Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

BERSAMA YESUS

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Lukas 9:51-62

Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” (Luk. 9:59)

Salah satu kecenderungan hidup beragama yang berkembang pada masa kini adalah adanya kesadaran untuk memperhatikan kebutuhan umat. Pengajaran agama makin sering membahas hal-hal praktis yang memotivasi umat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Persoalan muncul ketika hal ini tidak diimbangi dengan pemahaman tentang tanggung jawab umat atas panggilan iman mereka. Akibatnya, gaya hidup beragama yang narsistik makin subur: Umat hanya sibuk memikirkan dirinya sendiri. Keberadaan Tuhan pun dianggap tidak lebih sebagai Pribadi yang menjamin terpenuhinya keinginan umat
Teks Alkitab hari ini memberikan kesan yang sama sekali berbeda. Dua kali disebutkan tentang orang yang mengatakan bahwa mereka hendak mengikut Yesus. Dua kali pula Yesus menanggapi dengan sebuah tantangan yang serius. Mengikut Yesus berarti berjalan bersama Yesus. Bukan berarti lantas semuanya beres dan tanpa masalah. Sejak awal telah disebutkan bahwa jalan yang ditempuh Yesus bukanlah jalan yang selalu mulus, melainkan jalan yang tidak lepas dari berbagai tantangan (Luk. 9:53, 58). Karena itu, mengikut Yesus tidak bisa dilakukan dengan sikap asal-asalan.
Jemaat yang dikàsihi Tuhan., beriman berarti meyakini bahwa Yesus bersama kita. Pertanyaannya, “Apakah kita sungguh-sungguh mau bersama Yesus?” Kesungguhan tersebut akan tampak dalam kesediaan kita untuk menjawab panggilan mengikut Yesus. Itu berarti kita diajak meninggalkan gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri sambil terus mengarahkan seluruh hidup kita kepada Yesus. Ya, memang Yesuslah yang seharusnya menjadi pusat hidup kita.
1. Mengapa mengikut Yesus tidak bisa dilakukan dengan sikap asal-asalan?
2. Apa makna mengikut Yesus dalam hidup sehari-hari?
Pokok Doa: Agar setia mengikut Yesus.

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Menjadi Lebih Kuat

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

1 Petrus 5:6 14

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
1 Petrus 5:10

Seorang filsuf mengatakan, Apa pun yang tidak membunuh saya, akan membuat saya lebih kuat. Yang dimaksud dengan ucapan itu adalah bahwa seseorang bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih baik, lebih cerdas melalui penderitaan yang dialaminya. Penderitaan apa pun jenisnya, seberat apa pun, sejauh itu tidak merenggut nyawa, bisa membuat hidup manusia lebih kokoh. Tentu saja ada syaratnya, yaitu disikapi dengan benar dan tepat. Bandingkan dengan pepatah Indonesia: pengalaman adalah guru yang terbaik. Melalui pengalaman (apalagi yang pahit), kita belajar hal hal baru yang menjadikan diri kita lebih baik.

Rasul Petrus berbicara tentang penderitaan sebagai bagian dari perjalanan iman. Panggilan ikut Tuhan Yesus mencakup panggilan menderita bersama Yesus. Jalan menuju sorga adalah jalan salib. Dalam perjalanan itu, Allah akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita. Kita bertambah kuat bukan karena kesanggupan kita tetapi karena kesanggupan dari Allah. Jadi, faktor utama dari bertambah kuatnya diri kita bukan dari dalam diri kita sendiri, juga bukan karena kita berhasil menarik pelajaran dari pengalaman itu tetapi dari Allah, sumber segala kasih karunia. Dia empunya kuasa sampai selama lamanya (1Ptr. 5:11). Bahkan di dalam penderitaan yang paling berat pun, kasih karunia Allah tidak pernah habis, seperti sumur yang tidak pernah kering.

Penderitaan itu memang buruk tetapi kalau harus dialami, ya, hadapi saja. Mau kita hindari pun tetap tidak bisa. Rasul Petrus menyebut Iblis sebagai salah satu penyebab penderitaan. Sikap kita adalah lawanlah ia dengan iman yang teguh (1Ptr. 5:9). Apa pun penderitaannya, siapa pun penyebabnya, jangan menyerah tetapi lawan dengan iman yang teguh. Pada saat yang sama, kita berserah di bawah tangan Tuhan yang kuat, yang memelihara kita (1Ptr. 5:7). Jadi, jika disikapi dengan benar, penderitaan tidak akan menghancurkan hidup kita, tetapi akan membuat kita lebih kuat.

Refleksi diri:

Apa pengalaman penderitaan masa lalu yang justru setelah Anda renungkan membuat Anda lebih kuat? Mengapa Anda bisa kuat saat itu?

Sebagai seorang pengikut Kristus, apakah Anda siap menderita bagi Yesus?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

JALAN TUHAN

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan ni perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Mazmur 77:2-3, 12-21

Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. (Mzm. 77:20)

Dalam kehidupan beriman sehari-hari, ada kecenderungan untuk memahami mukjizat atau keajaiban sebagai “solusi cepat” atas masalahmasalah hidup yang sedang dihadapi. Bahkan, ada kalangan-kalangan tertentu yang sangat suka membicarakan tentang topik ini. Dengan sangat yakin mereka mengajarkan kepada umat bahwa mukjizat dapat terjadi bila kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan. Ungkapan yang sering digunakan adalah, “Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya” (Mrk. 9:23). Persoalan muncul ketika mukjizat yang diharapkan tidakterjadi dan masalah hidup pun tak kunjung selesai.

Di tengah-tengah kesulitan hidup yang sedang dihadapinya, pemazmur berseru-seru dengan nyaring kepada Allah. Ia pun berdoa hingga malam. Namun, pertolongan dari Tuhan tak kunjung tiba. Itulah sebabnya, ia makin patah semangat dan gelisah (Mzm. 77:4-5). Kemudian ia mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan di masa lalu. Ia mengingat bagaimana Tuhan menolong umat-Nya secara ajaib sehingga mereka dapat menyeberangi Laut Teberau (Kel. 14:15-31). Demikianlah, ia pun dikuatkan untuk terus meyakini tuntunan dan penyertaan Tuhan di tengah-tengah kesulitan hidup yang dialaminya.

Youth, jalan Tuhan memang penuh dengan keajaiban. Namun, jalan Tuhan bukanlah jalan pintas. Berjalan di jalan Tuhan bukan berarti kita tidak akan mengalami kesulitan dan masalah. Sebaliknya, dengan berjalan di jalan Tuhan, kita diundang untuk memaknai masalah dan kesulitan hidup sebagai momen untuk mengalami tuntunan dan penyertaan Tuhan yang ajaib.

1. Bagaimana pemazmur dikuatkan di tengah-tengah kesulitan yang dialaminya?
2. Apa makna berjalan di jalan Tuhan?

Pokok Doa: Agar meyakini penyertaan Tuhan di tengah-tengah kesulitan hidup.
Share:

Bersama Sang Gembala

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan ni perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Mazmur 23

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
 Mazmur 23:4a

Ayat di atas menyampaikan tentang lembah kekekalaman yang bisa berupa segala kesusahan hidup yang membawa kita pada kondisi sangat membutuhkan pertolongan. Jika Tuhan izinkan kita berada dalam lembah kekelaman, Dia pasti punya maksud untuk kebaikan kita dan tidak ingin kita berlama lama di dalamnya. Dalam Alkitab Bahasa Inggris menggunakan kalimat: I will fear no evil, artinya aku tidak takut kejahatan, maksudnya biarpun segala setan sedang memakai orang orang jahat untuk menggoncang kehidupan kita, tetapi percayalah Sang Gembala akan membela kita untuk melewati semua itu.

Mazmur 23 membuat saya teringat saat pindah tempat pelayanan dari Hefei ke Shijiazhuang. Kami saat itu bersama tiga anak yang masih sangat kecil dan balita, hanya bisa membawa dua koper pakaian karena saya dan istri masing masing menggendong anak. Kami harus keluar masuk stasiun kereta api. Ini membuat kami khawatir, apalagi saat itu sedang hujan salju lebat. Kami mulai berpikir, apakah anak anak akan sehat? Apakah kami bisa naik kereta yang sering berjubel berdesakan? Bagaimana jika anak hilang di tengah keramaian dalam badai salju? Belum lagi ketakutan akan orang jahat yang saat itu masih marak sehingga jam 2 malam mata kami harus tetap awas. Semua ketakutan berkecamuk. Bersyukur Tuhan membuat hati kami tenang dan kuat sehingga akhirnya semua bisa dilalui.

Pemazmur tahu bagaimana rasanya berjalan di lembah kekelaman, berjalan melalui ngarai yang sepi atau sempit, menghadapi binatang buas atau musuh yang siap menyerang. Pemazmur tahu apa itu takut tetapi juga tahu apa artinya dipimpin oleh Sang Gembala melaluinya. Tuhan telah menjaganya sepanjang hidupnya dan ia tahu dirinya tidak perlu takut karena Tuhan menyertainya.

Hidup kita dipenuhi lembah lembah kegelapan dan dikelilingi orang orang jahat, semuanya keluar mendapatkan kita dan membuat tidak aman. Ingatlah selalu Tuhan bersama kita, mengawasi dan membimbing kita. Dia akan membawa ke padang rumput hijau dan memulihkan jiwa kita. Saudara, apakah ketakutan sedang melingkupi Anda saat ini? Mari datang kepada Tuhan Yesus, Sang Gembala, Dia akan menghalau semua ketakutan dari hidup kita.

Salam bersama Sang Gembala.

Refleksi diri:

Apa kondisi menakutkan yang pernah Anda hadapi? Apa maksud baik Tuhan mengizinkan Anda mengalami kondisi tersebut?

Bagaimana Yesus membimbing Anda melewati kondisi tersebut?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

JANGAN BERPALING

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan ni perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Galatia 4:8-20
Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, ... bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin ...? (Gal. 4:9)
Berpaling berarti menoleh. Menurut KBBI, istilah ini memiliki dua makna kiasan. Pertama, beralih atau bertukar (perhatian dan sebagainya). Kedua, meninggalkan agama; murtad. Dalam novelnya yang berjudul Origami Hati, Boy Chandra menggunakan istilah berpaling secara apik. Ia menulis, “Jangan berpaling dan membuat kita menjadi dua orang asing.”
Rasul Paulus mengamati jemaat di Galatia telah berubah. Sayangnya, di mata sang rasul perubahan tersebut bukanlah perubahan yang positif. Jemaat di Galatia telah berpaling dari Injil yang telah diberitakan kepada mereka sebelumnya. Kini mereka kembali hidup dalam perhambaan, padahal oleh Injil Kristus, mereka mengenal Allah yang sejati dan telah dimerdekakan (Gal.5:1). Memang ada pihak-pihak tertentu yang berusaha memengaruhi jemaat. Namun, mengapa jemaat dengan mudahnya mengikuti mereka? Itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan jemaat akan hubungan mereka yang semula. Dengan demikian, diharapkan jemaat sadar dan kembali ke jalan yang benar. Mereka diingatkan bahwa dalam iman kepada Kristus, mereka bukan lagi hamba, melainkan anak (Gal. 4:7).
Jemaat yang dikasihi Tuhan, mengikut Yesus menuntut kita untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Injil. Hal ini bukanlah proses yang sekali jadi, melainkan proses yang berlangsung seumur hidup. Karena itu, marilah kita berusaha makin mengenal dan mengasihi Kristus. Dengarkanlah dan dalamilah firman Tuhan. Itulah yang mencegah kita untuk berpaling dari Injil.

1. Apa yang terjadi pada jemaat di Galatia
2. Kebiasaan lama apa yang mesti kita tinggalkan demi mengikutY esus?

Pokok Doa: Agar makin mengenal dan mengasihi Kristus.




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Dibenarkan Karena Iman

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan ni perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Roma 3:21 26

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
 Roma 3:21 22

Hukum Taurat yang diberikan Allah kepada bangsa Israel melalui Musa adalah hukum yang mengatur bagaimana manusia berelasi dengan Allah dan dengan sesamanya. Orang orang Yahudi di zaman Paulus hidup memiliki konsep yang salah mengenai hukum Taurat. Mereka percaya dengan menaati Taurat maka hidup akan dibenarkan. Orang orang ini bermegah di dalam perbuatan tetapi apa yang mereka usahakan sebetulnya sia sia. Tak seorang pun dapat menaati Taurat secara sempurna dan dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat. Dosa telah ada sebelum Taurat diberikan dan melalui Taurat orang orang diberitahukan bahwa mereka adalah orang berdosa. Di dalam ketidakberdayaan manusia, Taurat menuntun kepada kebenaran selanjutnya, yaitu Kristus.

Paulus memberitahukan jemaat di Roma bahwa ada pergeseran dari Taurat kepada kebenaran Allah melalui kalimat, tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan . Kebenaran yang dinyatakan adalah kebenaran di dalam Kristus Yesus. Kematian Yesus di atas salib telah memuaskan keadilan Allah sehingga orang yang percaya kepada Nya diperdamaikan dengan Bapa di Sorga. Kebenaran ini menyatakan bahwa manusia dibenarkan oleh iman, bukan oleh Taurat ataupun perbuatan. Ini adalah kebenaran yang sifatnya anugerah. Manusia tidak dapat bermegah karena usahanya sendiri karena bila seseorang memiliki iman kepada Yesus, itu adalah anugerah pemberian Allah.

Kebenaran Allah yang diberitakan Paulus sesungguhnya bukanlah hal baru. Kebenaran Allah ini telah tertulis di dalam Perjanjian Lama dan diberitakan oleh para nabi. Salah satunya tertuang di dalam proto euangelion yang tercatat di dalam Kejadian 3:15. Keturunan perempuan yang tak lain adalah Yesus akan meremukkan kepala ular, yakni Iblis. Sementara di saat yang sama Iblis akan meremukkan tumit Nya. Ini mengacu pada peristiwa penderitaan yang dialami Yesus di atas salib.

Keselamatan di dalam Kristus tidak diperoleh melalui usaha manusia menaati Taurat dengan segenap upaya. Keselamatan hanya diperoleh melalui iman bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia. Sekarang pertanyaannya: apakah Anda sudah sungguh sungguh percaya dan beriman kepada Kristus?

Refleksi diri:

Siapakah Yesus bagi Anda? Sudahkah Anda menerima anugerah keselamatan dari Allah?

Apakah Anda sudah memahami dengan benar kebenaran yang ada di dalam Yesus Kristus?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

TEGURAN TUHAN

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan ni perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Lukas 9:37-43a

Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu?” (Luk. 9:41)

Apa pengertian iman? Jawaban yang biasanya diberikan adalah iman berarti percaya. Bukan hanya percaya tentang Tuhan, melainkan juga sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan memercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya. Kita masih bisa menambahkan berbagai penjelasan lainnya. Makin canggih penjelasan yang kita berikan, makin tampak bahwa iman tidaklah sesederhana yang kita bayangkan sebelumnya.

Dalam teks Alkitab hari ini disebutkan tentang Yesus yang kesal atas ketidakpercayaan orang-orang di sekitar-Nya. Ia pun menegur mereka. “Teguran” Yesus tersebut tidak hanya ditujukan kepada orang banyak, tetapi juga kepada para murid yang tidak mampu mengusir roh jahat. Bahwa para murid pun mengalami kesulitan untuk percaya, itu bukanlah hal baru. Kisah sebelumnya menyebutkan bahwa Yesus menegur ketidakpercayaan para murid (Luk. 8:25).

Bpak ibu saudaraku, kita mungkin saja beragama dengan sangat baik, tetapi gagal dalam beriman. Dalam Alkitab justru mereka yang mendalami agama (orang Farisi, ahli Taurat) dan mereka yang “dekat” dengan Yesus (para murid) yang sering gagal untuk percaya kepada Yesus. Karena itu, teguran Tuhan seharusnya mendorong kita untuk makin bersungguh-sungguh dalam menjalani hidup beriman. Kita menyadari bahwa perkataan, pikiran, perbuatan, dan seluruh hidup kita belum sepenuhnya mencerminkan kepercayaan kita kepada Tuhan. Kita pun hendak terus bertekun dalam iman sambil memohon pertolongan Tuhan, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (Mrk.9:24)

1. Bagaimana Yesus menyikapi ketidakpercayaan orang-orang di sekitar-Nya?
2. Apa respons yang tepat atas teguran Tuhan?

Pokok Doa: Agar makin bertekun dalam iman.





Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Jadilah garam si pembawa sukacita

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Matius 5:13 16

Dan tiap tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
Imamat 2:13

Perhatikan ayat di atas. Kenapa sampai ditekankan berulang ulang tentang garam, ya? Saya membaca beberapa referensi, ternyata fungsi garam memang penting untuk mengawetkan, memberi rasa, pengikat tekstur pada makanan, pengurang pahit, dan memberi warna makanan jadi lebih menarik. Makanan jadi tahan lama dan menarik dipandang mata karena garam. Ingat ada pepatah: bagaikan sayur tanpa garam. Artinya tanpa garam, masakan akan hambar, tidak nikmat, nggak mak nyuss. Sukacitanya makan bukan karena mewahnya atau mahalnya makanan, tapi karena garam. Jadi, garam itu penting, ia membawa sukacita dan pemberi rasa.

Di dalam Alkitab, garam harus dibubuhkan pada korban sajian. Garamnya sendiri disebut garam perjanjian. Garam ini melambangkan persahabatan dan persekutuan dengan Tuhan. Persekutuan ini erat kaitannya dengan panggilan hidup kita sebagai murid Kristus, yaitu menjadi terang dan garam. Setiap orang yang ingin menjadi garam bagi dunia harus memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan.

Garam juga melambangkan orang orang kudus yang memiliki kasih karunia di dalam hatinya. Kita yang percaya Yesus dan telah menerima anugerah kasih karunia adalah garam garam di tengah dunia. Keberadaan kita hendaklah memberi rasa bagi lingkungan di mana kita berada. Sebagaimana prinsip membubuhkan garam pada korban persembahan dalam Perjanjian Lama, maka hidup kita juga harus membubuhkan garam bagi orang orang terdekat yang ada di sekitar kita. Dengan demikian korban persembahan tersebut menjadi berharga dan mulia di hadapan Tuhan.

Hal inilah yang harus kita lakoni di sepanjang hidup kita. Ajukan pertanyaan pertanyaan berikut kepada diri sendiri: apakah ada sukacita dalam hidup kita? Apakah kita sudah menjadi pembawa sukacita? Apakah kehadiran kita memberi rasa dan warna? Kalau belum, itu artinya kita lupa membubuhi garam. Hidup yang berkenan bagi Tuhan Yesus adalah hidup yang dibubuhi garam.

Catatan: ingat ya jadilah garam dunia, tapi bukan garam dalam arti literal, hehehe Nanti rame rame, setelah baca renungan hari ini, bapak dan ibu yang punya hipertensi bilang, Penulis renungan hari ini menyuruh saya tambah garam. Bukan, tidak begitu yah… hahaha 

Refleksi diri:

Apakah hidup Anda sudah dibubuhi garam sehingga memberi rasa bagi orang orang di sekitar Anda?

Apa tindakan konkrit yang bisa Anda lakukan supaya bisa menjadi garam bagi dunia?




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Menjadi Lebih Kuat

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

1 Petrus 5:6 14

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
1 Petrus 5:10

Seorang filsuf mengatakan, Apa pun yang tidak membunuh saya, akan membuat saya lebih kuat. Yang dimaksud dengan ucapan itu adalah bahwa seseorang bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih baik, lebih cerdas melalui penderitaan yang dialaminya. Penderitaan apa pun jenisnya, seberat apa pun, sejauh itu tidak merenggut nyawa, bisa membuat hidup manusia lebih kokoh. Tentu saja ada syaratnya, yaitu disikapi dengan benar dan tepat. Bandingkan dengan pepatah Indonesia: pengalaman adalah guru yang terbaik. Melalui pengalaman (apalagi yang pahit), kita belajar hal hal baru yang menjadikan diri kita lebih baik.

Rasul Petrus berbicara tentang penderitaan sebagai bagian dari perjalanan iman. Panggilan ikut Tuhan Yesus mencakup panggilan menderita bersama Yesus. Jalan menuju sorga adalah jalan salib. Dalam perjalanan itu, Allah akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita. Kita bertambah kuat bukan karena kesanggupan kita tetapi karena kesanggupan dari Allah. Jadi, faktor utama dari bertambah kuatnya diri kita bukan dari dalam diri kita sendiri, juga bukan karena kita berhasil menarik pelajaran dari pengalaman itu tetapi dari Allah, sumber segala kasih karunia. Dia empunya kuasa sampai selama lamanya (1Ptr. 5:11). Bahkan di dalam penderitaan yang paling berat pun, kasih karunia Allah tidak pernah habis, seperti sumur yang tidak pernah kering.

Penderitaan itu memang buruk tetapi kalau harus dialami, ya, hadapi saja. Mau kita hindari pun tetap tidak bisa. Rasul Petrus menyebut Iblis sebagai salah satu penyebab penderitaan. Sikap kita adalah lawanlah ia dengan iman yang teguh (1Ptr. 5:9). Apa pun penderitaannya, siapa pun penyebabnya, jangan menyerah tetapi lawan dengan iman yang teguh. Pada saat yang sama, kita berserah di bawah tangan Tuhan yang kuat, yang memelihara kita (1Ptr. 5:7). Jadi, jika disikapi dengan benar, penderitaan tidak akan menghancurkan hidup kita, tetapi akan membuat kita lebih kuat.

Refleksi diri:

Apa pengalaman penderitaan masa lalu yang justru setelah Anda renungkan membuat Anda lebih kuat? Mengapa Anda bisa kuat saat itu?

Sebagai seorang pengikut Kristus, apakah Anda siap menderita bagi Yesus?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.