Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Tuhan dalam Kehidupan Pernikahan


Imamat 18

Pernikahan adalah ikatan sakral antara dua insan yang disatukan oleh Tuhan. Kitab Suci menegaskan bahwa pernikahan bukan hanya sebuah kesepakatan antara dua individu, tetapi juga melibatkan Allah sebagai pemberi identitas dan pedoman bagi pasangan yang berkomitmen.

Dalam firman Tuhan, bangsa Israel diperintahkan untuk membangun pernikahan yang berbeda dari tradisi Mesir dan Kanaan (Im. 18:3). Mereka dipanggil untuk hidup dalam ketetapan Tuhan yang menjaga kesucian, martabat, dan harga diri dalam keluarga (Im. 18:4-5).

Prinsip utama dalam pernikahan menurut firman Tuhan adalah:

  1. Hormat dan kasih kepada sesama, terutama dalam lingkup keluarga, dengan menjaga kesucian dan menjauhi perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan (Im. 18:6-20).
  2. Menjaga kesatuan dan keharmonisan, karena keluarga yang kuat membentuk bangsa yang kuat. Perpecahan dalam rumah tangga dapat berdampak luas dalam masyarakat.
  3. Menjauhkan diri dari kenajisan, karena pelanggaran terhadap hukum Tuhan dapat mengakibatkan kekacauan, bahkan kehilangan identitas sebagai umat Allah.

Ketika pernikahan berlandaskan firman Tuhan, kehadiran-Nya akan menjadi nyata dalam kehidupan rumah tangga. Pernikahan yang dijaga dengan kasih, hormat, dan ketaatan kepada Tuhan akan menjadi berkat bagi pasangan, keluarga, dan juga komunitas di sekitarnya.

Mari jadikan pernikahan sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan, dengan hidup dalam kasih dan kesetiaan sesuai kehendak-Nya.

Share:

Jangan Ambil yang Bukan Hak Kita

Imamat 17

Mencuri adalah tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita, dan ini adalah pelanggaran serius. Jika mencuri dari sesama manusia saja mendapat hukuman, terlebih lagi jika kita mencuri dari Allah.

Dalam firman Tuhan, ada dua larangan keras yang diberikan kepada umat Israel:

  1. Larangan mempersembahkan kurban di luar Kemah Pertemuan (Im. 17:3-7). Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penyembahan hanya ditujukan kepada Tuhan dan bukan kepada berhala.

  2. Larangan memakan darah (Im. 17:10-11), karena darah melambangkan nyawa yang hanya berhak dikuasai oleh Allah.

Kedua larangan ini menegaskan bahwa ada hal-hal yang menjadi hak Allah sepenuhnya. Penyembahan, hormat, dan ketaatan adalah milik-Nya, dan kita tidak boleh mengambilnya untuk diri sendiri.

Pernahkah kita tanpa sadar mengambil hak Tuhan? Mungkin dengan menahan persepuluhan, mengabaikan waktu doa, atau kurang setia dalam menjalankan firman-Nya.

Mari berikan kepada Tuhan apa yang memang menjadi hak-Nya—persembahan, kesetiaan, dan seluruh hidup kita.

Share:

Yom Kippur

Setiap negara memiliki hari raya besar yang dianggap penting, seperti hari kemerdekaan. Namun, bagi bangsa Israel, hari raya terbesar bukanlah hari pembebasan dari penjajahan, melainkan Hari Raya Pendamaian atau Yom Kippur. Hari ini menandai momen khusus di mana umat Allah menerima penghapusan dosa melalui upacara pendamaian yang dilakukan oleh imam besar.

Hari Raya Pendamaian, yang dirayakan pada akhir September atau awal Oktober, telah berlangsung sejak zaman kitab Imamat. Pada hari itu, imam besar memasuki Tempat Mahakudus untuk mengadakan pendamaian bagi dirinya sendiri dan seluruh umat Israel. Ini merupakan satu-satunya hari dalam setahun di mana seseorang dapat masuk ke hadirat Allah secara langsung melalui perantara imam besar.

Makna Yom Kippur dalam Perjanjian Lama:

  • Imam besar mengenakan pakaian linen putih, melambangkan kerendahan hati dan kekudusan (ayat 4).
  • Persembahan kurban dilakukan untuk penghapusan dosa, baik bagi imam besar sendiri maupun bagi umat (ayat 5-11).
  • Dupa dibawa ke Tempat Mahakudus, dan darah kurban dipercikkan ke Tabut Perjanjian sebagai simbol pengampunan dosa (ayat 12-15).

Penggenapan dalam Yesus Kristus:

  • Dalam Perjanjian Baru, Yom Kippur menemukan penggenapan sempurnanya dalam Yesus Kristus.
  • Yesus, sebagai Imam Besar Agung, mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban yang sempurna, sekali untuk selamanya (Ibrani 9:12).
  • Ketika Yesus berkata, "Sudah selesai." (Yohanes 19:30), itu menandakan bahwa karya pendamaian telah sempurna, dan dosa manusia telah dihapuskan.

Kesimpulan:
Sebagai orang percaya, kita tidak lagi perlu melakukan pengorbanan tahunan untuk dosa-dosa kita, karena Yesus telah menyelesaikan semuanya. Keselamatan kita tidak bergantung pada usaha atau kesalehan kita sendiri, melainkan pada anugerah Kristus yang sempurna. Oleh karena itu, kita harus hidup dalam rasa syukur, memuliakan Tuhan, dan menjaga kehidupan yang kudus sebagai umat-Nya.

Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas kasih dan pengorbanan-Mu yang sempurna melalui Yesus Kristus. Kami bersyukur karena dosa-dosa kami telah diampuni, dan kami telah diperdamaikan dengan Engkau. Kiranya berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera mengalir dalam kehidupan kami. Berkatilah keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan setiap aspek hidup kami. Dalam nama Yesus, kami bersyukur dan berdoa. Amin.

Selamat Hari Minggu! Nikmatilah hari sabat dan hadirilah undangan Tuhan dengan sukacita.

Share:

Cintailah Kehidupan!

 

Sekitar 70% tubuh manusia terdiri dari air, dan tubuh kita menghasilkan berbagai cairan seperti air liur, air mata, dan keringat. Dalam Hukum Taurat, cairan tubuh yang keluar dianggap najis, baik pada pria maupun wanita, seperti air mani atau darah haid. Ini menunjukkan pentingnya menjaga kekudusan dan menjauhkan diri dari segala bentuk kematian atau kenajisan.

Allah adalah Allah yang hidup, dan Dia menginginkan umat-Nya untuk mencintai kehidupan dan menjauhi segala yang mengarah pada kematian atau pembusukan.

Kita diajak untuk menjaga kehidupan rohani kita agar tetap bersih dari hal-hal yang najis. Marilah kita berdoa agar Allah memberi kita semangat hidup yang baru, menjauhkan kita dari hal-hal yang merusak, dan menumbuhkan kecintaan kita terhadap kehidupan.

Doa

Ya Tuhan, ajarilah kami untuk mencintai kehidupan dan menjauhkan diri dari segala yang membawa kepada kematian. Hidupkan kembali semangat kami untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

Share:

Pujian Ibadah 23 Maret 2025








Share:

Fiman Tuhan : " Bersihlah Hatiku "

 

Imamat 14:33-57

Kebersihan adalah cerminan dari kehidupan seseorang. Rumah yang rapi dan terawat sering kali mencerminkan pemiliknya yang disiplin dan sehat, sementara rumah yang kotor dan berantakan dapat menunjukkan kehidupan yang tidak tertata. Namun, lebih dari sekadar rumah fisik, hati manusia juga membutuhkan perawatan dan kebersihan.

Dalam Kitab Imamat, Tuhan tidak hanya mengatur tentang penyakit kulit yang menajiskan manusia, tetapi juga memberikan ketentuan mengenai penyakit yang dapat menyerang rumah. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan dan kekudusan bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal rohani. Sebagaimana rumah fisik harus dijaga dari penyakit, demikian pula hati manusia harus dijaga dari kecemaran.

  • Poin-Poin Inti Artikel "Bersihlah Hatiku"

    1. Rumah sebagai Cerminan Penghuninya

      • Rumah yang bersih mencerminkan pribadi yang sehat dan rajin, sedangkan rumah yang kotor menunjukkan kehidupan yang tidak teratur.
    2. Aturan tentang Penyakit pada Rumah

      • Setelah membahas penyakit kulit pada manusia, Tuhan memberikan aturan tentang penyakit yang menajiskan pada dinding rumah (33-35).
      • Jika rumah memiliki tanda penyakit, harus dikosongkan dan diisolasi (36-38).
      • Dinding yang terkena penyakit harus dikikis dan diganti dengan yang baru (39-42).
      • Jika penyakit terus menyebar, rumah harus dibongkar total (43-45).
      • Jika rumah dinyatakan bersih, harus dilakukan ritual penahiran (48-53).
    3. Paralel antara Rumah Fisik dan Rumah Rohani

      • Paulus menyatakan bahwa setiap orang percaya adalah bait Allah (1Kor. 3:16, 6:19).
      • Seperti rumah fisik harus dijaga, hati manusia juga harus dijaga dari kecemaran.
    4. Bahaya Kecemaran yang Tidak Ditangani

      • Kotoran kecil dalam hati yang dibiarkan akan membesar dan menajiskan seluruh hidup seseorang.
      • Jika hati tidak dijaga, bisa sampai ke titik di mana kecemaran itu sulit dibersihkan.
    5. Kesimpulan

      • Kita harus mengikis setiap kecenderungan buruk dalam diri kita, meskipun sulit dan menyakitkan.
      • Menjaga hati dengan kewaspadaan karena dari hati terpancar kehidupan (Ams. 4:23).
    6. Doa

      • Memohon kepada Tuhan untuk menolong kita menjaga hati tetap bersih dan hidup dalam kekudusan.
  • Share:

    Pujian Paskah GKKK Wil.Blitar 2025


    Share:

    Firman Tuhan : "Syukur atas Ketahiran"

     

    Imamat 14:1-32

    1. Pengorbanan untuk Ketahiran

      • Pada zaman Perjanjian Lama, seekor domba merupakan harta berharga, tetapi itu bukan harga yang terlalu besar jika harus dikorbankan untuk dinyatakan tahir.
    2. Kondisi Penderita Penyakit Kulit

      • Penderita penyakit kulit menular harus diasingkan tanpa kepastian apakah mereka akan sembuh.
      • Jika mereka sembuh, mereka harus diperiksa oleh imam untuk dinyatakan tahir (2-3).
    3. Ritual Penahiran sebagai Simbol Pemulihan

      • Darah yang tercurah melambangkan penghapusan dosa, dan burung yang dilepaskan melambangkan hilangnya kenajisan (5-7).
      • Mencuci pakaian dan tubuh menunjukkan kesucian yang diperbarui (8-9).
      • Persembahan tiga ekor domba dan tepung terbaik menandakan pendamaian dengan Allah (10-20).
    4. Pentingnya Bersyukur

      • Orang yang telah dipulihkan pasti merasakan syukur yang luar biasa.
      • Namun, sering kali manusia lupa mengucap syukur atas kebaikan Tuhan, seperti sembilan penderita kusta dalam Lukas 17:11-19.
    5. Kesimpulan

      • Bersyukur dalam segala hal, baik untuk kesembuhan jasmani maupun rohani.
      • Mengungkapkan rasa syukur melalui doa, pujian, kesaksian, persembahan, dan kepedulian terhadap sesama.
    6. Doa

      • Memohon kepada Tuhan agar selalu memiliki hati yang bersyukur dan hidup dalam rasa terima kasih atas anugerah-Nya.
    Share:

    Firman Tuhan : Asalkan Orang Lain Tidak Menderita

     

    Imamat 13:29-59

    Prinsip "mencegah lebih baik daripada mengobati" menjadi dasar aturan tentang penyakit kulit dalam perikop ini. Langkah-langkah pencegahan diterapkan agar penyakit tidak menyebar ke seluruh umat.

    Setiap orang yang mengalami gejala seperti bercak putih yang lebih dalam dari kulit atau bengkak kemerahan harus segera memeriksakan diri kepada imam (29-30, 38-39, 42-44). Jika ditemukan tanda-tanda penyakit, meskipun belum pasti najis, orang tersebut tetap harus menjalani isolasi (31-37). Ini menunjukkan bahwa menjaga komunitas lebih penting daripada kenyamanan pribadi.

    Selain itu, penderita harus menampilkan diri secara berbeda sebagai bentuk peringatan bagi orang lain. Mereka harus mengenakan pakaian koyak, membiarkan rambut terurai, dan menutupi sebagian wajah sambil berseru, "Najis, najis!" (45). Aturan ini bukanlah bentuk ketidakpedulian, melainkan tindakan perlindungan agar orang lain tidak ikut terkena dampaknya.

    Pencegahan ini juga diterapkan pada benda-benda yang berpotensi menyebarkan penyakit. Pakaian yang pernah dikenakan oleh penderita harus diisolasi (50), dan jika ditemukan tanda penyakit, pakaian tersebut harus dicuci (54, 58) atau dibakar (52, 55, 57). Meskipun pakaian itu berharga, kehilangan sesuatu yang bernilai lebih baik daripada membahayakan seluruh umat.

    Aturan ini mengajarkan prinsip penting dalam kehidupan bersama: terkadang, kita perlu mengorbankan sesuatu yang berharga demi kebaikan bersama. Seperti penderita penyakit kulit yang harus rela mengorbankan kebebasan dan harga dirinya demi komunitas, kita pun diajak untuk tidak egois dalam kehidupan sehari-hari.

    Yesus Kristus adalah teladan sempurna dalam hal ini. Ia rela menanggung penderitaan kita, dihina, dan disalibkan agar kita tidak lagi terjerat dosa (Yes. 53:2-5). Sikap tanpa pamrih inilah yang harus kita teladani.

    Ketika kita menghadapi kesulitan, marilah kita berpikir bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga bagaimana agar orang lain tidak ikut menderita. Biarlah kita belajar untuk rela berkorban, agar hidup kita menjadi berkat bagi sesama.

    Doa

    Bapa di surga, terima kasih atas firman-Mu yang mengajarkan kami untuk hidup dengan penuh kepedulian terhadap sesama. Tolonglah kami agar tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga rela berkorban demi kebaikan banyak orang. Ajarkan kami untuk meneladani Kristus, yang telah mengorbankan diri-Nya bagi kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

    Share:

    Categories

    Support

    Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.