Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Pujian Ibadah 01 September 2024

 

Share:

Mencari Penghiburan, Bukan Pembalasan

Meskipun kita tidak diberi tahu alasan spesifik Daud dalam menulis mazmur ini, aroma pengkhianatan terasa jelas.

Setelah menggambarkan secara umum ancaman yang menghimpit hatinya, Daud kemudian fokus pada seorang pengkhianat yang misterius. Nama orang ini tidak disebutkan, tetapi dia dulu adalah sahabat dekat dan orang kepercayaan Daud (14). Mereka sering beribadah bersama (15). Namun, tiba-tiba orang tersebut mengkhianati Daud secara diam-diam. Daud terluka oleh kata-kata orang itu yang penuh kemunafikan: lembut di luar namun mematikan di dalam (21-22).

Bagaimana reaksi Daud terhadap pengkhianatan ini? Sebagai seorang ahli strategi dan pahlawan perang, Daud sebenarnya bisa saja membalas dengan mudah. Namun, dia memilih untuk berseru kepada Allah, percaya bahwa Allah akan mendengarnya (17-18).

Daud mengajak kita untuk mengikuti teladannya. Jika kita dikhianati oleh seseorang yang dekat dengan kita, serahkanlah rasa marah dan kekhawatiran kita kepada Tuhan (23).

Secara alami, ketika kita disakiti oleh seseorang, respons kita adalah keinginan untuk membalas. Kita merasa ada dorongan untuk membalas, cepat atau lambat. Dunia mengajarkan bahwa "Balas dendam paling nikmat disajikan dingin." Namun, mazmur ini mengajarkan kepada kita pelajaran penting: ketika disakiti, musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Kita harus mengalahkan dorongan alami untuk membalas.

Ada kalanya pengkhianatan diizinkan oleh Allah agar kita dapat lebih memahami karya salib Kristus. Pikirkan ini: jika sepanjang hidup kita tidak pernah dikhianati oleh orang dekat, bagaimana kita bisa benar-benar memahami penderitaan Kristus? Dia, yang dikhianati oleh murid-Nya sendiri dengan sebuah ciuman, menyerahkan pengkhianat itu kepada Bapa-Nya. Dia tidak membalas.

Yang kita butuhkan ketika disakiti adalah penghiburan, bukan pembalasan. Berdoalah meminta penghiburan dari Allah. Dia, yang pernah dikhianati, memahami rasa sakit kita. Damai sejahtera dari Yesus Kristus menyertai Anda.

Share:

Beriman dengan Bersyukur

Mazmur ini merupakan refleksi mendalam tentang kepercayaan yang penuh harapan kepada Allah di tengah pengkhianatan dan bahaya yang nyata. Daud, yang dikhianati oleh orang-orang Zif—mereka yang berasal dari suku Yehuda, sama seperti dirinya—mengalami ancaman serius terhadap hidupnya. Meskipun dikepung oleh bahaya, Daud tidak menyerah pada keputusasaan. Sebaliknya, ia menaruh seluruh harapannya pada Allah.

Pengkhianatan dan Bahaya
Orang-orang Zif, yang sebenarnya adalah kerabat Daud, membocorkan keberadaan Daud kepada Raja Saul yang berusaha membunuhnya. Pengkhianatan ini sangat menyakitkan bagi Daud karena datang dari mereka yang seharusnya melindunginya. Namun, Daud tidak terjebak dalam kebencian atau rasa dendam. Ia malah menyamakan mereka dengan orang lalim yang tidak mengenal Allah.

Keyakinan dalam Allah
Di tengah bahaya yang mengancam nyawanya, Daud tidak memiliki strategi duniawi untuk menyelamatkan dirinya. Ia hanya bisa bersandar pada nama Allah dan keadilan-Nya. Dalam keadaan yang sangat genting, ketika hidupnya tergantung pada seutas benang, Daud tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya. Iman ini tidak muncul setelah keselamatan datang, tetapi justru sebelum itu terjadi. Ini menunjukkan keyakinan yang luar biasa bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan keadilan dan kasih setia-Nya.

Syukur Sebelum Pertolongan Tiba
Sikap Daud yang berjanji akan mempersembahkan kurban syukur bahkan sebelum keselamatan terjadi merupakan teladan iman yang luar biasa. Daud sudah bersyukur kepada Allah meskipun keselamatan itu belum tiba. Ini adalah bentuk iman yang sejati, di mana kita percaya pada kebaikan dan kuasa Allah bahkan sebelum kita melihat hasilnya.

Pelajaran bagi Kita
Mazmur ini mengajarkan kita untuk memiliki keberanian dan keyakinan yang sama dalam menghadapi masalah hidup kita. Ketika bisnis terancam, kesehatan memburuk, atau hubungan keluarga hancur, kita diajak untuk tetap beriman kepada Allah. Iman kita tidak seharusnya hanya untuk menghilangkan masalah, tetapi lebih dari itu, iman adalah kepercayaan bahwa Allah akan membawa kita melewati setiap kesulitan, dan kita akan kembali mempersembahkan syukur kepada-Nya.

Jadi, dalam setiap kesulitan, ingatlah untuk tetap beriman dan bersyukur, percaya bahwa Allah akan melepaskan kita dari kesesakan dan membawa kita pada kemenangan yang telah Dia janjikan.

Share:

Umat Tuhan di Dunia yang Bejat

Bacaan hari ini memiliki banyak kesamaan dengan Mazmur 14, dengan perbedaan terletak pada ayat 6. Daud memulainya dengan hamartiologi (studi Alkitab tentang dosa). Ia menggambarkan kondisi berdosa dari seluruh umat manusia. "Semua," katanya, "telah menyimpang" dan "rusak" (4). Mereka menolak keberadaan Allah atau berharap Dia tidak ada (2; Mzm. 14:1).

Meskipun mungkin terdengar seperti tuduhan yang berlebihan, Daud menunjukkan bahwa Allah sendiri yang memberikan bukti tersebut. Dari surga, Allah melihat dan menemukan bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar baik (3-4; Mzm. 14:2-3). Kemudian, Paulus menegaskan kebenaran ini dalam Roma 3:10-12.

Menariknya, meskipun dunia dipenuhi oleh orang-orang yang berdosa, Allah menganggap sebagian dari mereka sebagai umat-Nya (5; Mzm. 14:4). Ini secara tersirat menunjukkan bahwa mereka menjadi umat-Nya karena Allah telah membenarkan mereka karena kasih-Nya. Sayangnya, selama mereka masih hidup di dunia, mereka terus-menerus mengalami penindasan dari orang-orang yang bukan umat Allah.

Kabar baiknya adalah bahwa Allah pasti akan membela umat-Nya. Dia berjanji untuk membuat musuh-musuh mereka, yang juga adalah musuh-Nya, merasa takut dan malu (6; Mzm. 14:5-6). Janji ini adalah dasar dari pengharapan dan sukacita kita (7; Mzm. 14:7).

Apakah Anda benar-benar percaya pada janji ini? Anda seharusnya demikian, karena janji Allah adalah berita yang logis. Jika Allah berkenan mengangkat kita sebagai umat-Nya, meskipun sebelumnya kita adalah manusia berdosa, Dia tentu tidak akan membiarkan kita terus-menerus ditindas oleh orang-orang dunia yang berdosa. Atau, dalam kata-kata Rasul Paulus, "Dia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Dia tidak akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-Nya?" (Rm. 8:32)

Kita seharusnya bersyukur karena Allah telah mengangkat kita menjadi umat-Nya. Sertakan rasa syukur ini dalam doa kita hari ini. Katakanlah: "Terima kasih, Tuhan, Engkau memelihara umat-Mu di tengah dunia yang rusak."

Share:

Tragedi Dibalas dengan Tragedi

Mazmur yang digubah oleh Daud setelah tragedi pembunuhan 85 imam dan penduduk Nob oleh Doeg adalah refleksi mendalam tentang kejahatan manusia dan keadilan Allah. Tragedi ini adalah akibat dari pengkhianatan Doeg, seorang Edom, yang dengan kata-kata penuh kemunafikan dan kebohongan menyebabkan kehancuran besar. Daud, yang menjadi target utama Saul, mencurahkan perasaannya melalui mazmur ini, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian utama.

Bagian Pertama: Karakter Pengkhianat (3-6)
Di sini, Daud menggambarkan karakter Doeg dengan jelas. Dia adalah seorang yang menggunakan kata-kata sebagai senjata, menebarkan dusta dan kekacauan dengan tujuan jahat. Pengkhianat seperti Doeg adalah sosok yang selalu ada dalam sejarah, merusak dengan tipu muslihat mereka dan menghancurkan orang-orang yang tidak bersalah.

Bagian Kedua: Hukuman bagi Orang Fasik (7-9)
Daud kemudian menjelaskan hukuman yang akan menimpa orang-orang seperti Doeg. Allah, yang adil, akan menjatuhkan mereka dengan dahsyat, merobohkan mereka dan menyeret mereka keluar dari tempat mereka untuk dihancurkan. Kejatuhan mereka akan menjadi bahan ejekan dan pelajaran bagi orang lain. Hukuman Allah akan datang dengan tiba-tiba, tanpa ada kesempatan bagi mereka untuk membela diri.

Bagian Ketiga: Nasib Orang Benar vs. Orang Fasik (10-11)
Daud, sebagai orang benar yang bergantung kepada Allah, menggambarkan nasib akhir dari orang benar yang penuh dengan keamanan dan ketenangan dalam perlindungan Allah. Sementara orang fasik akan jatuh, orang yang menaruh harapannya kepada Allah akan berdiri teguh dan menjadi saksi atas keadilan Allah.

Pesan penting dari mazmur ini adalah keyakinan bahwa keadilan Allah akan terwujud. Meskipun dalam dunia ini sering kali kejahatan tampak menang, orang-orang benar harus tetap teguh dalam iman mereka. Keadilan Allah akan terbit seperti mentari pagi bagi mereka yang setia.

Jika Anda sedang mengalami penderitaan akibat ulah seseorang, mazmur ini mengingatkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Serahkan semua kepada Allah, karena keadilan-Nya akan datang pada waktu-Nya. Percayalah, bahwa Allah akan membela dan melindungi Anda, dan bahwa orang-orang yang berbuat jahat akan menerima pembalasan yang setimpal.

Share:

Jiwa yang Merindukan Hisop Ilahi

Mazmur ini mengungkapkan kedalaman penyesalan dan pertobatan Daud setelah Nabi Natan menegurnya atas dosa yang telah dilakukannya. Daud tidak hanya menyesali dosa seksual yang telah ia perbuat, tetapi ia juga menyadari bahwa dosa tersebut adalah manifestasi dari keberdosaan yang telah ada dalam dirinya sejak ia dilahirkan.

Kesadaran ini menimbulkan penderitaan batin yang luar biasa dalam diri Daud, yang digambarkan seperti tulang-tulang yang remuk karena rasa bersalahnya. Ia merasa takut akan kehilangan kehadiran Allah dan Roh Kudus yang telah mengurapi serta membimbing hidupnya. Rasa takut inilah yang memotivasi Daud untuk memohon belas kasihan Allah.

Daud menyadari bahwa tidak ada ritual keagamaan atau usaha manusia yang dapat menghapus dosanya. Hanya tindakan kasih karunia Allah yang mampu menyucikannya, seperti hisop yang digunakan dalam ritual pembersihan. Permohonan Daud untuk disucikan dengan hisop ilahi merupakan pengakuan akan ketergantungan totalnya pada belas kasihan dan pengampunan Allah.

Mazmur ini mengajarkan bahwa Allah menghargai hati yang hancur dan penuh penyesalan atas dosa. Orang yang menyadari betapa besar dosanya dan datang kepada Allah dengan kerendahan hati akan menerima pengampunan dan pemulihan dari-Nya. Yesus Kristus juga menekankan pentingnya sikap ini ketika Ia berkata, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."

Jika Anda merasakan kegelisahan atas dosa atau kesalahan yang belum diakui, jangan menunda untuk datang kepada Tuhan. Mungkin tidak ada orang lain yang akan menegur Anda atau membantu Anda menyadari kesalahan tersebut. Namun, jangan biarkan dosa-dosa tersebut menjauhkan Anda dari Allah. Ratapilah dosa yang menghalangi hubungan Anda dengan-Nya dan mintalah belas kasihan-Nya untuk menyucikan hati Anda. Tuhan selalu siap untuk menyambut dan memulihkan mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang tulus dan penuh penyesalan.

Share:

Menyogok Tuhan

Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa dengan rajin mengikuti ibadah dan melayani setiap hari Minggu, hidup mereka akan menjadi lancar. Tidak jarang hal ini dimanfaatkan oleh pemimpin gereja yang korup dengan berjanji bahwa jika jemaatnya setia memberi persembahan, ada berkat berlimpah yang menanti mereka.

Apakah memang seperti itu Tuhan yang kita sembah? Pastilah tidak! Jika itu yang para pemimpin agama dan umat Tuhan pikirkan, sang pemazmur menentangnya dengan keras.

Tuhan bukanlah Allah yang haus dan lapar akan pujian, penyembahan, dan persembahan dari umat-Nya. Maka, adalah sebuah kebodohan jika umat-Nya berpikir seperti itu (Mazmur 50:8-9). Tuhan adalah Allah pemilik alam semesta; dunia serta segala isinya adalah kepunyaan-Nya. Jika Ia menginginkan sesuatu, Ia tidak perlu meminta manusia untuk mempersembahkannya kepada-Nya (Mazmur 50:10-12).

Tuhan memerintahkan umat untuk mempersembahkan kurban bakaran, tetapi semua itu bukanlah untuk memuaskan diri-Nya. Sejatinya, kurban bakaran merupakan tanda perjanjian yang membedakan umat-Nya dengan bangsa-bangsa lainnya. Pemberian kurban menandakan relasi yang dekat antara Tuhan dengan umat-Nya (Mazmur 50:5, 14-15).

Namun, Tuhan tak mau umat-Nya terus menjalankan ibadah tetapi hidup dalam kefasikan. Allah yang mengasihi juga adalah Allah yang mau beperkara dengan umat-Nya yang memilih jalan kefasikan (Mazmur 50:7, 16-22). Allah rindu supaya umat-Nya memuliakan Dia dengan kurban yang diberikan sebagai ucapan syukur, bukan sebagai sogokan. Kurban tidak dapat membeli keselamatan, tetapi bagi orang yang mau hidup benar, Tuhan akan membukakan jalan keselamatan kepadanya.

Janganlah berpikir bahwa kita bisa menyogok Tuhan. Sebaik dan sehebat apa pun, pelayanan kita tidak akan bisa membeli hati Tuhan. Itu karena sesungguhnya Ia sudah terlebih dahulu melayani dan mengurbankan diri-Nya bagi kita. Maka, sebagai umat yang dikasihi, mari kita belajar hidup sesuai dengan kerinduan-Nya, yakni dengan ucapan syukur yang tulus dan cara hidup yang benar.

Penyembahan yang sejati bukanlah soal memberi persembahan atau melayani dengan harapan mendapatkan imbalan, melainkan soal hati yang bersyukur dan hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan. Tuhan mencari hati yang murni, bukan formalitas ritual semata. Melalui kehidupan yang berintegritas dan penuh kasih, kita memuliakan Tuhan dan menyatakan iman kita yang sejati.

Share:

Akhir yang Mana?

Pemazmur memberikan perspektif yang menenangkan ketika kita merasa iri atau kecewa melihat orang-orang yang hidup tidak benar justru menikmati kekayaan dan kenyamanan. Meskipun tampaknya mereka hidup tanpa masalah, pemazmur mengingatkan kita bahwa kekayaan dan kemuliaan duniawi tidak dapat membebaskan seseorang dari kenyataan yang tak terelakkan—kematian.

Meskipun kita yang berusaha hidup benar juga akan menghadapi kematian, pengharapan kita tidak berhenti di situ. Pemazmur menegaskan bahwa Allah akan membebaskan kita dari kematian, memberikan pengharapan yang melampaui kehidupan dunia ini. Pengharapan ini adalah kekuatan bagi kita untuk tetap hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, meskipun jalan hidup kita penuh tantangan dan kesulitan.

Kita diajak untuk melihat kehidupan ini dari perspektif kekekalan, di mana kebahagiaan dan kemegahan duniawi hanyalah sementara. Pengharapan yang kita miliki bukanlah pada apa yang fana, tetapi pada kehidupan kekal yang dijanjikan Allah. Ini memberi kita alasan kuat untuk terus hidup benar, bahkan ketika godaan untuk menyerah dan iri kepada orang lain begitu kuat.

Sebagai orang percaya, kita harus tetap teguh dalam iman kita, mengingat bahwa pengharapan kita jauh melampaui apa yang dunia ini bisa tawarkan. Kita juga dipanggil untuk mengingatkan orang-orang di sekitar kita agar tidak tergoda oleh kemewahan duniawi yang sementara, melainkan untuk mengejar kekayaan rohani yang kekal. Pada akhirnya, yang menentukan akhir hidup kita adalah kepada siapa kita menaruh kepercayaan kita—apakah pada hal-hal duniawi yang sementara atau pada Allah yang memberikan hidup kekal.

Share:

Tak Hanya Perkasa

Mazmur 48 menegaskan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang perkasa, yang melindungi dan menyelamatkan umat-Nya. Namun, kuasa Allah tidak hanya ditunjukkan melalui kemenangan dalam peperangan atau perlindungan dari musuh, tetapi juga melalui kasih setia dan keadilan-Nya. Mazmur ini memperingatkan kita untuk berhati-hati agar tidak terjerumus dalam rasa superioritas yang bisa muncul ketika menyadari keperkasaan Allah.

Allah tidak hanya melindungi umat-Nya dari serangan bangsa-bangsa lain, tetapi juga menuntut agar umat-Nya hidup dalam kebenaran dan keadilan. Dia adalah Allah yang adil dan penuh kasih setia, yang tidak hanya membela umat-Nya dari ketidakadilan, tetapi juga menegur umat-Nya jika mereka sendiri bersikap tidak adil.

Kita boleh merasa aman dan bangga karena Allah yang perkasa melindungi kita, tetapi kita juga harus ingat bahwa Dia mengharapkan kita untuk menjadi saluran kasih setia dan keadilan-Nya bagi orang-orang di sekitar kita. Allah ingin agar melalui kehidupan kita, orang lain dapat merasakan kasih setia dan keadilan-Nya yang nyata.

Dengan demikian, iman kita kepada Allah yang perkasa seharusnya tidak membuat kita merasa superior, tetapi justru mendorong kita untuk hidup dalam kerendahan hati, kasih, dan keadilan, mengikuti teladan Tuhan kita. Kita dipanggil untuk menghidupi karakter Allah yang penuh kasih setia dan adil, sehingga kehadiran-Nya dirasakan oleh semua orang yang kita temui.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.