Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Upah buat Yang Bertahan

Yakobus 1:12 18

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
 Yakobus 1:12

Beberapa tahun yang lalu sempat booming satu jenis makanan yang populer, yakni pisang keju. Saya perhatikan banyak orang yang rela tahan mengantre hanya untuk bisa membeli pisang keju yang dijual di sebuah toko makanan. Ketika saya tanya kepada seorang yang sudah berhasil membeli pisang keju, ia menjawab, Ya senang saja, rasanya puas kalau makan pisang keju dari toko ini. Hanya untuk kepuasan orang rela bertahan dan tidak merasakan capek mengantre sekian lama. Kepuasan itulah upahnya! Memang kadang kelihatan aneh, hanya untuk upah yang bersifat sementara saja banyak orang rela bertahan mengantre.

Bagaimana untuk upah yang bersifat kekal? Bukankah seharusnya kita lebih rela bertahan ketika menghadapi pencobaan dalam hidup? Sepatutnya demikian sebab ada upah yang Tuhan sediakan untuk kita, yaitu mahkota kehidupan. Kata mahkota diterjemahkan dari kata Yunani, stephanos, yaitu merujuk pada mahkota yang dibagikan ketika seseorang berhasil menyelesaikan lomba lari. Dalam konteks surat Yakobus, ini adalah upah buat mereka yang menang di dalam ujian iman. Mahkota kehidupan bersifat kekal dan tidak diberikan kepada sembarangan orang. Upah mahkota disediakan Tuhan secara khusus bagi mereka yang bertahan dan menang di dalam pencobaan, tetapi tidak mungkin diberikan kepada yang kalah dalam pencobaan. Karena itu, ketika kita menghadapi berbagai pencobaan, kesulitan, penderitaan, dan penganiayaan saat mengikut Yesus Kristus, jangan menyerah. Akan tetapi, hendaklah tetap setia sampai mati dan Tuhan akan mengaruniakan kepada kita mahkota kehidupan (Why. 2:10). Upah yang Tuhan janjikan nilainya jauh lebih tinggi dan lebih mulia daripada upah yang ditawarkan dunia, yaitu berupa uang, harta, atau jabatan.

Oleh sebab itu, marilah kita mulai fokus kepada upah yang bersifat kekal dan yang tidak kelihatan secara kasat mata yang akan kita terima ketika kita bertemu dengan Tuhan nanti di surga. Ketika perhatian kita tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan mahkota kehidupan maka kita akan sanggup bertahan menghadapi pencobaan apa pun juga. Tetaplah berdoa, mohon Tuhan memberikan kekuatan untuk menang atas setiap pencobaan supaya kita dilayakkan menerima mahkota kehidupan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda tetap bertahan atau menyerah ketika menghadapi pencobaan pencobaan yang menimpa hidup Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan agar memiliki jiwa yang bertahan dan keluar sebagai pemenang sehingga berhak menerima mahkota kehidupan?
Share:

Taat dalam panggilan Tuhan

Lukas 1:26 38

…. sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.
 Lukas 1:38

Menjadi seorang ibu dari anak yang dikandungnya sendiri merupakan suatu kehormatan yang bisa diterima oleh seorang wanita. Seorang ibu juga akan merasakan kebahagiaan penuh saat bisa menjalani kehamilannya selama sembilan bulan sampai anaknya lahir dengan sehat. Ini adalah hak istimewa dan panggilan seorang ibu. Maria terpilih sebagai wanita spesial yang akan menerima anugerah Allah. Ia akan menjadi ibu Sang Mesias. Mengapa Tuhan memilih Maria? Apakah ia wanita yang pandai dan cakap dalam merawat bayi? Bukan itu alasan utamanya.

Maria adalah wanita sederhana yang tinggal di kota kecil Nazareth. Ia bukan dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi. Anugerah yang Tuhan berikan kepada Maria, bukanlah hal yang mudah. Maria belum menikah, baru bertunangan, tetapi sudah harus mengandung anak. Sangat mungkin ia akan menghadapi gunjingan orang karena dianggap mengkhianati calon suaminya. Tekanan yang akan dialami Maria bukan hanya dari hati nuraninya, tetapi juga dari keluarga dan masyarakat sekitar. Wajar jika Maria ragu akan mampu menghadapi panggilan yang sedemikian berat. Namun, apakah Maria menolak anugerah yang Tuhan berikan kepadanya? Tidak. Ia justru menjalani panggilannya dengan taat dan setia.

Kita melihat pada ayat di atas bahwa Maria menyadari dirinya hanyalah seorang hamba dan Tuhan berhak untuk melakukan apa saja atas hidupnya. Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan memercayai rencana Nya. Dengan sukarela ia menerima, baik kehormatan maupun celaan yang mungkin dialaminya akibat menjadi ibu dari Anak yang kudus. Maria menunjukkan ketaatan dan kesetiaan dalam menjalani panggilan yang penuh risiko dari Tuhan. Ia memahami panggilan yang Tuhan berikan bukanlah panggilan yang biasa biasa saja. Maria sadar semua diberikan karena kasih karunia Allah, bukan karena kelayakan dirinya.

Allah bukan hanya memanggil Maria, Dia juga memanggil setiap kita untuk turut berbagian dalam rencana Nya yang agung dan mulia. Janganlah enggan untuk menjalankan panggilan Allah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. Allah memanggil dan dapat memakai siapa pun yang mau Dia pakai untuk bekerja di ladang Nya. Milikilah hati seorang hamba yang taat untuk melakukan kehendak Tuhan sekalipun Anda harus menempuh berbagai kesulitan.

Refleksi Diri:

Apa hal hal yang membuat Anda sulit untuk menaati panggilan Allah?

Apa komitmen yang mau Anda ambil agar memiliki hati seorang hamba yang taat dan setia terhadap panggilan Nya?
Doa. Ajari aku untuk Taat kepadamu Ya Tuhan dalam segala sesuatu, engkau yang menolong dan menjaga dalam sepanjang lakuku. Apapun yang ku rencanakan dan kerjakan hari ini, adalah kebesaranmu. Amin
Share:

Malas atau sibuk

2Tesalonika 3:6 13
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal hal yang tidak berguna.
2 Tesalonika 3:11

Jika diminta untuk membayangkan orang yang malas, apakah yang ada di dalam benak Anda? Kemungkinan besar Anda akan membayangkan orang yang tidak bekerja, yang menghabiskan waktu dengan tidur tiduran atau duduk duduk nonton seharian.

Rasul Paulus, melalui bagian Alkitab yang kita baca hari ini, memberi peringatan kepada jemaat di Tesalonika agar tidak bermalas malasan. Paulus melakukan hal ini karena beberapa anggota jemaat Tesalonika memutuskan untuk berhenti bekerja. Jemaat beranggapan tidak perlu lagi bekerja karena mereka percaya, kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi sesegera mungkin (baca 2Tes. 2:1 2 untuk lebih memahami konteksnya). Tentu saja kemalasan mereka menimbulkan dampak negatif. Orang orang yang menolak untuk bekerja ini telah menguras sumber daya gereja sehingga tersedia lebih sedikit dana untuk memperhatikan orang orang yang benar benar miskin, kelaparan, dan membutuhkan.

Orang orang malas ini telah membatasi kemampuan gereja untuk menjangkau lebih banyak orang bagi Kristus. Mereka telah menjadi penghalang bagi orang orang percaya untuk mengerjakan kehendak Allah dengan lebih luas lagi. Dilihat dari sudut pandang ini, dapatlah kita simpulkan bahwa kemalasan berarti membuang buang hidup kita dengan hal hal yang tidak mencapai kehendak Allah atau yang menghalangi misi Allah (ay. 11).

Melalui penjelasan di atas, kita bisa melihat sisi lain dari kemalasan. Orang yang malas di mata Allah bukan saja mereka yang tidak bekerja, tetapi juga mereka yang terlalu fokus atau memberhalakan pekerjaannya sehingga lalai atau malas untuk memperhatikan kerohaniannya. Mereka hanya rajin memikirkan kepentingan dirinya sehingga tidak ada waktu lagi untuk menjangkau orang orang bagi Kristus. Mereka hanya peduli dengan kenyamanan hidup dan tidak berpikir untuk memperhatikan, serta membantu sesama. Orang orang seperti ini termasuk orang orang yang malas. Mereka malas mengerjakan hal hal yang rohani untuk dipersembahkan bagi Kristus karena sibuk dengan hal hal yang tidak berguna bagi Kerajaan Allah.

Marilah semakin giat melakukan pekerjaan Tuhan. Jangan enggan bekerja bagi Tuhan dan membangun kerohanian kita. Lakukan dengan semangat supaya kerajaan Allah berkembang, serta semakin banyak orang mendengar tentang kasih Yesus dan kabar keselamatan Nya.

Refleksi Diri:

Apakah Anda malas atau menghindar untuk melakukan hal hal yang bisa membangun kerohanian Anda?

Apakah Anda terlalu sibuk dengan urusan Anda sehingga lalai untuk memperhatikan kebutuhan orang orang di sekitar?

Doa. Pagi hari ini aku bersyukur karena, perbuatanmu yang besar, hanya ada di dalam Yesus, ajari aku untuk selalu hidup dengan selalu taat kepadamu dengan segala hal yang menyertaiku. Apapun yang kulakukan semua untuk kemulyaanmu. Amin
Share:

Kebenaran penangkal Hoaxs

Matius 5:1 12

Berbahagialah orang yang haus dan lapar akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan.
 Matius 5:6

Kebenaran hanya ada di langit dan dunia adalah palsu dan palsu. Ini adalah perkataan khas dari Soe Hok Gie. Gie merupakan seorang aktivis Indonesia Tionghoa yang semasa hidupnya begitu gencar menentang kediktatoran para penguasa orde lama dan orde baru. Selama hidupnya, Gie begitu rindu keadilan dan kebenaran yang murni dapat terwujud di tanah air Indonesia. Namun fakta berkata lain, kebenaran begitu sulit ia perjuangkan karena di satu sisi kepalsuan juga terus diperlihatkan.

Ketika melihat dunia hari ini, tidak salah jika kita mengatakan Kebenaran sepertinya hanya ada di langit dan dunia adalah HOAKS dan HOAKS. Hari ini hoaks begitu merajalela. Mungkin kita sudah terbiasa dengan hoaks, ada berita berita palsu, akun akun palsu, gambar gambar palsu, email email palsu, dan masih banyak hal hal palsu lainnya. Entah disadari atau tidak, mungkin kita mulai menganggap kepalsuan sebagai sesuatu yang normal.

Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang berbahagia (ay. 6). Hari ini kita melihat orang orang lapar dan haus akan banyak hal: kekuasaan, otoritas, kesuksesan, kenyamanan, dst. Tetapi berapa banyak orang yang kelaparan dan kehausan akan kebenaran. Pesan firman Tuhan sangat jelas bahwa kebenaran adalah yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Kristus ingin umat Nya hidup dalam kebenaran, senantiasa haus dan lapar akan kebenaran. Kebenaran adalah makanan bagi hidup orang percaya, kebutuhan primer yang tidak bisa tidak ada, yang mana hidup orang percaya akan mulai lemas, tidak berenergi, bahkan mati tanpanya.

Tuhan tidak ingin kita hidup dalam kepalsuan. Dia datang agar kita bisa mengenal kebenaran dan hidup di dalam Nya. Yesus berkata, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) Yesus lah kebenaran sejati, Yesus lah makanan yang paling tepat dan paling baik nutrisinya bagi hidup kerohanian kita. Tubuh Nya terpecah, darah Nya tercurah, memberi kehidupan dan kebahagiaan sejati. Dunia penuh dengan kepalsuan, oleh sebab itu datanglah kepada Yesus karena hanya Dia yang dengan jelas mengatakan, Akulah Kebenaran, Kebenaran dari surga yang turun ke dunia.

Refleksi Diri:

Apakah Anda pernah menyebarkan atau termakan hoaks? Apa sikap yang Tuhan inginkan dalam menghadapi hoaks?

Bagaimana sikap Anda terhadap Yesus mengetahui Dia adalah kebenaran sejati yang kita butuhkan di dalam hidup?
Share:

Berharga kok Malah di buang

Matius 25:14 30

Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Matius 25:29

Nigel Reynold adalah jurnalis pertama yang mewawancarai J. K. Rowling (penulis buku Harry Potter) yang saat itu belum terkenal. Rowling kemudian memberikan buku edisi pertama Harry Potter and The Philosopher’s Stone kepada Nigel. Namun, karena merasa buku itu akan menjadi produk gagal maka Nigel membuangnya. Padahal buku cetakan edisi pertama tersebut di kemudian hari menjadi barang langka yang berharga, pernah dihargai sekitar 975 juta rupiah. Sayang sekali yah barang seberharga itu dibuang layaknya sampah. Kita pun sebagai orang percaya, sungguh disayangkan jika tidak melakukan apa pun yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Tiga orang dipercayakan sejumlah talenta untuk dikembangkan. Masing masing lima, dua, dan satu talenta. Satu talenta itu sama dengan 6.000 dinar atau upah 20 tahun kerja. Jadi satu talenta saja jumlahnya sangat banyak untuk bisa dikembangkan. Namun dari tiga orang itu, hanya dua orang yang mengusahakannya, sementara orang yang memiliki satu talenta tidak berbuat apa apa. Tuannya berkata, Kalau kamu tidak mau juga suruh saja orang menjalankannya, kamu juga akan dapat hasilnya, (Luk. 19:23a) tetapi ia malah diam tidak melakukan apa apa. Maka hamba yang diam saja itu disebut sebagai hamba yang jahat dan malang. Sayang sekali bukan, punya modal dan kesempatan tetapi tidak pernah dikembangkan. Akhir hidupnya sia sia.

Segala sesuatu yang kita lakukan sebelum di dalam Kristus bisa dihitung hanya sebagai kesia siaan saja. Kita tidak tahu arah, tujuan hidup salah, akhir hidup pun akan binasa, tetapi di dalam Tuhan Yesus semuanya berubah. Kita diberikan kehidupan baru dan jaminan keselamatan. Orang percaya pasti diberikan karunia untuk bisa berkarya buat Tuhan. Karunia itu begitu berharga, jangan diabaikan atau didiamkan. Ingat selalu ayat emas di atas, baca sekali lagi dan resapi di dalam hati.

Jika sudah percaya Yesus, Anda diberikan tugas untuk mengembangkan karunia yang Tuhan berikan untuk menjadi berkat buat orang lain. Ayo jangan disimpan saja. Kalau Anda dipercayakan sesuatu, jangan mudah menolaknya. Berdoalah minta pimpinan Tuhan. Jalanilah bersama dengan Tuhan. Setiap hembusan napas kita begitu berharga untuk kita jalani hidup bagi kemuliaan Tuhan.

Refleksi Diri:

Mengapa orang percaya seringkali enggan mempergunakan karunia yang Tuhan percayakan kepadanya?

Apa tindakan Anda untuk mengembangkan karunia yang Tuhan sudah berikan dengan sebaik baiknya? , Doa. Tuhan Terima kasih buat anugerahmu sepanjang hari ini, ajari aku untuk selalu menjadi yang terbaik, atas waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan, Terima kasih buat talenta yang Tuhan percayakan untuk aku kembangkan sebagai mata pencaharian ku, untuk itu apa yang menjadi hakku aku lakukan dengan sukacita untuk selanjutnya Hak Tuhan yang selalu kunantikan, apapun yang Tuhan berikan kepadaku, aku selalu bersukur dan bersukacita. Amin
Share:

Kebenaran harus ditegakkan

10 Tetapi kata Paulus: "Aku sekarang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Seperti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikitpun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi. 11 Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!" (Kisah Para Rasul 25:10, 11)

Apabila orang benar membiarkan keadilan diselewengkan, maka tidak akan ada lagi orang yang dapat diharapkan untuk menegakkannya. Hal ini sama saja dengan bila petugas kepolisian membiarkan kejahatan tanpa melakukan penegakan hukum, maka tentu adalah sukar untuk diharapkan agar kejahatan tidak merajalela. Oleh karena itu kita tidak boleh berpangku tangan ketika melihat ketidakadilan dan pribadi yang seharusnya menegakkan keadilan ikut menyelewengkannya. Sebab bila kita bersikap tidak peduli terhadap keadaan tersebut maka sesungguhnya kita telah ikut bertanggung jawab atas merosotnya keadilan di tengah masyarakat. Menghadapi keadaan seperti itu kita harus bersuara dan meminta kepada pihak yang berwenang agar menegakkan keadilan sebagaimana seharusnya.

Hal itulah yang dilakukan oleh Paulus di dalam Kisah Para Rasul 25. Di situ dicatat bahwa Festus berniat untuk menyelewengkan keadilan. Ia menawarkan kepada Paulus untuk diadili di Yerusalem, yaitu dengan maksud agar dengan demikian Paulus akan dibunuh oleh orang-orang Yahudi di tengah jalan. Menanggapi ketidakadilan ini Paulus tidak berdiam diri. Ia naik banding kepada Kaisar di kota Roma. Tindakan Paulus tersebut menunjukkan bahwa ia tidak membiarkan keadilan diselewengkan dari yang seharusnya. Hal yang samalah yang perlu kita lakukan. Kita tidak boleh membiarkan ketidakadilan merajalela. Untuk itu kita harus ikut memelihara keadilan dengan meminta kepada pihak yang berwenang, termasuk kepada Tuhan, untuk menegakkannya.

Pertanyaan untuk Direnungkan.
Apakah Anda melihat ketidakadilan terjadi di tengah masyarakat? Apakah yang harus Anda lakukan untuk menanggapi keadaan tersebut?

Tindakam
Tuhan, Engkaulah Sang Hakim yang mahaadil. Engkau menegakkan hukum-Mu di alam semesta ini sebab Engkau mencintai keadilan. Itu sebabnya Engkau tidak akan membiarkan keadilan diselewengkan dan orang-orang yang seharusnya menjaga keadilan justru ikut membengkokkannya. Engkau tidak akan membiarkan orang yang lemah ditindas dan mereka yang tidak berdaya diinjak-injak. Di dalam keadilan-Mu Engkau akan bertindak dan membela mereka yang diperlakukan secara tidak adil. Tolonglah diriku, ya Tuhan, agar aku memiliki hati yang sama seperti diri-Mu. Supaya dengan demikian bukan saja aku tidak ikut membengkokkan keadilan, aku juga ikut memeliharanya dengan tidak berdiam diri ketika keadilan tersebut diselewengkan.

 Doa. 

Ya Sang Hakim alam semesta, kepada-Mu aku datang berlindung. Naungilah diriku dengan kasih setia-Mu yang teguh itu dan tuntunlah hidupku demi nama-Mu. Bimbinglah aku di jalan-jalan-Mu yang benar serta berikan kepadaku keberanian untuk menyuarakan kebenaran seperti sebagaimana seharusnya. Belalah diriku ketika aku diinjak-injak dan diperlakukan secara tidak adil. Sertailah diriku di setiap waktu dan mampukanlah diriku untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabku pada hari ini secara maksimal. Peliharalah hidupku di dalam kesetiaan-Mu dan jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan. Pakailah hidupku menjadi saksi yang memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Kelurahan Hati Allah

Matius 20:1 16

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Matius 20:15

Dari segi dunia kerja dan pengupahan, perumpamaan ini memberi kesan ketidakadilan. Kok upahnya sama padahal lama jam kerja beda? Mana keadilannya? Akan tetapi, tujuan Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini memang bukan membahas dunia kerja atau pengupahan. Dia sedang mengajarkan tentang Kerajaan Allah yang pola pikir dan kerjanya berbeda, bahkan berkebalikan dengan dunia. Yesus juga sudah melakukannya dalam bagian lain, misalnya di Matius 19:14 30.

Pesan utama perumpamaan ini adalah kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah bukan karena hasil usaha kita tetapi semata mata kemurahan hati atau anugerah Allah. Tidak ada seorang pun bisa membanggakan diri (Ef. 2:8 9). Kita masuk surga bukan karena lebih giat dan rajin berbuat baik atau lebih saleh daripada orang lain. Namun demikian, setelah menerima anugerah keselamatan Allah bukan berarti kita boleh berdiam diri. Sikap diam diri bukanlah sikap seorang yang tahu berterima kasih. Jika seseorang berbuat baik kepada Anda, Anda pasti akan berbuat sesuatu untuk menyatakan rasa terima kasih kepadanya.

Demikian pula, kita seharusnya setelah menerima anugerah melakukan pekerjaan baik buat Allah (Ef. 2:10). Kita harus bekerja melayani Allah segiat giatnya sebagai ungkapan rasa syukur dan sukacita kita. Akan tetapi, kita tidak boleh berpikir bahwa pelayanan atau usaha giat kita itu menambahkan sesuatu pada keselamatan kita. Jangan pula berpikir bahwa karena sudah giat melayani maka kita lebih baik daripada orang lain dan menuntut berkat yang lebih.

Kita tidak boleh bersikap seperti buruh yang masuk pada awal jam kerja. Kita tidak perlu merasa iri jika orang lain tidak serajin dan segiat kita tetapi sepertinya mendapatkan berkat yang melebihi kita dari Tuhan. Motivasi kita dalam melayani Tuhan memang bukan untuk mendapatkan berkat melainkan lebih pada sukacita atas berkat keselamatan dan ungkapan rasa syukur kita kepada Allah. Satu yang harus kita camkan dalam hati, Tuhan akan selalu menjamin kehidupan kita. Satu dinar itu cukup. Berkat keselamatan itu sudah cukup bagi kita.

Refleksi Diri:

Apakah Anda pernah berdoa meminta berkat lebih dari Tuhan karena sudah setia mengikuti Dia atau giat melayani?

Mengapa keselamatan adalah berkat yang paling besar bagi Anda?

Doa. Pagi ini aku bersukur untuk waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan, ajari aku untuk mampu menjaga keselamatan yang adalah anugerah Mu dalam hidupku secara pribadi. Amin
Share:

Menang perlombaan iman

 Ibrani 12:1 3
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Ibrani 12:1
Seorang mentor atau instruktur pendakian gunung menasihati para pesertanya agar membawa perbekalan makanan yang cukup, sepatu gunung tahan air, pakaian hangat, dan selembar peta. Ia menyarankan para peserta untuk menghindari membawa perbekalan yang berlebihan agar tidak menghalangi mereka untuk melangkah maju dalam mencapai puncak gunung yang dituju.

Penulis surat Ibrani menganalogikan kehidupan orang Kristen bagaikan sebuah perlombaan maraton atau lari jarak jauh. Hanya ada satu tujuan akhir yang mau dicapai, yaitu hidup berkenan atau memuliakan Allah. Manusia diciptakan oleh Tuhan hanya untuk kemuliaan Nya (Yes. 43:7). Itulah sebabnya kita harus menang dalam perlombaan iman. Nah, supaya bisa menang kita juga perlu mempertimbangkan dengan cermat beban apa yang sebaiknya kita bawa dan apa yang harus kita buang. Dalam ayat emas di atas kita diperintahkan untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita.

Istilah menanggalkan artinya menyingkirkan atau membuang semua rintangan yang bisa menghalangi kita untuk maju. Rintangan yang dimaksud adalah segala kekhawatiran, keinginan duniawi, dosa ketidakpercayaan kepada Tuhan, dan segala sesuatu yang dapat membuat perhatian kita teralihkan dari rencana Allah atas hidup kita. Semua itu merupakan beban perjalanan yang tidak semestinya kita bawa, melainkan harus kita tanggalkan segera. Setiap kita pasti ingin menjadi pemenang perlombaan iman, bukan? Mari tanggalkan semua beban kekhawatiran, dosa, gaya hidup yang hedonis, dan berbagai beban yang bisa menghalangi kita untuk maju. Kita perlu berdoa agar Tuhan Yesus menolong kita dalam pertandingan iman dan menyelesaikannya dengan baik. Kita membutuhkan perlengkapan yang Allah sudah sediakan, yaitu firman Tuhan yang menguatkan dan meneguhkan.

Belajarlah untuk selalu mengevaluasi kebiasaan kebiasaan dan keinginan keinginan apa saja yang sepatutnya kita miliki dan yang dibuang, dengan mengujinya berdasarkan kebenaran firman. Bila kita melangkah tanpa beban yang merintangi maka dapat dipastikan kita akan berhasil menyelesaikan perlombaan iman dengan baik, meraih hidup yang berkemenangan, dan memuliakan Tuhan.

Refleksi Diri:

Apa beban beban yang selama ini merintangi Anda dalam perjalanan mengikut Yesus?

Apa hal hal praktis yang bisa Anda lakukan dalam menanggalkan semua rintangan tersebut? Cobalah untuk mengujinya berdasar kebenaran firman Tuhan.
 Doa. Terima kasih Tuhan buat waktuku pagi ini, yang telah kau anugerahkan bagiku. Untuk segala hal yang kukerjakan pagi ini, ajari aku untuk belajar seperti atlit yang lari dalam perlombaan, untuk sampai pada akhirnya, dengan selalu berusaha dan bertanggung jawab. Biarlah waktu Tuhan yang terbaik dan hak Tuhan yang terjadi bagi ku. Amin
Share:

berhenti melarikan Diri

Yunus 1:1 3

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139:23 24

Michael Norman adalah atlet lari berkebangsaan Amerika Serikat. Dimulai dari juara lomba lari jarak 400 meter, kemudian ia terus mencatat rekornya dalam banyak pertandingan pertandingan besar lainnya. Hingga pada tahun 2020, Norman dinobatkan sebagai pelari tercepat jarak 100 meter di dunia. Olahraga lari mungkin bukan hobi atau pekerjaan kita. Namun, bukankah dalam kehidupan kita sedang/pernah mengalami masa masa di mana kita merasa ingin pergi dan berlari jauh? Entah kita mau berlari dari masalah, dari kesulitan hidup atau bahkan dari panggilan Allah.

Yunus dipanggil dan diutus Allah untuk menyampaikan seruan pertobatan bagi bangsa yang jahat di kota Niniwe. Penduduk kota ini digambarkan seperti orang orang Sodom dan Gomora yang hidup dengan sesuka hati, menyembah berhala, dan melakukan tindakan tindakan amoral. Namun, bukannya menaati perintah Allah, Yunus malah melarikan diri ke Tarsis. Tarsis adalah daerah yang jauh dan berlawanan arah dengan kota Niniwe. Ketika Yunus melarikan diri ke Tarsis, ia sebenarnya sedang melarikan diri dari panggilan Allah terhadap dirinya sendiri. Yunus mengira dengan melarikan diri dapat membuat Allah membatalkan perintah Nya.

Mengapa Yunus mati matian melarikan diri dari panggilan Tuhan? Motivasi Yunus menolak perintah Allah adalah kemarahannya terhadap Allah karena tidak jadi membinasakan kota Niniwe (Yun. 4:1). Yunus membenci Niniwe karena penduduknya adalah keturunan Asyur yang merupakan musuh bebuyutan bangsa Israel. Inilah latar belakang kenapa Yunus enggan untuk berhubungan dengan orang orang Niniwe, apalagi sampai harus memberitakan firman Allah kepada mereka. Menurut pemikiran Yunus akan lebih baik jika kota Niniwe tidak bertobat sehingga hukuman Allah turun atas mereka. Respons Yunus menolak panggilan Allah adalah motivasi hati yang salah, yaitu kebencian terhadap musuh, padahal Allah menginginkan keselamatan bagi segala bangsa.

Tuhan Yesus memanggil setiap kita untuk melakukan pelayanan yang Dia percayakan. Ketika kita menolak panggilan Allah atau tidak ikut ambil bagian dalam pelayanan, apakah penolakan tersebut didasari motivasi yang tepat atau motivasi lain (kebencian, ketakutan atau kenyamanan diri) yang tersembunyi yang tidak berkenan di hadapan Nya? Mari mengevaluasi diri dan memperbaiki motivasi kita dalam melayani Tuhan.

Refleksi Diri:

Apa yang membuat Anda menolak pelayanan yang telah dipercayakan Tuhan kepada Anda?

Bagaimana motivasi Anda selama ini dalam melakukan pelayanan? Apakah motivasi tersebut berkenan di hadapan Tuhan Yesus?
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.