Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Sungguh Dahsyat Kuasa Yesus

Matius 27:45 56

Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit bukit batu terbelah,
 Matius 27:50 51

Ketika Yesus menyerahkan nyawa Nya di kayu salib, hal ini memicu reaksi peristiwa berantai. Awal dan akhir dari rangkaian peristiwa ini penting. Tirai Bait Suci yang memisahkan kekudusan Allah dari dunia, terkoyak. Sementara orang orang yang sudah mati masuk ke kota suci.

Matius menunjukkan bahwa kematian Yesus mengubah hubungan Allah yang kudus dengan dunia yang berdosa. Sebelumnya terdapat jurang pemisah di antara Tuhan dan dunia. Sekarang karena kuasa Yesus, orang berdosa bisa datang kepada Allah karena hutang dosa dosanya telah dilunasi. Kita tidak bersalah lagi karena telah dibenarkan oleh Kristus.

Apa hal hal yang terlalu baik yang Anda terima melalui pengorbanan Kristus? Tanpa Kristus, tujuan hidup semua manusia adalah kematian. Ya, kita sebetulnya hidup untuk mati. Namun, Kristus hidup sehingga meskipun kita mati, nanti di hari penghakiman akan dihidupkan kembali untuk bersama sama dengan Nya pergi ke sorga kekal. Karena kuasa Kristus, tabir disingkirkan dan jalan menuju tempat Mahakudus kini terbuka bagi kita yang percaya kepada Nya.

Hal baik lainnya adalah kapan saja dan di mana pun, kita bisa memanggil, berdoa, dan merasakan penyertaan Tuhan. Hiduplah dengan sungguh sungguh percaya dan berjalan dalam kehendak Tuhan!

Yesus berkuasa menciptakan langit dan bumi. Dia berkuasa mengalahkan maut dan menyembuhkan orang sakit. Dia juga berkuasa menghakimi bumi dan membuka pintu sorga. Betapa hebat kuasa Nya. Hai semua yang letih dan lemah, datang dan mohonkan Tuhan Yesus menyatakan kuasa Nya untuk menolong kehidupan kita, bahkan mengubah segala karakter kita.

Satu kali dalam Perjamuan Kudus, saya melihat dari mimbar, seorang jemaat tertunduk dan tidak berani mengambil roti perjamuan. Ketika kebaktian usai saya mendekatinya dan bertanya, Kenapa tidak ambil bagian? Ia menjawab lirih, Saya orang berdosa, tidak mungkin Tuhan menerima saya kembali. Saya menegaskan, Kematian Yesus menyediakan semua pembersihan yang dibutuhkan siapa pun. Dia adalah Tuhan yang berkuasa menghapus dosamu dan mengubah nasibmu. Puji Tuhan, orang tersebut memperoleh kelegaan di dalam jiwanya.

Saudaraku, apa masalah hidup Anda? Datanglah kepada Tuhan Yesus yang penuh kuasa.

Salam datanglah kepada Yesus yang berkuasa.

Refleksi diri:

Bagaimana kematian dan kuasa kebangkitan Tuhan Yesus telah mengubah kehidupan dan karakter Anda?

Apa bukti kuasa Yesus yang pernah menolong Anda dari kelemahan dan keletihan hidup?

Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.
Share:

Tuhan ikut ujian

Salim met pagi.. Bpk ibu jemaat gimana kabarnya hari ini, tentunya sehat dan selalu bahagia dan cerah bukan. Inilah anugerah dari Tuhan. Met bekerja dan aktifitas. 

Gema suara illahi
Maleakhi 3:6 12
Ia, yang tidak menyayangkan Anak Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama sama dengan Dia?
 Roma 8:32

Maleakhi 3:10 mungkin adalah ayat yang paling populer digunakan untuk mengingatkan jemaat dalam hal memberikan persepuluhan. Namun, bukan ini yang akan kita renungkan. Kita akan membahas mengenai perintah untuk menguji Tuhan. Dalam Ulangan 6:16, Tuhan memperingatkan orang Israel agar tidak mencobai Nya. Kenapa pada ayat 10, Dia kini meminta mereka menguji Nya? Kok Tuhan plin plan?

Biasanya penjelasan untuk kontradiksi ini adalah dengan membedakan antara menguji dan mencobai. Meskipun kedua kata ini memiliki pengertian yang sama di dalam Mazmur 95:9 tetapi poin yang mau disampaikan di sini adalah Tuhan tidak ingin ikut ujian. Terlebih diuji atau dicobai oleh orang percaya yang telah mengecap kasih dan kebaikan Nya. Lantas, mengapa Tuhan sampai meminta umat menguji Nya? Jawabannya karena begitu bobroknya iman kerohanian umat, sampai sampai Tuhan berbicara kepada mereka seolah olah mereka bukan orang percaya! Wajar kalau orang tidak percaya ingin menguji Tuhan. Mereka belum pernah mencicipi segala anugerah Nya. Namun, keterlaluan sekali jika kita yang sudah percaya ingin mengetes Tuhan. Apakah kebaikan Tuhan sampai saat ini masih kurang? Apakah pernah kasih Nya surut kepada kita? Punya keinginan itu wajar. Yang tidak wajar adalah ketika kita sampai mencobai atau menguji Tuhan untuk keinginan tersebut. Kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku? Tuhan tidak sayang aku, ya? Tuhan tidak sanggup menolong, ya? Gerutu seperti ini pun adalah bentuk menguji atau mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan orang Israel sepuluh kali mencobai Tuhan di padang gurun (Bil. 14:22).

Jika diibaratkan sebagai ujian, Tuhan sudah mendapat nilai A++++ atau bahkan nilai tak terhingga, ketika Dia menyerahkan Anak Nya untuk menebus kita dari dosa. Jika kita meminta hal yang baik di waktu yang tepat, tidak mungkin Tuhan tidak memberikannya untuk kita, sampai sampai kita harus menguji Nya. Daripada menguji Tuhan, lebih baik menguji diri sendiri. Apakah hal yang kita minta adalah hal yang baik dan di waktu yang tepat?

Refleksi diri:

Pernahkah Anda, baik secara sadar maupun tidak, mengetes Tuhan baik di dalam gerutuan maupun doa doa Anda?

Apa kebaikan dan kasih Yesus di masa lalu yang bisa mengingatkan Anda akan anugerah Nya yang tak pernah berkurang sedikit pun?

Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.
Share:

Pengkhianat Dalam Pernikahan


Maleakhi 2:10 16

Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Maleakhi 2:15

Kalau mendengar kata pengkhianat, nama Yudas Iskariot langsung terbayang dalam kepala kita. Di masa kini, mungkin para pengkhianat adalah mereka yang murtad dan meninggalkan iman, atau mereka yang pindah gereja atau denominasi. Jadi, mungkin kita akan kaget ketika membaca bagian ini saat disampaikan bahwa mengkhianati istri pertama sama dengan mengkhianati Tuhan sendiri. Orang orang Israel pada saat itu menceraikan istri istri mereka untuk menikahi anak perempuan allah asing, yakni wanita wanita non Israel penyembah berhala (ay. 11).

Saya percaya (dan berharap) tidak ada di antara Anda yang berpikir untuk menceraikan pasangan Anda, lebih lebih untuk menikahi orang yang belum percaya. Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa bercerai adalah dosa besar. Larangan untuk bercerai juga diiringi dengan perintah untuk membangun kehidupan pernikahan yang indah. Entah berapa banyak orang Kristen yang tidak bercerai tetapi sudah seperti orang asing dengan pasangannya. Ini pun bukan hal yang dikehendaki Tuhan.

Memang perlu usaha dan niat untuk menyisihkan waktu bagi pasangan di tengah zaman modern yang penuh tantangan dan tuntutan. Anda bekerja setiap hari. Ketika pulang atau ada hari libur, Anda menghabiskan waktu bersama sama dengan anak. Di hari Minggu, Anda beribadah dan pelayanan. Jika menunggu mood, waktu untuk kedekatan tidak akan pernah datang. Berbeda dengan di novel novel atau film drama, seringkali kedekatan dan kemesraan harus diusahakan, bahkan dijadwalkan. Jordan Peterson, seorang psikolog Kanada, menyarankan total minimal empat jam per minggu untuk berkencan (siapa bilang hanya orang orang yang berpacaran yang boleh kencan?), menjalin hubungan yang dekat sekali atau dua kali per minggu, dan melakukan percakapan mendalam (bukan hanya sekedar membicarakan anak atau uang) minimal selama sembilan puluh menit per minggu. Apakah jadwal seperti ini realistis untuk dilakukan, khususnya bagi Anda yang sibuk, bukanlah pertanyaan terpenting. Pertanyaan terpenting adalah apakah Anda memiliki niat untuk membangun kedekatan dengan pasangan? Perlu digarisbawahi, landasi kedekatan Anda dengan pasangan di atas dasar kedekatan dengan Tuhan Yesus Kristus.

Refleksi diri:

Bagaimana kehidupan pernikahan Anda? Apakah hanya sekadar lalu saja? Sehatkah kehidupan pernikahan seperti itu?

Bagaimana usaha Anda membangun kedekatan di dalam kehidupan pernikahan Anda?



Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.

Share:

Mata ganti Mata, Gigi ganti Gigi

Salim met pagi.. Bpk ibu jemaat gimana kabarnya hari ini, tentunya sehat dan selalu bahagia dan cerah bukan. Inilah anugerah dari Tuhan. Met bekerja dan aktifitas. 

Gema suara illahi
Obaja 1:15 16

… perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.
Obaja 1:15b

Anda mungkin tidak suka membaca judul ini. Bukankah ini adalah salah satu hukum Taurat yang Tuhan Yesus katakan sudah tidak berlaku, kemudian diganti dengan, siapa pun yang menampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu. (Mat. 5:39)? Eits, siapa bilang Yesus mengatakan hukum ini sudah tidak berlaku? Ia malah mengatakan, Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal. (Luk. 16:17). Tuhan memperingatkan orang orang Edom bahwa apa pun yang mereka telah lakukan terhadap Israel, akan menimpa mereka pula. Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Ini adalah prinsip keadilan Tuhan yang diterapkan di bangsa Israel yang teokratis. Jadi, bagaimana menyelaraskan hal ini dengan perintah Tuhan Yesus di Injil?

Hal pertama yang harus diingat adalah Tuhan adalah Hakim yang lebih adil daripada kita. Jika kita sendiri yang menjalankan prinsip mata ganti mata, gigi ganti gigi, pada umumnya dua hal ini yang terjadi: (1) mata ganti gigi, atau (2) gigi ganti mata. Mata ganti gigi berarti dalam keterbatasan kita, kita tidak bisa memberikan penghakiman yang setimpal. Akibatnya, orang itu tidak jera, atau bahkan tidak sadar. Lantas apa gunanya kita membalas? Gigi ganti mata berarti kita membalas jauh melampaui dosa mereka. Jika hal ini terjadi, maka Tuhan sendiri yang akan menghakimi kita. Oleh karena itu, serahkan saja kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Ini juga yang dilakukan Tuhan Yesus (1Ptr. 2:23).

Hal kedua adalah apakah kita yakin motivasi kita untuk menghukum orang tersebut benar? Ingin orang itu jera? Ingin ia bertobat? Omong kosong. Jujur saja, alasan kita membalas kejahatan orang lain bukanlah untuk keadilan, melainkan untuk balas dendam saja. Itulah sebabnya penghakiman diserahkan kepada Tuhan, atau setidaknya kepada institusi pemerintahan yang dipercaya Tuhan.

Hanya Tuhan lah hakim yang sanggup menjalankan mata ganti mata, gigi ganti gigi dengan sempurna. Tugas kita adalah memaafkan, bukan main hakim sendiri.

Refleksi diri:

Apakah Anda pernah atau sedang mendendam kepada seseorang?

Bagaimana prinsip ini memberi Anda kelapangan hati untuk menyerahkannya kepada Tuhan?


Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.
Share:

Dosa dan Neraka

Salim met pagi.. Bpk ibu jemaat gimana kabarnya hari ini, tentunya sehat dan selalu bahagia dan cerah bukan. Inilah anugerah dari Tuhan. Met bekerja dan aktifitas. 

Obaja 1:1 6, 8 9

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejaTuhan.
Amsal 16:18

Lagi lagi… Baru saja beberapa waktu yang lalu kita menyudahi bacaan bacaan yang sarat pesan penghukuman Tuhan melalui renungan eksposisi kitab Amos, kini kita memulai kisah penghukuman yang lain. Bedanya, kali ini penghakiman tersebut bukan menimpa umat Tuhan melainkan Edom, bangsa yang berabad abad bermusuhan dengan Israel sejak zaman leluhur mereka, Esau, yang berseteru dengan Yakub.

Orang Edom sombong karena banyak hal. Pertama, mereka bermukim di tempat tinggi, yakni pegunungan Seir (ay. 3 4) dan mengandalkan keuntungan strategis lokasi mereka, khususnya dalam peperangan. Kedua, banyak orang bijak di Edom (ay. 8). Elifas, salah satu teman Ayub, adalah berasal dari Teman (Ayb. 2:11). Ketiga, mereka memiliki banyak pahlawan pahlawan perang (ay. 9). Tidak heran mereka congkak.

Kita tentu pernah mendengar bahwa kesombongan adalah dosa yang paling dibenci Tuhan. C.S. Lewis pernah berkata bahwa dosa dosa yang lain merupakan pekerjaan setan melalui natur binatang kita. Namun, kesombongan adalah dosa yang sama sekali bukan melalui natur binatang kita, melainkan langsung dari neraka. Inilah dosa pertama, yang mengakibatkan kejatuhan Iblis (yang biasa disebut Lucifer). Kesombongan adalah dosa yang sering dianggap remeh tetapi sesungguhnya sangat berbahaya.

Yang lebih celaka adalah kadang kala kita dapat memakai kesombongan untuk mengalahkan dosa dosa kecil. Sewaktu kita selesai merenungkan kitab Amos yang penuh dengar teguran, baiklah kita kemudian membuat rencana jangka panjang untuk menyelesaikan dosa tersebut. Kenapa? Yah, aku kan orang yang baik? Nanti, ketika kita berhasil, kita akan mengatakan, Tuh, kan? Sudah kubilang aku adalah orang yang baik. Iblis pun tertawa, kata C.S. Lewis.

Bagaimana cara menghindari jebakan Batman yang satu ini? Mungkin kutipan dari C.S. Lewis ini dapat membantu, Kerendahan hati bukanlah memikirkan kekurangan diri, tapi mengurangi memikirkan diri sendiri. Ketika Anda di dalam perjalanan menjadi pengikut Kristus, Tuhan dan sesama lah yang menjadi fokus Anda. Tidak heran hukum yang terutama (Mat. 22:34 40) menyebut dua aspek ini, tanpa embel embel tetapi kamu harus memulai dari mengasihi diri sendiri. Tidak. Kita sudah mengasihi diri sendiri karena diri sendirilah yang mula mula kita pikirkan.

Refleksi diri:

Bagaimana cara Anda lolos dari terjebak dosa kesombongan yang memikirkan diri sendiri?

 Ketika mengambil keputusan apa pun, siapakah yang terlebih dahulu menjadi objekpertimbangan Anda? Yesus? Sesama? Atau diri sendiri?

Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.
Share:

Di Mulai Dari Yang Kecil

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Gema Suara Illahi
“… Kerajaan Allah … seumpama biji sesawi … seumpama ragi ….”

(Luk. 13:18-19, 21)

Pada permulaan abad pertama, orang-orang Kristen hanyalah sekelompok orang yang tidak memiliki akses pada kekuasaan, dan malah sering mengalami aniaya. Lalu, apa yang menyebabkan Konstantinus Agung (306-337 M) menetapkan agama Kristen sebagai agama negara di seluruh kekaisaran Romawi? Tampaknya, meskipun berjumlah sedikit, orang-orang Kristen pada masa itu telah memberikan dampak yang nyata.
Gambaran ini juga yang diungkapkan Yesus melalui perumpamaan biji sesawi dan ragi. Biji sesawi dapat tumbuh menjadi sebatang pohon dengan tinggi mencapai dua hingga hingga meter. Pohon ini sering dikerumuni burung karena buahnya memang sangat disukai burung. Pada masa itu, pohon besar dipahami sebagai simbol dari kerajaan besar. Bangsa-bangsa yang tunduk untuk mendapatkan perlindungan dan tempat berteduh di dalam kerajaan besar diumpamakan seperti burung-burung yang bernaung pada cabang-cabang pohon. Melalui perumpamaan ini, Yesus menjelaskan tentang Kerajaan Allah yang akan mengayomi seluruh umat manusia. Cara kerja Kerajaan Allah adalah seperti ragi. Meskipun kecil dan tidak terlihat, ragi dapat mengkhamirkan atau memengaruhi seluruh adonan. Begitu pula Kerajaan Allah bekerja secara senyap, tetapi berdampak sangat besar; memengaruhi semua.
Setiap orang percaya dapat mewujudkan Kerajaan Allah seperti biji sesawi dan ragi. Artinya, memberikan dampak secara nyata di dalam setiap bidang kehidupan. 

REFLEKSI:

Sekecil apa pun diri kita, setiap peran yang kita lakukan dengan penuh kasih dan ketaatan kepada Tuhan akan berdampak kebaikan.

Jangan lengah, covid19 belum selesai, tetap pakai masker saat bepergian, tetap prokes, dan selalu menjaga kesehatan dengan maksimal, Serta tetap berserah amdalkan Tuhan
Share:

Aku Tahu

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Wahyu 2:8-11
“Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
(Why. 2:10)
Banyak orang menganggap penting untuk tahu tentang masa depannya. Itulah penyebab ramalan laris manis sejak dulu. Namun, apa jadinya jika kita tahu masa depan, tetapi tidak mampu berbuat apa-apa? Jangan-jangan hidup kita hari ini justru dihantui oleh ketakutan akan masa depan.
Ada Pribadi yang bukan hanya tahu, tetapi berada di masa lalu sekaligus masa depan kita. Dia adalah Yang Mahakuasa. Dia yang memperkenalkan diri sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir” (Why. 2:8). “Aku tahu” (Why. 2:9). Itulah yang dikatakan Kristus kepada jemaat-Nya di Smirna, yang saat itu sedang mengalami aniaya. Kalau Allah diam, sementara umat-Nya mengalami penderitaan, itu tidak berarti Ia tidak peduli. “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu,” itulah yang Tuhan katakan. Ia tahu. Karena itu, Ia memberi penguatan dan penghiburan, “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!” (Why. 2:10). Penguatan ini sepatutnyalah membuat jemaat di Smirna tetap setia sampai akhir hidup mereka.
“Aku tahu!” Apa dampak perkataan ini jika kita dengarkan saat kita sedang mengalami penderitaan; saat kita merasa tak seorang pun memahami kita; saat kita merasa keadaan tidak berubah, meski sudah berdoa ribuan kali banyaknya? Perkataan Tuhan, “Aku tahu,” kiranya menjadi kekuatan bagi kita untuk menjalani kehidupan kita hari ini dan bertahan serta setia dalam keadaan apa pun sampai akhir. 
REFLEKSI:
Perkataan Tuhan, “Aku tahu,” adalah kekuatan yang memampukan kita bertahan dalam kesulitan dan tetap setia.

Jangan lengah, covid19 belum selesai, tetap pakai masker saat bepergian, tetap prokes, dan selalu menjaga kesehatan dengan maksimal, Serta tetap berserah amdalkan Tuhan
Share:

POHON DAN BUAH

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Lukas 6:43-45

“Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya.”

(Luk. 6:44a)

Bagaimana orang yang tidak ahli di bidang tanaman dapat mengenali jenis pohon: Apakah pohon mangga, jambu, atau delima? Sebab, ada beberapa pohon yang mirip, baik daun maupun batangnya, yang mengakibatkan pohon tersebut sulit dikenali. Cara terbaik untuk mengenali pohon tersebut adalah melihat buah pohon tersebut.
Yesus sering menegur orang-orang Yahudi yang menunjukkan kesalehan dengan perilaku tertentu. Mungkin istilah yang tepat adalah pencitraan atau pura-pura saleh. Mudah bagi Kristus untuk mengenali orang-orang seperti itu. Semua terangbenderang bagi-Nya. Ia adalah Tuhan Yang Mahatahu. Namun,
bagi kebanyakan orang mengenali orang lain tidak mudah. Mereka justru dibuat kagum oleh orang-orang yang tampak saleh, meskipun pura-pura. Kristus membantu kita mengenali orang-orang demikian melalui perumpamaan pohon dan buah. Ia berkata, “Setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur.” Buah ara dan anggur tidak mungkin dihasilkan dari semak duri. Pada akhirnya, semua akan terlihat dengan jelas, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik.”

Mari menyadari bahwa hidup kita bagaikan kitab terbuka, yang dapat dibaca oleh siapa pun. Apa yang benar-benar baik, seharusnya akan tampak secara natural, tidak perlu dibuat-buat. Lagi pula, waktu akan membuktikan semuanya. 

REFLEKSI:

Waktu akan membuktikan apakah pohon kehidupan kita menghasilkan buah; apakah buah yang baik atau buruk.
P
Jangan lengah, covid19 belum selesai, tetap pakai masker saat bepergian, tetap prokes, dan selalu menjaga kesehatan dengan maksimal, Serta tetap berserah amdalkan Tuhan
Share:

MEMAKSAKAN KEHENDAK

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
(Ef. 6:4)

Seorang anak perempuan bernama Yuan Yuan (13 tahun) di Hangzhou, China, mengalami cedera persendian serius. Ia dipaksa ibunya untuk lompat tali sebanyak tiga ribu kali setiap hari agar menjadi lebih tinggi. Ibunya berharap setidaknya Yuan dapat bertambah tinggi dua sentimeter lagi. Yuan memiliki tinggi badan 158 cm dan berat badan 120 kg. Ibunya berharap Yuan akan terlihat lebih langsing dan menjadi cantik. Karena itu, ibunya berpikir bahwa Yuan harus latihan lompat tali. Namun, karena berat badan yang berlebihan, persendian Yuan pun mengalami cedera serius.
Jemaat yang di kasihi Tuhan, dengan berpegang pada firman Tuhan, kita dapat menghindar dari pemaksaan kehendak diri sendiri. Sebagai orangtua, kita tidak boleh memaksa anak kita sekehendak hati kita. Dengan tegas firman Tuhan memerintahkan kepada semua orang agar tidak menimbulkan kepahitan pada diri anak-anak. Setiap anak berhak mendapatkan kasih sayang yang tulus. Mereka juga tidak ingin diabaikan perasaan dan pendapatnya. Jika berbuat salah, anak juga mau ditegur dan dinasihati, tetapi dengan dasar cinta kasih. Teguran dan nasihat tidak boleh dilandaskan pada kebencian atau kemarahan belaka. Mari kita belajar untuk tidak memaksakan kehendak pada siapa pun.


DOA:

Ajarlah kami sebagai orangtua atau orang yang lebih dewasa untuk menunjukkan cinta kasih kepada anak-anak atau yang lebih muda dengan baik. Tolong kami, ya Tuhan. Amin.

Jangan lengah, covid19 belum selesai, tetap pakai masker saat bepergian, tetap prokes, dan selalu menjaga kesehatan dengan maksimal, Serta tetap berserah amdalkan Tuhan
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.