Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Kompromi Dengan Iman

Wahyu 2:12-17

Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
- Wahyu 2:14

Kita sering mendengar plesetan dari sebuah lagu rock terkenal, Rocker Juga Manusia. Bahkan mungkin kita sendiri pernah mengucapkannya sebagai bahan candaan, “Ya maklum, orang Kristen juga manusia.” Memang benar manusia makhluk lemah dan dikuasai natur keberdosaan. Selama hidup di dunia, kecenderungan untuk berbuat dosa selalu ada. Namun, plesetan ini janganlah dipakai sebagai sebuah bentuk kompromi dengan iman kita.
Pergamus adalah ibukota pemerintahan Kerajaan Romawi di Asia Kecil. Kota ini memiliki banyak sekali kuil yang dipersembahkan kepada berbagai dewa, di antaranya dewa Zeus (kepala dewa orang Yunani) dan dewa Asclepius (dewa kesembuhan). Bahkan disebutkan di perikop bacaan bahwa kota Pergamus disebut sebagai “tempat takhta Iblis” (ay. 13).
Tidak mudah bagi orang beriman hidup di kota penuh dengan berhala, seperti Pergamus. Tantangan dari luar selalu ada, yakni tekanan dan penganiayaan dari orang-orang tak percaya. Namun, tantangan terberat yang dialami jemaat Pergamus justru datang dari dalam, yakni tekanan untuk kompromi dengan iman. Tantangan ini muncul dari kelompok Nikolaus yang menekankan bahwa supaya orang Kristen dapat diterima di kota tersebut, mereka harus menyesuaikan iman Kristen mereka dan mengikuti cara hidup tak bermoral penduduk kota (ay. 14-15). Sebagian jemaat Pergamus tergoda mengikuti ajaran Nikolaus. Tuhan Yesus melalui Rasul Yohanes menegur mereka agar bertobat (ay. 16). Hanya mereka yang setia dan menjaga iman kemurnian iman akan memperoleh hadiah “manna yang tersembunyi” dan “batu putih” (ay. 17). Manna tersembunyi dan batu putih adalah simbol keanggotaan surgawi.
Hari ini, orang percaya juga menghadapi tantangan dari luar, yakni penganiayaan dan kesulitan, dan juga tantangan dari dalam, yaitu tekanan untuk berkompromi. Godaan untuk melakukan cara-cara dunia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, sambil berkata, “Ya, namanya juga manusia,” sangat mudah membuat kita memelesetkan prinsip-prinsip Alkitab dan melupakan iman kita. Kita harus menang atas kedua tantangan tersebut. Tidak tunduk pada penganiayaan dari luar dan juga tidak kompromi dengan iman kekristenan kita.
Refleksi Diri:
Apa tantangan yang Anda alami hari ini? Apakah tantangan tersebut membuat Anda tergoda untuk berkompromi dengan iman?
Bagaimana Anda membangun keteguhan iman terhadap prinsip-prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan?"
Share:

Jangan Jadi Kristen KTP

Wahyu 3:1-6

Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
- Wahyu 3:1b-2

Sardis adalah kota perdagangan, pusat industri kain wol, yang kaya dan makmur. Penduduknya hidup santai dan berfoya-foya. Sekalipun terletak di gunung batu yang kokoh, Sardis berkali-kali ditaklukkan oleh musuh. Hal ini disebabkan oleh kelalaian dalam menjaga pertahanan kota.
Apa yang terjadi pada kota Sardis, juga terjadi pada jemaat Kristen di sana. Jemaat Sardis kaya secara materi tetapi tidak memiliki kehidupan rohani yang sejati. Dalam ayat 1b, Tuhan Yesus menegur mereka dengan sangat keras, “Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” Identitas mereka sebagai orang Kristen hanya tersisa pada nama dan tidak ada lagi kehidupan rohani yang sesungguhnya. Mereka tipikal orang-orang Kristen KTP. Jemaat Sardis harus bertobat agar namanya tidak dihapus dari kitab kehidupan (ay. 5).
Bagaimana agar kita tidak menjadi orang Kristen sekadar nama saja? Pertama, gereja dan orang percaya tidak boleh mengandalkan harta. Kita hanya boleh mengandalkan Yesus Kristus “yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu” (ay. 1a). Tujuh adalah angka sempurna. Ketujuh Roh Allah artinya karya Roh Kudus yang sempurna, yang memberi hidup bagi gereja dan orang percaya. Ketujuh bintang adalah ketujuh malaikat jemaat (bdk. Why. 1:20), yakni para pemimpin gereja (pendeta, penginjil, penatua dan diaken). Hanya ketika gereja dan orang-orang percaya kembali bersandar kepada Kristus, mereka akan memperoleh kuat kuasa Roh Kudus yang menghidupkan gereja-Nya dan pemimpin-pemimpin-Nya.
Kedua, mereka harus bertobat, membangun dan menguatkan iman yang masih tertinggal yang sudah hampir mati. Tuhan memberikan kesempatan bagi orang Kristen KTP untuk bangkit kembali. Mereka tidak boleh lagi mengikuti cara hidup dunia yang santai dan berfoya-foya, sebaliknya harus awas dan berjaga-jaga karena Kristus Yesus akan datang seperti pencuri pada waktu yang tidak diketahui (ay. 3). Gereja dan orang percaya hendaklah bersikap seperti mempelai wanita yang selalu hidup suci dan siap menyambut kedatangan Yesus Kristus Sang Mempelai laki-laki. Mereka tidak boleh mencemarkan pakaian mereka (ay. 4). Yuk, jadilah murid Kristus sejati!
Refleksi Diri: 
Siapa yang Anda andalkan selama ini? Apakah Anda sungguh mengandalkan Yesus Kristus?
Bagaimana cara Anda membangun dan menguatkan iman di dalam Kristus Yesus?
"
Share:

Ayat pengantar

Supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu. (Mazmur 30:13)
Waktu Tedu
Meneduhkan, menenangkan, dan memusatkan hati kepada Tuhan (1 menit).
Pujian kepada Tuhan
Memuji Tuhan dengan satu lagu pujian yang Anda pilih sendiri
Bacaan Alkitab
Matius 28:5-7)
5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
Pengantar untuk Renungan
Kasih Tuhan tidaklah terbatas, sehingga pribadi yang dipandang remeh oleh manusia tetap berharga di mata-Nya. Pada umumnya manusia menilai orang lain berdasarkan keadaan lahiriah yang bersangkutan. Orang yang kaya, berkedudukan tinggi dan ternama cenderung akan lebih diperhatikan dibandingkan orang-orang yang lebih sederhana. Namun tidak demikian halnya dengan Tuhan. Kasih-Nya sedemikian luasnya sehingga Ia menghargai manusia bukan menurut keadaan lahiriahnya. Oleh karena itu orang-orang yang sederhana dan dipandang sepele oleh orang lain tidak diabaikannya. Di dalam kasih-Nya Ia menerima semua orang tanpa mempedulikan tingkat sosial dari yang bersangkutan.
Penghargaan Tuhan terhadap orang-orang yang sederhana ini dapat dilihat dalam peristiwa kebangkitan-Nya. Sebagaimana yang dicatat dalam Matius 28 para perempuanlah yang menjadi orang-orang pertama yang mendengar kabar tentang kebangkitan-Nya tersebut. Padahal di dalam budaya orang Yahudi pada zaman itu perempuan dipandang sebagai warga kelas dua. Namun justru kepada merekalah Ia melalui malaikat-Nya menyampaikan berita bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian sebelum hal tersebut diwartakan kepada para rasul-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa pribadi yang dipandang remeh oleh orang lain, seperti para perempuan itu, tetaplah berharga di pemandangan-Nya.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Berhargakah diri Anda di mata Tuhan? Apakah alasan dari jawaban Anda tersebut?
Aplikasi Firman.
Tuhan, bukan saja kebangkitan-Mu membuktikan kuasa-Mu tidak terbatas tetapi juga bahwasanya kasih-Mu melampaui segala keadaan. Di dalam kasih-Mu Engkau bersedia menerima semua orang tanpa memandang status sosial maupun keadaan jasmaniah yang bersangkutan. Di dalam kasih-Mu itu Engkau mengangkat diriku dari jurang kebinasaan dan memulihkan harkat hidupku seperti rencana-Mu. Aku manusia yang hidup dalam kesia-siaan dan telah terpuruk di dalam kehinaan Engkau selamatkan dari kebinasaan. Engkau membentangkan hari esok yang baru bagi hidupku. Aku bersyukur untuk semuanya itu.
Doa Firman 
Dengan mengandalkan kasih-Mu aku memasuki hari yang baru ini dalam pengharapan kepada-Mu. Aku percaya hidupku berharga di mata-Mu. Oleh karena itu peliharalah diriku seperti biji mata-Mu sendiri. Lindungilah aku dari pada yang jahat dan tuntunlah diriku di jalan kehidupan. Berkatilah semua yang kukerjakan sebagaimana Engkau menjadikan diriku berkat bagi orang-orang di sekitarku. Pakailah hidupku untuk memuliakan nama-Mu sehingga hidupku merupakan persembahan yang berkenan di hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Waktu Teduh
Meneduhkan hati di hadapan Tuhan (2 menit).

 

 
Share:

Jangan Jadi Kristen KTP

Wahyu 3:1-6

Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
- Wahyu 3:1b-2

Sardis adalah kota perdagangan, pusat industri kain wol, yang kaya dan makmur. Penduduknya hidup santai dan berfoya-foya. Sekalipun terletak di gunung batu yang kokoh, Sardis berkali-kali ditaklukkan oleh musuh. Hal ini disebabkan oleh kelalaian dalam menjaga pertahanan kota.
Apa yang terjadi pada kota Sardis, juga terjadi pada jemaat Kristen di sana. Jemaat Sardis kaya secara materi tetapi tidak memiliki kehidupan rohani yang sejati. Dalam ayat 1b, Tuhan Yesus menegur mereka dengan sangat keras, “Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” Identitas mereka sebagai orang Kristen hanya tersisa pada nama dan tidak ada lagi kehidupan rohani yang sesungguhnya. Mereka tipikal orang-orang Kristen KTP. Jemaat Sardis harus bertobat agar namanya tidak dihapus dari kitab kehidupan (ay. 5).
Bagaimana agar kita tidak menjadi orang Kristen sekadar nama saja? Pertama, gereja dan orang percaya tidak boleh mengandalkan harta. Kita hanya boleh mengandalkan Yesus Kristus “yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu” (ay. 1a). Tujuh adalah angka sempurna. Ketujuh Roh Allah artinya karya Roh Kudus yang sempurna, yang memberi hidup bagi gereja dan orang percaya. Ketujuh bintang adalah ketujuh malaikat jemaat (bdk. Why. 1:20), yakni para pemimpin gereja (pendeta, penginjil, penatua dan diaken). Hanya ketika gereja dan orang-orang percaya kembali bersandar kepada Kristus, mereka akan memperoleh kuat kuasa Roh Kudus yang menghidupkan gereja-Nya dan pemimpin-pemimpin-Nya.
Kedua, mereka harus bertobat, membangun dan menguatkan iman yang masih tertinggal yang sudah hampir mati. Tuhan memberikan kesempatan bagi orang Kristen KTP untuk bangkit kembali. Mereka tidak boleh lagi mengikuti cara hidup dunia yang santai dan berfoya-foya, sebaliknya harus awas dan berjaga-jaga karena Kristus Yesus akan datang seperti pencuri pada waktu yang tidak diketahui (ay. 3). Gereja dan orang percaya hendaklah bersikap seperti mempelai wanita yang selalu hidup suci dan siap menyambut kedatangan Yesus Kristus Sang Mempelai laki-laki. Mereka tidak boleh mencemarkan pakaian mereka (ay. 4). Yuk, jadilah murid Kristus sejati!
Refleksi Diri:
Siapa yang Anda andalkan selama ini? Apakah Anda sungguh mengandalkan Yesus Kristus?
Bagaimana cara Anda membangun dan menguatkan iman di dalam Kristus Yesus?
"
Share:

Membiarkan Dosa Dan Penyesatan

Wahyu 2:18-29

Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
- Wahyu 2:20

Tiatira yang terletak 72 km di sebelah tenggara Pergamus adalah sebuah kota industri yang menghasilkan wol, linen, garmen, tembikar, dll. Menurut tradisi waktu itu, para pengusaha dan pekerja di kota Tiatira harus bergabung dalam satu perkumpulan (serikat) sesuai dengan jenis industri mereka. Perkumpulan-perkumpulan ini melakukan ritual-ritual keagamaan yang menjadi tantangan bagi orang-orang Kristen di Tiatira. Apabila tidak bergabung dengan perkumpulan, mereka tidak bisa berusaha dan bekerja. Jika bergabung, mereka harus berkompromi melaksanakan ritual keagamaan yang tidak sesuai dengan iman Kristiani mereka.
Tidaklah mudah bagi orang-orang Kristen untuk menjalani hidup dan meniti karier di kota industri Tiatira, tetapi mereka tetap setia. Tuhan Yesus memuji akan kasih, iman, pelayanan, dan ketekunan mereka (ay. 19). Namun di tengah jemaat, ada penyesatan dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai nabiah (nabi wanita). Tidak diketahui siapa namanya, ia disebut wanita Izebel. Perbuatannya menyerupai istri Ahab yang ada di Perjanjian Lama (bdk. 1Raj. 16:31). Nabiah ini mengajarkan bahwa tidak masalah mereka turut dalam ritual-ritual keagamaan dalam perkumpulan industri mereka (ay. 20). Menurut ajaran ini, iman boleh dikorbankan demi karier dan usaha.

Apa kesalahan jemaat Tiatiara? Mereka membiarkan terjadinya penyesatan dan tidak menjalankan disiplin atas penyesatan yang dilakukan nabiah. Gereja bersalah jika membiarkan dan tidak menerapkan disiplin atas jemaatnya yang jelas-jelas berdosa, apalagi mengajarkan ajaran sesat seperti yang terjadi di jemaat Tiatira. Gereja harus mempraktikkan disiplin gerejawi dan setiap anggotanya harus berpartisipasi.
Bagian Alkitab ini mengajarkan bagaimana kita bisa berpartisipasi dalam disiplin kerohanian di lingkungan gereja. Pertama, jika kita melakukan dosa, kita harus rela dan bersedia ditegur, serta bertobat dan dipulihkan. Entah hamba Tuhan atau saudara seiman sangat mungkin dipakai Tuhan untuk menyadarkan kita atas perbuatan dosa yang sengaja atau tidak sengaja kita lakukan. Kedua, jika kita tahu ada saudara seiman kita yang berdosa dengan bukti-bukti yang nyata maka kita harus berani dengan kasih menegurnya sesuai dengan cara dan nasihat Yesus (Mat. 18:15-17).
Refleksi Diri:
Apakah selama ini Anda rela dan bersedia ditegur oleh hamba Tuhan atau saudara seiman? Jika ada perbuatan dosa dilakukan, apakah Anda sudah bertobat di hadapan Tuhan?
Bagaimana Anda akan menegur dengan kasih saudara seiman yang telah melakukan perbuatan dosa?
"
Share:

DIKUATKAN OLEH KUASA KEMULIAAN-NYA

2 Petrus 1:1-11
AYAT HAFALAN
Kolose 1:11
RENUNGAN 
Daftar nama orang berpengaruh selalu berubah setiap tahun. Tapi dari semua nama tersebut, ada satu nama yang tak pernah usang di sepanjang sejarah kehidupan, yaitu nama Yesus Kristus. Sampai detik ini pengaruh Yesus masih eksis dalam hidup setiap orang percaya, bahkan bisa dirasakan secara nyata. Jika Anda ditanya, apakah pengaruh Yesus di dalam hidup Anda? Tentu salah satunya adalah keselamatan yang kita peroleh. Namun, setelah menjadi orang percaya, seharusnya ada pengaruh yang secara nyata bisa kita rasakan dalam hidup kita secara pribadi. Seperti halnya dengan yang dirasakan oleh Rasul Paulus. Katanya, “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (2 Korintus 4:10). 
Salah satu pengaruh signifikan yang seharusnya dialami oleh orang percaya adalah bagaimana keilahian Yesus membuat kita kuat dalam menjalani hidup ini. Seperti yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Kolose. Munculnya ajaran-ajaran palsu, yang hendak meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan orang Kristen saat itu, tentu mengancam masa depan rohani mereka (Kolose 2:8). Paulus menyampaikan bahwa kuasa kemuliaan Kristus akan menguatkan mereka untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.” (Kolose 1:11). Begitu pula dengan kita, tantangan iman yang kita hadapi memang berbeda-beda, tetapi setiap kita memiliki satu kuasa yang sama, yaitu kuasa Kristus. Kuasa ilahi-Nyalah yang memampukan kita tekun dan sabar dalam menghadapi pencobaan apa pun. Kuasa ilahi-Nya jugalah yang telah memanggil, menolong kita untuk hidup saleh, supaya olehnya kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia, bahkan akan meneguhkan iman kita sampai kekekalan kelak (2 Petrus 1:3-4, 11). Kristus sendiri ketika hidup di dunia, dalam keterbatasan-Nya sebagai manusia, menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Tetapi Yesus menang melalui semuanya, supaya kita di masa kini bisa kuat dan cakap menanggung setiap pencobaan, dengan bersandar kepada kuasa ilahi-Nya. [RS]

REFLEKSI DIRI 
1. Sudahkah Anda merasakan kuasa ilahi Kristus secara nyata dalam hidup Anda?
2. Melalui bacaan firman Tuhan ini, untuk apakah kuasa ilahi Kristus dianugerahkan kepada kita?
YANG HARUS DILAKUKAN
Dalam menghadapi tantangan iman, percayalah bahwa kuasa ilahi-Nya telah dianugerahkan kepada kita, sehingga kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Hiduplah di dalamnya. Ini
POKOK DOA
Tuhan Yesus, terimakasih karena kuasa ilahi-Mu telah menganugerahkan kepadaku segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh, agar aku boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, sehingga berhasil dalam pengenalanku akan Engkau. Dalam nama Yesus. Amin.


HIKMAT HARI INI
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Yesus Kristus.” – Rasul Petrus
Share:

Pengharapan Dalam Penderitaan

Wahyu 1:1-8

dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya
- Wahyu 1:5

Magda Herzberger, penulis dan penyintas kamp konsentrasi Nazi, sangat menderita selama berada di dalam kamp. Ia menyaksikan kekejaman luar biasa tentara Nazi terhadap orang-orang Yahudi. Magda bersaksi bahwa yang memampukan ia tetap bertahan dan tidak bunuh diri adalah pengharapannya di dalam Allah. Ada relasi erat antara pengharapan dan kemampuan bertahan hidup.
Kitab Wahyu adalah kitab tentang pengharapan akan kemenangan Yesus Kristus. Pengharapan ini disampaikan kepada Rasul Yohanes untuk dituliskan kepada gereja-gereja yang sedang menderita. Saat itu Yohanes sudah tua dan dibuang ke pulau Patmos. Tuhan Yesus menguatkannya melalui penglihatan. Dia memerintahkan Yohanes untuk menuliskan berita pengharapan kemenangan Kristus kepada gereja-gereja di Asia Kecil yang menderita akibat penganiayaan dari kaisar-kaisar Romawi (khususnya Kaisar Domitian di akhir abad ke-1). Mereka butuh pengharapan agar mampu bertahan dan meraih kemenangan.
Wahyu 1:5 memuat beberapa kebenaran untuk orang-orang percaya yang sedang menderita. Pertama, Tuhan kita Yesus Kristus mengerti akan penderitaan kita sebab Dia juga telah menderita dan bahkan mati bagi kita. Kedua, Tuhan Yesus bangkit dan hidup. Dia yang telah mengalahkan maut, mengampuni dosa kita dan akan memberikan kemenangan kepada orang-orang percaya. Ketiga, Dia juga Tuhan yang berkuasa atas raja-raja bumi. Maka tanpa izin dari-Nya, penguasa dunia tidak akan bisa berbuat apa-apa terhadap kita.
Hari ini, orang-orang percaya juga mengalami berbagai penderitaan, entah karena penganiayaan, sakit penyakit, kesulitan ekonomi, dsb. Jika kita terpana pada diri sendiri dan kondisi sekeliling, kita akan berputus asa dan menyerah. Namun, jika kita mengarahkan mata pada pengharapan di dalam Yesus Kristus, Dia yang telah menderita, mati, dan bangkit serta berkuasa atas dunia ini, maka kita akan memperoleh kekuatan untuk bertahan dan menang atas penderitaan.
Refleksi Diri:
Apa pergumulan atau penderitaan yang sedang Anda hadapi? Adakah Anda tergoda untuk menyerah?
Apakah Anda sudah mengarahkan mata hati pada pengharapan di dalam Yesus Kristus agar tidak perlu berputus asa dalam penderitaan? Berdoalah kepada-Nya meminta kekuatan dan pengharapan.
"
Share:

Menghadapi Situasi Tidak Kondusif

Yeremia 1:14-19

Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
- Yeremia 1:17

Pada tahun 2021, Taliban menguasai Afganistan. Di tengah pemberitaan ini, seorang reporter wanita datang meliput berita di sana. Meskipun situasi sedang tidak kondusif, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai reporter. Inilah yang juga Tuhan kehendaki dari anak-anak-Nya, tidak berputus asa dan menyerah akan panggilan-Nya meski di tengah situasi yang tidak kondusif.

Yeremia dipanggil bukan untuk situasi yang mudah, melainkan situasi yang jauh dari kondusif. Ia diutus Tuhan untuk memberitakan firman bukan kepada orang-orang yang mau mendengarkan firman dan melakukannya, melainkan mereka yang mau jalan sendiri, yang suka memberontak. Situasinya tidak mendukung, sebagian besar dari orang-orang tersebut berada di titik terendah kerohanian mereka. Hal lainnya dari panggilan atas Yeremia adalah tidak ada jaminan ia bakalan tidak terluka saat menjalankannya, sangat mungkin ia bisa cedera. Namun, kalau kita perhatikan, tidak ada situasi yang benar-benar kondusif saat melayani Tuhan. Pergumulan selalu silih berganti datang, tidak akan pernah berhenti masalah menghampiri hidup kita. Jikalau pelayanan hanya ditentukan oleh situasi, kita akan mudah sekali berubah arah dalam pelayanan.

Tuhan memahami situasi yang tidak kondusif tersebut sehingga Dia berkata, “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” (ay.8). Panggilan Tuhan selalu dibarengi pemenuhan janji Tuhan, yaitu “Aku menyertai engkau”. Kata-kata ini terkesan klasik bagi orang Kristen, tetapi sering diabaikan. Kebangkitan Kristus menegaskan penyertaan yang tidak pernah luntur dan surut, bahwa Dia berjanji akan menyertai kita sampai akhir zaman.

Setiap anak Tuhan pasti akan selalu berhadapan dengan situasi yang tidak kondusif, apalagi kalau mengingat masa-masa pandemi. Tetap ingatlah selalu akan janji penyertaan Tuhan yang membuat ketakutan menjadi sirna. Tuhan memanggil kita untuk tetap berkarya dalam berbagai bidang kehidupan untuk kemuliaan-Nya dan supaya orang-orang mengenal Dia. Pelayanan bagi Tuhan begitu luas. Tuhan memanggil setiap kita secara unik dan Dia tidak mau kita menyerah pada keadaan. Tuhan menempatkan kita di zaman ini, di waktu ini, di situasi yang tidak kondusif, tetapi justru di tengah kondisi seperti inilah kita dipanggil.
Refleksi Diri:
Mengapa dalam situasi sulit sekalipun kita masih bisa tetap berkarya bagi Tuhan?
Apa yang akan tetap Anda lakukan bagi Tuhan meski situasi pelayanan Anda tidak kondusif?
"
Share:

Menembus Keterbatasan

Yeremia 1:6-10 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. —Yeremia 1:9 P ernahkah Anda berpikir bagaimana perasaan orangtua saat melahirkan anak tanpa tangan dan kaki? Kenyataan ini dialami orangtua Nick Vujicic dan mereka berkata, “Anak saya tidak ada masa depan, ia tidak akan hidup seperti orang normal.” Inilah yang diceritakan Nick dalam bukunya, Life Without Limits, mengenai kondisi orangtuanya saat melihat keterbatasan fisiknya. Kita mungkin beruntung tidak punya keterbatasan fisik, tetapi kita seringkali memandang keterbatasan diri sebagai alasan untuk tidak melayani T uhan.
 Ketika T uhan menunjuk Yeremia menjadi nabi, ia langsung mengajukan keberatan, “Ah, T uhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” (ay.6). Ini bukan alasan yang dibuat-buat, masuk akal. Yeremia memang masih muda, minim pengalaman, tetapi dipercayakan tugas yang berat. Mungkin Yeremia juga tidak punya kemampuan berbicara di depan umum, sedangkan ia harus menjadi juru bicara T uhan kepada bangsa Israel. Ia mungkin berpikir, bagaimana harus merangkai kata? Bagaimana kalau salah kata? Kita juga bisa mengajukan banyak keberatan yang cukup masuk akal di hadapan T uhan untuk melayani: Aduh Tuhan, aku di masa Covid ini banyak pergumulan; Tuhan usahaku juga lagi naik turun; Tuhan orang-orang yang dilayani tidak mudah juga.
 Jawaban T uhan atas keberatan Yeremia ada pada ayat emas di atas. T uhan menyentuh bagian yang Yeremia anggap paling lemah, yaitu kemampuan berbicaranya. Yeremia pasti dapat menjadi jubirnya T uhan, karena T uhan sendiri yang menaruh perkataan-Nya pada Yeremia. Melalui keterbatasan yang dipandang oleh Yeremia, justru dari situlah ia melihat kekuatan T uhan. T uhan juga berkata kepada Paulus, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor. 12:9). Kasih karunia di dalam T uhan Yesus itu cukup buat anak-anak-Nya.
 T uhan tahu sekali setiap keterbatasan yang kita hadapi saat ini, baik di dalam kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, termasuk pelayanan. Dia mau setiap kita bersandar pada kekuatan-Nya. Nick Vujicic dalam keterbatasan fisiknya mampu memberkati banyak orang lain. Hendaklah kita berkata seperti yang Nick ucapkan, “Karena saya ini ciptaan T uhan, didesain oleh T uhan, T uhan bisa memakai saya untuk melayani Dia.” T uhan Yesus mau kita menembus keterbatasan bersama-Nya, untuk menyaksikan kebesaran-Nya.
Refleksi Diri:
• Apa keterbatasan yang seringkali menjadi penghalang Anda untuk melayani T uhan?
• Apakah Anda sudah mendoakan agar dimampukan di tengah keterbatasan untuk melayani-Nya dengan maksimal?

"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.