Saat Sulit Mengambil Keputusan
Jerat Cinta Uang
Orang Kaya Yang Miskin
Penjara Diri
Berkat Di Balik Musibah
- Rut 4:15
Ada udang di balik batu. Sebuah pepatah dalam bahasa Indonesia yang berarti ada maksud di balik sebuah perbuatan. Kebenaran dalam pepatah ini kelihatannya sudah dialami oleh sebagian besar atau bahkan semua orang. Namun, saya juga merasa pepatah ini benar dalam kondisi kehidupan orang Kristen karena di balik kehidupan kita yang terasa keras seperti batu, ada berkat Tuhan yang nikmat seperti udang.
Kisah kehidupan Naomi menggambarkan betapa pun keras kehidupan, tetap ada berkat Tuhan untuk menopang hidupnya. Kesusahan dalam hidup Naomi datang bertubi-tubi selama periode yang cukup lama. Pertama, keluarganya terpaksa harus keluar dari Tanah Perjanjian dan mengembara di tanah musuh orang Israel, Moab (lih. Bil. 22:1-25:9). Kedua, anak-anaknya tidak memiliki keturunan dan semua laki-laki dalam keluarganya meninggal (ay. 3-5). Ketiga, ia harus menjadi janda, yang notabene begitu rentan dan tergantung kepada orang lain pada masa itu. Sungguh kondisi kehidupan yang pahit, wajar jika ia tidak mau dipanggil Naomi (artinya menyenangkan) tetapi Mara (artinya pahit). Namun, Yang Mahakuasa, Allah dari Naomi memberinya berkat untuk melalui kondisi yang berat tersebut.
Berkat Tuhan dalam kehidupan Naomi adalah menantu perempuan yang setia menemani Naomi. Kisah Naomi dan Rut, menantunya, mengajarkan bahwa berkat dari Tuhan bukan melulu berbicara tentang harta, takhta, atau sukacita. Naomi tetap pulang sebagai janda yang miskin (ay. 21) dan menantunya pun membuat gempar kampung halamannya (ay. 19). Naomi pada saat itu juga tidak melihat kehadiran Rut sebagai berkat dari Tuhan, tetapi Rut-lah yang selalu menemani Naomi dan pada akhirnya memberikan keturunan untuk melanjutkan keluarga Naomi (Rut 4:14-17). Berkat Tuhan bagi Naomi hadir melalui sosok Rut, orang Moab yang setia menemani Naomi.
Orang Kristen hendaknya tidak mengotak-ngotakkan berkat Tuhan dalam kehidupan hanya dalam bentuk materi. Memiliki banyak uang belum tentu berkat Tuhan, demikian juga dengan memiliki sedikit uang. Berkat Tuhan dapat hadir dalam kehadiran seorang rekan yang dapat berbagi hidup. Hidup kita pun juga dapat menjadi berkat bagi orang lain, apalagi jika kasih Tuhan Yesus sudah memenuhi hati kita.
Apa berkat yang Tuhan berikan kepada Anda, yang tidak berbentuk materi?
Apakah ada teman atau kerabat yang membutuhkan kehadiran Anda?
Membawa Penghiburan
MENJADI SAUDARA YESUS
Berkat Di Balik Musibah
Rut 1:1-22
Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.”
- Rut 4:15
Ada udang di balik batu. Sebuah pepatah dalam bahasa Indonesia yang berarti ada maksud di balik sebuah perbuatan. Kebenaran dalam pepatah ini kelihatannya sudah dialami oleh sebagian besar atau bahkan semua orang. Namun, saya juga merasa pepatah ini benar dalam kondisi kehidupan orang Kristen karena di balik kehidupan kita yang terasa keras seperti batu, ada berkat Tuhan yang nikmat seperti udang.
Kisah kehidupan Naomi menggambarkan betapa pun keras kehidupan, tetap ada berkat Tuhan untuk menopang hidupnya. Kesusahan dalam hidup Naomi datang bertubi-tubi selama periode yang cukup lama. Pertama, keluarganya terpaksa harus keluar dari Tanah Perjanjian dan mengembara di tanah musuh orang Israel, Moab (lih. Bil. 22:1-25:9). Kedua, anak-anaknya tidak memiliki keturunan dan semua laki-laki dalam keluarganya meninggal (ay. 3-5). Ketiga, ia harus menjadi janda, yang notabene begitu rentan dan tergantung kepada orang lain pada masa itu. Sungguh kondisi kehidupan yang pahit, wajar jika ia tidak mau dipanggil Naomi (artinya menyenangkan) tetapi Mara (artinya pahit). Namun, Yang Mahakuasa, Allah dari Naomi memberinya berkat untuk melalui kondisi yang berat tersebut.
Berkat Tuhan dalam kehidupan Naomi adalah menantu perempuan yang setia menemani Naomi. Kisah Naomi dan Rut, menantunya, mengajarkan bahwa berkat dari Tuhan bukan melulu berbicara tentang harta, takhta, atau sukacita. Naomi tetap pulang sebagai janda yang miskin (ay. 21) dan menantunya pun membuat gempar kampung halamannya (ay. 19). Naomi pada saat itu juga tidak melihat kehadiran Rut sebagai berkat dari Tuhan, tetapi Rut-lah yang selalu menemani Naomi dan pada akhirnya memberikan keturunan untuk melanjutkan keluarga Naomi (Rut 4:14-17). Berkat Tuhan bagi Naomi hadir melalui sosok Rut, orang Moab yang setia menemani Naomi.
Orang Kristen hendaknya tidak mengotak-ngotakkan berkat Tuhan dalam kehidupan hanya dalam bentuk materi. Memiliki banyak uang belum tentu berkat Tuhan, demikian juga dengan memiliki sedikit uang. Berkat Tuhan dapat hadir dalam kehadiran seorang rekan yang dapat berbagi hidup. Hidup kita pun juga dapat menjadi berkat bagi orang lain, apalagi jika kasih Tuhan Yesus sudah memenuhi hati kita.
Apa berkat yang Tuhan berikan kepada Anda, yang tidak berbentuk materi?
Apakah ada teman atau kerabat yang membutuhkan kehadiran Anda?"
Rasisme, No!
Galatia 3:26-29
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
- Galatia 3:26-28
Rasisme adalah kepercayaan bahwa ras sangat menentukan sifat dan kemampuan seseorang. Kepercayaan ini menyebabkan terciptanya hirarki yang mana ras tertentu dianggap lebih unggul daripada ras lain. Rasisme disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kebiasaan hanya bergaul dengan orang-orang sesuku/sebangsa sehingga tercipta kepercayaan yang sama. Penyebab lain adalah kebiasaan menghakimi orang lain atas penampilan, cara berpakaian, bahasa, dan ciri-ciri fisik lainnya, serta melabeli mereka “cerdas”, “berisik”, “kasar”, dsb.
Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat Galatia bahwa mereka menjadi anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus, bukan karena ras atau status sosial lainnya. Di dalam Kristus, tidak lagi dikenal pembedaan ras (Yahudi dan Yunani), status sosial tinggi dan rendah (orang merdeka dan budak), dan jenis kelamin. Semua orang satu dan setara di dalam Kristus. Dengan penegasan ini, Paulus menolak rasisme dalam kekristenan. Tidak ada keunggulan rohani suku/bangsa tertentu atas suku/bangsa lain. Orang Yahudi yang membanggakan diri sebagai umat pilihan tidak bisa lagi merasa diri mereka lebih istimewa di hadapan Allah dibandingkan terhadap orang Yunani atau bangsa lain. Demikian pula orang merdeka terhadap budak, pria terhadap wanita. Paulus sengaja menyebut tiga kategori ini karena orang Yahudi (pria) berdoa demikian: Tuhan, saya berterima kasih karena Engkau tidak jadikan saya orang kafir, budak dan wanita. Setiap orang percaya setara di hadapan Tuhan dan menjadi ahli waris dan penerima janji hidup kekal. (Gal 4:5-7).
Sudah saatnya orang Kristen tidak lagi mempersoalkan ras atau status dalam relasi dengan sesama apalagi bersikap rasis. Di dalam Kristus, semua orang disatukan tanpa mengenal pembedaan lagi. Di dalam Kristus, semua orang percaya adalah anak-anak Allah. Kita semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Refleksi Diri:
Apakah Anda masih bersikap rasis? Misalnya menganggap suku atau bangsa tertentu lebih rendah?
Bagaimana caranya menghilangkan sikap rasis?"