Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Hidup dalam Ketaatan

Imamat 7:22-27)

Hidup yang berkenan bagi Tuhan pada dasarnya adalah hidup dalam ketaatan. Tuhan menghendaki ketaatan yang total, mencakup semua aspek kehidupan kita, bukan hanya dalam hal ibadah tetapi juga dalam keseharian kita.

Setelah memberikan banyak peraturan mengenai kurban, Allah kini memberikan larangan terkait makanan. Ada dua hal yang dilarang untuk dikonsumsi, yaitu lemak dan darah (22, 26). Mengapa hal ini dilarang?

  • Lemak adalah bagian terbaik dari hewan kurban, yang diperuntukkan bagi Tuhan sebagai persembahan khusus (Im. 3:16-17).
  • Darah melambangkan nyawa, dan nyawa adalah milik Tuhan yang harus dicurahkan sebagai bagian dari penebusan (Kej. 9:4; Im. 3:17; Ul. 12:23-24).

Siapa pun yang melanggar aturan ini, dengan mengambil bagian yang seharusnya milik Tuhan, akan menerima hukuman berat, yaitu dilenyapkan dari bangsanya (25, 27).

Dalam Perjanjian Lama, hukum-hukum ini diberikan agar umat Israel hidup dalam ketaatan. Namun, prinsip ini tetap berlaku hingga saat ini. Tuhan yang kita sembah tidak pernah berubah—Dia tetap sama, dahulu, sekarang, dan selamanya.

Memberikan yang Terbaik bagi Tuhan

Jika dulu lemak adalah simbol dari bagian terbaik yang harus dipersembahkan kepada Tuhan, saat ini kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik dalam bentuk waktu, talenta, usaha, dan hati kita bagi Tuhan. Bukan karena takut akan hukuman, tetapi sebagai ungkapan syukur atas kasih dan pemeliharaan-Nya.

Darah Yesus telah tercurah untuk memberikan kita hidup yang baru. Oleh karena itu, kita harus hidup dalam ketaatan yang sungguh-sungguh, tidak hanya dalam perkara besar tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari—dalam pikiran, perkataan, dan tindakan kita. Tuhan sudah memberikan yang terbaik bagi kita, maka seluruh hidup kita pun seharusnya dipersembahkan untuk kemuliaan-Nya.

Hari ini, dalam hal apa kita bisa membuktikan ketaatan kita kepada Tuhan?

Doa

_Terpujilah Engkau, Bapa di surga. Pagi ini, aku bersyukur atas pertolongan-Mu dalam hidupku, atas perlindungan-Mu sepanjang malam, dan atas anugerah-Mu yang terus mengalir.

Tuhan, aku berdoa agar Engkau memberkati setiap orang yang membaca renungan ini—Bapak, Ibu, saudara-saudariku, dan seluruh jemaat-Mu. Kiranya Engkau melimpahkan kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera dalam hidup mereka.

Berkatilah rumah tangga kami, anak-anak dan cucu-cucu kami, pekerjaan kami, usaha kami, studi kami, dan setiap bidang kehidupan kami. Kiranya Engkau juga memberkati gereja kami, pelayanan kami, serta setiap keputusan yang kami ambil.

Tuhan, ajarlah kami untuk hidup dalam ketaatan, menghormati Engkau dengan memberikan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan kami. Biarlah setiap langkah kami selalu dipimpin oleh hikmat-Mu dan rencana-Mu yang sempurna.

Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin._


Semoga renungan ini semakin menguatkan iman dan mendorong untuk hidup dalam ketaatan yang penuh kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati! 😊🙏

Share:

Mahalnya Keselamatan

Tak jarang anugerah diperlakukan seperti sesuatu yang murahan. Karena diterima secara cuma-cuma, bukan sebagai hasil usaha manusia, keselamatan sering kali dianggap biasa saja. Kita terkadang lupa bahwa untuk segala sesuatu yang tidak kita bayar, ada seseorang yang telah membayarnya untuk kita. Demikian pula dengan keselamatan yang kita terima hari ini—Yesus Kristus telah membayar harganya, dan harga itu sangat mahal.

Melalui pembacaan Perjanjian Lama, kita diingatkan akan mahalnya penebusan dosa dan keselamatan. Yang diminta bukan sekadar kurban biasa, melainkan kurban yang mahakudus (1). Seluruh prosesnya—dari bagaimana kurban dipersembahkan (2-6), apa yang menjadi bagian imam (7-10), apa yang boleh dipersembahkan dan dimakan (12-15), hingga kapan kurban harus dimakan atau sisanya dibakar habis (16-17)—semuanya harus dilakukan dalam kekudusan. Pelanggaran terhadap satu aturan saja dapat membuat kurban menjadi najis dan mendatangkan konsekuensi berat, yaitu kematian (18-21).

Betapa ketat aturan mengenai kurban penebus salah dan kurban keselamatan! Ini menjadi pengingat bagi kita untuk tidak meremehkan anugerah Tuhan. Meskipun keselamatan diberikan kepada kita secara cuma-cuma, Yesus Kristus telah membayarnya dengan darah-Nya dan nyawa-Nya. Ini adalah pengorbanan yang tak ternilai dan tidak akan pernah bisa kita balas.

Dalam Perjanjian Lama, penebusan dan keselamatan diperoleh melalui kurban, tetapi sekarang kita bersyukur karena Yesus telah melunaskan semuanya. Ia telah menebus dan menyelamatkan kita sepenuhnya. Jangan sampai karena kita merasa mendapatkannya dengan mudah, kita menjadi lalai dan menganggapnya sepele.

Keselamatan yang kita terima adalah anugerah yang sangat mahal. Oleh karena itu, kita harus hidup dengan penuh rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan. Jagalah hidup kita agar tetap dalam kekudusan, jangan sampai ternoda oleh dosa dari dalam diri kita maupun dari pengaruh di sekitar kita. Keselamatan bukan sekadar status, melainkan panggilan untuk hidup seturut kehendak Tuhan. Karena itu, marilah kita mengerjakan keselamatan ini setiap hari dengan hati yang penuh kasih dan kesetiaan kepada-Nya.

Doa

Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas anugerah keselamatan yang Engkau berikan kepada kami. Kami sadar bahwa keselamatan ini tidak murah, tetapi telah dibayar dengan darah Yesus Kristus. Tolong kami agar selalu menghargainya dengan hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada-Mu. Jangan biarkan kami menjadi lalai atau meremehkan kasih karunia-Mu. Ajarkan kami untuk terus mengerjakan keselamatan kami dengan hati yang taat dan penuh syukur. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

firman Tuhan " Menjaga Kekudusan "

Imamat 6:24-30

Allah yang Mahakudus menghendaki umat-Nya hidup dalam kekudusan. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel harus menaati berbagai aturan, termasuk mempersembahkan kurban penghapusan dosa. Imam wajib menyembelih dan memakan kurban di tempat kudus, serta menjaga kekudusan alat-alat ibadah (Im. 6:25-28).

Jika Allah menuntut kebersihan dalam penyembahan, maka Ia juga menginginkan kita menjaga kekudusan dalam hati, perkataan, dan perbuatan. Sebagai orang percaya, kita telah dikuduskan oleh darah Kristus dan dipanggil untuk terus hidup dalam kekudusan.

Menjaga kekudusan bukanlah tuntutan yang mustahil. Dengan hidup dekat kepada Tuhan, menaati firman-Nya, dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita, kita dapat semakin bertumbuh dalam kekudusan.

Doa

Ya Tuhan, mampukan kami untuk hidup dalam kekudusan sesuai dengan kehendak-Mu. Dekatkan kami selalu kepada-Mu agar setiap aspek hidup kami semakin mencerminkan kemuliaan-Mu. Amin.

Share:

Menerima dan Memberi

 

Imamat 6:14-23

Sebagian besar orang lebih suka menerima daripada memberi. Namun, Allah mengajarkan keseimbangan—ada saatnya kita menerima, ada saatnya kita memberi.

Anak-anak Harun sebagai imam memiliki kewajiban mempersembahkan kurban sajian kepada Allah. Setelah bagian tertentu dibakar, mereka berhak menerima sisanya sebagai makanan (Im. 6:16-18). Namun, mereka juga diperintahkan untuk mempersembahkan kurban sajian sendiri, yang harus dibakar sepenuhnya dan tidak boleh dimakan (Im. 6:20-23).

Kesimpulan

Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa hidup bukan hanya tentang menerima berkat, tetapi juga tentang memberi dengan sukacita. Jika kita telah menerima anugerah terbesar, yaitu keselamatan, marilah kita juga memberi yang terbaik bagi Tuhan dan sesama.

Doa

Ya Tuhan, terima kasih atas berkat dan pemeliharaan-Mu. Ajarlah kami untuk bersyukur saat menerima dan bersukacita saat memberi, agar hidup kami menjadi berkat bagi sesama. Amin.

Share:

Pujian Ibadah 9 Maret 2025

Share:

firman Tuhan : Jagalah agar Tetap Menyala

 

Imamat 6:8-13

Api akan terus menyala jika bahan bakarnya terus ditambahkan dan tidak dibiarkan habis. Begitu pula dengan iman kita. Iman akan tetap berkobar jika kita terus memeliharanya dengan kepercayaan, ketaatan, dan kesetiaan kepada Tuhan.

Setelah Allah menetapkan aturan mengenai kurban yang harus dipersembahkan oleh bangsa Israel, kini melalui Musa, Allah memberikan perintah kepada Harun dan anak-anaknya tentang bagaimana mereka harus mengelola kurban bakaran: kurban tersebut harus tetap berada di atas perapian mazbah sepanjang malam, dan api mazbah itu tidak boleh padam (8-9).

Dalam menjalankan tugas ini, para imam tidak bisa bertindak sembarangan. Mereka harus mengenakan pakaian dan celana linen, serta menggantinya ketika kurban sudah menjadi abu (10-11). Selain itu, setiap pagi mereka harus menambahkan kayu di atas mazbah, menyusun kurban, dan membakar kurban keselamatan di sana. Dengan cara itulah api mazbah tetap menyala dan tidak padam (12-13).

Allah memberikan perintah yang sangat mendetail mengenai bagaimana menjaga api persembahan. Api yang terus menyala ini melambangkan penyembahan dan persembahan yang tidak pernah berhenti kepada Allah.

Menjaga Iman Tetap Menyala

Dalam kehidupan rohani, kita pun harus menjaga iman seperti menjaga api. Yesus Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah Bapa dan memberikan anugerah iman agar kita dapat hidup dalam kekudusan-Nya. Sekarang, tugas kita adalah menjaga iman tersebut agar tetap menyala dan tidak padam.

Bagaimana caranya? Jika para imam mengenakan pakaian linen sebagai tanda kesucian, kita pun harus hidup dengan perilaku yang bersih dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika para imam menambahkan kayu di mazbah setiap pagi, kita harus mengisi hati kita dengan firman Tuhan setiap hari sebelum memulai aktivitas.

Jagalah agar iman kita tetap menyala. Jangan biarkan semangat kita dalam menyembah dan melayani Tuhan meredup. Setiap hari, kobarkanlah api iman dengan tekun beribadah, berdoa, dan melakukan kehendak-Nya.

Seperti api di mazbah yang harus terus dijaga agar tidak padam, iman kita pun perlu dipelihara dengan sungguh-sungguh. Tanpa usaha yang terus-menerus, iman dapat melemah dan kehilangan nyalanya. Oleh karena itu, kita harus terus mendekat kepada Tuhan, hidup dalam ketaatan, dan senantiasa mengandalkan-Nya dalam segala hal.

Doa

Tuhan yang setia, terima kasih atas anugerah iman yang Engkau berikan kepada kami. Ajarlah kami untuk selalu menjaga iman kami tetap menyala, agar kami tidak kehilangan semangat dalam menyembah dan melayani-Mu. Berikan kami hati yang rindu akan firman-Mu, hidup yang berkenan kepada-Mu, dan kekuatan untuk tetap setia dalam setiap keadaan. Biarlah hidup kami selalu memancarkan terang-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Menjaga Kekudusan Nama Allah

Imamat 5:14--6:7

Sebagai orang Kristen, kita menyandang nama Allah. Ketika kita berbuat dosa, seperti menipu atau bersumpah palsu, kita bukan hanya mencemari diri sendiri, tetapi juga mencemarkan nama-Nya. Dalam Perjanjian Lama, dosa terhadap Allah dan sesama harus ditebus dengan kurban serta penggantian kerugian (Im. 5:15-16; 6:2-7). Ini menunjukkan bahwa ketidaksetiaan dan ketidakjujuran melanggar kekudusan Allah.

Yesus menegaskan pentingnya menjaga nama Allah dalam Doa Bapa Kami: "Dikuduskanlah nama-Mu" (Mat. 6:9). Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk hidup jujur, bertanggung jawab, dan mencerminkan kemuliaan Allah agar nama-Nya dihormati, bukan dihina (Mat. 5:16).

Kesimpulan

Menjaga kekudusan nama Allah berarti hidup dalam integritas, menjauhi kebohongan, dan bertanggung jawab atas kesalahan kita. Apa pun yang kita lakukan, hendaknya kita melakukannya dengan kesadaran bahwa kita membawa nama Tuhan.

Doa

Ya Tuhan, ajarlah kami untuk hidup jujur dan bertanggung jawab, agar nama-Mu senantiasa dimuliakan melalui hidup kami. Amin.

Share:

Firman Tuhan : Anugerah dan Tuntutan

Imamat 4:1--5:13

Banyak orang Kristen berpikir bahwa hidup di zaman Perjanjian Baru lebih menguntungkan karena Allah telah menganugerahkan keselamatan kepada kita dan tidak lagi menghukum dengan berat seperti di era Perjanjian Lama. Namun, benarkah anggapan ini?

Kepada bangsa Israel, ditetapkan bahwa setiap orang yang berbuat dosa tanpa sengaja harus mempersembahkan kurban penghapus dosa (Im. 4:2). Jenis kurban yang harus dipersembahkan bergantung pada siapa yang melakukan dosa: jika seorang imam, maka ia harus mempersembahkan seekor lembu jantan muda yang tidak bercela (Im. 4:3); jika dosa dilakukan oleh seluruh umat Israel, maka seekor lembu jantan muda harus dikorbankan (Im. 4:13-14); jika seorang pemimpin yang bersalah, ia harus mempersembahkan seekor kambing jantan yang tidak bercela (Im. 4:22-23); jika pelaku adalah rakyat biasa, seekor kambing atau domba betina tanpa cacat harus dipersembahkan (Im. 4:27-28, 32); sedangkan bagi mereka yang kurang mampu, cukup mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati (Im. 5:7).

Dosa yang tidak disengaja adalah dosa yang terjadi karena kelalaian atau ketidaktahuan seseorang (Bil. 15:22). Meskipun hukumannya tidak seberat dosa yang dilakukan dengan sengaja (Bil. 15:30-31), itu tidak berarti orang yang bersalah dapat mengabaikannya begitu saja. Ketika seseorang menyadari dosanya atau diberi tahu oleh orang lain (Im. 4:14, 28), ia wajib segera mengaku dosa dan mencari pendamaian dengan Tuhan (Im. 5:5-6).

Dari sini, kita memahami bahwa jaminan keselamatan bukan alasan untuk bertindak semaunya tanpa merasa bertanggung jawab. Kita tetap harus memperlakukan setiap dosa dengan serius dan hidup dalam pertobatan. Selain itu, semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin besar kurban yang harus dipersembahkan—ini mengajarkan bahwa semakin besar anugerah yang diterima, semakin besar pula tanggung jawab untuk hidup kudus.

Marilah kita semakin mengasihi dan menaati Allah, sebab anugerah yang telah kita terima sungguh tak ternilai.

Mari berdoa. Terpujilah bapa yang ada di surga pagi ini aku bersyukur atas pertolongan mu, di dalam setiap kehidupan sepanjang  istirahat malam,   pagi   ini aku mohonkan berkat kepada TUHAN untuk Bapak, Ibu,jemaat  saudara saudariku  sekalian. Kiranya berkat kesehatan. Berkat sukacita. Berkat Damai Sejahtera. Mengalir dalam kehidupan kita semua. Dan diberkati juga rumah tangga mu. Anak-anak dan cucu-cucu mu. Pekerjaanmu. Sawah dan ladang mu. perusahaanmu Studi mu. Tokomu Usaha mu. Kantor mu, MOU mu, pelangganMuRumah mu. Keluargamu. Pelayanan mu. Gereja mu.. Majikanmu, serta Calon pendampingmu Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami.. saya sadar bertambahnya hari harimu . Bertambahnya juga hikmat ku, supaya kami tetap kuat dan selalu ada terobosan  dan proses  untuk sukses dalam pimpinanmu. Yang percaya katakan AMIN.!!!... TUHAN YESUS memberkati

Share:

Dilarang Makan Lemak?

Imamat 3

Di kalangan orang Kristen, terdapat perbedaan pandangan mengenai apakah mengonsumsi darah diperbolehkan atau tidak, karena dalam Perjanjian Lama, umat dilarang memakannya (Im. 7:26-27). Menariknya, dalam bagian firman Tuhan hari ini, bukan hanya darah yang tidak boleh dikonsumsi, tetapi juga lemak.

Dalam kurban keselamatan, sebagaimana dalam kurban bakaran, umat harus meletakkan tangan di atas kepala hewan kurban sebelum menyembelihnya.

Setelah itu, imam menyiramkan darah kurban tersebut (1-2). Kurban ini kemudian dibakar bersama dengan kurban bakaran (5). Akan tetapi, jika dalam kurban bakaran seluruh bagian hewan dikorbankan (Im. 1:9), maka dalam kurban keselamatan, perhatian utama diberikan pada lemak yang dipersembahkan kepada Tuhan (3-4).

Mengapa lemak ditekankan secara khusus? Alasannya adalah karena "seluruh lemak adalah milik TUHAN" (16). Perintah ini dipertegas dengan larangan: "Jangan sekali-kali kamu makan lemak atau darah" (17).

Larangan ini bukan karena alasan kesehatan atau karena lemak dapat meningkatkan risiko penyakit. Sebaliknya, hal ini berkaitan dengan makna religius, di mana lemak dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan.

Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kita juga harus menghindari lemak? Perlu dipahami bahwa hukum Perjanjian Lama yang masih berlaku bagi kita adalah Hukum Moral (Sepuluh Perintah Allah), sementara Hukum Ibadah tidak lagi mengikat karena telah digenapi oleh Yesus Kristus. Kini, kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban karena Kristus telah memberikan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna.

Oleh karena itu, kita bebas mengonsumsi makanan apa pun, tetapi harus melakukannya dengan penuh kesadaran, tidak dengan keserakahan atau sikap egois, melainkan dengan pengendalian diri dan ucapan syukur kepada Tuhan. Hal yang dapat kita pelajari dan praktikkan adalah menyerahkan segala yang menjadi milik Tuhan kepada-Nya, termasuk ketaatan, kesetiaan, dan seluruh hidup kita.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.