Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Perbuatan Baik yang Selalu Nyata

Keluaran 29:38-46

Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata bahwa orang dari agama lain lebih giat berbuat baik karena mereka melakukannya demi keselamatan, sementara kita, sebagai orang Kristen, sudah mendapat keselamatan sehingga tidak perlu berjuang seperti mereka? Jawaban seperti ini sungguh menyedihkan dan keliru!

Sebagai orang percaya, kita memang tidak melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan keselamatan, karena keselamatan adalah anugerah dari Tuhan. Namun, itu bukan berarti kita tidak perlu giat berbuat baik. Dalam Keluaran 29:38-46, Tuhan memerintahkan umat Israel untuk mempersembahkan kurban bakaran setiap pagi dan petang. Pada saat itulah Tuhan berjumpa dan berfirman kepada mereka (ayat 42).

Persembahan sebagai Ungkapan Syukur
Umat tidak mempersembahkan kurban agar Tuhan datang dan berbicara dengan mereka, sebab Tuhan sudah hadir dan setia kepada mereka sejak mereka masih dalam perbudakan di Mesir. Persembahan yang diberikan merupakan ungkapan syukur atas anugerah yang mereka terima setiap hari.

Tuhan berjanji untuk selalu tinggal di tengah-tengah umat-Nya, bukan karena kesetiaan mereka dalam memberikan persembahan, tetapi karena kasih setia-Nya yang tak terbatas (ayat 45-46). Sepanjang sejarah Alkitab, meskipun Israel sering memberontak, Tuhan tetap setia dan menyediakan yang terbaik bagi mereka.

Perbuatan Baik sebagai Respons atas Kasih Allah
Kita tidak berbuat baik untuk menarik perhatian atau membeli kasih Tuhan, karena sebelum kita melakukan apa pun, Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Justru karena kasih dan pemberian Tuhan yang begitu besar, kita seharusnya semakin terdorong untuk melakukan perbuatan baik yang nyata.

Perbuatan baik kita adalah bentuk ungkapan syukur, bukan sekadar kewajiban. Itu harus terlihat dan dirasakan oleh orang lain—baik oleh sesama orang percaya maupun mereka yang belum percaya.

  • Apakah kita masih mencari alasan untuk tidak berbuat baik?
  • Sudahkah kita menjadikan kebaikan sebagai gaya hidup, bukan sekadar kewajiban?

Doa:
Tuhan, terima kasih atas kasih setia-Mu yang tidak terbatas dalam hidup kami. Ajarlah kami untuk selalu bersyukur dan mewujudkan syukur itu dalam perbuatan baik yang nyata. Kiranya hidup kami memancarkan kasih dan kebaikan-Mu bagi sesama, agar nama-Mu semakin dimuliakan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Pujian Ibadah 9 Februari 2025

Share:

Firman Tuhan : Aroma Wangi bagi Tuhan

Keluaran 30:1-10

Banyak orang berpikir bahwa dengan mengikuti ibadah dan memberi persembahan, mereka sudah cukup menjadi orang Kristen yang baik. Namun, apakah hanya itu yang Tuhan kehendaki? Tentu tidak!

Dalam Keluaran 30:1-9, Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat mazbah pembakaran dupa dan meletakkannya di ruang kudus. Mazbah ini bukan untuk mempersembahkan kurban sembelihan, melainkan untuk membakar dupa wangi yang kudus bagi Tuhan.

Makna Dupa Wangi
Dupa ini bukan karena Tuhan membutuhkannya, melainkan sebagai simbol dari kehidupan umat-Nya yang dikhususkan dan didedikasikan bagi-Nya. Kehidupan mereka seharusnya memancarkan keharuman yang menyegarkan dan menenangkan, sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus:

"Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus..." (2Korintus 2:15).

Menjadi Aroma yang Menyenangkan Tuhan
Tuhan tidak hanya menginginkan persembahan atau ibadah kita, tetapi juga kehidupan yang benar-benar mencerminkan kasih dan kebenaran-Nya. Relasi kita dengan Tuhan bukan sekadar kewajiban atau rutinitas, melainkan sebuah hubungan yang penuh kelegaan, kesegaran, dan ketulusan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memancarkan aroma Kristus di mana pun kita berada—di gereja, di tempat kerja, di keluarga, dan di tengah masyarakat. Bahkan dalam situasi sulit sekalipun, kita tetap dipanggil untuk menjadi pribadi yang menghadirkan kedamaian dan membawa keharuman kasih Kristus bagi sesama.

Apakah hidup kita sudah menjadi dupa yang harum bagi Tuhan? Apakah perkataan dan tindakan kita menyebarkan keharuman kasih Kristus bagi orang lain?

Doa:
Tuhan, jadikanlah hidup kami sebagai dupa yang harum bagi-Mu. Biarlah setiap perkataan dan perbuatan kami menyenangkan hati-Mu dan menjadi berkat bagi sesama. Tolong kami untuk hidup dalam kekudusan dan menjadi saksi kasih-Mu di mana pun kami berada. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Orang Bebas Tetap Dibatasi?

 

Keluaran 29:1-37

Kebebasan sering dipahami sebagai keadaan tanpa batasan, di mana seseorang bisa melakukan apa saja sesuai kehendaknya. Namun, dalam pandangan Alkitab, kebebasan bukan berarti hidup tanpa aturan. Sebaliknya, kebebasan sejati selalu disertai dengan tanggung jawab dan batasan yang ditetapkan oleh Allah demi kebaikan kita.

Kemerdekaan yang Diberikan Allah
Dalam kasih-Nya, Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Sebagai tanda peringatan akan anugerah ini, Allah memerintahkan mereka untuk mempersembahkan kurban penebusan (ayat 1-9). Kemerdekaan mereka bukan untuk hidup semaunya, tetapi untuk hidup sesuai kehendak-Nya.

Harun dan para imam juga diberikan tanggung jawab untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban penahbisan (ayat 15-28). Ini menunjukkan bahwa meskipun Israel telah dimerdekakan, mereka tetap hidup dalam ketetapan Allah.

Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Fakta bahwa Allah masih memberikan aturan bagi bangsa yang telah dibebaskan menunjukkan bahwa kebebasan tidak berarti tanpa batas. Allah membatasi umat-Nya bukan untuk mengekang, tetapi untuk menjaga mereka dalam kasih-Nya.

Sebagai orang percaya, kita juga telah dimerdekakan dalam Kristus. Namun, kita tidak boleh menggunakan kebebasan itu untuk hidup sesuka hati (Galatia 5:13). Sebaliknya, kita harus menggunakan kebebasan itu untuk:

  1. Menghormati Kekudusan Allah
    Hidup dalam batasan firman-Nya adalah bentuk penghormatan kepada-Nya.

  2. Peduli terhadap Sesama
    Kebebasan sejati bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menolong dan membebaskan orang lain dari penderitaan mereka.

Kita memang bebas dalam Kristus, tetapi kebebasan itu harus dijalani dengan tanggung jawab. Tuhan menetapkan batas bukan untuk membatasi kebahagiaan kita, tetapi untuk menjaga kita dalam kasih dan rencana-Nya yang terbaik. Mari kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya, menghormati kekudusan-Nya, dan menggunakan kebebasan kita untuk memberkati sesama.

Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas kebebasan yang Engkau berikan kepada kami. Tolong kami untuk hidup dalam batasan-Mu, bukan karena keterpaksaan, tetapi karena kami ingin menghormati-Mu dan mengasihi sesama. Biarlah hidup kami mencerminkan kasih dan kebenaran-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.

Share:

Wujudkanlah Spiritualitasmu!

(Keluaran 28)

Spiritualitas yang sejati bukan hanya soal hati dan pikiran, tetapi juga harus tampak dalam tindakan nyata. Embodied spirituality berarti spiritualitas yang diwujudkan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk cara kita berpakaian, bekerja, berinteraksi, dan menjalani hidup sehari-hari.

Allah memberikan perintah yang sangat detail mengenai pakaian imam dalam pelayanan di Kemah Suci. Setiap bagian dari pakaian imam dirancang untuk mencerminkan kemuliaan dan keagungan-Nya (ayat 2). Bahkan, dua belas permata yang diukir dengan nama suku Israel di dada imam menunjukkan bagaimana seorang imam mewakili umat di hadapan Allah (ayat 21).

Hal ini menunjukkan bahwa Allah peduli terhadap bagaimana kita memancarkan spiritualitas dalam kehidupan kita. Penyembahan kepada-Nya bukan hanya sesuatu yang abstrak, tetapi juga terlihat nyata dalam tindakan dan sikap hidup sehari-hari.

Pelajaran bagi kita:

  1. Spiritualitas Harus Tampak dalam Kehidupan Sehari-hari
    Cara kita bekerja, berpakaian, berbicara, memperlakukan orang lain, dan mengelola keuangan harus mencerminkan kasih dan kemuliaan Allah.

  2. Setiap Detail Kehidupan Kita Berharga di Mata Allah
    Allah memperhatikan setiap aspek kehidupan kita, termasuk hal-hal kecil yang mungkin kita anggap sepele.

  3. Kita Dipanggil untuk Memancarkan Kemuliaan Allah
    Seperti imam yang memakai pakaian mulia untuk melayani, kita juga dipanggil untuk hidup dengan cara yang menunjukkan kebesaran dan kasih Allah kepada orang lain.

Mari wujudkan spiritualitas kita dalam setiap aspek kehidupan!

Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas firman-Mu yang mengingatkan kami untuk hidup mencerminkan kemuliaan-Mu. Biarlah hidup kami—dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, dan interaksi sehari-hari—menjadi kesaksian yang nyata tentang kasih dan kebesaran-Mu.

Berkatilah kesehatan, keluarga, pekerjaan, usaha, dan masa depan kami. Bimbinglah kami dalam hikmat-Mu agar hidup kami terus mengalami terobosan dan sukses dalam pimpinan-Mu.

Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa dan bersyukur. Amin. 🙏

Share:

Firman Tuhan : "Materi Juga Penting"

Keluaran 27

Beberapa orang menganggap bahwa hanya hal-hal rohani yang penting, sementara materi tidak begitu berarti. Namun, Alkitab menunjukkan bahwa keduanya memiliki peran yang sama berharganya.

Dalam perintah-Nya kepada umat Israel, Allah memberikan petunjuk detail mengenai pembangunan Kemah Suci, termasuk bahan-bahan yang harus digunakan. Meski pelataran Kemah Suci tidak semewah ruang Maha Kudus, tetap saja materialnya dipilih dengan cermat dan dibuat sesuai ketetapan Allah (Kel 27:1-19).

Selain itu, kurban bakaran sebagai tanda penghormatan dan ucapan syukur, serta lampu "ner tamid" yang melambangkan kehadiran Allah, menunjukkan bahwa aspek material juga memiliki makna spiritual yang mendalam.

Sebagai orang percaya, kita juga dapat menggunakan materi yang kita miliki untuk mendukung kehidupan rohani. Misalnya, mendesain ruang ibadah agar lebih nyaman, menyediakan sarana ibadah yang layak, atau berbagi berkat dalam bentuk makanan dan minuman bagi jemaat.

Baik dalam aspek rohani maupun materi, kita dipanggil untuk menyembah Tuhan dengan penuh kekudusan dan rasa syukur. Gunakan segala yang kita miliki, termasuk materi, untuk kemuliaan nama-Nya.

Share:

Allah Berdiam di Tengah Umat-Nya

Keluaran 26

Membangun sebuah tempat tinggal membutuhkan perencanaan yang matang dan ketaatan terhadap rancangan yang telah dibuat. Begitu pula dengan umat Israel, mereka diperintahkan untuk membangun Kemah Suci sesuai dengan petunjuk Allah yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai.

Allah memberikan detail yang sangat spesifik mengenai bahan, ukuran, dan struktur Kemah Suci, mulai dari kain tenda, papan, hingga tabir pemisah (Kel 26:1-37). Kata "harus" yang berulang kali muncul menunjukkan bahwa perintah ini bukan sekadar saran, tetapi kewajiban yang harus ditaati sepenuhnya.

Kemah Suci bukan sekadar bangunan, melainkan tempat di mana Allah hadir di tengah umat-Nya. Meskipun umat Israel sering memberontak, Allah tetap menyatakan kasih-Nya dengan berdiam di antara mereka.

Sebagai orang percaya, kita pun dipanggil untuk menaati perintah Allah dengan setia. Jika Allah bertakhta dalam hidup kita, maka kasih dan kemuliaan-Nya akan terpancar melalui sikap taat dan hidup kita sehari-hari. Mari hidup dalam ketaatan agar kita menjadi tempat kediaman Allah yang memancarkan terang-Nya bagi dunia.

Share:

Diberkati untuk Menjadi Berkat

Keluaran 25:23-40

Dalam Keluaran 25:23-40, Tuhan memerintahkan umat Israel untuk membuat meja roti sajian dan kandil emas sesuai petunjuk-Nya. Meja itu digunakan untuk meletakkan persembahan curahan, sedangkan kandil berfungsi sebagai penerang dalam Kemah Suci.

Dua benda ini memiliki makna mendalam bagi orang percaya. Meja roti sajian melambangkan pemeliharaan Tuhan, sedangkan kandil emas mengingatkan kita untuk menjadi terang bagi dunia yang gelap. Sebagaimana Yesus adalah roti kehidupan dan terang dunia (Yoh 6:35; 8:12), kita pun dipanggil untuk meneruskan berkat dan terang itu kepada sesama.

Sebagai wujud syukur atas berkat Tuhan, marilah kita hidup dalam kasih dan membawa terang bagi dunia. Dengan berbagi kebaikan dan memberitakan Injil, kita menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Tuhan memberkati!

Mari berdoa. Terpujilah bapa yang ada di surga pagi ini aku bersyukur atas pertolongan mu, di dalam setiap kehidupan.  pagi   ini aku mohonkan berkat kepada TUHAN untuk Bapak, Ibu,jemaat  saudara saudariku  sekalian. 
Kiranya berkat kesehatan. Berkat sukacita. Berkat Damai Sejahtera. Mengalir dalam kehidupan kita semua. 
Dan diberkati juga rumah tangga mu. Anak-anak dan cucu-cucu mu. 
Pekerjaanmu. Sawah dan ladang mu. perusahaanmu Studi mu. Tokomu Usaha mu. Kantor mu, MOU mu, pelanggannya, 
Rumah mu. Keluargamu. Pelayanan mu. Gereja mu.. Majikanmu, serta Calon pendampingnya
Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami...dalam memasuki Tahun Yang baru, saya sadar bertambahnya tahun. Bertambahnya juga hikmat ku, supaya kami tetap kuat dan selalu ada terobosan  dan proses  untuk sukses dalam pimpinanmu. Yang percaya katakan AMIN.!!!... TUHAN YESUS memberkati

Share:

Tuhan Adalah Allah yang Teliti

Keluaran 25:10-22

Ketelitian dalam bekerja sangat penting, terlebih jika itu adalah tugas dari Tuhan. Musa dan umat Israel diperintahkan untuk membuat Tabut Perjanjian dengan bahan terbaik dan mengikuti petunjuk Tuhan secara detail (10-22).

Dari kisah ini, kita belajar bahwa:

  1. Ketelitian adalah bentuk ketaatan – Tuhan memberikan perintah yang jelas, dan kita harus mengikutinya dengan saksama.
  2. Gunakan yang terbaik bagi Tuhan – Seperti Tabut dibuat dari bahan terbaik, hidup kita pun harus dibangun dalam ketaatan yang sungguh-sungguh.
  3. Bekerja dengan rencana yang terstruktur – Jangan asal-asalan, tetapi lakukan segala sesuatu dengan kesungguhan demi kemuliaan Tuhan.

Marilah kita hidup dengan penuh ketelitian dan tanggung jawab, sebab Tuhan adalah Allah yang teliti dalam segala karya-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.