Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Berhasil

“Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.” (2Sam 22:31 )

Daud telah mengalami kelepasan dari cengkeraman  semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul hanya oleh perlindungan Allah yang adalah bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamatnya.

Sebagaimana halnya dengan Daud, kita pun sudah diselamatkan oleh anugerah Allah melalui iman kepada Yesus Kristus, Anak-Nya.

Kita sekarang sedang diselamatkan dari semua musuh kita yakni Iblis dan dunia ini.

Kita sedang menjalani jalan Tuhan yang sempurna itu, menikmati firman Tuhan yang murni itu dengan melakukannya. Semuanya itu kita alami karena Roh Kudus telah dikaruniakan tinggal dalam kita untuk menolong dan memimpin kita di jalan Tuhan yang sempurna itu.

Tuhan memperlengkapi kita dengan seluruh perlengkapan senjata Allah supaya dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Perlengkapan senjata Allah itu ialah kebenaran, keadilan, pemberitaan Injil damai sejahtera, perisai iman, firman Allah dan doa (Ef 6:11-18).

Dengan demikian kita menikmati janji Tuhan yang menjamin keselamatan kita sampai kita tiba di garis akhir kehidupan dan akan memperoleh anugerah keselamatan yang sempurna yang Tuhan sediakan bagi semua orang yang setia sampai akhir.

Puji Tuhan atas anugerah-Nya yang besar itu.

Tuhan Yesus pagi ini syukur kurasakan. atas semua yang kau berikan. jadikan hidupku berhasil dalam segala aktifitas ku. dan perluaskah daerahku.amin

Share:

Gratis Tapi Berkualitas!

Efesus 2:1-10

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 

- Efesus 2:8-9

Salah satu kata yang dapat membahagiakan setiap orang adalah “gratis”. Kita pasti akan senang jika mendapatkan makan-minum gratis, barang gratis, ataupun kesempatan mendapatkan pengalaman gratis. Apalagi jika gratisan yang diberikan adalah sesuatu yang bagus dan berkualitas, entah benda yang dapat terlihat ataupun pengalaman yang bisa dirasakan, tentu kita akan dengan sukacita mengabarkannya kepada orang lain.
Sebenarnya kita tidak hanya mendapatkan gratisan di tengah dunia ini. Kita justru telah mendapatkan gratisan yang lebih berharga dari yang dunia berikan, yaitu gratisan keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Gratisan ini seringkali disebut sebagai kasih karunia atau anugerah.
 Di dalam surat Efesus dituliskan bahwa kita diberikan kasih karunia oleh Allah. 
Keselamatan dalam kasih karunia tersebut dapat diperoleh dengan iman yang dimiliki dalam Yesus Kristus. Menariknya, tidak ada satu pun usaha manusia yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kasih karunia tersebut. Semuanya murni pemberian dari Allah kepada setiap kita.
Gratisan yang Allah berikan bagi kita sangatlah berbeda dengan apa yang dunia berikan. Dunia memberikan gratisan yang bersifat sementara, sedangkan Allah memberikan gratisan yang bersifat kekal. Dunia memberikan gratisan dengan kualitas standar, sedangkan Allah memberikan gratisan dengan kualitas melebihi maksimal. Bagaimana kita meresponi gratisan berkualitas yang telah Allah berikan bagi kita?
Paulus menuliskan, “… kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, ...” (ay. 10). Setiap kita yang telah menerima gratisan kasih karunia dari Allah adalah orang-orang yang diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik. Artinya, dengan anugerah yang diberikan, kita seharusnya menjalani hidup dengan melakukan banyak pekerjaan baik di dalam dunia. Bukan pekerjaan baik demi keuntungan pribadi, tetapi demi kemuliaan nama Allah.
Sudah tersedia gratisan berkualitas bagi kita, mari saatnya kita memaknai anugerah Allah dengan sungguh-sungguh dan mengabarkannya kepada banyak orang. Bukan hanya kabar gratisan dari seseorang yang kita berikan, tetapi kabarkan gratisan kasih karunia Allah yang menyelamatkan hidup kita selamanya.

Refleksi Diri:
Bagaimana Anda memaknai kasih karunia Allah selama ini? Apakah Anda telah menghargainya dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab?
Apa pekerjaan baik yang akan Anda lakukan demi kemuliaan Allah?
Share:

Dibenarkan Oleh Iman

Roma 3:21-30

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 

- Roma 3:23-24

Manusia umumnya berpikir dirinya cukup baik dan saleh dengan menaati ritual agamawi yang dianutnya. Manusia meyakini ketaatannya dapat menyelamat-kan dirinya dari hukuman Allah. Padahal tidak seorang pun mampu melakukan kebaikan dan aturan agama secara sempurna atau tanpa cacat cela di hadapan Allah. Allah sesungguhnya menghendaki kita sempurna sama seperti Dia adalah sempurna adanya. 
Jika demikian, siapa yang sanggup memenuhi kualifikasi hidup sempurna seperti Allah dan dinyatakan layak bersama-Nya di surga?
Rasul Paulus pada perikop bacaan menunjukkan argumentasinya tentang fungsi hukum Taurat versus anugerah Allah bagi murid Kristus. Saat itu konteks pembacanya terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi, dimana orang-orang Yahudi Kristen memberikan tekanan kepada pengikut Kristus yang non-Yahudi untuk mengikuti ketentuan Taurat dan tradisi Yahudi, salah satunya untuk disunat. Sunat diyakini dapat menyelamatkan mereka.
Manusia yang berdosa sama sekali tidak dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat atau menaati ritual agama (Rm. 3:4, 10-18, 20). Seandainya manusia dapat menyelamatkan diri sendiri dengan cara melakukan hukum agama atau berbuat amal dan kebaikan maka Yesus tidak perlu datang ke dunia dan mati di kayu salib, bukan? Namun, justru dengan bercermin pada hukum Taurat, keberdosaan manusia akan nampak semakin jelas dan nyata. Paulus mau mengarahkan jemaat di Roma kepada Kristus, yang mengaruniakan iman yang menyelamatkan, “... oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Paulus tidak bermaksud meniadakan hukum Taurat, khususnya hukum moral yang masih berlaku dan wajib diikuti oleh semua murid Tuhan, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Ia menekankan bahwa keselamatan datangnya bukan melalui perbuatan, melainkan oleh iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan karya keselamatan-Nya.
Dengan demikian, setiap kita yang percaya Yesus tidak boleh bermegah atas iman dan keselamatan yang diterima dari Allah (ay. 27). Hendaklah kita tetap rendah hati atas anugerah Allah, serta selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dengan setia melayani-Nya. Hiduplah taat seturut firman Tuhan. Penuhi hati dengan belas kasihan dan mau bergerak pergi memberitakan Injil Kristus kepada jiwa-jiwa yang terbelenggu dosa.

Refleksi Diri:

Mengapa Paulus mengajarkan pembenaran oleh iman dalam Kristus dan bukan oleh melakukan hukum Taurat?
Apakah Anda sudah dibenarkan oleh iman dalam Kristus? Apa buktinya?
"
Share:

Memuliakan Tuhan Dengan Harta

Amsal 3:9-10

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
- Amsal 3:9

Harta sering kali dipandang secara negatif karena ia dapat membuat manusia menjadi sombong dan lupa akan Tuhan. Harta juga dapat membawa manusia pada kejahatan dengan melakukan perampasan, pencurian atau pembunuhan. Bahkan harta juga dapat menjadi tuhan yang disembah dan diutamakan manusia. Namun, Amsal 3:9 menyatakan bahwa melalui harta kita juga dapat memuliakan Tuhan. Melalui harta kita bisa melayani Tuhan dan memberikan yang terbaik bagi Dia.
Kemudian muncul pertanyaan: Bagaimana cara memuliakan Tuhan dengan harta? Apa sikap yang diperlukan untuk memuliakan Tuhan? Sikap utama yang harus kita miliki untuk memuliakan Tuhan adalah dengan bersyukur senantiasa. Rasa bersyukur menandakan bahwa segala yang kita miliki adalah pemberian Tuhan kepada kita. Semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan. Kita datang ke dalam dunia tidak membawa apa-apa dan nanti tatkala Tuhan memanggil pulang kembali, kita pun tidak akan membawa apa-apa. Harta memang diperoleh dengan hasil usaha kita, tetapi tanpa Tuhan yang menjadi sumber berkat di dalam hidup, kita tidak akan berhasil dengan usaha kita. Ada orang yang berusaha “setengah mati” berjuang, bekerja dari pagi sampai malam hari, tetapi tidak memiliki harta yang banyak.
Hidup dengan rasa bersyukur justru membuat kita bisa menjadi berkat melalui harta yang dipercayakan Tuhan. Bukan hanya harta kita kembalikan sebagai persembahan di dalam ibadah, tetapi melalui harta, kita bisa ikut membangun rumah Tuhan (gereja), bisa membantu orang-orang yang mengalami kekurangan, menolong yang sakit, memberikan beasiswa bagi yang tidak mampu, dan banyak lagi perbuatan baik. Saya percaya, masih banyak yang bisa kita lakukan melalui harta yang kita miliki
Janji Tuhan bagi yang setia melayani melalui harta akan terus diberkati Tuhan. Sama seperti pipa air yang dipakai menjadi saluran air, air akan terus mengalir untuk diteruskan sampai kepada tujuannya. Hidup kita adalah saluran berkat Tuhan. Dengan harta yang Tuhan titipkan kepada kita, marilah kita pakai untuk menjadi alat kemuliaan-Nya. Biarlah orang yang kita bantu dapat memuji kebesaran Tuhan Yesus Kristus melalui hidup kita yang selalu bersyukur atas segala berkat dan kebaikan-Nya di dalam hidup kita.

Refleksi Diri:
Bagaimana pandangan Anda selama ini mengenai harta? Apakah harta sebagai tuhan Anda atau alat untuk memuliakan Tuhan?
Apa yang bisa Anda lakukan dengan harta yang Anda miliki untuk menjadi saluran berkat Tuhan?
Share:

Gratis Tapi Berkualitas!

Efesus 2:1-10

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 

- Efesus 2:8-9

Salah satu kata yang dapat membahagiakan setiap orang adalah “gratis”. Kita pasti akan senang jika mendapatkan makan-minum gratis, barang gratis, ataupun kesempatan mendapatkan pengalaman gratis. Apalagi jika gratisan yang diberikan adalah sesuatu yang bagus dan berkualitas, entah benda yang dapat terlihat ataupun pengalaman yang bisa dirasakan, tentu kita akan dengan sukacita mengabarkannya kepada orang lain.
Sebenarnya kita tidak hanya mendapatkan gratisan di tengah dunia ini. Kita justru telah mendapatkan gratisan yang lebih berharga dari yang dunia berikan, yaitu gratisan keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Gratisan ini seringkali disebut sebagai kasih karunia atau anugerah.
 Di dalam surat Efesus dituliskan bahwa kita diberikan kasih karunia oleh Allah. 
Keselamatan dalam kasih karunia tersebut dapat diperoleh dengan iman yang dimiliki dalam Yesus Kristus. Menariknya, tidak ada satu pun usaha manusia yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kasih karunia tersebut. Semuanya murni pemberian dari Allah kepada setiap kita.
Gratisan yang Allah berikan bagi kita sangatlah berbeda dengan apa yang dunia berikan. Dunia memberikan gratisan yang bersifat sementara, sedangkan Allah memberikan gratisan yang bersifat kekal. Dunia memberikan gratisan dengan kualitas standar, sedangkan Allah memberikan gratisan dengan kualitas melebihi maksimal. Bagaimana kita meresponi gratisan berkualitas yang telah Allah berikan bagi kita?
Paulus menuliskan, “… kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, ...” (ay. 10). Setiap kita yang telah menerima gratisan kasih karunia dari Allah adalah orang-orang yang diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik. Artinya, dengan anugerah yang diberikan, kita seharusnya menjalani hidup dengan melakukan banyak pekerjaan baik di dalam dunia. Bukan pekerjaan baik demi keuntungan pribadi, tetapi demi kemuliaan nama Allah.
Sudah tersedia gratisan berkualitas bagi kita, mari saatnya kita memaknai anugerah Allah dengan sungguh-sungguh dan mengabarkannya kepada banyak orang. Bukan hanya kabar gratisan dari seseorang yang kita berikan, tetapi kabarkan gratisan kasih karunia Allah yang menyelamatkan hidup kita selamanya.

Refleksi Diri:
Bagaimana Anda memaknai kasih karunia Allah selama ini? Apakah Anda telah menghargainya dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab?
Apa pekerjaan baik yang akan Anda lakukan demi kemuliaan Allah?
Share:

Dibenarkan Oleh Iman

Roma 3:21-30

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 
- Roma 3:23-24

Manusia umumnya berpikir dirinya cukup baik dan saleh dengan menaati ritual agamawi yang dianutnya. Manusia meyakini ketaatannya dapat menyelamat-kan dirinya dari hukuman Allah. Padahal tidak seorang pun mampu melakukan kebaikan dan aturan agama secara sempurna atau tanpa cacat cela di hadapan Allah. Allah sesungguhnya menghendaki kita sempurna sama seperti Dia adalah sempurna adanya. 
Jika demikian, siapa yang sanggup memenuhi kualifikasi hidup sempurna seperti Allah dan dinyatakan layak bersama-Nya di surga?
Rasul Paulus pada perikop bacaan menunjukkan argumentasinya tentang fungsi hukum Taurat versus anugerah Allah bagi murid Kristus. Saat itu konteks pembacanya terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi, dimana orang-orang Yahudi Kristen memberikan tekanan kepada pengikut Kristus yang non-Yahudi untuk mengikuti ketentuan Taurat dan tradisi Yahudi, salah satunya untuk disunat. Sunat diyakini dapat menyelamatkan mereka.
Manusia yang berdosa sama sekali tidak dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat atau menaati ritual agama (Rm. 3:4, 10-18, 20). Seandainya manusia dapat menyelamatkan diri sendiri dengan cara melakukan hukum agama atau berbuat amal dan kebaikan maka Yesus tidak perlu datang ke dunia dan mati di kayu salib, bukan? Namun, justru dengan bercermin pada hukum Taurat, keberdosaan manusia akan nampak semakin jelas dan nyata. Paulus mau mengarahkan jemaat di Roma kepada Kristus, yang mengaruniakan iman yang menyelamatkan, “... oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Paulus tidak bermaksud meniadakan hukum Taurat, khususnya hukum moral yang masih berlaku dan wajib diikuti oleh semua murid Tuhan, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Ia menekankan bahwa keselamatan datangnya bukan melalui perbuatan, melainkan oleh iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan karya keselamatan-Nya.
Dengan demikian, setiap kita yang percaya Yesus tidak boleh bermegah atas iman dan keselamatan yang diterima dari Allah (ay. 27). Hendaklah kita tetap rendah hati atas anugerah Allah, serta selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dengan setia melayani-Nya. Hiduplah taat seturut firman Tuhan. Penuhi hati dengan belas kasihan dan mau bergerak pergi memberitakan Injil Kristus kepada jiwa-jiwa yang terbelenggu dosa.

Refleksi Diri:
Mengapa Paulus mengajarkan pembenaran oleh iman dalam Kristus dan bukan oleh melakukan hukum Taurat?
Apakah Anda sudah dibenarkan oleh iman dalam Kristus? Apa buktinya?
Share:

APAKAH ENGKAU PEKA AKAN SUARA TUHAN ??

Baca:  Yesaya 50:4-11
_"Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."_  Yesaya 50:4b
Melalui perjalanan hidup Samuel ini, kita bisa belajar bahwa langkah kesetiaan kepada Tuhan itu selalu diawali dari hal-hal yang kecil.  Kalau kita setia dalam perkara yang kecil Tuhan akan mempercayakan kepada kita hal-hal yang jauh lebih besar,  _"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."_  (Lukas 16:10). 
Pertumbuhan rohani Samuel ini akhirnya menjadi suatu kesaksian yang baik bagi seluruh umat Israel,  _"Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN."_  (1 Samuel 3:20).  Samuel pun dipercaya Tuhan untuk melakukan berbagai tugas pelayanan:  hakim, nabi, penasihat dan orang yang mempersiapkan raja untuk Israel.
     Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin rohani menggantikan imam Eli dengan otoritas dari Tuhan, Samuel berhasil mempersatukan bangsa Israel yang tercerai-berai karena terpukul oleh bangsa Filistin  (1 Samuel 7:3).  

*Keberhasilan pelayanan Samuel adalah dampak dari kepekaannya dalam mendengar suara Tuhan*.  Saudara rindu dipercaya Tuhan untuk perkara-perkara besar?  _Pertajam pendengaran Saudara untuk mendengar suara Tuhan_ seperti seorang murid yang dengar-dengaran akan suara gurunya, dan seperti domba yang peka akan suara gembalanya.  

Tuhan Yesus berkata,  _"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,"_  (Yohanes 10:27).  Domba-domba Kristus sejati pasti mengenal dengan baik suara gembalanya karena memiliki persekutuan yang karib.  Kristus adalah Gembala Agung kita, karena itu harus senantiasa mendengar suara-Nya dan taat kepada-Nya.
     Tanpa memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan  (seperti Daniel:  _"Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."_  (Daniel 6:11)), membaca dan merenungkan firman Tuhan, mustahil kita dapat mendengar suara Tuhan.
Ingaaat !!!
*"setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,"*  Yakobus 1:19
_Selamat Pagi dan Beraktivitas_
Tetaplah Semangat
*Tuhan Yesus Memberkati
Share:

Kasih Harus Berkorban

Galatia 6:1-10

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. 

- Galatia 6:10

Beatrice sangat sayang seprai putih pemberian ibunya. Sebelum berbaring di atas ranjang, ia selalu mandi sampai bersih agar seprainya tetap terpelihara putih dan bersih. Suatu hari ada tamu menginap di rumah mereka. Karena tergerak oleh kasih, ibunya memberikan ranjang Beatrice untuk dipakai sang tamu. Dengan berat hati Beatrice mengizinkan ranjangnya dipakai sang tamu, tetapi ia mengganti seprainya dengan selimut biasa. Seprainya ia simpan di sudut kamar tidur adiknya. Keesokan harinya setelah sang tamu pergi, Beatrice segera membersihkan ranjangnya dan memasang kembali seprai kesayangannya. Ternyata seprai tersebut sudah sobek dan berlubang karena digigit tikus. Ia menangis dan menyesali, “Seharusnya aku membiarkan tamu tidur di atas sepraiku maka tikus tidak akan berani menggigitnya.”
Orang Kristen memiliki hukum Kristus yang harus ditaati, yaitu harus saling mengasihi (Yoh. 13:34-35). Kasih bukan hanya sekadar perasaan, tetapi sebuah tindakan pengorbanan. 
Allah adalah kasih (1Yoh. 4:16) dan dibuktikan dengan aksi nyata ketika Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yoh. 3:16). Paulus juga menasihati jemaat Galatia agar saling mengasihi. Orang yang diberkati dengan kelebihan harus rela berkorban membantu orang yang kekurangan berlandaskan kasih Kristus. Jika kita mampu, tetapi menolak memberi bantuan kepada orang yang kekurangan, berarti menabur dalam daging dan akan menuai kehancuran (ay. 7-8). Namun, mereka yang memberi bantuan kepada para pelayan firman dan saudara seiman apabila sudah tiba waktunya akan menuai (ay. 9-10), baik pahala maupun hidup yang kekal (ay. 8; Mat. 10:41-42).
Saudaraku, apa yang Tuhan percayakan kepada kita hari ini seharusnya kita bagikan juga agar menjadi berkat buat orang lain. Janganlah kita menghalangi berkat Tuhan yang seharusnya disalurkan. Beatrice merugi karena tidak rela seprainya dipakai orang lain. Ayat emas di atas mengingatkan kita agar berbuat baik kepada sesama, terutama kepada saudara seiman, selagi masih ada kesempatan. Kasih kepada sesama adalah bukti kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan (1Yoh. 4:21). Kasih sejati memang harus berkorban, baik tenaga, pikiran, harta, waktu ataupun perasaan dan lain sebagainya.

Refleksi Diri:
Apakah ada sifat murah hati, suka memberi, dan rela berkorban di dalam keseharian Anda?
Apa tindakan kasih yang bisa Anda lakukan untuk membantu mereka yang lemah dan kekurangan? Berdoalah mintakan hati yang mengasihi dan rela berkorban.
Share:

Tanpa Tawar Menawar

Kejadian 12:1-9

Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; 

- Kejadian 12:4-5a

Jika berbelanja di pasar, kita mudah tergoda untuk menawar agar mendapatkan barang bagus dan banyak dengan harga terbaik alias paling murah. Intinya, kita menawar untuk mendapat untung. Dalam hal meresponi panggilan Tuhan, seseorang kadang tawar-menawar dengan Tuhan, mempertimbangkan apa keuntungannya kalau menjalani panggilan tersebut.

Mari kita lihat bagaimana Abram meresponi panggilan Tuhan. Apakah dengan tawar-menawar? Ayat emas menyampaikan bahwa saat dipanggil Tuhan, Abram segera pergi. Ia pergi bukan dengan persiapan untuk kembali. Abram bisa saja membawa sedikit barang, pergi sendirian terlebih dahulu. Lalu jika keadaan OK, ia kembali menjemput Sarai. Namun, firman Tuhan mengatakan Abram sungguh pergi dengan tidak memandang ke belakang. 

Ia benar-benar pindahan seperti yang Tuhan perintahkan kepadanya. Bersama rombongan besar Abram bergerak, melangkah dengan iman kepada Tuhan. Ia percaya akan janji Tuhan dan pergi meninggalkan yang harus ditinggalkannya, menuju tempat yang Tuhan sudah tentukan.

 Abram pergi dengan tidak mengetahui banyak detail mengenai apa yang akan terjadi nanti. Perkataan Tuhan menjadi pegangannya. Ia sangat percaya kepada Tuhan, taat sepenuhnya. Panggilan Tuhan untuk menjadi berkat harus diresponi dengan ketaatan. Kita bisa menikmati berkat dari Kristus karena ketaatan-Nya sampai mati di kayu salib. Banyak yang bisa menghalangi Yesus naik ke atas kayu salib. Godaan iblis, suara-suara dari para murid yang menghalangi-Nya, juga suara-suara orang banyak. Namun, Kristus tetap taat supaya kita juga bisa hidup dalam ketaatan.

Mana yang lebih kita sukai? Menantikan berkat atau menjadi berkat? Berkat terbesar sudah diberikan Yesus. Seharusnya kita bukan menantikan berkat, tetapi menjadi berkat. 

Keselamatan dari Tuhan Yesus terlalu ajaib buat kita. Pahamilah ini. Kita tidak akan pernah bisa menolak panggilan Juruselamat yang sudah menyelamatkan kita. Kita seharusnya hidup sesuai dengan rancangan dan panggilan Tuhan. Amat disayangkan jika kita hidup mencari tujuan lain, bukannya hidup sesuai tujuan Tuhan.

Refleksi Diri:

Apa sikap yang Anda seringkali ambil dalam hidup: ikut panggilan Tuhan atau hanya memikirkan kenyamanan diri?
Mengapa panggilan Tuhan harus dijalani tanpa tawar menawar? Apakah Anda sudah taat sepenuhnya?
"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.