Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Lakukan dan Taatilah Firman Allah!

(Keluaran 24:1-11)

Bangsa Israel menunjukkan respons yang luar biasa ketika menerima firman Allah melalui Musa. Dalam kisah ini, kita melihat pentingnya mendengar, melakukan, dan menaati firman Tuhan sebagai bentuk perjanjian hidup dengan-Nya.

  1. Mendengarkan Firman Tuhan:
    Musa menyampaikan segala firman dan peraturan Tuhan kepada umat Israel (ayat 3a). Respons mereka adalah menerima firman itu dengan sikap yang luar biasa: "Segala firman yang telah difirmankan TUHAN itu, akan kami lakukan." (ayat 3b).

  2. Pengikatan Perjanjian:

    • Musa menuliskan firman Tuhan sebagai tanda keseriusan perjanjian (ayat 4).
    • Persembahan kurban dilakukan sebagai lambang penyerahan diri umat kepada Tuhan (ayat 5).
    • Kitab Perjanjian dibacakan, dan umat kembali menegaskan komitmen mereka untuk melakukan firman Tuhan (ayat 6-7).
  3. Pengesahan Perjanjian:
    Darah kurban disiramkan kepada umat sebagai tanda pengesahan perjanjian antara Tuhan dan Israel (ayat 8).

  4. Pengalaman Kehadiran Allah:
    Musa, Harun, Nadab, Abihu, dan 70 tua-tua Israel melihat kemuliaan Allah (ayat 9-11). Ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan berkenan kepada umat-Nya yang bersedia menaati firman-Nya.   

Pelajaran bagi Kita
  1. Hargai Firman Tuhan:
    Firman Tuhan bukan hanya sekadar bacaan, tetapi merupakan tuntunan hidup. Sama seperti bangsa Israel berjanji untuk melakukannya, kita juga dipanggil untuk menaati firman-Nya dengan kesungguhan hati.

  2. Taat dan Bertanggung Jawab:
    Menjalankan firman Tuhan bukan sekadar janji, tetapi juga tanggung jawab. Dalam tantangan kehidupan modern, sering kali kita tergoda untuk mengabaikan firman Tuhan. Namun, kita dipanggil untuk tetap setia, meski tidak selalu mudah.

  3. Percaya pada Penyertaan Tuhan:
    Ketika kita memilih untuk melakukan firman Tuhan, Dia akan menyertai kita. Kasih dan kuasa-Nya akan memberikan kekuatan, damai sejahtera, dan sukacita dalam perjalanan hidup kita.

Sebagai umat yang telah menerima firman Tuhan, kita dipanggil untuk mendengar, merenungkan, dan menaati-Nya. Jangan hanya menjadi pendengar, tetapi jadilah pelaku firman (Yakobus 1:22). Firman Tuhan adalah dasar hidup yang kokoh, yang akan membawa kita pada kehidupan yang penuh berkat dan damai sejahtera.

Doa

"Ya Tuhan, terima kasih atas firman-Mu yang memimpin hidup kami. Tolonglah kami untuk mendengar, memahami, dan melakukan firman-Mu setiap hari. Biarlah hidup kami memuliakan nama-Mu, dan iman kami bertumbuh semakin kuat di dalam-Mu. Kami percaya, hanya karena kasih-Mu, hidup kami penuh sukacita dan damai sejahtera. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin."

Tuhan Yesus memberkati kita semua!

Share:

Allah yang Berperang dan Kewajiban Umat

(Keluaran 23:20-33)

Allah dalam kasih-Nya tidak hanya memberikan janji kemenangan kepada umat-Nya, tetapi juga hadir sebagai pelindung dan pembela mereka. Namun, ada tanggung jawab yang harus dilakukan umat agar mereka tetap berada dalam kehendak-Nya.


Janji Perlindungan dan Penyertaan Allah

  1. Allah mengutus malaikat-Nya:
    Malaikat Allah akan memimpin umat memasuki tanah perjanjian dengan memberikan perlindungan dan bimbingan (ayat 20).
  2. Allah melawan musuh umat-Nya:
    Allah berjanji menjadi musuh bagi musuh mereka dan mengalahkan lawan-lawan mereka (ayat 22-23).
  3. Allah mengirimkan kegentaran:
    Allah akan mengacaukan musuh mereka dengan cara supranatural, termasuk mengirimkan "tawon ganas" untuk menghalau musuh (ayat 27-28).

Janji-janji ini menunjukkan betapa besar kuasa dan kasih Allah dalam menjaga umat-Nya. Namun, perlindungan Allah selalu disertai dengan kewajiban dari pihak umat.


Kewajiban Umat untuk Mengikuti Allah

  1. Mendengarkan Allah dan mengikuti pimpinan-Nya:
    Umat harus taat kepada suara Tuhan dan tidak menyimpang dari jalan-Nya (ayat 22).
  2. Menolak penyembahan berhala:
    Mereka dilarang menyembah ilah lain dan harus memusnahkan berhala (ayat 24).
  3. Mendedikasikan hidup untuk beribadah kepada Allah:
    Dengan setia melayani Tuhan, mereka akan menikmati pemeliharaan dan berkat-Nya (ayat 25).

Ketaatan umat menjadi syarat utama untuk menikmati penyertaan dan perlindungan Tuhan.


Aplikasi dalam Kehidupan Kita

Peperangan dalam Perjanjian Lama adalah bayang-bayang dari peperangan rohani yang kita hadapi saat ini.

  • Allah yang Berperang Bagi Kita:
    Seperti umat Israel, kita memiliki Allah yang berkuasa untuk melindungi dan memberikan kemenangan. Namun, kita harus memakai seluruh perlengkapan senjata Allah seperti yang tertulis dalam Efesus 6:10-17.
  • Kewajiban untuk Taat dan Setia:
    Kita harus terus mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya, menjauhi penyembahan berhala modern (segala sesuatu yang menduduki tempat Allah dalam hidup kita), dan mempersembahkan hidup kita untuk melayani-Nya.
  • Melawan Kejahatan dengan Kebaikan:
    Peperangan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan penguasa-penguasa di dunia yang gelap ini (Ef 6:12). Dalam peperangan ini, kita mengandalkan kuasa Tuhan untuk menang.

Kemenangan kita berasal dari Allah yang berperang bagi kita. Namun, kemenangan itu juga memerlukan ketaatan dan dedikasi kita kepada Tuhan. Dengan demikian, kita akan menikmati berkat-Nya dan mengalami hidup yang penuh kemenangan di dalam Dia.

Doa:

"Bapa yang Mahakuasa, terima kasih atas janji-Mu yang selalu menyertai kami dalam setiap perjuangan hidup. Ajarlah kami untuk selalu taat kepada-Mu, menjauhkan diri dari segala bentuk berhala, dan setia melayani-Mu dengan segenap hati. Kami percaya, dalam setiap peperangan hidup kami, Engkaulah yang berperang bagi kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin."

Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Hidup dengan Rasa Syukur

(Keluaran 23:14-19)

Perayaan dalam iman bukan sekadar rutinitas tradisi, tetapi pengingat akan karya besar Allah dalam kehidupan umat-Nya. Dalam bacaan ini, Allah menetapkan tiga hari raya penting untuk umat Israel, yang penuh dengan makna dan mengajarkan semangat rasa syukur kepada Allah atas segala karya-Nya.

1. Hari Raya Roti Tidak Beragi

Selama tujuh hari, umat Israel makan roti yang tidak beragi sebagai peringatan akan kelepasan mereka dari perbudakan Mesir (ayat 15).

  • Makna:
    Mengingat bagaimana Allah membebaskan mereka secara ajaib dan mengingatkan mereka untuk selalu bersyukur atas keselamatan yang Allah berikan.
  • Pelajaran bagi kita:
    Peristiwa ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas karya keselamatan Allah dalam hidup kita melalui Yesus Kristus, Penebus kita.

2. Pesta Panen Buah Sulung

Hari raya ini dirayakan dengan mempersembahkan hasil panen pertama sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas berkat-Nya yang melimpah (ayat 16a).

  • Makna:
    Allah adalah sumber segala berkat, dan kita perlu memberikan yang terbaik sebagai ungkapan syukur atas pemeliharaan-Nya.
  • Pelajaran bagi kita:
    Bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita dengan memberi yang terbaik—baik waktu, tenaga, maupun materi.

3. Pesta Pengumpulan Hasil

Dikenal juga sebagai Hari Raya Pondok Daun, umat tinggal di pondok-pondok untuk mengingat perjalanan mereka di padang gurun, saat Allah memelihara mereka dengan kasih setia (ayat 16b).

  • Makna:
    Mengingat pemeliharaan Allah dalam setiap perjalanan hidup mereka, dari masa kesulitan hingga kemenangan.
  • Pelajaran bagi kita:
    Mengingat perjalanan hidup kita bersama Tuhan—bagaimana Dia setia memelihara dan membimbing kita melewati setiap musim kehidupan.

Rasa Syukur yang Nyata

Ketiga hari raya ini mengajarkan umat Israel untuk membawa yang terbaik kepada Allah (ayat 17-19). Rasa syukur diwujudkan bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata berupa persembahan yang terbaik.

  • Bagi kita saat ini:
    Kita diundang untuk memberikan yang terbaik kepada Allah sebagai bentuk rasa syukur atas karya keselamatan dan pemeliharaan-Nya dalam hidup kita. Bukan hanya materi, tetapi juga waktu, tenaga, dan pelayanan kita kepada Tuhan.

Aplikasi Hidup dengan Rasa Syukur

  1. Menghidupi semangat syukur setiap hari:
    Jangan hanya bersyukur di hari-hari khusus, tetapi jadikan rasa syukur sebagai gaya hidup kita.
  2. Memberikan yang terbaik kepada Allah:
    Baik melalui pelayanan, pemberian persembahan, maupun perbuatan baik kepada sesama.
  3. Mengingat karya Allah:
    Sering-seringlah mengingat bagaimana Tuhan telah memimpin kita, agar kita tidak pernah lupa untuk bersyukur.

Doa

"Bapa Surgawi, terima kasih atas karya keselamatan dan pemeliharaan-Mu dalam hidup kami. Ajarkan kami untuk hidup dengan rasa syukur yang nyata, memberikan yang terbaik bagi-Mu, dan mengingat segala kebaikan-Mu. Berkatilah kehidupan kami agar kami selalu menjadi saksi kasih-Mu di dunia ini. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin."

Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Mengasihi Musuh ala Perjanjian Lama

(Keluaran 23:1-13)

Mengasihi musuh mungkin terdengar seperti ajaran khas Perjanjian Baru, tetapi prinsip ini sudah ada sejak Perjanjian Lama. Firman Tuhan dalam Keluaran 23:1-13 mengajarkan umat Allah untuk menunjukkan belas kasih dan kebaikan, bahkan kepada musuh.


1. Perintah Mengasihi Musuh

Allah memerintahkan umat Israel untuk:

  • Mengembalikan ternak musuh yang tersesat (ayat 4):
    Jika seseorang melihat lembu atau keledai musuh yang tersesat, mereka harus mengembalikannya.
  • Menolong keledai musuh yang terjatuh (ayat 5):
    Bahkan jika keledai musuh tertindih beban, umat Allah harus membantu menolongnya.

Tindakan ini mencerminkan kasih dan belas kasihan Allah, yang tidak membedakan antara teman dan musuh.


2. Prinsip yang Sama dengan Ajaran Yesus

Yesus berkata, "Kasihilah musuh-musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka yang membenci kamu" (Lukas 6:27). Prinsip ini juga ditegaskan dalam Perjanjian Lama melalui perbuatan baik terhadap musuh.

  • Jika kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, itu adalah hal biasa (Lukas 6:32).
  • Kita dipanggil untuk menjadi terang dunia dengan menunjukkan kasih kepada semua orang, termasuk mereka yang tidak menyukai kita.

3. Teladan Daud

Salah satu contoh nyata mengasihi musuh di Perjanjian Lama adalah Daud.

  • Ketika Saul, yang terus mengejarnya untuk dibunuh, jatuh dalam kekuasaannya, Daud memilih untuk tidak membalas dendam (1 Samuel 24:4-19).
  • Daud menunjukkan penghormatan dan kebaikan kepada Saul, meskipun Saul adalah musuhnya.

4. Prinsip Allah: Membalas Kejahatan dengan Kebaikan

Firman Tuhan dengan jelas mengajarkan:

  • Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi lakukanlah yang baik bagi semua orang (Roma 12:17).
  • Mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:21).

Allah memberikan kasih-Nya kepada kita bahkan ketika kita masih menjadi musuh-Nya (Roma 5:10). Inilah teladan yang harus kita ikuti.


Tindakan Nyata untuk Mengasihi Musuh

  • Berbuat Baik:
    Bantu mereka yang pernah berbuat jahat kepada kita saat mereka dalam kesulitan.
  • Berdoa untuk Musuh:
    Berdoalah agar Allah mengubah hati mereka dan memberikan kedamaian.
  • Jangan Membalas Kejahatan:
    Hindari membalas dendam dan serahkan segala sesuatu kepada Allah.

Kesimpulan

Mengasihi musuh adalah panggilan yang sulit, tetapi itu adalah cara Allah menunjukkan kasih-Nya melalui kita. Ketika kita membalas kejahatan dengan kebaikan, dunia akan melihat Kristus dalam hidup kita dan tertarik untuk mengenal-Nya.


Doa

"Tuhan, ajarkan kami untuk mengasihi musuh kami seperti Engkau telah mengasihi kami. Berikan kami kekuatan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi untuk membalasnya dengan kebaikan. Tolong kami menjadi terang-Mu di dunia ini dan memuliakan nama-Mu dalam setiap perbuatan kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin."

Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Pentingnya Keadilan dan Belas Kasihan

(Keluaran 22:21-31)

Firman Tuhan dalam Keluaran 22:21-31 menekankan keadilan dan belas kasihan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hukum kasih Allah. Allah menunjukkan perhatian-Nya yang mendalam terhadap orang-orang yang lemah, terpinggirkan, dan tidak mampu membela diri.


1. Larangan untuk Menindas (Ayat 21-24)

Umat Israel dilarang keras menindas pendatang, janda, dan anak yatim.

  • Mengapa?
    Mereka sendiri pernah merasakan bagaimana menjadi pendatang di Mesir. Jika mereka melanggar hukum ini, Allah akan mendengar jeritan orang yang tertindas dan menghukum pelaku kejahatan.
  • Pelajaran:
    Allah adalah pembela mereka yang lemah dan tidak berdaya. Kita pun dipanggil untuk bersikap adil dan peduli kepada mereka.

2. Larangan Memanfaatkan Orang Miskin (Ayat 25-27)

Umat Allah dilarang mengambil keuntungan dari kemiskinan orang lain:

  • Mereka dilarang meminjamkan uang dengan bunga kepada orang miskin, karena hal itu hanya akan memperburuk penderitaan mereka.
  • Jika mengambil barang gadai, barang tersebut harus dikembalikan sebelum matahari terbenam agar pengutang tidak menderita lebih lanjut.
  • Pelajaran:
    Keadilan yang sejati melibatkan belas kasihan, terutama kepada orang yang membutuhkan.

3. Mengasihi Sesama Melalui Keadilan dan Belas Kasihan

Keadilan dan belas kasihan adalah perwujudan nyata dari kasih kepada Allah dan sesama:

  • Kasih:
    Jika kita benar-benar mengasihi sesama, kita akan memperjuangkan keadilan dan menunjukkan belas kasihan dalam tindakan nyata.
  • Yesus dan Belas Kasihan:
    Dalam Matius 12:7, Yesus menegaskan bahwa Allah lebih menghendaki belas kasihan daripada persembahan.

Panggilan bagi Orang Kristen

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menerapkan hukum Allah dalam kehidupan kita:

  1. Berlaku Adil:
    Jangan memanfaatkan kelemahan atau kesalahan orang lain.
  2. Berbelas Kasihan:
    Perhatikan mereka yang membutuhkan pertolongan, dan bertindaklah dengan kasih.
  3. Mewujudkan Hukum Kasih:
    Keadilan dan belas kasihan adalah bagian dari kasih yang sejati kepada Allah dan sesama.

Tindakan Nyata:

  • Melindungi yang Lemah:
    Berikan perhatian kepada mereka yang kurang berdaya, seperti anak yatim, janda, atau mereka yang tertindas.
  • Peduli dengan Orang Miskin:
    Berikan bantuan, bukan menambah beban hidup mereka.

Doa:

"Bapa yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau mengajarkan kami untuk hidup dalam keadilan dan belas kasihan. Tolong kami untuk peduli kepada sesama, terutama mereka yang membutuhkan perlindungan dan pertolongan kami. Biarlah kami menjadi saluran kasih-Mu di dunia ini, sehingga nama-Mu dipermuliakan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin."

Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Pujian Ibadah 26 Januari 2025

Share:

Hukum yang Mengajarkan Tanggung Jawab

(Keluaran 22:1-20)

Dalam hukum Allah, tanggung jawab adalah prinsip utama yang diajarkan kepada umat-Nya. Hukum ini tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga dengan sesama, terutama dalam situasi yang melibatkan kerugian atau kehilangan.

1. Tanggung Jawab dalam Kasus Pencurian (Ayat 1-4)

Pencuri yang tertangkap harus mengganti kerugian lebih dari apa yang dicurinya, dua hingga lima kali lipat:

  • Mengapa?
    Untuk memberikan keadilan bagi korban sekaligus mendidik pelaku agar memahami dampak perbuatannya.
  • Pelajaran:
    Kejahatan membawa konsekuensi yang tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga harus dipertanggungjawabkan dengan serius.

2. Tanggung Jawab dalam Kelalaian (Ayat 5-6)

Jika seseorang karena kelalaiannya menyebabkan kerugian bagi orang lain, ia tetap harus bertanggung jawab.

  • Misalnya, kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian harus diganti dengan hasil terbaik miliknya.
  • Pelajaran:
    Kelalaian bukan alasan untuk menghindari tanggung jawab. Setiap tindakan kita, disengaja atau tidak, memiliki konsekuensi yang harus diperhitungkan.

3. Tanggung Jawab dalam Penitipan dan Sumpah (Ayat 7-15)

Dalam kasus penitipan barang atau hewan, jika terjadi kehilangan atau kerusakan:

  • Jika tidak ada bukti pelaku sebenarnya, pihak yang dititipi harus bersumpah di hadapan Allah bahwa ia tidak bersalah.
  • Jika terbukti bersalah, ia harus mengganti kerugian.
  • Pelajaran:
    Allah memandang serius hubungan saling percaya di antara umat-Nya. Tanggung jawab pribadi adalah bagian dari kehidupan beriman.

Prinsip yang Bisa Kita Terapkan:

  1. Keadilan dalam Setiap Tindakan
    Apa pun yang kita lakukan harus membawa keadilan bagi sesama. Jika kita menyebabkan kerugian, kita perlu bertanggung jawab dan menggantinya.

  2. Kesadaran dan Kejujuran
    Meskipun tidak ada orang lain yang melihat, Allah selalu melihat. Berani bertanggung jawab menunjukkan kejujuran dan iman yang sejati.

  3. Menghindari Kelalaian
    Kelalaian dapat membawa kerugian besar bagi orang lain. Kita harus selalu berhati-hati dalam setiap tindakan kita, baik di pekerjaan, keluarga, maupun pelayanan.

Menjadi Teladan dalam Dunia yang Tidak Bertanggung Jawab

Di dunia yang sering mencari-cari alasan untuk menghindari tanggung jawab, kita sebagai umat Tuhan dipanggil untuk berbeda. Kita harus menjadi teladan dalam kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan, sehingga orang lain dapat melihat Kristus dalam hidup kita.

Doa:

"Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas firman-Mu yang mengajarkan kami untuk hidup bertanggung jawab. Tolong kami agar selalu jujur, adil, dan bertanggung jawab atas setiap tindakan kami, baik yang disengaja maupun tidak. Ajari kami untuk menjadi teladan bagi dunia dan membawa nama-Mu dipermuliakan. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin."

Share:

Melayani Tuhan

(Lukas 8:1-3)

Melayani Tuhan adalah panggilan bagi semua orang percaya, bukan hanya bagi mereka yang berkecimpung dalam pelayanan formal seperti pendeta atau pemimpin gereja. Kita semua dipanggil untuk berkontribusi dalam pekerjaan Tuhan dengan cara kita masing-masing.


1. Semua Orang Dipanggil untuk Melayani (Ayat 1-2)

Yesus tidak hanya melibatkan para murid-Nya dalam memberitakan Injil, tetapi juga melibatkan perempuan-perempuan yang telah mengalami karya penyembuhan dan pembebasan-Nya.

  • Maria Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat.
  • Yohana, istri Khuza, bendahara Herodes.
  • Susana, dan perempuan-perempuan lain.

Refleksi:
Setiap orang yang telah diselamatkan memiliki alasan untuk melayani Tuhan. Pelayanan tidak dibatasi oleh status sosial, jenis kelamin, atau latar belakang. Tuhan memanggil semua orang yang percaya untuk terlibat dalam pekerjaan-Nya.


2. Memberikan yang Terbaik bagi Tuhan (Ayat 3)

Para perempuan ini melayani Yesus dan murid-murid-Nya dengan harta kekayaan yang mereka miliki. Mereka memberikan dukungan materi untuk menunjang pemberitaan Injil.

  • Pelayanan mereka merupakan ungkapan syukur atas karya keselamatan yang mereka alami.
  • Mereka rela mempersembahkan apa yang mereka miliki untuk pekerjaan Tuhan.

Refleksi:
Apa yang kita miliki—baik harta, waktu, tenaga, atau talenta—semuanya berasal dari Tuhan. Sudahkah kita mempersembahkannya untuk mendukung pekerjaan Tuhan?


3. Kesetaraan dalam Pelayanan

Yesus menunjukkan bahwa setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak yang sama untuk melayani Tuhan.

  • Di tengah budaya patriarki pada zaman itu, Yesus menghargai peran perempuan dalam pelayanan-Nya.
  • Ini menjadi teladan bahwa pelayanan Tuhan tidak mengenal diskriminasi.

Refleksi:
Tuhan tidak memandang siapa kita, tetapi bagaimana kita merespons panggilan-Nya. Apakah kita bersedia melayani dengan apa yang ada pada kita?


Prinsip untuk Hidup Kita

  1. Melayani dengan Hati yang Bersyukur
    Pelayanan kita adalah respons atas kasih dan anugerah Tuhan.
  2. Gunakan Apa yang Dimiliki
    Jangan merasa bahwa kita tidak memiliki apa-apa untuk melayani. Setiap orang memiliki sesuatu yang dapat dipersembahkan bagi Tuhan.
  3. Berkontribusi Sesuai dengan Talenta
    Tuhan memberikan setiap kita talenta yang unik. Cari cara bagaimana talenta tersebut dapat digunakan untuk memuliakan nama-Nya.

Doa:

"Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas kesempatan dan anugerah untuk melayani-Mu. Tolong kami untuk memahami bahwa setiap talenta, waktu, dan harta yang kami miliki berasal dari-Mu. Ajari kami untuk mempersembahkan yang terbaik bagi pekerjaan-Mu, sehingga nama-Mu semakin dipermuliakan dan lebih banyak jiwa mengenal kasih-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin."

Share:

Menerima Pengampunan

(Lukas 7:36-50)

Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Namun, kabar baiknya adalah Allah telah menyediakan pengampunan melalui Yesus Kristus. Kisah dalam Lukas 7:36-50 mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran akan dosa, penerimaan pengampunan, dan respons kita terhadap kasih Allah.


1. Kesadaran akan Dosa (Ayat 37-38)

Seorang perempuan yang dikenal sebagai pendosa datang kepada Yesus dengan membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Tindakannya menunjukkan penyesalan mendalam:

  • Membasuh kaki Yesus dengan air matanya.
  • Menyeka kaki-Nya dengan rambutnya.
  • Meminyaki-Nya dengan minyak wangi.

Refleksi:
Ketika seseorang menyadari dosanya, ia akan datang kepada Yesus dengan kerendahan hati dan hati yang hancur. Kesadaran ini adalah langkah awal untuk menerima pengampunan.


2. Belas Kasihan Yesus (Ayat 39-48)

Berbeda dengan pandangan orang Farisi yang menghakimi perempuan itu, Yesus menunjukkan belas kasih-Nya. Ia mengampuni dosanya dengan berkata, "Dosamu telah diampuni."

  • Yesus memberikan perumpamaan tentang dua orang yang berutang, yang mengajarkan bahwa orang yang lebih besar dosanya akan lebih besar pula rasa syukurnya ketika diampuni.
  • Orang Farisi gagal melihat kasih Allah karena merasa dirinya benar.

Refleksi:
Orang yang menyadari betapa besar dosanya akan lebih menghargai kasih karunia Allah. Pengampunan-Nya adalah anugerah, bukan karena usaha manusia.


3. Hidup dalam Kasih dan Pertobatan (Ayat 50)

Yesus berkata kepada perempuan itu, "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

  • Perempuan itu tidak hanya diampuni, tetapi juga diubahkan. Ia diundang untuk hidup dalam damai sejahtera, meninggalkan dosa, dan berjalan dalam kebenaran.

Refleksi:
Pengampunan Allah membawa kita kepada pertobatan sejati. Kita dipanggil untuk meninggalkan dosa dan hidup dalam kebenaran sebagai wujud kasih kita kepada Allah.


Prinsip untuk Hidup Kita

  1. Akui Dosa dengan Kerendahan Hati
    Jangan merasa diri benar atau membenarkan diri sendiri. Datanglah kepada Yesus dengan hati yang hancur.
  2. Terima Pengampunan-Nya
    Percayalah bahwa kasih Allah jauh lebih besar daripada dosa-dosa kita. Pengampunan adalah anugerah yang harus diterima dengan iman.
  3. Hiduplah dalam Kasih dan Pertobatan
    Jadikan pengampunan sebagai motivasi untuk mengasihi Allah dan sesama dengan sepenuh hati.

Doa:

"Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas pengampunan yang Engkau berikan melalui Yesus Kristus. Tolong kami untuk selalu menyadari keberdosaan kami, datang kepada-Mu dengan rendah hati, dan menerima kasih karunia-Mu. Ubahlah hidup kami agar kami dapat hidup dalam kebenaran-Mu dan menjadi saksi kasih-Mu bagi dunia ini. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin."

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.