Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

firman Tuhan " Menjaga Kekudusan "

Imamat 6:24-30

Allah yang Mahakudus menghendaki umat-Nya hidup dalam kekudusan. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel harus menaati berbagai aturan, termasuk mempersembahkan kurban penghapusan dosa. Imam wajib menyembelih dan memakan kurban di tempat kudus, serta menjaga kekudusan alat-alat ibadah (Im. 6:25-28).

Jika Allah menuntut kebersihan dalam penyembahan, maka Ia juga menginginkan kita menjaga kekudusan dalam hati, perkataan, dan perbuatan. Sebagai orang percaya, kita telah dikuduskan oleh darah Kristus dan dipanggil untuk terus hidup dalam kekudusan.

Menjaga kekudusan bukanlah tuntutan yang mustahil. Dengan hidup dekat kepada Tuhan, menaati firman-Nya, dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita, kita dapat semakin bertumbuh dalam kekudusan.

Doa

Ya Tuhan, mampukan kami untuk hidup dalam kekudusan sesuai dengan kehendak-Mu. Dekatkan kami selalu kepada-Mu agar setiap aspek hidup kami semakin mencerminkan kemuliaan-Mu. Amin.

Share:

Menerima dan Memberi

 

Imamat 6:14-23

Sebagian besar orang lebih suka menerima daripada memberi. Namun, Allah mengajarkan keseimbangan—ada saatnya kita menerima, ada saatnya kita memberi.

Anak-anak Harun sebagai imam memiliki kewajiban mempersembahkan kurban sajian kepada Allah. Setelah bagian tertentu dibakar, mereka berhak menerima sisanya sebagai makanan (Im. 6:16-18). Namun, mereka juga diperintahkan untuk mempersembahkan kurban sajian sendiri, yang harus dibakar sepenuhnya dan tidak boleh dimakan (Im. 6:20-23).

Kesimpulan

Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa hidup bukan hanya tentang menerima berkat, tetapi juga tentang memberi dengan sukacita. Jika kita telah menerima anugerah terbesar, yaitu keselamatan, marilah kita juga memberi yang terbaik bagi Tuhan dan sesama.

Doa

Ya Tuhan, terima kasih atas berkat dan pemeliharaan-Mu. Ajarlah kami untuk bersyukur saat menerima dan bersukacita saat memberi, agar hidup kami menjadi berkat bagi sesama. Amin.

Share:

Pujian Ibadah 9 Maret 2025

Share:

firman Tuhan : Jagalah agar Tetap Menyala

 

Imamat 6:8-13

Api akan terus menyala jika bahan bakarnya terus ditambahkan dan tidak dibiarkan habis. Begitu pula dengan iman kita. Iman akan tetap berkobar jika kita terus memeliharanya dengan kepercayaan, ketaatan, dan kesetiaan kepada Tuhan.

Setelah Allah menetapkan aturan mengenai kurban yang harus dipersembahkan oleh bangsa Israel, kini melalui Musa, Allah memberikan perintah kepada Harun dan anak-anaknya tentang bagaimana mereka harus mengelola kurban bakaran: kurban tersebut harus tetap berada di atas perapian mazbah sepanjang malam, dan api mazbah itu tidak boleh padam (8-9).

Dalam menjalankan tugas ini, para imam tidak bisa bertindak sembarangan. Mereka harus mengenakan pakaian dan celana linen, serta menggantinya ketika kurban sudah menjadi abu (10-11). Selain itu, setiap pagi mereka harus menambahkan kayu di atas mazbah, menyusun kurban, dan membakar kurban keselamatan di sana. Dengan cara itulah api mazbah tetap menyala dan tidak padam (12-13).

Allah memberikan perintah yang sangat mendetail mengenai bagaimana menjaga api persembahan. Api yang terus menyala ini melambangkan penyembahan dan persembahan yang tidak pernah berhenti kepada Allah.

Menjaga Iman Tetap Menyala

Dalam kehidupan rohani, kita pun harus menjaga iman seperti menjaga api. Yesus Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah Bapa dan memberikan anugerah iman agar kita dapat hidup dalam kekudusan-Nya. Sekarang, tugas kita adalah menjaga iman tersebut agar tetap menyala dan tidak padam.

Bagaimana caranya? Jika para imam mengenakan pakaian linen sebagai tanda kesucian, kita pun harus hidup dengan perilaku yang bersih dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika para imam menambahkan kayu di mazbah setiap pagi, kita harus mengisi hati kita dengan firman Tuhan setiap hari sebelum memulai aktivitas.

Jagalah agar iman kita tetap menyala. Jangan biarkan semangat kita dalam menyembah dan melayani Tuhan meredup. Setiap hari, kobarkanlah api iman dengan tekun beribadah, berdoa, dan melakukan kehendak-Nya.

Seperti api di mazbah yang harus terus dijaga agar tidak padam, iman kita pun perlu dipelihara dengan sungguh-sungguh. Tanpa usaha yang terus-menerus, iman dapat melemah dan kehilangan nyalanya. Oleh karena itu, kita harus terus mendekat kepada Tuhan, hidup dalam ketaatan, dan senantiasa mengandalkan-Nya dalam segala hal.

Doa

Tuhan yang setia, terima kasih atas anugerah iman yang Engkau berikan kepada kami. Ajarlah kami untuk selalu menjaga iman kami tetap menyala, agar kami tidak kehilangan semangat dalam menyembah dan melayani-Mu. Berikan kami hati yang rindu akan firman-Mu, hidup yang berkenan kepada-Mu, dan kekuatan untuk tetap setia dalam setiap keadaan. Biarlah hidup kami selalu memancarkan terang-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Menjaga Kekudusan Nama Allah

Imamat 5:14--6:7

Sebagai orang Kristen, kita menyandang nama Allah. Ketika kita berbuat dosa, seperti menipu atau bersumpah palsu, kita bukan hanya mencemari diri sendiri, tetapi juga mencemarkan nama-Nya. Dalam Perjanjian Lama, dosa terhadap Allah dan sesama harus ditebus dengan kurban serta penggantian kerugian (Im. 5:15-16; 6:2-7). Ini menunjukkan bahwa ketidaksetiaan dan ketidakjujuran melanggar kekudusan Allah.

Yesus menegaskan pentingnya menjaga nama Allah dalam Doa Bapa Kami: "Dikuduskanlah nama-Mu" (Mat. 6:9). Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk hidup jujur, bertanggung jawab, dan mencerminkan kemuliaan Allah agar nama-Nya dihormati, bukan dihina (Mat. 5:16).

Kesimpulan

Menjaga kekudusan nama Allah berarti hidup dalam integritas, menjauhi kebohongan, dan bertanggung jawab atas kesalahan kita. Apa pun yang kita lakukan, hendaknya kita melakukannya dengan kesadaran bahwa kita membawa nama Tuhan.

Doa

Ya Tuhan, ajarlah kami untuk hidup jujur dan bertanggung jawab, agar nama-Mu senantiasa dimuliakan melalui hidup kami. Amin.

Share:

Firman Tuhan : Anugerah dan Tuntutan

Imamat 4:1--5:13

Banyak orang Kristen berpikir bahwa hidup di zaman Perjanjian Baru lebih menguntungkan karena Allah telah menganugerahkan keselamatan kepada kita dan tidak lagi menghukum dengan berat seperti di era Perjanjian Lama. Namun, benarkah anggapan ini?

Kepada bangsa Israel, ditetapkan bahwa setiap orang yang berbuat dosa tanpa sengaja harus mempersembahkan kurban penghapus dosa (Im. 4:2). Jenis kurban yang harus dipersembahkan bergantung pada siapa yang melakukan dosa: jika seorang imam, maka ia harus mempersembahkan seekor lembu jantan muda yang tidak bercela (Im. 4:3); jika dosa dilakukan oleh seluruh umat Israel, maka seekor lembu jantan muda harus dikorbankan (Im. 4:13-14); jika seorang pemimpin yang bersalah, ia harus mempersembahkan seekor kambing jantan yang tidak bercela (Im. 4:22-23); jika pelaku adalah rakyat biasa, seekor kambing atau domba betina tanpa cacat harus dipersembahkan (Im. 4:27-28, 32); sedangkan bagi mereka yang kurang mampu, cukup mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati (Im. 5:7).

Dosa yang tidak disengaja adalah dosa yang terjadi karena kelalaian atau ketidaktahuan seseorang (Bil. 15:22). Meskipun hukumannya tidak seberat dosa yang dilakukan dengan sengaja (Bil. 15:30-31), itu tidak berarti orang yang bersalah dapat mengabaikannya begitu saja. Ketika seseorang menyadari dosanya atau diberi tahu oleh orang lain (Im. 4:14, 28), ia wajib segera mengaku dosa dan mencari pendamaian dengan Tuhan (Im. 5:5-6).

Dari sini, kita memahami bahwa jaminan keselamatan bukan alasan untuk bertindak semaunya tanpa merasa bertanggung jawab. Kita tetap harus memperlakukan setiap dosa dengan serius dan hidup dalam pertobatan. Selain itu, semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin besar kurban yang harus dipersembahkan—ini mengajarkan bahwa semakin besar anugerah yang diterima, semakin besar pula tanggung jawab untuk hidup kudus.

Marilah kita semakin mengasihi dan menaati Allah, sebab anugerah yang telah kita terima sungguh tak ternilai.

Mari berdoa. Terpujilah bapa yang ada di surga pagi ini aku bersyukur atas pertolongan mu, di dalam setiap kehidupan sepanjang  istirahat malam,   pagi   ini aku mohonkan berkat kepada TUHAN untuk Bapak, Ibu,jemaat  saudara saudariku  sekalian. Kiranya berkat kesehatan. Berkat sukacita. Berkat Damai Sejahtera. Mengalir dalam kehidupan kita semua. Dan diberkati juga rumah tangga mu. Anak-anak dan cucu-cucu mu. Pekerjaanmu. Sawah dan ladang mu. perusahaanmu Studi mu. Tokomu Usaha mu. Kantor mu, MOU mu, pelangganMuRumah mu. Keluargamu. Pelayanan mu. Gereja mu.. Majikanmu, serta Calon pendampingmu Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami.. saya sadar bertambahnya hari harimu . Bertambahnya juga hikmat ku, supaya kami tetap kuat dan selalu ada terobosan  dan proses  untuk sukses dalam pimpinanmu. Yang percaya katakan AMIN.!!!... TUHAN YESUS memberkati

Share:

Dilarang Makan Lemak?

Imamat 3

Di kalangan orang Kristen, terdapat perbedaan pandangan mengenai apakah mengonsumsi darah diperbolehkan atau tidak, karena dalam Perjanjian Lama, umat dilarang memakannya (Im. 7:26-27). Menariknya, dalam bagian firman Tuhan hari ini, bukan hanya darah yang tidak boleh dikonsumsi, tetapi juga lemak.

Dalam kurban keselamatan, sebagaimana dalam kurban bakaran, umat harus meletakkan tangan di atas kepala hewan kurban sebelum menyembelihnya.

Setelah itu, imam menyiramkan darah kurban tersebut (1-2). Kurban ini kemudian dibakar bersama dengan kurban bakaran (5). Akan tetapi, jika dalam kurban bakaran seluruh bagian hewan dikorbankan (Im. 1:9), maka dalam kurban keselamatan, perhatian utama diberikan pada lemak yang dipersembahkan kepada Tuhan (3-4).

Mengapa lemak ditekankan secara khusus? Alasannya adalah karena "seluruh lemak adalah milik TUHAN" (16). Perintah ini dipertegas dengan larangan: "Jangan sekali-kali kamu makan lemak atau darah" (17).

Larangan ini bukan karena alasan kesehatan atau karena lemak dapat meningkatkan risiko penyakit. Sebaliknya, hal ini berkaitan dengan makna religius, di mana lemak dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan.

Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kita juga harus menghindari lemak? Perlu dipahami bahwa hukum Perjanjian Lama yang masih berlaku bagi kita adalah Hukum Moral (Sepuluh Perintah Allah), sementara Hukum Ibadah tidak lagi mengikat karena telah digenapi oleh Yesus Kristus. Kini, kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban karena Kristus telah memberikan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna.

Oleh karena itu, kita bebas mengonsumsi makanan apa pun, tetapi harus melakukannya dengan penuh kesadaran, tidak dengan keserakahan atau sikap egois, melainkan dengan pengendalian diri dan ucapan syukur kepada Tuhan. Hal yang dapat kita pelajari dan praktikkan adalah menyerahkan segala yang menjadi milik Tuhan kepada-Nya, termasuk ketaatan, kesetiaan, dan seluruh hidup kita.

Share:

Firman Tuhan : "Ucapan Syukur Terbaik"

Imamat 2

  1. Makna Ucapan Syukur

    • Umat Israel mengungkapkan syukur mereka kepada Allah melalui kurban sajian.
    • Kurban ini tidak untuk pengampunan dosa, tetapi sebagai bentuk terima kasih atas pemeliharaan Tuhan.
  2. Jenis Kurban

    • Kurban dalam Perjanjian Lama terbagi menjadi dua:
      a) Kurban pengampunan dosa.
      b) Kurban ucapan syukur.
    • Kurban sajian ini unik karena tidak melibatkan penyembelihan hewan atau pencurahan darah.
  3. Memberikan yang Terbaik

    • Tuhan meminta "tepung terbaik" sebagai bentuk syukur umat Israel.
    • Prinsipnya tetap relevan hingga sekarang: memberi yang terbaik bagi Tuhan.
  4. Penerapan dalam Hidup Kita

    • Kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban untuk pengampunan dosa karena Kristus telah menjadi kurban yang sempurna.
    • Namun, kita tetap harus memberikan yang terbaik sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, misalnya melalui:
      • Persepuluhan dan persembahan.
      • Donasi bagi mereka yang membutuhkan.
      • Bantuan dan kepedulian terhadap sesama.

Kesimpulan:

  • Kurban sajian mengajarkan bahwa syukur kepada Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
  • Kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam sikap hidup.
  • Syukur yang sejati adalah hidup yang memuliakan Tuhan dalam segala hal.

Doa:

"Bapa di surga, terima kasih atas segala berkat dan pemeliharaan-Mu dalam hidup kami. Ajar kami untuk selalu bersyukur dan memberikan yang terbaik bagi-Mu. Kiranya hidup kami menjadi persembahan yang harum dan berkenan di hadapan-Mu. Pakailah kami untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin."

Share:

Korban untuk Pendamaian

 

Imamat 1

Sebagai manusia yang berdosa, kita tidak bisa langsung datang untuk menyembah Allah yang kudus. Oleh karena itu, kurban bakaran menjadi sarana penting agar dosa umat dapat diampuni, sehingga mereka dapat diperdamaikan dengan Allah.

Orang yang mempersembahkan kurban bakaran harus meletakkan tangannya di atas kepala kurban (3-4a). Setelah itu, ia menyembelih, menguliti, serta memotong kurban tersebut sesuai dengan bagian-bagian tertentu (5a, 6). Imam kemudian mempersembahkan darah kurban dengan menyiramkannya (5b), menyalakan api di atas mazbah, menyusun potongan kurban, dan membakar seluruhnya (8-9).

Tindakan meletakkan tangan di atas kepala kurban melambangkan bahwa seluruh dosa orang tersebut (termasuk keluarganya) telah dialihkan kepada kurban. Dengan demikian, kurban tersebut menggantikan orang itu dalam menerima hukuman atas dosa. Hal ini memungkinkan dia dan keluarganya untuk menerima pendamaian dengan Allah Yang Mahakudus (4b).

Namun, darah binatang tidak dapat sepenuhnya menghapus dosa (Ibrani 10:4). Mengapa umat tetap harus mempersembahkan kurban bakaran? Karena darah hewan kurban hanyalah bayangan yang menunjuk kepada darah Kristus (Ibrani 10:1).

Umat Perjanjian Lama melakukan kurban bakaran karena saat itu kurban yang sempurna, yaitu Yesus Kristus, Anak Domba Allah, belum datang. Sementara kita, sebagai umat masa kini, hidup setelah Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna untuk selama-lamanya (Ibrani 10:14). Oleh sebab itu, kita tidak lagi perlu memberikan kurban bakaran untuk berdamai dengan Allah. Yang perlu kita lakukan hanyalah datang kepada Kristus, karena di dalam-Nya ada penghapusan dosa dan penebusan yang sempurna.

Bersyukurlah atas darah Anak Domba Allah yang telah dicurahkan untuk menebus dan menggantikan kita. Kini, kita tidak lagi diperhamba oleh kutuk dosa dan kematian kekal. Hiduplah dalam damai sejahtera karena anugerah keselamatan-Nya, dan mintalah kekuatan dari-Nya agar kita dapat menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya.

Doa

Bapa di surga, terpujilah nama-Mu. Pagi ini, kami bersyukur atas pertolongan-Mu yang telah menyertai kami sepanjang malam hingga kami dapat bangun kembali. Kami memohon berkat-Mu atas seluruh jemaat, saudara-saudari kami, serta keluarga kami.

Kiranya Engkau mencurahkan berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera atas hidup kami. Biarlah berkat-Mu mengalir dalam rumah tangga kami, anak-anak dan cucu-cucu kami, pekerjaan kami, usaha kami, studi kami, dan semua hal yang kami lakukan.

Dalam nama TUHAN YESUS, kami percaya bahwa hikmat dan kekuatan dari-Mu akan terus menyertai kami. Kami menyerahkan segala rencana dan perjalanan hidup kami ke dalam tangan-Mu, percaya bahwa Engkau akan menuntun kami menuju keberhasilan yang Engkau kehendaki.

Amin. TUHAN YESUS memberkati!

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.