Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Firman Tuhan "Kemuliaan Allah dalam Setiap Detail"

 

Keluaran 36:8-38

Ketika membaca perikop tentang pembangunan Kemah Suci, kita mungkin bertanya, "Mengapa begitu banyak detail?" Namun, justru di dalam setiap detail itu kita melihat kemuliaan Allah.

1. Allah Peduli terhadap Detail

📖 “Lakukanlah semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.” (Keluaran 26:30)
➡️ Allah memberikan petunjuk yang sangat spesifik, bukan tanpa alasan.

✅ Setiap detail dalam hidup kita pun berada dalam kendali Tuhan.
✅ Tidak ada hal kecil yang luput dari perhatian-Nya.

2. Panggilan untuk Memberikan yang Terbaik

📖 "Segala sesuatu yang kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)
➡️ Para pekerja membangun Kemah Suci dengan teliti dan penuh dedikasi, bukan asal-asalan.

✅ Jangan bekerja setengah hati—baik dalam pekerjaan, pelayanan, atau kehidupan sehari-hari.
✅ Kemuliaan Tuhan terlihat dalam ketekunan dan komitmen kita.

3. Hidup Kita adalah ‘Kemah Suci’ bagi Tuhan

📖 “Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu?” (1 Korintus 6:19)
➡️ Seperti Kemah Suci yang dibangun dengan teliti, hidup kita juga harus dipersembahkan dengan sebaik-baiknya bagi Tuhan.

✅ Jaga hidup dalam kekudusan dan ketaatan.
✅ Dedikasikan setiap aspek kehidupan kita untuk memuliakan Allah.

Allah peduli pada detail, baik dalam pembangunan Kemah Suci maupun dalam hidup kita. Kita dipanggil untuk melakukan segala sesuatu dengan maksimal, bukan asal-asalan. Setiap hal kecil yang kita lakukan dengan setia adalah bentuk ibadah kepada Tuhan.

💡 Apakah kita sudah bekerja dan melayani dengan sepenuh hati?
💡 Apakah kita melihat kehadiran Tuhan dalam setiap detail kehidupan kita?

🙏 Doa:
"Tuhan, ajar kami untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal, karena Engkau layak dimuliakan. Biarlah setiap detail hidup kami mencerminkan kemuliaan-Mu. Amin."

Share:

Mengabdi demi Kemuliaan-Nya

 

Keluaran 35:30--36:7

Pengabdian sejati adalah ketika kita menggunakan talenta, waktu, dan tenaga bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kemuliaan Allah.

1. Semua Keahlian Berasal dari Tuhan

📖 "TUHAN telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian, dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan” (Keluaran 35:31).
➡️ Bezale’el dan Aholiab bukan sekadar terampil, tetapi diberkati oleh Tuhan dengan keahlian mereka.

✅ Talenta dan keahlian kita adalah anugerah Tuhan.
✅ Jangan sombong, tetapi gunakan untuk melayani-Nya.

2. Mengabdi dengan Sikap Rendah Hati

📖 “Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan karena mereka dikaruniai TUHAN” (Keluaran 36:1-2).
➡️ Mereka bekerja bukan untuk mencari pujian, tetapi untuk membangun rumah Tuhan.

✅ Pelayanan sejati bukan tentang posisi, tetapi tentang sikap hati.
✅ Jangan mencari penghormatan manusia, tetapi kejarlah kemuliaan Tuhan.

3. Pelayanan yang Memuliakan Tuhan

📖 “Segala sesuatu yang kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23).
➡️ Setiap pekerjaan yang kita lakukan bisa menjadi ibadah jika dikerjakan untuk Tuhan.

✅ Tidak semua orang berkhotbah, tetapi setiap orang bisa melayani.
✅ Gunakan apa pun yang Tuhan beri—bakat, pekerjaan, atau kesempatan—untuk memuliakan Dia.

Kesimpulan:

Setiap orang memiliki panggilan dan talenta unik dari Tuhan. Tugas kita adalah menggunakannya dengan rendah hati dan penuh ketaatan untuk pelayanan dan kemuliaan-Nya.

💡 Apakah kita sudah mengabdi kepada Tuhan dengan talenta yang kita miliki?
💡 Apakah kita masih mencari pujian manusia dalam pelayanan kita?

🙏 Doa:
"Tuhan, ajar kami untuk mengabdi dengan rendah hati dan menggunakan setiap keahlian kami untuk kemuliaan-Mu. Pakailah kami sebagai alat-Mu di dunia ini. Amin."

Share:

Pujian Paskah GKKK Wil Blitar 2025

Share:

Firman Tuhan : " Persembahan dari Hati "

 

Keluaran 35:1-29

Persembahan dalam iman Kristen bukan sekadar kewajiban, tetapi wujud kasih dan ketaatan kepada Tuhan. Bagaimana kita memberi dengan benar sesuai kehendak-Nya?

1. Memberi dengan Sukacita dan Kerelaan Hati

📖 “Setiap orang yang tergerak hatinya membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN” (Keluaran 35:21).
➡️ Umat Israel memberi bukan karena paksaan, tetapi dengan sukacita.

✅ Memberi bukan beban, tetapi ungkapan syukur.
✅ Tuhan tidak melihat jumlahnya, tetapi hati di balik pemberian itu.

2. Memberi yang Terbaik

📖 “…mereka membawa persembahan sukarela kepada TUHAN” (Keluaran 35:29).
➡️ Mereka memberikan emas, perak, kain ungu, dan keahlian mereka.

✅ Setiap orang memberi sesuai kemampuan dan talenta mereka.
✅ Persembahan bukan hanya materi, tetapi juga waktu dan keterampilan.

3. Persembahan untuk Kemuliaan Allah

📖 “…untuk pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa” (Keluaran 35:29).
➡️ Mereka sadar bahwa persembahan mereka dipakai untuk membangun Kemah Suci.

✅ Saat kita memberi, kita berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan.
✅ Tuhan memakai persembahan kita untuk memperluas Kerajaan-Nya.

Bagaimana dengan Kita?

💡 Apakah kita memberi dengan hati yang rela dan penuh sukacita?
💡 Apakah kita memberi yang terbaik untuk Tuhan?
💡 Apakah kita menyadari bahwa persembahan kita adalah untuk kemuliaan-Nya?

Kesimpulan:

Memberi adalah bagian dari penyembahan. Marilah kita memberi dengan hati yang penuh syukur, memberikan yang terbaik, dan menyerahkannya untuk kemuliaan Tuhan.

📖 “Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima menurut apa yang ada padamu” (2 Korintus 8:12).

🙏 Doa:
"Tuhan, ajar kami memberi dengan hati yang rela dan penuh sukacita. Biarlah setiap persembahan kami menjadi berkat dan dipakai untuk kemuliaan-Mu. Amin."

Share:

Firman Tuhan : " Kasih dan Keadilan Allah "

Keluaran 34

Kasih dan Keadilan Allah

Allah adalah kasih, tetapi Ia juga adil. Kedua sifat ini tidak bertentangan, melainkan saling melengkapi.

Kasih Allah yang Tak Terbatas

Dalam Keluaran 34:6-7, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai:
Penyayang dan pengasih
Panjang sabar
Berlimpah kasih dan kesetiaan

Sifat inilah yang membuat Allah tetap setia kepada Israel meskipun mereka sering memberontak. Kasih-Nya dinyatakan dalam pengampunan dan penyertaan-Nya.

Keadilan Allah yang Tegas

Namun, Allah juga menegaskan bahwa Ia tidak membebaskan orang yang bersalah tanpa konsekuensi (ayat 7b). Israel mengalami hukuman atas dosa mereka, meskipun Allah tetap menyertai mereka.

Bagaimana Kasih dan Keadilan Itu Bersatu?

Seperti dua sisi mata uang:

  • Kasih-Nya mengampuni dosa, tetapi keadilan-Nya menegakkan kebenaran.
  • Ia sabar menanti pertobatan, tetapi dosa tetap memiliki konsekuensi.

Hal ini paling jelas terlihat dalam karya Yesus Kristus:
📌 Di kayu salib, kasih dan keadilan Allah bertemu.

  • Kasih-Nya: Yesus mati menggantikan manusia berdosa.
  • Keadilan-Nya: Dosa tetap harus dihukum, dan Yesus menanggung hukuman itu.

Bagaimana Kita Merespons?

Bersyukur atas kasih Allah yang menyelamatkan kita.
Menghormati keadilan Allah dengan hidup dalam ketaatan.
Menjalani hidup yang mencerminkan kasih dan keadilan Allah dalam hubungan kita dengan sesama.

Doa:

"Tuhan, kami bersyukur karena Engkau adalah kasih yang tak berkesudahan dan keadilan yang sempurna. Ajarkan kami untuk hidup setia kepada-Mu dan mencerminkan karakter-Mu dalam kehidupan kami. Amin."

Share:

Tidak Semuanya Dipenuhi

Keluaran 33:12-23

Dalam hubungan kita dengan Tuhan, ada hal-hal yang kita minta yang dikabulkan, dan ada yang tidak. Bukan karena Tuhan tidak peduli, tetapi karena Ia tahu apa yang terbaik bagi kita.

Musa dan Permintaannya

Musa memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Ia mengajukan tiga permohonan:

  1. Mengenal jalan Tuhan – agar ia semakin memahami dan mengenal Tuhan lebih dalam (ayat 12-13).
  2. Penyertaan Tuhan atas Israel – agar bangsa lain melihat bahwa Israel adalah bangsa yang diberkati (ayat 15-16).
  3. Melihat kemuliaan Tuhan – Musa ingin mengalami kehadiran Tuhan secara langsung (ayat 18).

Tuhan menjawab permohonan Musa, tetapi tidak sepenuhnya:
Ia berjanji menyertai Israel dan memberi mereka ketenteraman (ayat 14, 17).
Ia tidak memperlihatkan kemuliaan-Nya secara penuh, karena manusia tidak bisa melihat Allah dan tetap hidup (ayat 20). Sebagai gantinya, Tuhan melindungi Musa dengan gunung batu dan tangan-Nya, agar ia hanya melihat sebagian kemuliaan-Nya (ayat 21-23).

Prinsip yang Sama dalam Hidup Kita

Di dalam Yesus Kristus, kita memiliki akses langsung kepada Allah. Kita bisa mengenal-Nya melalui firman dan berdoa kepada-Nya (Yoh. 14:9-14). Namun, seperti Musa, kita juga akan mengalami jawaban doa yang tidak selalu sesuai dengan harapan kita.

🔹 Mengapa Tuhan tidak selalu memenuhi semua permintaan kita?

  • Karena kasih-Nya – Ia tahu apa yang terbaik bagi kita.
  • Karena kebijaksanaan-Nya – Ada hal-hal yang belum kita pahami, tetapi Tuhan tahu waktu yang tepat.
  • Karena perlindungan-Nya – Ada hal-hal yang bisa membahayakan kita jika diberikan terlalu cepat.

Renungan:

  • Apakah kita bersyukur atas doa yang telah dijawab Tuhan, bahkan jika tidak semuanya sesuai keinginan kita?
  • Bagaimana kita merespons ketika Tuhan tidak memenuhi permintaan kita?

Doa:

"Tuhan, terima kasih karena Engkau mendengar setiap doa kami. Ajarkan kami untuk percaya bahwa kehendak-Mu selalu yang terbaik. Biarlah kami semakin mengenal-Mu dan hidup dalam penyertaan-Mu. Amin."

Share:

Pujian Ibadah 16 Februari 2025

Share:

Kebaikan TUHAN


Keluaran 33:1-11

Tuhan adalah sumber segala kebaikan. Ia menjaga, melindungi, dan menyertai kita dalam setiap langkah kehidupan. Meskipun sering kali manusia gagal menaati-Nya, Tuhan tetap menunjukkan kasih setia-Nya.

Kebaikan TUHAN kepada Umat Israel

Dalam perikop ini, meskipun umat Israel telah berdosa dengan menyembah anak lembu emas, TUHAN tetap menunjukkan kebaikan-Nya dengan:

  1. Menepati janji-Nya – TUHAN tetap akan membawa umat-Nya ke Tanah Perjanjian, sesuai dengan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat 1).
  2. Memberikan perlindungan – Ia berjanji mengutus malaikat-Nya untuk menuntun dan melindungi umat dari musuh-musuh mereka (ayat 2).
  3. Menghendaki pertobatan, bukan kebinasaan – TUHAN tidak ingin hadir di tengah-tengah umat yang masih tegar tengkuk agar mereka tidak dibinasakan oleh kekudusan-Nya (ayat 3).

Respons Umat terhadap Kebaikan TUHAN

Menyadari dosa mereka, umat Israel menunjukkan pertobatan dengan:

  • Meratap dan melepaskan perhiasan mereka sebagai tanda kesedihan dan penyesalan (ayat 4).
  • Menaati firman TUHAN dan menunjukkan komitmen baru kepada-Nya (ayat 5-6).
  • Datang menyembah TUHAN dengan rendah hati (ayat 8, 10).

Kebaikan TUHAN bagi Kita Saat Ini

Kebaikan TUHAN tidak berubah. Ia terus menunjukkan kasih-Nya dalam kehidupan kita:
✅ Ia menjamin keselamatan bagi kita melalui Yesus Kristus.
✅ Ia menyertai kita dalam perjalanan hidup, bahkan di saat sulit.
✅ Ia menghendaki pertobatan sejati dan kesetiaan dari kita.

Renungan:

  • Apakah kita sering kali meragukan kebaikan TUHAN ketika menghadapi kesulitan?
  • Bagaimana respons kita terhadap kebaikan TUHAN? Apakah kita hidup dalam pertobatan dan ketaatan?

Doa:

"Tuhan, terima kasih atas kebaikan-Mu yang tidak terbatas. Ajarkan kami untuk selalu bersyukur dan setia kepada-Mu. Tolong kami untuk hidup dalam pertobatan sejati dan mengikuti pimpinan-Mu. Amin."

Share:

Pelaku Dosa dan Hukuman

Keluaran 32:15-35

Dosa selalu memiliki konsekuensi. Setiap pelanggaran terhadap hukum Allah membawa akibat, baik bagi individu maupun komunitas. Perikop ini mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang adil, tetapi juga penuh kasih.

Musa dan Murkanya atas Dosa Umat

Ketika Musa turun dari gunung dengan membawa loh hukum, ia melihat umat Israel sedang berpesta dan menari di sekitar anak lembu emas (ayat 15-19). Dalam kemarahan, Musa:

  1. Memecahkan loh batu sebagai tanda bahwa mereka telah melanggar perjanjian dengan Allah.
  2. Menghancurkan patung anak lembu emas dan mencampurkannya ke dalam air, lalu menyuruh umat meminumnya (ayat 19-20).

Tindakan ini menunjukkan bahwa dosa harus dihapuskan sepenuhnya, dan umat harus merasakan akibat dari penyembahan berhala mereka.

Harun dan Sikapnya yang Tidak Bertanggung Jawab

Ketika Musa bertanya kepada Harun mengapa ia membiarkan umat berbuat dosa, Harun memberikan jawaban yang menghindari tanggung jawab (ayat 21-24). Ia menyalahkan umat dan bahkan berkata bahwa emas yang mereka bawa "begitu saja" menjadi anak lembu emas. Sikap ini mengajarkan bahwa dosa semakin besar jika kita tidak mau mengakuinya dan bertobat.

Hukuman atas Dosa

Musa kemudian memanggil orang-orang yang masih setia kepada Tuhan. Suku Lewi menanggapi panggilannya dan mereka diperintahkan untuk menghukum orang-orang yang tetap memberontak. Akibatnya, tiga ribu orang tewas (ayat 25-29).

Musa sebagai Pengantara

Sebagai pemimpin yang penuh kasih, Musa berdoa bagi umatnya dan bahkan menawarkan dirinya sebagai penanggung dosa mereka (ayat 30-32). Namun, Allah menegaskan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri (ayat 33-35).

Pelajaran bagi Kita

  1. Dosa selalu membawa konsekuensi, baik secara langsung maupun dalam hubungan kita dengan Allah.
  2. Menghindari tanggung jawab seperti Harun hanya memperburuk keadaan. Kita harus berani mengakui kesalahan dan bertobat.
  3. Yesus adalah pengantara sejati. Berbeda dengan Musa yang tidak bisa menanggung dosa umat, Yesus benar-benar menanggung dosa kita di kayu salib.

Renungan:

  • Apakah ada dosa dalam hidup kita yang belum kita akui di hadapan Tuhan?
  • Bagaimana kita dapat lebih bertanggung jawab atas tindakan kita?

Doa:

"Tuhan, ampuni kami jika sering kali kami mencari alasan dan tidak bertobat atas dosa kami. Ajarkan kami untuk selalu rendah hati, mengakui kesalahan, dan berbalik kepada-Mu. Terima kasih untuk pengampunan-Mu melalui Yesus Kristus. Amin."

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.