bukan lagi menunggang seekor keledai, tetapi seekor kuda putih (ay. 11). Bersama dengan-Nya juga pasukan dari surga, dan mereka juga menunggang kuda putih (ay. 14a). Pasukan ini bukan malaikat, tetapi mereka yang memakai kain lenan halus, yakni orang-orang percaya. Dari mulut Kristus keluar sebilah pedang tajam untuk memukul segala bangsa (ay. 15). Ini artinya, Kristus yang dulu datang dengan damai, sekarang datang untuk menghakimi dan mengalahkan musuh-musuh-Nya. Yesus sekarang menyatakan diri-Nya adalah “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (ay. 16). Akan ada perjamuan di mana orang-orang percaya akan makan daging semua musuh-musuh Allah (ay. 18). Ini bahasa simbolis bahwa Kristus dan pengikut-Nya akan menang, serta mengadakan pesta kemenangan atas musuh-musuh mereka. Iblis dan pengikutnya berkumpul melawan Kristus dan pasukannya, tetapi mereka akan dikalahkan dan “dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang” (ay. 20). Ini adalah hukuman kekal bagi Iblis dan pengikut-pengikutnya.
Peperangan rohani, yaitu peperangan melawan Iblis dan roh-roh jahat adalah realita rohani yang tak kelihatan, tetapi nyata. Hari ini, peperangan rohani ini masih terus berlangsung. Sebagai prajurit Kristus, kita harus waspada dan terus setia mengikuti Kristus, Sang Firman Allah (ay. 13). Hanya oleh Sang Firman Allah, Iblis dan pengikut-pengikutnya akan dikalahkan dan dibinasakan.

Refleksi Diri:

Bagaimana agar Anda tidak gentar sekaligus tidak gegabah dalam peperangan rohani melawan Iblis dan roh-roh jahat?
Apakah Anda rutin berdoa memohon pemeliharaan dan kekuatan dari Tuhan dalam peperangan rohani selama di dunia ini?
"
Share:

Kristus Akan Datang Seperti Pencuri

Wahyu 16:12-21

“Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
- Wahyu 16:15

Sebuah lagu himne syairnya berbunyi demikian: Apakah engkau siap untuk kedatangan Yesus? Apakah engkau setia dalam setiap hal yang engkau lakukan? Sudahkah engkau bertarung dengan baik? Sudahkah engkau membela yang benar? Adakah orang lain melihat Yesus dalam hidupmu? Kata-kata syair lagu ini mengingatkan betapa kita harus siap untuk kedatangan Yesus. Mengapa? Karena hari kedatangan-Nya tidak terduga.
Wahyu 16 menceritakan hukuman terakhir Allah atas orang-orang fasik. Ketika cawan keenam ditumpahkan, Allah akan mengumpulkan mereka di satu tempat untuk dibinasakan. Bagaimana caranya? Pertama, Allah akan mengeringkan sungai Efrat agar raja-raja dari Timur dapat menyeberang (ay. 12). Ini adalah bahasa kiasan bahwa Allah akan membuka jalan sehingga bangsa-bangsa pemberontak dapat berkumpul. Kedua, Allah mengizinkan nabi-nabi palsu untuk menipu mereka. Dari mulut naga dan binatang itu keluarlah nabi-nabi palsu menyerupai katak (ay. 13). Nabi-nabi palsu digambarkan sebagai katak yang berkuak-kuak tanpa kebenaran. Mereka akan menghasut bangsa-bangsa untuk berkumpul dan berperang melawan Allah di Harmagedon (ay. 16). Harmagedon, bukan tempat secara literal, tetapi simbol tempat di mana bangsa-bangsa yang memberontak kepada Allah akan dibinasakan. Kehancuran tiba saat cawan murka ketujuh ditumpahkan, ditandai dengan terjadilah kekacauan kosmis dan gempa bumi dasyat (ay. 18) dan proklamasi dari takhta surga bahwa rencana-Nya “sudah terlaksana” (ay. 17).
Di tengah hiruk-pikuk hukuman ini, firman Tuhan menasihatkan agar pengikut Yesus waspada karena kedatangan dan penghakiman-Nya waktunya tak terduga, seperti datangnya seorang pencuri. Oleh sebab itu, kita harus siap setiap saat dalam segala perbuatan menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Janganlah sampai kita kedapatan sedang “berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya” (ay. 15). Kalimat ini adalah bahasa kiasan agar kita hidup setia dan kudus setiap saat. Marilah kita senantiasa hidup dalam kebenaran seturut dengan firman-Nya.
Refleksi Diri:
Apakah Anda siap jika Kristus datang untuk kedua kalinya di dunia pada hari ini?
Apa yang ingin Anda perkuat agar tidak tertipu oleh perkataan nabi-nabi palsu yang kedengaran memikat, tetapi jauh dari kebenaran?
"
Share:

Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia

Wahyu 18:1-8

Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa- dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

- Wahyu 18:4

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, sekalipun mereka ada di dalam dunia, mereka bukan dari dunia (Yoh. 17:14). Yesus memperingatkan mereka agar jangan menjadi serupa dengan dunia dan mengikuti ilah-ilah dunia, sekalipun mereka masih hidup di dalam dunia. Mengapa? Jawabannya sederhana, agar mereka tidak turut dihukum.

Wahyu 18 adalah ratapan atas jatuhnya Babel, simbol kekuasaan si jahat yang melawan Allah. Yohanes melihat seorang malaikat turun dari surga, dengan kuasa besar, ia memproklamasikan jatuhnya Babel (ay. 1-2). Turut bersama dengannya adalah bangsa-bangsa yang “telah berbuat cabul dengan dia” (ay. 3). Ini adalah kiasan tentang semua manusia yang mengikuti arus dunia dan mengejar kekayaan dunia. Babel dihukum karena dosa-dosanya telah menumpuk (ay. 5). Ia akan disiksa sebanyak ia mengejar kemuliaan. Ia akan berkabung, sebanyak ia menikmati kemewahan (ay. 7). Babel akan binasa dalam api penghakiman Allah yang Mahakuasa (ay. 8).

Bagaimana dengan orang-orang percaya? Mereka harus memisahkan diri dari Babel. Allah berseru kepada mereka: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya.” (ay. 4a). Orang Kristen hari ini hidup dalam dunia, tetapi kita tidak boleh mengikuti arus dunia ini mengejar kekayaan seperti mereka. Tantangan untuk “pergi keluar” ditemukan di banyak bagian Alkitab: malaikat memberitahu Lot untuk mengumpulkan keluarganya dan lari dari Sodom (Kej. 19:12-13).

Nabi Yesaya memerintahkan bangsa Israel, “Keluarlah dari Babel! Menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena pada yang najis!” (Yes. 48:20; 52:11a). Nabi Yeremia mengatakan yang serupa, “Larilah dari tengah-tengah Babel, hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya, supaya kamu jangan tertumpas karena kesalahannya!” (Yer. 51:6a). Jadi, mengapa Allah berulang kali memerintahkan umat-Nya untuk kita pergi keluar dari lingkungan dunia yang berdosa? “Supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya” (ay. 4b). Agar tidak turut dihukum bersama dunia, kita harus pergi memisahkan dari perbuatan dosa dunia, sekalipun kita masih hidup di dalam dunia ini.

Refleksi Diri:

Bagaimana cara Anda hidup kudus di tengah-tengah dunia yang berdosa, tanpa tercemar oleh dosa?

Apakah Anda sudah memohon keberanian untuk pergi keluar dari dunia yang berdosa ini?

"

Share:

Anak Domba Mengalahkan Musuh-musuh-Nya


Wahyu 17:1-18

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.

- Wahyu 17:14

Mengikut Yesus keputusanku. Walau sendiri, kuikut Yesus. Dunia di belakang, salib di depan. Ku tak ingkar, ku tak ingkar. Lirik lagu ini sungguh meneguhkan iman, sekaligus memberikan satu pertanyaan: Pada saat kuasa-kuasa dunia bergabung melawan Yesus, apakah kita akan tetap bertahan mengikut Dia?

Wahyu 17 mencatat lebih detail hukuman atas cawan keenam dan ketujuh. Yohanes dibawa seorang dari ketujuh malaikat untuk diperlihatkan kepadanya akhir dari “pelacur besar” (ay. 1). Pelacur besar, juga disebut Babel besar (ay. 5) adalah simbol kuasa yang menarik bangsa-bangsa dari Kristus. Kuasa jahat tersebut menggoda bangsa-bangsa untuk berbuat asusila (ay. 2). Itulah sebabnya ia dikatakan “duduk di tempat yang banyak airnya” (ay. 1), yakni “bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa” (ay. 15). Kuasa-kuasa dunia yang bergabung melawan Allah dikatakan “mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk” (ay. 3). Ini adalah simbol kuasa sangat dahsyat yang akan melawan Allah dan menganiaya orang-orang percaya. Selain itu, mereka juga memiliki ekonomi dan harta dunia yang kuat dan banyak (ay. 4). Orang-orang percaya yang tidak mau bergabung dengan kebejatan mereka akan dianiaya dan darah mereka akan ditumpahkan (ay. 6).

Yohanes lalu menjadi heran (ay. 6-7) karena Antikristus memiliki pesona besar untuk menarik bangsa-bangsa kepadanya. Apa rahasianya? Karena ia menyamar seperti Kristus, mati dan dibangkitkan kembali. Maka ia dikatakan “telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi” (ay. 8). Dengan pesonanya, Antikristus akan mengumpulkan kuasa-kuasa dunia untuk memerangi Sang Anak Domba, tetapi Ia akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja (ay. 14a). Mereka yang setia kepada Sang Anak Domba juga akan menang bersama dengan Dia (ay. 14b).

Tetapkan dalam hati untuk setia mengikut Yesus, berdoalah demikian: Walau sendiri ku ikut Yesus. Sekalipun dunia bersatu melawan Kristus, aku tetap akan ikut Dia karena hanya bersama-Nya, aku akan menang.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah mengucap syukur karena nanti Anda akan menang bersama dengan Kristus di surga?

Bagaimana Anda akan menyatakan komitmen setia sekalipun harus mengikut Yesus seorang diri?

"

Share:

Semua Bangsa Akan Datang Bersujud

Wahyu 15:1-8

Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”

- Wahyu 15:4

Di Bukit Zaitun, Yerusalem, berdiri satu basilika bernama Gereja Segala Bangsa. Dinamai demikian karena gereja ini dibangun atas donasi dana dari berbagai bangsa. Gereja Segala Bangsa mengingatkan kita bahwa para pengikut Yesus Kristus datang dari dan tersebar di antara segala bangsa. Bahwa orang-orang percaya akan datang dari segala bangsa telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (lih. Kej. 12:3; Mzm. 86:9; Yes. 56:7). Ketika akan terangkat ke surga, Yesus Kristus memberikan Amanat Agung untuk mengabarkan Injil ke seluruh bangsa (Mat. 28:19-20) dan pada akhirnya, di hadapan Allah akan berdiri orang-orang percaya dari segala bangsa. Kebenaran ini juga dinyatakan di dalam Wahyu 15.

Yohanes melihat tanda lain di langit, yakni tujuh malaikat dengan malapetaka terakhir (ay. 1). Ini adalah putaran terakhir dari hukuman-hukuman Allah. Putaran pertama tujuh meterai, kedua tujuh sangkakala, dan terakhir tujuh cawan murka. Wahyu 15 adalah pendahuluan dari tujuh cawan murka. Yohanes juga melihat lautan kaca bercampur api dan di tepi berdiri orang-orang percaya yang telah menang (ay. 2). Laut dalam Alkitab adalah simbol si jahat dan di sini mereka telah dikalahkan. Seperti orang-orang Israel berdiri di tepi Laut Merah dan memuji Tuhan, demikian juga orang-orang percaya berdiri di tepi laut yang dikalahkan memuji-Nya. Oleh sebab itu, mereka menyanyikan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba (ay. 3). Nyanyian Musa (Ul. 32) memproklamasikan hukuman Tuhan atas bangsa-bangsa dan keselamatan bagi umat-Nya. Nyanyian Anak Domba memproklamasikan umat Allah yang datang dari segala bangsa (ay. 3-4).

Kita mengucap syukur atas anugerah-Nya karena umat yang diselamatkan bukan dari bangsa Israel saja, tetapi datang dari segala bangsa. Kita yang bukan bangsa Israel juga turut diselamatkan saat kita beriman kepada Yesus Kristus. Panggilan kita sebagai murid Kristus yang telah diselamatkan adalah membawa dan mengabarkan Injil keselamatan ini kepada segala bangsa, suku, dan kaum yang belum mendengarkannya. Mari bersama saudara seiman dari segala suku, kita kabarkan berita sukacita keselamatan kepada segala bangsa dan kaum di muka bumi.


Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah bersyukur kepada Tuhan, sekalipun Anda non-Yahudi, tetapi turut diselamatkan di dalam Yesus Kristus?

Bagaimana cara Anda terlibat aktif dalam memberitakan kab

"

Share:

Keadilan Allah Dan Dosa Manusia

Wahyu 16:1-11

Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
- Wahyu 16:9

Pernahkah terbersit di pikiran Anda, mengapa orang benar menderita dan orang fasik berjaya selama hidup di dunia ini? Apakah Tuhan lalai? Jelas tidak. Tuhan tidak lalai, tetapi Dia sabar dan memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat (2Ptr. 3:9). Namun, saat keadilan Tuhan akan dijalankan, perbuatan-perbuatan fasik tidak akan berlalu tanpa hukuman-Nya. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 16.

Pada perikop ini malaikat-malaikat menumpahkan tujuh cawan murka Allah ke bumi (ay. 1). Cawan pertama sampai ketiga ditumpahkan ke atas bumi, laut, sungai dan mata air (ay. 2-4). Berbeda dengan sangkakala yang mana hanya sebagian manusia yang terkena, hukuman cawan murka menimpa semuanya. Maka terjadilah malapetaka atas “semua yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya” (ay. 2), “segala yang bernyawa, yang hidup dalam laut” (ay. 3), dan sungai dan mata air “semuanya menjadi darah” (ay. 4). Air laut, sungai, dan mata air menjadi darah adalah simbol tentang matinya urat nadi perekonomian bangsa-bangsa. Cawan keempat mengakibatkan matahari begitu panas dan menghanguskan manusia (ay. 8). Ini juga lambang hukuman Allah atas kebejatan moral manusia. Cawan kelima menimpa “takhta binatang itu” yakni pemerintahan yang menganiaya orang percaya. Mereka dihukum sehingga “kerajaannya menjadi gelap”, yakni mereka terpisah dari terang Allah (ay. 10).
Keadilan Allah seperti pedang bermata dua. Ia mendatangkan pujian dan sukacita bagi orang benar, tetapi teror bagi orang fasik. Orang benar akan memuji Allah karena keadilan-Nya (ay. 5). Darah orang-orang kudus yang ditumpahkan telah dibalaskan (ay. 6). Hukuman Allah begitu keras, tetapi yang mengherankan adalah mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia (ay. 9) dan bahkan menghujat Allah di sorga (ay. 11).
Pengikut Yesus Kristus harus dengan sabar menanti keadilan Tuhan. Jangan iri dengan keberhasilan orang fasik di dunia, tetapi tekun dan sabar menjalani kehidupan di dalam iman. Waktu penghakiman Tuhan akan tiba, Dia akan menyatakan keadilan pada waktu-Nya.
Refleksi Diri:

Apakah ada terbersit di dalam perasaan Anda, iri hati terhadap keberhasilan orang-orang fasik? Mohonkan pengampunan dari Tuhan.
Bagaimana Anda melatih kesabaran dan ketekunan menjalani hidup, saat menantikan keadilan Tuhan?
"
Share:

Bersaksi Dengan Kuasa Roh Kudus

Wahyu 11:1-13

Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
- Wahyu 11:4

Suatu hari saat Thomas Aquinas, teolog terkenal abad pertengahan, mengunjungi kota Roma. Paus waktu itu menunjukkan kepadanya segala harta yang dimiliki Gereja Katolik, dan berkata, “Engkau lihat, sekarang gereja zaman ini tidak bisa lagi berkata, ‘Emas dan perak tidak kupunya.’” Aquinas menjawab, “Benar, Bapa Suci, tapi gereja tidak bisa lagi berkata, ‘Bangkit dan berjalanlah.’” Gereja harus bersaksi bukan karena harta tetapi karena kuat kuasa Roh Kudus. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 11.
Tuhan memberikan Yohanes sebatang buluh untuk mengukur Bait Suci, mezbahnya dan mereka yang beribadah di dalamnya, kecuali pelataran luarnya (ay. 1-2). Bait Suci adalah simbol komunitas orang percaya. Mengukur Bait Suci artinya Allah memelihara umat-Nya. Bagian dalam Bait Suci diukur artinya jiwa-jiwa orang percaya akan terpelihara, sementara bagian luar tidak diukur memiliki arti secara fisik mereka diizinkan menderita. Pelataran luar akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa lain maksudnya orang-orang percaya akan dianiaya. Berapa lama? Berlangsung selama 42 bulan (ay. 3). Ini bukan literal 42 bulan, tetapi simbol masa antara kedatangan Yesus ke-1 dan ke-2.
Selama masa itu pula (42 bulan=1.260 hari), Tuhan akan memberikan kuasa kepada “dua saksi” untuk bernubuat (ay. 3). Dua saksi ini bukan dua orang tertentu, tetapi simbol gereja secara keseluruhan. Dari manakah gereja mendapat kuasa untuk memberitakan Injil? Dari Roh Kudus. Ini disimbolkan dengan minyak dari “pohon zaitun,” terang dari “kaki dian”, dan “api dari mulut mereka” (ay. 4-5). Mereka akan dianiaya dan mati sebagai martir (ay. 7-10). Namun, musuh tidak akan bisa membinasakan mereka selamanya karena dalam tiga setengah hari (simbol waktu yang singkat), gereja akan dibangkitkan dan menang oleh kuasa
“roh kehidupan”, yakni Roh Kudus (ay. 11-12). Pada akhirnya musuh-musuh mereka akan dihukum (ay. 13).
Orang-orang percaya dan gereja hari ini terus akan menghadapi tantangan, kesulitan, dan bahkan penganiayaan. Namun, kita harus terus memberitakan Injil dengan kuasa Roh Kudus. Janganlah kita diam saja di dalam gereja, hanya membangun kemegahan gereja, tetapi hendaklah bangkit bangun dan bertindak. Sampaikan kabar keselamatan ke segala penjuru tempat.
Refleksi Diri:
Bagaimana agar kita tidak kehilangan kuasa Roh Kudus dalam memberitakan Injil?
Apakah Anda dan gereja sudah mengandalkan kuasa Roh Kudus semata, tidak mengandalkan harta, hikmat dunia, dan politik untuk mengembangkan gereja?"
Share:

Upah Orang-orang Percaya

Wahyu 11:14-19

dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba- hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.”
- Wahyu 11:18
Apakah upah orang-orang percaya? Pergi ke surga dan menerima hidup yang kekal. Tentu saja ini tidak salah. Namun, apakah hanya sekadar pergi ke surga dan hidup kekal selama-lamanya? Firman Tuhan dalam bagian ini mengungkapkan kebenaran yang lebih dalam mengenai dua upah utama bagi orang-orang percaya saat di surga.
Pertama, mereka akan menyaksikan Tuhan dan Kristus bertakhta selama-lamanya. Ayat 14 mengatakan celaka kedua sudah lewat dan celaka ketiga menyusul. Celaka ketiga datang dengan ditiupnya sangkakala ketujuh (ay. 15). Lalu terdengarlah suara nyaring nyanyian para malaikat yang memproklamasikan bahwa pemerintahan raja-raja dunia berakhir dan pada akhirnya hanya Tuhan dan Sang Mesias yang bertakhta selama-lamanya (ay. 15).
Mendengar proklamasi ini maka kedua puluh empat tua-tua tersungkur dan menyembah Allah serta menyanyikan nyanyian syukur karena dengan mata mereka sendiri mereka dapat menyaksikan Allah dan Kristus memerintah selama-lamanya sebagai Sang Raja (ay. 16-17). Ini upah pertama orang percaya di surga.
Kedua, mereka akan menyaksikan Tuhan menjalankan keadilan bagi setiap manusia. Keadilan Tuhan seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, Tuhan akan memberikan upah kepada hamba-hamba Tuhan, yakni para nabi, dan orang-orang kudus. Di sisi lain, Dia juga akan menjatuhkan hukum kepada orang-orang fasik (ay. 18).
Bagi orang percaya hari ini, kita patut bersyukur untuk Allah yang penuh anugerah dan belas kasihan, sekaligus tidak lalai menjalankan keadilan-Nya. Dia mengampuni setiap orang yang bertobat, tetapi menghukum mereka yang memberontak. Panggilan bagi kita adalah merespons anugerah-Nya dan menjauhi segala perbuatan dosa. Janganlah iri hati kepada orang-orang fasik atas keberhasilan dan pencapaian mereka saat ini. Mereka pada akhirnya akan mempertanggungjawabkan apa yang diperbuat dan menerima hukuman sesuai dengan keadilan Allah.
Refleksi Diri:
Apakah Anda pernah merasa iri hati atas keberhasilan orang-orang fasik? Sudahkah Anda memohon ampun kepada Tuhan atas sikap tersebut?
Bagaimana Anda ingin mengucap syukur atas anugerah Tuhan yang karenanya Anda memperoleh upah di surga?"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.